KEWASPADAAN UNIVERSAL
PUSKESMAS PONCO
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwasanya telah
tersusun Panduan Kewaspadaan Universal di Puskesmas Ponco karena Panduan
ini merupakan acuan atau panduan bagi semua unit pelayanan di Puskesmas
Ponco untuk mencegah penularan infeksi.
Kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak atas
sumbangan pikirannya sehingga tersusunlah Panduan ini. Semoga panduan ini
akan bermanfaat dan Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melimpahkan hidayah-
Nya.
Penyusunan panduan ini dirasakan masih belum sempurna sehubungan
dengan adanya keterbatasan-keterbatasan. Saran dan kritik yang konstruktif
sangatlah diharapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.
drg. Roikan
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
A. DEFINISI..........................................................................................4
BAB II RUANG LINGKUP...............................................................................5
BAB III TATA LAKSANA.................................................................................7
A. UPAYA MENCEGAH PAJANAN DALAM LINGKUNGAN
PUSKESMAS...................................................................................7
B. UPAYA MENCEGAH PAJANAN DALAM KELUARGA...........18
C. ALAT PELINDUNG DIRI DALAM UPAYA MENCEGAH
PAJANAN.......................................................................................20
BAB IV DOKUMENTASI................................................................................21
GAMBAR 1.........................................................................................21
GAMBAR 2.........................................................................................22
GAMBAR 3.........................................................................................23
BAB IV PENUTUP...........................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan
tindakan atau perawatan. Cuci tangan merupakan prosedur yang praktis dalam
menghindarkan kontaminasi silang.
Penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan seperti misalnya
: sarung tangan, gaun pelindung, celemek, masker, kaca mata pelindung untuk
setiap kontak langsung / percikan dengan darah atau cairan tubuh lain.
Pengelolaan dan pembuatan alat tajam dengan hati-hati.
Pengelolaan limbah yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh dengan aman.
Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi,
disinfeksi dan sterilisasi dengan benar.
Pengelolaan linen yang tercemar dengan benar.
Bekerja dengan hati – hati ( perhatikan factor keamanan). Gunakan langkah
dan teknik yang baik dan aman pada saat menggunakan alat tajam ( jarum
suntik, pisau bedah ).
5
Upaya-upaya untuk mencegah terjadinya infeksi dengan jalan membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada permukaaan atau
jaringan tubuh.
DEKONTAMINASI
Upaya-upaya untuk menghilangkan kontaminasi atau cemaran yang ada
pada instrument yang ada atau peralatan medik.
PENCUCIAN
Proses fisik untuk menghilangkan darah, cairan tubuh atau bahan-bahan
lain yang mencemari instrument atau permukaan tubuh/kulit
DESINFEKTAN TINGKAT TINGGI
Proses yang dilakukan untuk menghilangkan hamper semua
mikroorganisme (kecuali mikroorganisme dengan endospora)
STERILISASI
Proses yang dilakukan untuk menghilangkan semua organisme,termasuk
mikroorganisme dengan endospora.
6
BAB III
TATA LAKSANA
DEKONTAMINASI
PENCUCIAN
7
Gunakan sarung tangan tebal/rumah tangga
Buka semua alat yang mempunyai engsel dan kunci.Lepaskan bagian yang
dapat dilepas atau dibongkar pasang.Bersihkan bagian dalam dan luar dari
sarung tangan.
Masukkan alat dari wadah dekontaminasi kedalam wadah yang berisi air dan
sabun
Bersihkan bagian-bagian alat yang kotor atau yang dicemari darah/cairan
tubuh/secret dengan kain kasa dan sikat halus
Lakukan penyikatan didalam air rendaman untuk mengurangi percikan bahan-
bahan yang terlepas akibat penyikatan atau cairan pencuci
Sikat dan seka hingga jelas tampak bersih
Bilas dengan air mengalir agar bersih dari sisa-sisa bahan atau kotoran dan
cairan pencuci atau busa sabun
Letakkan alat diatas kain bersih,lalu keringkan
8
Setelah 20 menit, matikan api atau pemutus arus listrik, pindahkan wadah dan
atau buka tutupnya,keluarkan alat ( pakai penjepit ),dinginkan langsung
dipakai atau disimpan diwadah DTT
KIMIAWI
Sebelunya alat harus sudah melalui proses dekontaminasi atau pencucian
Gunakan larutan:klorin 0,1-5%(tergantung air prlarut),formaldehida
8%.glutaraldehida 2% atau sesuai dengan petunjuk.
Sebaiknya dipergunakan larutan yang baru di campur atau masa
penggunaannya belum kadaluarsa
Gunakan wadah yang mempunyai penutup dan terbuat dari bahan non-
korosif(plastik,kaca,email,atau aluminium)
Proses ini digunakan untuk alat yang tidak tahan panas(plastic,lensa
optic,karet)
Alat harus terendam dengan baik
Waktu untuk DTT adalah 20 menit
Setelah 20 menit,angkat alat(pakai penjepit),bilas dengan air DTT atau steril
hingga sisa larutan DTT dapat dihilangkan(karena iritatif),langsung
dipergunakan atau di simpan didalam wadah DTT
STERILISASI
OVEN/PANAS KERING
Sebelum dilakukan proses ini,alat sudah melalui proses dekontaminasi dan
pencucian.
Susun sedemikian rupa sehingga paparan panas mencapai seluruh permukaan
alat secara efektif
Tutup oven,atur temperature pada 170 C
Setelah mencapai temperature tersebut,mulai dilakukan pengaturan atau
penghitungan waktu untuk 60 menit kedepan
9
Matikan arus listrik atau sumber pemanas setelah proses selesai,buka penutup
oven,ambil alat, ( pakai penjepit),dinginkan,langsung pakai atau simpan di
tempat steril
STERILISASI KIMIAWI
Sebelum proses ini alat sudah melaui proses dekontaminasi dan pencucian
Gunakan larutan glutaraldehida 2 % atau sesuai petunjuk penggunaan
Pakai larutan yang baru di campaur atau belum kadaluarsa
Gunakan wadah non-korosif dan mempunyai penutup
Pastikan alat terendam secara baik
Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisais Janis ini adalah 8-10 jam (glutaral
dehida 2%)
Apabila alat ini ingin segera dipakai,setelah waktu tersebut tercapai,angkat
alat (pakai penjepit),hilangkan sisa larutan tersebut dengan air steril
(pembilasan) dan letakkan ditempat steril
Alat dapat tetap disimpan dalam wadah yang berisi larutan tersebut tetapi
larutan ini harus diganti setiap 2 minggu. Apabila alat ingin digunakan ,tetap
harus dilakukan pembilasan dengan air steril
Pembilasan ini sangat penting karena larutan yang dipergunakan dalam proses
ini bersifat iritatif terhadap mukosa dan jaringan tubuh
BARIER PROTEKTIF
Membuat barier atau halangan fisik, mekanik atau kimiawi diantara
mikroorganisme dan individu, merupakan upaya efektif untuk mencegah transmisi
penyakit. Transmisi dapat terjadi diantara:
Satu individu dengan individu yang lain
Alat, perlengkapan dan permukaan atau benda-benda di sekitar tempat kerja
dan manusia
10
Barier protektif dalam pencegahan infeksi, diantaranya adalah:
Cuci tangan
Menggunakan sarung tangan
Penggunaan larutan antiseptic (misalnya, pengusapan larutan, antiseptic
sebelum menyuntik
Menggunakan Pelindung ( Masker, Kacamata, apron ) untuk mencegah
terkena percikan darah atu cairan tubuh lainnya
Dekontaminasi, cuci dan bilas, DTT atu sterilisasi
Menggunakan kain penutup, alas bokong dan pengatur alur cairan darah atau
secret selama tindakan
CUCI TANGAN
Selain alat, petugas kesehatan atau operator, juga harus melakukan proses
pencucian, yaitu mencuci tangan. Cuci tangan dilakukan sebelum dan segera
sesudah melepas sarung tangan, atau sebelum dan sesudah prosedur pemeriksaan.
Cuci tangan dengan dengan sabun selama 15 sampai 30 detik kemudian bilas
dibawah air mengalir.
Karena mikroorganisme cepat tumbuh pada daerah lembab dan air yang tergenang
atau air tampungan maka:
Apabila digunakan sabun batangan, pakai batangan kecil dan letakkan
ditempat yang mempunyai lobang untuk mengalirkan sisa air
Walaupun air dalam wadah cuci tangan dicampur dengan larutan anti septik,
jangan merendam tangan berulang-ulang kedalam air tersebut
Bila sulit mendapatkan air mengalir: gunakan air dari wadah yang
mempunyai kran atau siram dengan menggunakan gayung, gunakan alcohol
pembilas
Keringkan tangan dengan handuk kering atau udara panas. Jangan
menggunakan handuk bersama orang atau petugas lain
Sediakan penampung air cucian dan buang air tersebut pada tempat yang
terisolasi atau yang aman
11
SARUNG TANGAN
tanpa sentuh yaitu melakukan prosedur invasive tanpa menyentuhkan alat dengan
tersebut siapkan alat khusus bagi alat yang telah dipakai tetapi akan dipakai ulang.
PENGOLAHAN LIMBAH
Kelompokkan limbah ( terinfeksi atau tidak, basah atau kering, tajam atau tidak)
baru dilakukan pengolahan yang sesuai dengan insenerator, ditanam, tangkiseptic,
dsb.
12
Tempat serangga berkembang biak
Menimbulkan pemandangan yang tidak sehat
13
Bila wadah sampah barang tajam telah terisi ¾ penuh, maka tutplah, sumbat
atau beri pita perekat yang rapat
Buang wadah tersub bila telah ¾ penuh dengan menguburkannya
Cuci tangan setelah menangani benda tajam tersebut dan lakukan
dekontaminasi
14
CARA MEMBUANG WADAH BEKAS BAHAN KIMIA
Cuci hingga bersih wadah dari kaca dengan air, deterjen, dibilas dan dipakai
kembali
Untuk wadah dari plastic yang berisi bahan toksik cuci 3x dengan air
kemudian ditimbun karena tidak boleh digunakan lagi untuk keperluan lain
15
kehati-hatian pada saat menggunakannya seperti misalnya mengenakan sarung
tangan, gunakan penerangan yang cukup ketika melakukan tindakan pada pasien,
letakkan wadah pembuangan alat tajam di dekat tempat penggunaannya, jangan
pernah membuang alat tajam ke tempat sampah biasa dan jauhkan alat tajam dari
jangkauan anak-anak.
Pencucian dengan sabun dan air setelah sebelumnya direndam dengan larutan
klorin 0,5% selama 10 menit dapat mengurangi sejumlah besar mikroorganisme
yang ada dalam jumlah besar. Semua alat tersebut harus dilepas dan dipisahkan
sebelum melakukan pembersihan. Sarung tangan, gaun, celemek dan pelindung
wajah harus dikenakan bila diperkirakan akan terjadi percikan pada saat
pembersihan alat.
Tabel di bawah ini dapat membantu memilih macam cara dekontamiansi yang
akan dilakukan.
16
a. Sterilisasi Dan Disinfeksi
Semua bentuk dan cara sterilisasi dapat membunuh HIV. Cara sterilisasi yang
dikomendasikan adalah sterilisasi uap bertekanan (otoklaf atau pressure cooker),
atau panas kering seperti oven. Disinfeksi biasanya mampu menginaktifasi HIV.
Dua cara disinfeksi yang sering dipakai adalah : perebusan dan disinfeksi
kimiawi. Pada perebusan alat harus dibersihkan dahulu dan direbus dengan air
mendidih selama 20 menit di daerah ketinggian sejajar dengan ketinggian air laut,
dan semakin tinggi semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk merebus.
Disinfeksi kimiawi tidak sebaik sterilisasi atau perebusan. Namun disinfeksi
kimiawi dapat dipakai pada alat-alat yang tidak tahan panas, atau bila cara lain
tidak dimungkinkan. Peralatan harus dilepas atau diurai satu sama lain,
dibersihkan dan ditiriskan dengan sebaik-baiknya. Bahan kimi ayang mampu
membunuh HIV diantaranya adalah bahan mengandung klorin (seperti yang
terdapat pada bahan pemutih), glutaraldehid 2%, dan etil atau isopropil alkohol
70%.
Air panas dan deterjen dipakai sebagai bahan pembersih sehari-hari untuk
lantai, tempat tidur, toilet, dinding, dan alas laci atau meja dari karet. Tumpahan
atau percikan darah atau cairan tubuh dibersihkan dengan bahan yang menyerap
yang kemudian dibuang ke dalam kantong sampah medis yang kedap air dan
akhirnya dibakar di insinerator atau dikubur dalam lubang yang cukup dalam dan
mutlak harus mengenakan sarung tangan. Di daerah tumpahan tersebut
didisinfeksi dengan larutan klorin, kemudian dibilas dengan air dan sabun hingga
bersih.
Linen tercemar harus dikelola sedemikian rupa dengan sedikit mungkin
kontak dengan tangan. Segera masukkan ke dalam kantong kedap air di tempat dia
digunakan tanpa harus dipilah di tempat pelayanan pasien. Sedapat mungkin linen
yang tercemar berat dengan darah atau cairan tubuh harus dimasukkan ke dalam
17
kantong kedap air, bila tidak tersedia kantong kedap air maka linen dilipat dengan
bagian tercemar berada di bagian sebelah dalam dan kenakan sarung tangan.
d. Pengelolaan Jenazah
18
b. Cara membersihkan alat yang tercemar cairan tubuh
- Pakai sarung tangan/alat pelindung
- Alat yang tercemar direndam dengan larutan klorin 0,5% selama 10
menit, kemudian dibilas dengan air mengalir.
c. Cara mencuci pakaian dan linen
- Gunakan sarung tangan/alat pelindung
- Rendam pakaian / linen yang tercemar dngan larutan klorin -,5%
selama 10 menit, bilas kemudian rendam dengan deterjen selama 30
menit lalu cuci sampai biasa.
d. Cara mencuci alat makan/minum
- Piring dan gelas bekas dicuci seperti biasa, bila perlu disiram dengan
air panas.
e. Penatalaksanaan sampah
- Gunakan tempat sampah yang tahan pecah, tahan tusukan dan
tertutup, lapisi dengan kantong plastik.
- Isi kantong hanya sampai ¾ bagian, ikat lalu buang ke tempat
sampah atau dibakar.
- Sampah yang tercemar dengan cairan tubuh sebaiknya dibakar
f. Penatalaksanaan alat tajam
- Tempatkan alat tajam bekas pakai ke dalam wadah yang tahan
tusukan, tahan pecah dan tertutup, misalnya kardus, botol/jerigen
plastik.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak
- Bila sudah terisi ¾ bagian dikubur atau dibakar.
g. Penatalaksanaan cairan dan jaringan tubuh
- Gunakan sarung tangan
- Cairan tubuh dapat langsung dibuang ke toilet setelah diberi larutan
klorin 0,5% dan disiram.
- Bila cairan tertumpah, serap dengan kertas yang mudah menyerap
(kertas dibuang ke dalam kantog sampah), bekas disiram dengan
larutan klorin 05%, biarkan selama 10 menit lalu bersihkan seperti
19
biasa. Semua cairan tubuh dan jaringan tubuh termasuk plasenta
harus dianggap infeksius.
h. Penatalaksanaan limbah :
- Limbah cair dialirkan seperti limbah rumah tangga biasa hanya
dijaga agar aliran lancer
20
BAB IV
DOKUMENTASI
21
GAMBAR 2. APD
Gambar 3.
GAMBAR 3. AUTOCLAVE
22
BAB IV
PENUTUP
23