Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN

KEWASPADAAN UNIVERSAL
PUSKESMAS PONCO

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN


DINAS KESEHATAN DAERAH
UPTD PUSKESMAS PONCO
Jl. RAYA BOJONEGORO-JATIROGO NO.311
KECAMATAN PARENGAN KABUPATEN TUBAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwasanya telah
tersusun Panduan Kewaspadaan Universal di Puskesmas Ponco karena Panduan
ini merupakan acuan atau panduan bagi semua unit pelayanan di Puskesmas
Ponco untuk mencegah penularan infeksi.
Kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak atas
sumbangan pikirannya sehingga tersusunlah Panduan ini. Semoga panduan ini
akan bermanfaat dan Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melimpahkan hidayah-
Nya.
Penyusunan panduan ini dirasakan masih belum sempurna sehubungan
dengan adanya keterbatasan-keterbatasan. Saran dan kritik yang konstruktif
sangatlah diharapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.

Ponco, 11 Januari 2017


Kepala UPTD Puskesmas Ponco

drg. Roikan

NIP. 19770219 200312 1 002

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
A. DEFINISI..........................................................................................4
BAB II RUANG LINGKUP...............................................................................5
BAB III TATA LAKSANA.................................................................................7
A. UPAYA MENCEGAH PAJANAN DALAM LINGKUNGAN
PUSKESMAS...................................................................................7
B. UPAYA MENCEGAH PAJANAN DALAM KELUARGA...........18
C. ALAT PELINDUNG DIRI DALAM UPAYA MENCEGAH
PAJANAN.......................................................................................20
BAB IV DOKUMENTASI................................................................................21
GAMBAR 1.........................................................................................21
GAMBAR 2.........................................................................................22
GAMBAR 3.........................................................................................23
BAB IV PENUTUP...........................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Kewaspadaan universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan


oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi dan
didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi
menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan.
Pencegahan infeksi, sering diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu :
Tindakan Suci Hama Dan Pemutusan Mata Rantai Transmisi Penyakit. Dengan
demikian diharapkan masalah infeksi tidak merupakan masalah yang harus
diperhitungkan dalam pelayanan kesehatan justru harus dihindarkan daripada
diobati. Sebagai contoh adalah penyakit hepatitis B Virus, HIV / AID. Oleh sebab
itu, pencegahan infeksi kemudian mencakup pengertian yang sangat luas hingga
kemudian digunakan istilah Kewaspadaan Universal Atau Kewaspadaan Universal
/ Paripurna.Istilah ini mencakup hampir semua aspek kehidupan dan lingkungan
dalam upaya mencegah seseorang atau masyarakat terhadap penularan suatu
penyakit.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Kewaspadaan universal meliputi hal-hal sebagai berikut :

 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan
tindakan atau perawatan. Cuci tangan merupakan prosedur yang praktis dalam
menghindarkan kontaminasi silang.
 Penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan seperti misalnya
: sarung tangan, gaun pelindung, celemek, masker, kaca mata pelindung untuk
setiap kontak langsung / percikan dengan darah atau cairan tubuh lain.
 Pengelolaan dan pembuatan alat tajam dengan hati-hati.
 Pengelolaan limbah yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh dengan aman.
 Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi,
disinfeksi dan sterilisasi dengan benar.
 Pengelolaan linen yang tercemar dengan benar.
 Bekerja dengan hati – hati ( perhatikan factor keamanan). Gunakan langkah
dan teknik yang baik dan aman pada saat menggunakan alat tajam ( jarum
suntik, pisau bedah ).

Beberapa istilah yang dipergunakan dalam proses Pencegahan Infeksi :


 MIKROORGANISME
Jasad renik yang dapat menyebabkan infeksi. Yang tergolong dalam
mikroorganisme adalah bakteri,virus jamur dan parasit.
 TINDAKAN ASEPSIS
Upaya-upaya untuk menghilangkan atau mengurangi jumlah
mikroorganisme ( pada permukaan/benda/instrument ) hingga tingkat yang
aman bagi kesehatan manusia agar dapat mencegah terjadinya infeksi atau
penyakit akibat masuknya bakteri/ organism ke dalam tubuh.
 TINDAKAN ANTI SEPTIK

5
Upaya-upaya untuk mencegah terjadinya infeksi dengan jalan membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada permukaaan atau
jaringan tubuh.
 DEKONTAMINASI
Upaya-upaya untuk menghilangkan kontaminasi atau cemaran yang ada
pada instrument yang ada atau peralatan medik.

 PENCUCIAN
Proses fisik untuk menghilangkan darah, cairan tubuh atau bahan-bahan
lain yang mencemari instrument atau permukaan tubuh/kulit
 DESINFEKTAN TINGKAT TINGGI
Proses yang dilakukan untuk menghilangkan hamper semua
mikroorganisme (kecuali mikroorganisme dengan endospora)
 STERILISASI
Proses yang dilakukan untuk menghilangkan semua organisme,termasuk
mikroorganisme dengan endospora.

6
BAB III
TATA LAKSANA

A. UPAYA MENCEGAH PAJANAN DALAM LINGKUNGAN


PUSKESMAS

Metode Terbaik Metode Alternative


Sterilisasi Desinfeksi Tingkat Tinggi
Oktaf 106 KPa Oven 170°C Rebus 100°C Kimiawi
121°C
20-30 menit 60 menit 20 menit 20 menit
DINGINKAN, SIAP PAKAI ATAU SIMPAN

DEKONTAMINASI

 Proses dekontaminasi menggunakan larutan klorin 0,5 %


 Gunakan sarung tangan untuk mengumpulkan dan memasukkan instrument
ke dalam larutan
 Siapkan wadah khusus dari bahan anti karat ( plastic,email atau porselin )
dengan ukuran yang memadai bagi sejumlah peralatan
 Jumlah cairan harus cukup untuk merendam seluruh alat
 Rendam selama 10 menit
 Gunakan larutan yang baru
 Ganti larutan bila sudah digunakan berulang kali atau menjadi keruh
 Setelah semua alat direndam,bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin
tersebut,lepaskan secara terbalik,kemudian rendam dalam larutan yang sama
 Cuci tangan dengan sabun/larutan antiseptic,bilas dengan air hingga bersih

PENCUCIAN

7
 Gunakan sarung tangan tebal/rumah tangga
 Buka semua alat yang mempunyai engsel dan kunci.Lepaskan bagian yang
dapat dilepas atau dibongkar pasang.Bersihkan bagian dalam dan luar dari
sarung tangan.
 Masukkan alat dari wadah dekontaminasi kedalam wadah yang berisi air dan
sabun
 Bersihkan bagian-bagian alat yang kotor atau yang dicemari darah/cairan
tubuh/secret dengan kain kasa dan sikat halus
 Lakukan penyikatan didalam air rendaman untuk mengurangi percikan bahan-
bahan yang terlepas akibat penyikatan atau cairan pencuci
 Sikat dan seka hingga jelas tampak bersih
 Bilas dengan air mengalir agar bersih dari sisa-sisa bahan atau kotoran dan
cairan pencuci atau busa sabun
 Letakkan alat diatas kain bersih,lalu keringkan

DISINFEKSI TINGKAT TINGGI

 PANAS BASAH ( PEREBUSAN ATAU PENGUKUSAN )


 Proses dilakukan setelah dekontaminasi dan pencucian
 Gunakan wadah dari bahan logam dan mempunyai penutup
 Alat haraus terendam seluruhnya di dalam air ( rebus) atau tdk melebihi
tinggi wadah pengukusan ( kukus )
 Usahakan agar jumlah alat tdk terlalu banyak atau penuh agar pengurangan
air akibat penguapan,tdk menyebabkan sebagian alat berada diatas permukaan
air atau alat memukul diding wadah atau membuka tutup pd saat air bergolak
( rebus )
 Waktu 20 menit dihitung saat air mulai mendidih atau terbentuknya uap yang
diakibatkan oleh air yang mendidih.Tidak diperkenankan menambah air
apabila proses perebusan atau pengukusan belum selesai

8
 Setelah 20 menit, matikan api atau pemutus arus listrik, pindahkan wadah dan
atau buka tutupnya,keluarkan alat ( pakai penjepit ),dinginkan langsung
dipakai atau disimpan diwadah DTT

KIMIAWI
 Sebelunya alat harus sudah melalui proses dekontaminasi atau pencucian
 Gunakan larutan:klorin 0,1-5%(tergantung air prlarut),formaldehida
8%.glutaraldehida 2% atau sesuai dengan petunjuk.
 Sebaiknya dipergunakan larutan yang baru di campur atau masa
penggunaannya belum kadaluarsa
 Gunakan wadah yang mempunyai penutup dan terbuat dari bahan non-
korosif(plastik,kaca,email,atau aluminium)
 Proses ini digunakan untuk alat yang tidak tahan panas(plastic,lensa
optic,karet)
 Alat harus terendam dengan baik
 Waktu untuk DTT adalah 20 menit
 Setelah 20 menit,angkat alat(pakai penjepit),bilas dengan air DTT atau steril
hingga sisa larutan DTT dapat dihilangkan(karena iritatif),langsung
dipergunakan atau di simpan didalam wadah DTT

STERILISASI
OVEN/PANAS KERING
 Sebelum dilakukan proses ini,alat sudah melalui proses dekontaminasi dan
pencucian.
 Susun sedemikian rupa sehingga paparan panas mencapai seluruh permukaan
alat secara efektif
 Tutup oven,atur temperature pada 170 C
 Setelah mencapai temperature tersebut,mulai dilakukan pengaturan atau
penghitungan waktu untuk 60 menit kedepan

9
 Matikan arus listrik atau sumber pemanas setelah proses selesai,buka penutup
oven,ambil alat, ( pakai penjepit),dinginkan,langsung pakai atau simpan di
tempat steril

STERILISASI KIMIAWI

 Sebelum proses ini alat sudah melaui proses dekontaminasi dan pencucian
 Gunakan larutan glutaraldehida 2 % atau sesuai petunjuk penggunaan
 Pakai larutan yang baru di campaur atau belum kadaluarsa
 Gunakan wadah non-korosif dan mempunyai penutup
 Pastikan alat terendam secara baik
 Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisais Janis ini adalah 8-10 jam (glutaral
dehida 2%)
 Apabila alat ini ingin segera dipakai,setelah waktu tersebut tercapai,angkat
alat (pakai penjepit),hilangkan sisa larutan tersebut dengan air steril
(pembilasan) dan letakkan ditempat steril
 Alat dapat tetap disimpan dalam wadah yang berisi larutan tersebut tetapi
larutan ini harus diganti setiap 2 minggu. Apabila alat ingin digunakan ,tetap
harus dilakukan pembilasan dengan air steril
 Pembilasan ini sangat penting karena larutan yang dipergunakan dalam proses
ini bersifat iritatif terhadap mukosa dan jaringan tubuh

BARIER PROTEKTIF
Membuat barier atau halangan fisik, mekanik atau kimiawi diantara
mikroorganisme dan individu, merupakan upaya efektif untuk mencegah transmisi
penyakit. Transmisi dapat terjadi diantara:
 Satu individu dengan individu yang lain
 Alat, perlengkapan dan permukaan atau benda-benda di sekitar tempat kerja
dan manusia

10
Barier protektif dalam pencegahan infeksi, diantaranya adalah:
 Cuci tangan
 Menggunakan sarung tangan
 Penggunaan larutan antiseptic (misalnya, pengusapan larutan, antiseptic
sebelum menyuntik
 Menggunakan Pelindung ( Masker, Kacamata, apron ) untuk mencegah
terkena percikan darah atu cairan tubuh lainnya
 Dekontaminasi, cuci dan bilas, DTT atu sterilisasi
 Menggunakan kain penutup, alas bokong dan pengatur alur cairan darah atau
secret selama tindakan

CUCI TANGAN

Selain alat, petugas kesehatan atau operator, juga harus melakukan proses
pencucian, yaitu mencuci tangan. Cuci tangan dilakukan sebelum dan segera
sesudah melepas sarung tangan, atau sebelum dan sesudah prosedur pemeriksaan.
Cuci tangan dengan dengan sabun selama 15 sampai 30 detik kemudian bilas
dibawah air mengalir.
Karena mikroorganisme cepat tumbuh pada daerah lembab dan air yang tergenang
atau air tampungan maka:
 Apabila digunakan sabun batangan, pakai batangan kecil dan letakkan
ditempat yang mempunyai lobang untuk mengalirkan sisa air
 Walaupun air dalam wadah cuci tangan dicampur dengan larutan anti septik,
jangan merendam tangan berulang-ulang kedalam air tersebut
 Bila sulit mendapatkan air mengalir: gunakan air dari wadah yang
mempunyai kran atau siram dengan menggunakan gayung, gunakan alcohol
pembilas
 Keringkan tangan dengan handuk kering atau udara panas. Jangan
menggunakan handuk bersama orang atau petugas lain
 Sediakan penampung air cucian dan buang air tersebut pada tempat yang
terisolasi atau yang aman

11
SARUNG TANGAN

Gunakan sarung tangan klinis sebelum petugas kesehatan melakukan pemeriksaan

atau melakukan tindakan.

Untuk mengumpulkan dan mencuci alat, dianjurkan menggunakan sarung tangan

rumah tangga ( utility glovef )

TEKNIK TANPA SENTUH

Pada beberapa tindakan dapat terjadi invasi mikkroorganisme vatogen bersamaan

dengan tindakan tersebut. Untuk mengurangi resiko tersebut, gunakan teknik

tanpa sentuh yaitu melakukan prosedur invasive tanpa menyentuhkan alat dengan

bagian-bagian yang terkontaminasi atau kurang aman. Untuk mencegah hal

tersebut siapkan alat khusus bagi alat yang telah dipakai tetapi akan dipakai ulang.

PENGOLAHAN LIMBAH

Kelompokkan limbah ( terinfeksi atau tidak, basah atau kering, tajam atau tidak)
baru dilakukan pengolahan yang sesuai dengan insenerator, ditanam, tangkiseptic,
dsb.

Tujuan pembuangan sampah klinik adalah :


 Mencegah penyebaran infeksi ke petugas pengelola limbah / masyarakat
sekitar.
 Melindungi pengelola limbah dari cedera yang tak disengaja
 Menciptakan citra bersih lingkungan

Limbah atau sampah jangan dibiarkan terbuka karena:


 Meningkatkan resiko infeksi dan bahaya kebakaran
 Menyebarkan bau busuk

12
 Tempat serangga berkembang biak
 Menimbulkan pemandangan yang tidak sehat

PETUNJUK PENANGANAN TEMPAT SAMPAH

 Gunakan tempat tahan karat, mudah dibersihkan dan tertutup


 Letakkan tempat sampah ditempat yang mudah dijangkau
 Gunakan peralatan khusus pembawa dan tempat sampah
 Bersihkan kembali semua tempat sampah yang telah digunakan kemudian
bilas dengan disinfektan / dekontaminasi
 Pisahkan jenis sampah menurut :
 Sampah yang dapat dibakar misalnya: kertas, karton, dan sampah
terkontaminasi seperti kasa dan pembalut bekas pakai
 Sampah yang tidak dapat dibakar misalnya: kaca, logam, dan plastik tahan
api
 Pakai sarung tangan tebal
 Cuci tangan setelah menangani sampah

CARA MEMBUANG BENDA TAJAM


Jarum, pisau cukur dan pisu bedah harus dibuang dengan cara sebagai berikut:
 Gunakan sarung tangan rumah tangga yang tebal
 Buang barang tajam tadi ke dalam wadah yang tahan tusukan. Seperti kotak
karton tebal, kaleng yang tertutup atau botol plastic yang tebal
 Ingat letakkan wdah-wadah ini ketempat yang dekat dengan tempat
pembuangan
 Ingat cegah terjadinya tusuka jarum yang tidak disengaja, jangan
membengkokkan atau mematahka jarum sebelum dibuang. Jarum tidak perlu
ditutup secara rutin, tapi bila perlu gunakan metode menutup jarum dengan
satu tangan (letakkan penutup jarum pada meja, pegang tabung alat suntik
gunakan jarumnya untuk mengait penutup jarum)

13
 Bila wadah sampah barang tajam telah terisi ¾ penuh, maka tutplah, sumbat
atau beri pita perekat yang rapat
 Buang wadah tersub bila telah ¾ penuh dengan menguburkannya
 Cuci tangan setelah menangani benda tajam tersebut dan lakukan
dekontaminasi

CARA MEMBUANG LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI (DARAH,


FESES, URINE DAN CAIRAN TUBUH LAINNYA)

 Gunakan sarung tangan tebal


 Hati-hati waktu mnuangkan limbah cair kedalam saluran pembuangan atau
jamban / toilet bilas, hindari percikan limbah
 Cuci jamban dan bak secara hati-hati dan siram dengan air sampai bersih
 Dekontaminasi tempat limbah dengan larutan klorin 0,5%, rendam selama 10
menit sebelum dicuci
 Cuci tangan sesudah menangani sampah cair dan lakukan dekontaminasi dan
cuti sarung tangan

CARA MEMBUANG LIMBAH PADAT

 Gunakan sarung tangan tebal


 Buang limbah padat kedalam wadah yang dapat dicuci, tahan karat, dan
bertutup
 Kumpulkan tempat limbah ditempat yang di tentukan. Sampah yang akan
dibakar dibawa ke insenerator, yang tidak dibakar ditanam
 Dekontaminasi tempat limbah dengan klorin 0,5% selama 10 menit
 Bakar atau kubur segera limbah sebelum berserakan ke lingkungan sekitar

14
CARA MEMBUANG WADAH BEKAS BAHAN KIMIA

 Cuci hingga bersih wadah dari kaca dengan air, deterjen, dibilas dan dipakai
kembali
 Untuk wadah dari plastic yang berisi bahan toksik cuci 3x dengan air
kemudian ditimbun karena tidak boleh digunakan lagi untuk keperluan lain

PENGELOLAAN DAN PEMBUANGAN ALAT TAJAM DENGAN HATI-HATI


DAN AMAN

Penyebab utama penularan HIV adalah melalui kecelakaan kerja misalnya


tertusuk jarum atau alat tajam yang tercemar. Perlukaan alat tajam yang
mengakibatkan terjadinya penularan HIV, biasanya oleh karena tusukan dalam
dari jarum yang berulang. Tusukan seperti tersebut sering kali terjadi pada saat
menutupkan kembali jarum tersebut, dicuci, dibuang secara tidak benar.
Meskipun selalu dianjurkan sedapat mungkin untuk tidak menutup jarum
bekas pakai, namun kadang-kadang diperlukan. Dalam keadaan tersebut maka
dianjurkan untuk menutup jarum dengan cara ungkitan satu tangan. Caranya,
letakkan tutup jarum di atas permukaan yang keras dan rata, dan jauhkan tangan
darinya. Pegang semprit dengan satu tangan, gunakan ujung jarum untuk
mengungkit tutupnya. Setelah seluruh jarum tertutup baru pakai satu tangan yang
lain untuk mengencangkan tutupnya.
Wadah tahan tusukan harus tersedia untuk menempatkan jarum atau alat
tajam bekas yang akan dibuang. Banyak benda yang dapat digunakan sebagai
wadah tersebut, seperti misalnya kaleng tertutup, botol plastik yang tebal, kotak
karton yang tebal. Semua benda tersebut dapat dibakar dalam insinerator, atau
sebagai alat untuk membuang ke insinerator. Bila wadah sudah terisi ¾ bagian
harus segera dibuang, dan jangan lupa untuk mengenakan sarung tangan rumah
tangga yang tebal saat mengosongkan atau membawa benda-benda tajam tersebut.
Bila tidak dapat membakar wadah alat tajam tersebut maka dapat dikubur dalam
lubang yang cukup dalam. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan tingkatkan

15
kehati-hatian pada saat menggunakannya seperti misalnya mengenakan sarung
tangan, gunakan penerangan yang cukup ketika melakukan tindakan pada pasien,
letakkan wadah pembuangan alat tajam di dekat tempat penggunaannya, jangan
pernah membuang alat tajam ke tempat sampah biasa dan jauhkan alat tajam dari
jangkauan anak-anak.

PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN BEKAS PAKAI

Pencucian dengan sabun dan air setelah sebelumnya direndam dengan larutan
klorin 0,5% selama 10 menit dapat mengurangi sejumlah besar mikroorganisme
yang ada dalam jumlah besar. Semua alat tersebut harus dilepas dan dipisahkan
sebelum melakukan pembersihan. Sarung tangan, gaun, celemek dan pelindung
wajah harus dikenakan bila diperkirakan akan terjadi percikan pada saat
pembersihan alat.

Tabel di bawah ini dapat membantu memilih macam cara dekontamiansi yang
akan dilakukan.

Pengelolaan Alat Kesehatan Menurut Kriteria Spaulding

Jenis Penggunaan Alat Cara Pengelolaan Tujuan


Tingkat Risiko
Risiko Rendah Alat yang digunakan Cuci bersih dengan air Membutuhkan
pada kulit utuh tanpa dan deterjen sebagian besar
menembus mikroorganisme
Risiko Sedang Alat yang digunakan Disinfeksi tingkat Membunuh semua
pada mukosa/kulit tinggi dengan merebus mikroorganisme
yang tidak utuh atau kimiawi atau kecuali beberapa
sterilisasi spora
Risiko Tinggi Alat yang digunakan Sterilisasi atau Membunuh semua
dengan menembus menggunakan alat mikroorganisme
kulit atau rongga tubuh sekali pakai termasuk spora

16
a. Sterilisasi Dan Disinfeksi

Semua bentuk dan cara sterilisasi dapat membunuh HIV. Cara sterilisasi yang
dikomendasikan adalah sterilisasi uap bertekanan (otoklaf atau pressure cooker),
atau panas kering seperti oven. Disinfeksi biasanya mampu menginaktifasi HIV.
Dua cara disinfeksi yang sering dipakai adalah : perebusan dan disinfeksi
kimiawi. Pada perebusan alat harus dibersihkan dahulu dan direbus dengan air
mendidih selama 20 menit di daerah ketinggian sejajar dengan ketinggian air laut,
dan semakin tinggi semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk merebus.
Disinfeksi kimiawi tidak sebaik sterilisasi atau perebusan. Namun disinfeksi
kimiawi dapat dipakai pada alat-alat yang tidak tahan panas, atau bila cara lain
tidak dimungkinkan. Peralatan harus dilepas atau diurai satu sama lain,
dibersihkan dan ditiriskan dengan sebaik-baiknya. Bahan kimi ayang mampu
membunuh HIV diantaranya adalah bahan mengandung klorin (seperti yang
terdapat pada bahan pemutih), glutaraldehid 2%, dan etil atau isopropil alkohol
70%.

b. Pencucian Dan Pembersihan

Air panas dan deterjen dipakai sebagai bahan pembersih sehari-hari untuk
lantai, tempat tidur, toilet, dinding, dan alas laci atau meja dari karet. Tumpahan
atau percikan darah atau cairan tubuh dibersihkan dengan bahan yang menyerap
yang kemudian dibuang ke dalam kantong sampah medis yang kedap air dan
akhirnya dibakar di insinerator atau dikubur dalam lubang yang cukup dalam dan
mutlak harus mengenakan sarung tangan. Di daerah tumpahan tersebut
didisinfeksi dengan larutan klorin, kemudian dibilas dengan air dan sabun hingga
bersih.
Linen tercemar harus dikelola sedemikian rupa dengan sedikit mungkin
kontak dengan tangan. Segera masukkan ke dalam kantong kedap air di tempat dia
digunakan tanpa harus dipilah di tempat pelayanan pasien. Sedapat mungkin linen
yang tercemar berat dengan darah atau cairan tubuh harus dimasukkan ke dalam

17
kantong kedap air, bila tidak tersedia kantong kedap air maka linen dilipat dengan
bagian tercemar berada di bagian sebelah dalam dan kenakan sarung tangan.

c. Pembuangan Limbah Tercemar Darah

Semua limbah padat yang tercemar darah, cairan tubuh, spesimen


laboratorium, jaringan tubuh harus ditempatkan dalam kantong yang kedap air
dan tidak bocor, kemudian dibakar atau dikubur dengan kedalaman ± 2 m dan
sedikit berjarak ± 10 m dari sumber air.
Limbah cair harus dibuang melalui sistem pengolahan limbah cair atau
dibuang ke dalam kakus.

d. Pengelolaan Jenazah

Dalam merawat jenazah, kewaspadaan universal harus diterapkan tanpa


melihat status infeksi seseorang, dengan memperhatikan budaya dan agama yang
dianut keluarga, guna mencegah penularan lebih lanjut kepada yang
menanganinya.
Kewaspadaan universal diterapkan pada semua jenazah, sejak dari ruang
rawat, pemindahan ke ruang jenazah, saat memandikan jenazah baik di sarana
kesehatan maupun di rumah, dan seterusnya. Kegiatan ini meliputi cuci tangan,
pemakaian alat pelindung yang sesuai, penampungan dan pembuangan limbah,
pengelolaan alat kesehatan/alat tajam bekas pakai, linen tercemar dan sebagainya.
Agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan perlu komunikasi,
informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai hal-hal tersebut.

B. UPAYA MENCEGAH PAJANAN DALAM KELUARGA

a. Keluarga perlu memahami bahwa semua cairan tubuh seperti darah,


muntahan, urine, feses, air ludah/sputum) dapat menularkan bibit
penyakit melalui kulit yang terluka atau selaput mukosa.

18
b. Cara membersihkan alat yang tercemar cairan tubuh
- Pakai sarung tangan/alat pelindung
- Alat yang tercemar direndam dengan larutan klorin 0,5% selama 10
menit, kemudian dibilas dengan air mengalir.
c. Cara mencuci pakaian dan linen
- Gunakan sarung tangan/alat pelindung
- Rendam pakaian / linen yang tercemar dngan larutan klorin -,5%
selama 10 menit, bilas kemudian rendam dengan deterjen selama 30
menit lalu cuci sampai biasa.
d. Cara mencuci alat makan/minum
- Piring dan gelas bekas dicuci seperti biasa, bila perlu disiram dengan
air panas.
e. Penatalaksanaan sampah
- Gunakan tempat sampah yang tahan pecah, tahan tusukan dan
tertutup, lapisi dengan kantong plastik.
- Isi kantong hanya sampai ¾ bagian, ikat lalu buang ke tempat
sampah atau dibakar.
- Sampah yang tercemar dengan cairan tubuh sebaiknya dibakar
f. Penatalaksanaan alat tajam
- Tempatkan alat tajam bekas pakai ke dalam wadah yang tahan
tusukan, tahan pecah dan tertutup, misalnya kardus, botol/jerigen
plastik.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak
- Bila sudah terisi ¾ bagian dikubur atau dibakar.
g. Penatalaksanaan cairan dan jaringan tubuh
- Gunakan sarung tangan
- Cairan tubuh dapat langsung dibuang ke toilet setelah diberi larutan
klorin 0,5% dan disiram.
- Bila cairan tertumpah, serap dengan kertas yang mudah menyerap
(kertas dibuang ke dalam kantog sampah), bekas disiram dengan
larutan klorin 05%, biarkan selama 10 menit lalu bersihkan seperti

19
biasa. Semua cairan tubuh dan jaringan tubuh termasuk plasenta
harus dianggap infeksius.
h. Penatalaksanaan limbah :
- Limbah cair dialirkan seperti limbah rumah tangga biasa hanya
dijaga agar aliran lancer

C. ALAT PELINDUNG DIRI DALAM UPAYA MENCEGAH PAJANAN

Alat Pelindung yang diperlukan


Cuci Sarung Masker Kaca Topi Celemek Gaun Sepatu
Tangan Tangan Mata Pelindung
Pemeriksaan Fisik + - - - - - - -
Kulit Utuh
Pemeriksaan Fisik + + - - - - - -
Kulit Luka
Mengambil Sampel + + - - - - - -
Darah
Menyuntik + + - - - - - -
Intravena
Membersihkan + + - - - - - -
Luka/ Venaseksi
Operasi Kecil + + + + + - + -
Kateterisasi Urine + + - - - - - -
Pemeriksaan Pelvis + + - - - - - -
(Vaginal Toucher)
Membantu + + + + + + + +
Melahirkan
Memandikan Bayi + + - - - - - -
Pemeriksaan mulut + + - - - - - -
Cabut + + + + +/- - +/- +/-
Gigi/Preparasi
Cavitas
Prosedur Lab + + + +/- +/- - +/- +/-
Membersihkan + + - - - +/- - +/-
Ruang
Mencuci Piring + + - - - +/- - -
Mencuci Pakaian + + +/- +/- +/- + +/- +

20
BAB IV
DOKUMENTASI

GAMBAR 1. LANGKAH CUCI TANGAN

21
GAMBAR 2. APD

Gambar 3.

GAMBAR 3. AUTOCLAVE

22
BAB IV
PENUTUP

Panduan Kewaspadaan Universal Pasien di Puskesmas Ponco bertujuan


agar semua unit pelayanan dapat memiliki acuan untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap penularan infeksi pada kontak pertama, yang hasilnya
adalah meningkatkan mutu pelayanan pasien dan efisiensi penggunaan sumber
daya yang tersedia di Puskesmas Ponco.

23

Anda mungkin juga menyukai