Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bilangan real memiliki sifat kelengkapan, sifat ini mengkaji tentang bilangan real
dalam sebuah himpunan. Apakah Sifat kelengkapan bilangan real memiiki batas atas, batas
bawah, supremum ataupun infimum.
Sistem bilangan rasional Q juga memiliki sifat aljabar dan sifat urutan, seperti yang
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, tetapi seperti yang kita lihat bahwa 2 tidak dapat
diwakili sebagai bilangan rasional, maka 2 tidak termuat di Q. Pengamatan ini
menunjukan bahwa perlu adanya sifat tambahan untuk bilangan real. Sifat tambahan itu
adalah sifat kelengkapan (supremum dan infimum), sifat ini merupakan sifat yang sangat
penting untuk kelengkapan bilangan R, atau kita sebut dengan complate ordered field.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah definisi dari batas atas dan batas bawah?
b. Apakah definisi dari supremim dan infimum?
c. Bagaimana sifat kelengkapan bilangan Real?
d. Bagaimana aplikasi dari sifat supremum?
e. Bagaimana fungsi dalam sifat kelengkapan bilangan Real?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi dari batas atad dan batas bawah
b. Mengetahui definisi dari supremum dan infimum
c. Menjelaskan sifat kelengkapan bilangan Real
d. Menjelaskan aplikasi dari sifat kelengkapan supremum
e. Menjelaskan fungsi dalam sifat kelengkapan bilangan Real.

1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.3 Sifat Kelengkapan R
Sejauh ini kita telah membahas tentang sifat aljabar dan sifat urutan pada sistem
bilangan real. Pada bagian ini kita akan membahas lagi tentang sifat bilangan R yang sering
disebut dengan “sifat kelengkapan”. Sistem bilangan rasional Q juga memiliki sifat aljabar
dan sifat urutan, seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, tetapi seperti yang
kita lihat bahwa 2 tidak dapat diwakili sebagai bilangan rasional, maka 2 tidak termuat
di Q. Pengamatan ini menunjukan bahwa perlu adanya sifat tambahan untuk bilangan real.
Sifat tambahan itu adalah sifat kelengkapan (Supremum), sifat ini merupakan sifat yang
sangat penting untuk kelengkapan bilangan R, atau kita sebut dengan complate ordered
field. Sifat ini merupakan sifat khusus yang memungkinkan kita untuk mendefinisikan dan
mengembangkan berbagai langkah-langkah yang merupakan batas dan akan dibahas pada
bab selanjutnya.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk menjelaskan sifat kelengkapan. Di sini kita
pilih metode yang paling efisien yaitu dengan mengasumsikan bahwa setiap himpunan tak
kosong yang merupakan subset dari R mempunyai supremum.

Suprema dan Infima


Sekarang kita akan perkenalkan tentang batas atas dan batas bawah suatu himpunan
bilangan real. Gagasan ini sangat penting untuk pembahasan selanjutnya.

2.3.1 Definisi
Misalkan S suatu himpunan tak kosong dari R.

a. Himpunan S dikatakan batas atas, jika ada bilangan 𝑢 ∈ 𝑅 seperti s ≤ u ,untuk semua
𝑠 ∈ 𝑆. Bilangan u disebut sebagai batas atas dari S.
b. Himpunan S dikatakan batas bawah, jika ada bilangan 𝑤 ∈ 𝑅 seperti w ≤ s untuk
semua 𝑠 ∈ 𝑆. Bilangan w disebut sebagai batas bawah dari S.
c. Sebuah himpunan dikatakan terbatas jika mempunyai batas atas dan batas bawah.
Dan sebuah bilangan dikatakan tidak terbatas jika tidak mempunyai batas.
Contoh:

2
S = {𝑥 ∈ 𝑅: 𝑥 < 2} merupakan batas atas, angka 2 dan sembarang yang lebih besar dari 2
merupakan batas dari S. Himpunan ini tidak mempunyai batas yang lebih rendah, jadi
himpunan ini tidak mempunyai batas bawah. Himpunan ini tidak terbatas (meskipun
memiliki batas atas).
Jika sebuah himpunan mempunyai satu batas atas, maka ini memiliki batas tak hingga.
Karena jika u adalah batas atas dari S, maka u + 1, u + 2, ... juga merupakan batas atas
dari S (hal ini juga serupa dengan batas bawah).

2.3.2 Definisi
a. Jika S terbatas diatas, maka u dikatakan sebgai supremum dari S, jika memenuhi:
1) u merupakan batas atas dari S

2) Jika v adalah batas atas yang lain dari S, maka u ≤ v

b. Jika S terbatas kebawah, maka w dikatakan infimum dari S, jika memenuhi:


1) w merupakan batas bawah dari S

2) jika t adalah batas bawah yang lain dari S, maka t ≤ w

Untuk S himpuan tak kosong bilangan R terdapat empat kemungkinan, diantaranya:

a) memiliki supremum dan infimum

b) memiliki supremum tapi tidak memiliki infimum

c) memiliki infimum tapi tidak memiliki supremum

3
d) tidak memiliki supremum dan infimum

2.3.3 Lemma

bilangan u adalah supremum dari himpunan tak kosong S di R jika dan hanya jika u memenuhi
kondisi berikut:

(1) s ≤ u untuk semua s ∈ S


(2) jika v < u, maka terdapat s’ ∈ S sehingga v < s‘

Bukti:

Misalkan u memenuhi pernyataan (1) dan (2). Hal ini menunjukkan bahwa u adalah batas dari S.
Jika ada bilangan lain kita sebut saja v dimana v < u, maka berdaarkan sifat ke (2.2.2) v bukan
batas atas dari S. Sehingga dapat disimpulkan bahwa u adalah supremum dari S

Misalkan u adalah supremum dari S. Karena u adalah batas atas dari S, sehingga pernyataan (2)
terpenuhi (berdasarkan definisi 2.1.1). jika v < u maka v bukan batas dari S. Selanjutnya terdapat
s’ ∈ S sedemikian sehinggga v < s’

2.3.4 Lemma

suatu bata atas u dari himpunan tak kosong di R merupakan supremum dari S jika dan hanya jika
untuk setiap 𝜀 > 0 terdapat S𝜀 sehingga u – 𝜀 < s𝜀

Bukti:

jika v < u untuk 𝜀 > 0 maka diambil 𝜀 = u – v. Karena memenuhi kondisi yang diberikan,
maka terdapat s𝜀 ∈ S sehingga v = u – 𝜀 < s𝜀. Oleh karena itu v bukanlah batas atas dari S.
Karena v diambil sembarang dan lebih kecil dari u, maka dapat dsumpulkan bahwa u adalh
supremum dari S.

4
Sifat Kelengkapan R

2.3.5 Setiap himpunan bilangan real tak kosong yang mempunyai batas atas mempunyai
supremum di R. Setiap himpunan bilangan real tak kosong yang mempunyai batas bawah
mempunyai infimum di R.

Bukti :

Katakan S sub himpunan tak kosong yang terbatas di bawah, maka s’ = {-s : sєS}. Dan
dikatakan S sub himpunan tak kosong yang terbatas di atas, maka s’ = {s : sєS}. Sehingga u =
sup s’. Apabila ada v sebagai batas atas lain dari s’, maka u ≤ v.

Karena u = sup s’, maka –u batas bawah dari s’.

Misalkan : u = sup S

-u = batas bawah S

w = inf S

-w = batas atas S

Sehingga diperoleh : -u ≤ w dan u ≤ -w

Jadi, dapat disimpulkan u = sup s’ dan w = inf s’

2.4 Aplikasi dari Sifat Supremum


Sekarang kita akan membahas bagaimana bekerja dengan supremum dan infimum.
Kita juga akan memberikan beberapa aplikasi penting dari konsep untuk sifat dari R. kita
mulai dengan contoh tentang illustrasi penggunaan teknik dalam penerapan sebuah ide dari
supremum dan infimum

2.4.1 Contoh

(a) Ada sebuah fakta penting tentang pengambilan supremum dan infimum dari sebuah
himpunan adalah sesuai dengan sifat aljabar di R. contohnya akan kita sajikan kesesuaian
dalam pengambilan suprema dan penjumlahan.
5
S adalah sebuah himpunan bagian tak kosong R yang terbatas di atas, dan a adalah bilangan
lain di R.

Definisikan himpunan a + S= (a + s ; s ∈ S).

kita akan membuktikan bahwa

Sup (a+S) = a + sup S

 Misalkan u=sup S, dan s≤u untuk semua s ∈ S,


sehingga a+s ≤ a+u. Kemudian a+u adalah batas atas dari a+S.
Konsekuensinya, kita mempunyai sup (a+S) ≤ a+u.
 Misalkan v adalah apapun batas atas a+S dan a+s ≤ v untuk semua s ∈ S.
Konsekuensinya s ≤ 𝑣 − 𝑎 untuk semua s ∈ S, jadi v – a adalah batas atas dari S.
lalu u=sup S ≤ v – a, kita memberikan a + u ≤ v.
sejak v adalah apapun batas atas dari a + S, kita akan mengasumsikan v sebagai sup (a +
S) untuk mendapatkan a + u ≤ sup (a + S).

Kombinasikan kedua ketidaksamaan, kita selesaikan

Sup (a + S) = a + u = a + sup S

Untuk hubungan yang mirip diantara supremum dan infimum dari himpunan dan operasi
penjumlahan dan perkalian, lihat contoh.

(b) Jika suprema dan infima dari 2 himpunan yang saling berkaitan, seringkali keperluan untuk
menyusun hasil dari 2 tahap, bekerja dengan 1 himpunan di satu waktu. Berikut contohnya .

Andaikata A dan B adalah himpunan bagian tak kosong di R yang memnuhi sifat :

a ≤ b untuk semua a ∈ A dan semua b ∈ B

kita akan membuktikan

sup A ≤ inf B

Kita berikan b ∈ B, kita mempunyai a ≤ b untuk semua a ∈ A . Dengan kata lain b


adalah batas atas dari A , jadi sup A ≤ b . Selanjutnya sejak ketidaksamaan berlaku untuk
6
semua b ∈ B, kita melihat tentang bilangan sup A adalah batas bawah untuk himpunan B.
Kemudian, kita simpulkan bahwa sup A ≤ inf B.

Fungsi

Ide dari batas atas dan batas bawah adalah penerapan pada fungsi dengan mempertimbangkan
range dari suatu fungsi. Diberikan suatu fungsi f: D→ ℝ. Kita mengatakan bahwa f merupakan
batas atas jika himpunan f (D) = {𝑓(𝑥): 𝑥 ∈ 𝐷} Adalah batas atas di ℝ, dan ada B ∈ ℝ seperti
𝑓(𝑥) ≤ 𝐵 untuk semua 𝑥 ∈ 𝐷. Demikian pula, fungsi f merupakan batas bawah jika himpunan
f(D) merupakan batas bawah. Kita mengatakan bahwa f adalah terbatas, jika terdapat batas atas
dan batas bawah. Ini sebanding dengan B ∈ ℝ seperti itu |𝑓(𝑥)| ≤ 𝐵untuk semua 𝑥 ∈ 𝐷.

Contoh berikut menggambarkan bagaimana bekerja dengan suprema dan infima dari fungsi.

2.4.2 Contoh
Misalkan f dan g adalah fungsi bernilai real dengan domain umum 𝐷 ⊆ ℝ. Kita asumsikan
bahwa f dan g terbatas.
(a) Jika 𝑓(𝑥) ⊆ 𝑔(𝑥) Untuk semua 𝑥 ∈ 𝐷, maka Sup 𝑓(𝐷) ≤ Sup 𝑔(𝐷), yang kadang-
kadang tertulis
sup 𝑓(𝐷) ≤ sup 𝑔(𝐷)
𝑥∈𝐷 𝑥∈𝐷
Pertama kita perhatikan bahwa f(x) ≤ g(x) ≤ sup g(D), yang mana menyatakan bilangan
sup g(D) adalah batas atas di f (D). Oleh sebab itu, f(D) ≤ Sup 𝑔(𝐷).

(b) Kita perhatikan bahwa f hipotesis f(x) ≤ g(x) untuk semua 𝑥 ∈ 𝐷 dibagian (a) tidak
menyatakan ada relasi diantara sup f(D) dan inf f(D).

Untuk contoh, jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 Dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 dengan 𝐷 = (𝑥: 0 ≤ 𝑥 ≤ 1), maka 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)
untuk semua 𝑥 ∈ 𝐷. Namun, kita lihat bahwa sup f(D)=1 dan inf g(D)=0 . Sejak sup g(D)=1,
kesimpulan (a) menjadi pegangan.

(c) Jika 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑦) untuk semua 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐷, maka kami dapat menyimpulkan bahwa
𝑠𝑢𝑝 𝑓(𝐷) ≤ 𝑖𝑛𝑓𝑔(𝐷), dapat ditulis:
sup 𝑓(𝑥) ≤ inf 𝑔(𝑦)
𝑥∈𝐷 𝑦∈𝐷
(cat: fungsi (b) tidak mencukupi sebagai hipotesis)

7
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bilangan real memiliki sifat kelengkapan, sifat ini mengkaji tentang bilangan real
dalam sebuah himpunan. Sifat kelengkapan bilangan real memiliki batas atas, batas
bawah, supremum dan infimum.
Supremum adalah batas atas minimum, dimana jika ada himpunan S memiliki batas
atas lebih dari satu maka supremumnya adalah batas atas terkecil dari himpunan S
tersebut. Sedangkan infimum adalah batas bawah maksimum, dimana jika ada himpunan
S memiliki batas bawah lebih dari satu maka infimumnya adalah batas bawah yang
terbesar. Dan dapat disimpulkan bahwa Supremum dan infimum bersifat tunggal.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bartle, Robert G. 2000. Introduction Real Analysis. USA : Hamilton Painting Company.

Anda mungkin juga menyukai