Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS DATA PRESSURE TEMPERATURE SPINNER UNTUK PENENTUAN

POTENSI SUMUR PANASBUMI “RB-1” LAPANGAN KERINCI

Herianto, PhD
Email: herianto_upn_ina@yahoo.com
Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral,
UPN “Veteran” Yogyakarta

Abstrak

Lapangan panasbumi Kerinci terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, yang dioperasikan oleh
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan rencana pembangkit 1x55 MW. Terdapat sumur
produksi “RB-1” dengan rata-rata tekanan 137 bar, dan temperatur 270°C, perlu dilakukan pengujian
sumur, agar dapat menghitung potensi yang dapat dihasilkan, serta untuk memonitor tekanan dan
temperaturnya. Penentuan potensi dan upaya untuk memonitor tekanan dan temperature dari sumur
produksi “RB-1” adalah dengan melakukan kegiatan pengujian sumur dengan tujuan diatas. Metode
pengujian sumur yang dilakukan adalah dengan uji PTS atau Pressure, Temperature, Spinner. Uji PTS
dilakukan untuk penentuan laju alir sumur tiap kedalaman dengan adanya spinner, dan dapat mengukur
tekanan dan temperature setiap kedalamannya juga. Parameter yang didapatkan dari uji PTS adalah
pressure, temperature, dan spinner rotation yang nantinya dapat dikonversikan ke fluid velocity. Data
tersebut kemudian dianalisa menggunakan perhitungan, dan dapat didapatkan massrate atau laju alir
massanya. Setelah didapatkan parameter diatas, selanjutnya adalah dengan dilakukan simulasi sumur
menggunakan software WellSim, dengan tujuan untuk mengetahui kehilangan tekanan dan temperatur,
agar mendapatkan tekanan kepala sumur (WHP) yang optimum. Data tersebut kemudian dapat dicari
potensi listriknya (MWe).

Kata Kunci: spinner, feedzone, potensi, Kerinci.

I. Pendahuluan reservoirnya, baik tekanan, temperature,


Sumur “RB-1” merupakan sumur dan laju alir massanya. Pengujian Sumur
produksi pada Lapangan Kerinci, yang yang dilakukan adalah dengan uji PTS,
terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi atau Pressure Temperature Spinner.
Jambi. Lapangan Kerinci sendiri memiliki Berdasarkan parameter – parameter yang
desain topografi cukup tinggi, yaitu didapatkan dari data uji PTS, kemudian
dengan 1250 – 1700 masl, dengan struktur dapat dianalisis untuk penentuan letak
geologi NE – SW dan NW – SE. feedzone, dan laju alirnya. Simulasi
Berdasarkan Analisa geokimia dari sumuran dengan bantuan software
manifestasi, Lapangan Kerinci memiliki WellSim, untuk penentuan output curve
temperatur reservoir menunjukkan kisaran dan penentuan tekanan kepala sumur
250 – 280°C. Sumur “RB-1” perlu untuk (WHP) yang optimum, kemudian dapat
diketahui letak feedzonenya, dimonitor dihitung potensi listrik yang dapat dihasil
tekanan temperaturnya, serta perlu oleh sumur “RB-1”.
diketahui berapa potensi listrik yang dapat
II. Metodologi
dihasilkan, untuk mengejar target dari Metodologi yang digunakan dalam
Lapangan Kerinci, yaitu 1x55 MW. Untuk penulisan penilitian ini adalah dimulai dari
mencapai tujuan diatas, perlu dilakukan persiapan data-data primer, yaitu data
pengujian sumur pada Sumur “RB-1”, tekanan, temperatur, dan data putaran
sehingga dapat mengontrol keadaan
spinner, yang didapatkan dari PTS Survey. parameter reservoir pada zona produksi
Kemudian persiapan data-data sekunder, serta potensinya.
yaitu data tekanan, dan temperatur saat
 Pressure Temperature Spinner
keadaan heating up, yang didapatkan pada
saat PT Survey, data ukuran, kedalaman, Pressure Temperature Spinner
dan diameter casing, serta ukuran, (PTS) merupakan alat survey tekanan dan
kedalaman, dan diameter liner, dan steam temperature yang diparalelkan dengan
table dengan tujuan mendapatkan densitas, spinner, yang dimana spinner itu sendiri
dan entalpi di permukaan. Setelah mengidentifikasikan secara langsung laju
persiapan data, dilanjutkan dengan alir di sepanjang lubang bor. Data-data
mengolah data putaran spinner menjadi yang direkam di dalam lubang yaitu
kecepatan fluida, dilanjutkan dengan tekanan, temperature dan cable speed baik
mengoreksi data kecepatan fluida menjadi saat produksi maupun injeksi serta
data laju alir massa. Setelah laju alir massa kecepatan impeller.
didapatkan dapat melakukan identifikasi Survey PTS merupakan salah satu
lokasi feedzone pada sumur. Selanjutnya dari sekian banyak aktivitas pengawasan
melakukan simulasi bawah permukaan sumur yang rutin dilakukan pada sumur
pada sumur, yaitu dengan melihat panas bumi yang secara garis besar
perubahan tekanan dan temperatur di memiliki tujuan untuk mendeskripsikan
feedzone sampai di permukaan, sehingga aliran di sepanjang lubang sumur. Pada
dapat ditentukan tekanan dan temperatur prinsipnya banyak informasi berharga
di permukaan, beserta entalpi di yang dapat diperoleh baik yang bersifat
permukaan. Setelah entalpi didapatkan, kualitatif yaitu identifikasi adanya cooling
maka dapat menghitung potensi sumur. effect, interzonal flow maupun yang
bersifat kuantitatif yakni lokasi feed zone,
III. Dasar Teori
enthalpy, kontribusi massa hingga
 Pengujian Sumur Panasbumi injectivity/productivity index tiap-tiap feed
Pengujuan sumur panasbumi dapat zone. Zona produktif atau zona yang
dilakukan pada saat pemboran, yaitu berpermeabilitas besar dapat diidentifikasi
mengukur tekanan dan temperature sumur. dengan menganalisa dan menginterpretasi
Dapat dilakukan juga setelah pemboran, dengan tepat data hasil dari PTS survey
yaitu setelah diproduksikan, yang sifat dari yang berupa grafik pressure, temperature,
pengujian ini lebih memantau tingkah laku kecepatan spinner, fluid velocity serta
dari sumur tersebut, sehingga dapat melihat dari wellbore desaignnya. Setelah
diperoleh gambaran mengenai perilaku semuanya itu didapatkan, feed zone utama
reservoir secara keseluruhan, dan dapat dan feed zone lainnya dapat ditentukan
mengetahui potensinya. dengan menghitung kontribusinya.
Tujuan dari pengujian sumur ini Sumur panas bumi yang
adalah yaitu dapat mendapatkan data atau memproduksi fluida dari reservoir
informasi seperti jenis fluida produksinya,
bertemperatur tinggi (T >225 oC) akan
feedzone atau zone produksinya, tekanan menghasilkan fluida uap kering atau
dan temperature dalam sumur, dan di campuran uap dan air di kepala sumur.
reservoir. Sehingga dapat dihitung Pada lapangan dominasi air, umumnya
besarnya laju produksi dan entalpi fluida fluida masuk dari reservoir ke lubang
pada berbagai tekanan kepala sumur, serta sumur pada kondisi satu fasa air dan
kondisi pada lubang sumur, casing, dan kemudian dalam perjalanannya menuju
liner. Setelah pemboran, pengujian sumur permukaan mengalami flashing sehingga
yang dilakukan antara lain uji komplesi, mengakibatkan terbentuknya fraksi uap.
uji panas, uji produksi, dan interference Rangkaian alat Pressure Temperature
tes. Digunakan Pressure Temperature Spinner (PTS) survey secara garis besar
Spinner (PTS) survey untuk mengetahui
tersusun atas cable head, sinker bar, serta  Operasional PTS Survey
PTS tool. Sebelum membahas analisis data
PTS spinner secara komprehensif, terlebih
dahulu akan dijelaskan analisis data
spinner, karena pada prinsipnya data yang
didapatkan dari spinner tool adalah laju
putaran spinner sedangkan informasi yang
diinginkan adalah kurva perubahan
kecepatan di dalam sumur. Untuk itu harus
dilakukan penterjemahan terlebih dahulu
dari laju putaran spinner menjadi
kecepatan fluida.

Gambar 2. Prosedur Pelaksaan PTS


Survey (Jantiur, 2012)
Gambar 2 menjelaskan prosedur
yang digunakan di lapangan adalah
terlebih dahulu mengkondisikan sumur
hingga stabil (laju alir massa konstan), lalu
alat diturunkan (log down) dari kepala
sumur hingga kedalaman maksimum
sumur dengan kecepatan kabel konstan
Gambar 1. Rangkaian Alat Pressure
yaitu vkabel-1. Setelah itu, alat dinaikkan
Temperature Spinner (PTS)
(log up) hingga top of liner dengan
Skema dan komponen dalam dari kecepatan yang sama. Survei kemudian
alat PTS survey dapat dilihat pada Gambar dilanjutkan dengan kembali menurunkan
1. Sinker bar berfungsi sebagai pemberat alat hingga kedalaman maksimum sumur,
alat PTS survey agar alat tersebut tetap namun dengan kecepatan yang berbeda
stabil saat terdorong aliran dari bawah yaitu vkabel-2 dan diakhiri dengan log up
sumur. Pressure Port merupakan alat yang hingga kepala sumur dengan kecepatan
berfungsi untuk menghitung besarnya yang sama. Kecepatan putaran spinner
tekanan di dalam lubang sumur, sedangkan pada zona produktif di setiap perbedaan
Temperature Sensor sebagai alat kecepatan kabel, adalah sama, kecuali
penghitung temperature di dalam lubang pada zona non-produktif di setiap
sumur. perbedaan kecepatan kabel berbeda.
 Pengolahan Data Hasil PTS Survey Pada tiap kedalaman dibuat garis
Data yang terekam saat survey PTS lurus dari hasil plot titik-titik RPS dan
diolah dahulu sehingga didapatkan data Cable speed sehingga akan didapatkan
kecepatan fluida, laju alir massa dan nilai slope garis seperti yang ditunjukan
enthalpi. Bersama dengan data tekanan pada Gambar 3. Station yang dimaksud
dan temperatur dapat diperkirakan letak adalah saat alat tersebut diam pada
feed zone. Nilai pertama yang dapat dicari kedalaman tertentu.
yaitu fluid velocity, yang didapatkan dari Setelah dilakukannya PTS survey
data spinner dan kecepatan kabel maka data-data temperature (0C), tekanan
menggunakan persamaan: (bar), cable speed (m/min) dan frequency
FV = M x SR – CS…………………….(1) putaran impeller (Hz) yang didapat dalam
bentuk tabel diplot terhadap kedalaman.
Keterangan:
Untuk menentukan letak zona produktif
FV = kecepatan fluida, (m/s) serta parameter-parameter reservoir
M = slope lainnya didapatkan dari hasil analisa
SR = spinner rotation, (RPS) grafik-grafik tersebut. Adapun
CS = kecepatan kabel, (m/s) prosedurnya sebagai berikut :
1. Data-data temperatur, tekanan, cable
SR dan CS didapatkan dari data speed dan frequency putaran impeller
survey PTS, sedangkan 𝑀 didapatkan dari hasil survey PTS masing-masing diplot
hasil cross plot antara SR dan CS. terhadap kedalaman, dimana pembuatan
grafiknya dibagi perlog yaitu tiap log
down dan log up.
2. Dari data-data temperature dapat
ditentukan besarnya enthalpy
3. Analisa grafik untuk memperkirakan
letak feed zone, yang dimana acuannya
yaitu:
a) Gradien temperature mengalami
kenaikan secara tajam akibat
masuknya fluida injeksi ke formasi
yang menandakan adanya rekahan,
sedangkan saat produksi gradient
temperature mengalami kenaikan
secara tajam karena adanya zona
produktif yang mengalirkan fluida
panas ke dalam sumur.
b) Perubahan kecepatan putaran
spinner berhubungan dengan
kecepatan aliran fluida di dalam
sumur.
c) Perubahan kecepatan putaran
spinner secara tajam menandakan
adanya fluida yang mengalir masuk
ke dalam sumur, yang menandakan
pada kedalaman tersebut
diperkirakan sebagai feed zone.
Gambar 3. Kurva SR-CS Untuk d) Laju produksi pada tiap-tiap zona
beberapa Kedalaman di Sebuah Sumur produktif dapat diperkirakan dengan
(Jantiur, 2012) mengasumsikan adanya hubungan
linear antara putaran spinner dengan IV. Analisa
laju alir massa yang keluar dari  Pengumpulan Data PTS Survey
sumur. - Data Primer
4. Setelah letak feed zone diketahui PTS Survey pada sumur “RB-1”
kemudian menghitung laju alirnya dan dilakukan dua kali run alat dengan
nilai PI dengan menggunakan persamaan kecepatan kabel berbeda-beda. Run
dibawah ini: pertama dilakukan dengan kecepatan
m = p × A × FV………………………(2) kabel 20 m/min, dan run kedua
Keterangan: dilakukan dengan kecepatan kabel 30
m = laju alir massa (kg/s) m/min. Didapatkan data berupa
p = densitas (kg/m3) tekanan, temperatur, dan putaran
spinner.
A = luas permukaan casing (m2)
FV = kecapatan fluida (m/s) Tabel 1. Data Tekanan PTS Survey
Sumur “RB-1”
Dimana untuk mencari A, menggunakan
Depth Pressure (bar)
rumus luas lingkaran, adalah sebagai (Meter) LD 20 LU 20 LD 30 LU 30 Avg.
berikut: 780 28.52 28.81 28.55 40.52 28.11
800 29.93 30.24 29.97 41.83 29.50
A = π × d²/4………………………….(3) 900 36.85 37.12 36.86 48.35 36.27
Keterangan: 1000 43.40 43.68 43.45 54.95 42.70
1100 49.91 50.21 49.96 61.51 49.09
π = 22/7 atau 3.14 1200 56.51 56.80 56.56 68.05 55.56
1300 63.03 63.34 63.11 74.66 61.96
d = diameter dalam casing/liner (m) 1400 69.59 69.86 69.67 81.39 68.38
1500 76.22 76.53 87.10 88.20 74.90
Dan untuk penentuan productivity index
1600 82.98 83.29 94.21 95.06 81.53
atau PI, memakai rumus sebagai berikut: 1700 89.79 90.09 101.20 102.00 88.20
1800 96.69 97.02 107.86 108.63 94.98
PI = m/(Pr – Pwf)……………………...(4) 1900 103.60 103.86 114.12 114.85 101.73
Keterangan: 2000 110.08 110.35 120.30 120.99 108.08
2100 116.34 116.60 126.39 127.03 114.22
PI = productivity index (kg/s.bar) 2200 122.43 122.67 132.49 132.99 120.18
2300 128.45 128.66 138.34 138.82 126.07
Pr = tekanan reservoir (bar) 2400 134.40 134.60 144.15 144.60 131.90
Pwf = tekanan alir sumur (bar) 2500 140.25 140.44 149.76 150.14 137.63

 Perhitungan Potensi Panasbumi Tabel 2. Data Temperatur PTS Survey


Setelah mendapatkan mendapatkan Sumur “RB-1”
tekanan kepala sumur yang optimum, Depth Temperature (Celcius)
(Meter) LD 20 LU 20 LD 30 LU 30 Avg.
selanjutnya adalah membuat perhitungan 780 209.93 209.94 209.91 210.35 209.93
potensi panasbumi. Didapatkan Laju alir 800 209.97 209.99 209.97 210.38 209.98
900 210.22 210.23 210.20 210.60 210.23
massa untuk uap, dan air dari software.
1000 210.45 210.46 210.44 210.78 210.45
Dari data tersebut dapat diapatkan dryness 1100 210.65 210.66 210.64 210.95 210.66
dengan perbandingan massa uap dan 1200 210.85 210.85 210.84 211.12 210.85
1300 211.02 211.02 211.01 211.26 211.02
massa total. Dengan mengasumsikan SSC 1400 211.16 211.17 211.15 211.37 211.16
(Spesific Steam Consumption) 1500 211.28 211.29 211.48 211.52 211.29
berdasarkan Turbin yang akan dipakai, 1600 211.40 211.41 211.60 211.60 211.41
1700 211.54 211.55 190.70 192.78 211.54
dapat menghitung potensi dengan rumus: 1800 210.76 208.82 208.81 217.48 209.79
W = (h x m)/3600……………………...(5) 1900 192.71 192.79 239.53 240.40 192.75
2000 229.25 230.88 251.66 252.78 230.06
Keterangan: 2100 245.41 246.17 260.49 261.36 245.79
2200 255.31 255.80 269.06 270.34 255.55
W = Mega Watt Electric, MWe 2300 263.00 263.47 277.82 279.23 263.23
h = entalpi permukaan (kj/kg) 2400 273.45 273.76 287.23 288.76 273.61
2500 281.17 282.02 293.84 294.35 281.59
m = laju alir massa (ton/jam)
Tabel 3. Data Putaran Spinner PTS Selanjutnya adalah data PT-Survey
Survey Sumur “RB-1” sumur “RB-1” pada keadaan shut-in,
Depth Spinner Rotation (RPM) untuk mengetahui tekanan dan
(Meter) LD 20 LU 20 LD 30 LU 30 Avg. temperature dari reservoir di setiap
780 -422.50 -192.44 -488.83 -287.50 -307.47
800 -619.41 -335.67 -666.53 -300.33 -477.54 kedalaman.
900 -638.38 -333.07 -663.89 -300.53 -485.73
1000 -614.92 -346.13 -657.41 -287.41 -480.53 Tabel 5. Data P-T Survey Keadaan
1100
1200
-591.27
-598.63
-336.42
-330.06
-650.22
-661.73
-275.27
-287.14
-463.85
-464.34
Shut In Sumur “RB-1”
1300 -609.51 -347.97 -673.65 -290.20 -478.74 DEPTH 25-Nov-17
1400 -587.54 -324.91 -653.99 -533.01 -456.23 mMD mTVD mRSL
( °C ) (bar) ( °C )
1500 -609.71 -342.27 -822.11 -500.11 -475.99
1297 T294D HUP 251117 P294D HUP 251117 BPD
1600 -823.71 -549.61 -970.90 -527.59 -686.66 0 0 1297 32 0 100
1700 -824.71 -589.48 -202.15 107.94 -707.10 200 200 1097 32 0 100
1800 -801.03 -471.77 -161.20 152.80 -636.40 400 400 897 43 0 100
500 493 804
1900 -149.04 56.10 -189.22 122.09 -46.47
600 588 709 78 14 197
2000 -103.20 99.55 -185.57 124.91 -1.82 1000 919 378 137 45 257
2100 -98.92 83.04 -177.65 121.17 -7.94 1500 1299 -2 209 78 293
2200 -95.99 85.60 -163.25 125.58 -5.19 1700 1455 -158 207 91 304
2300 -114.58 80.74 -182.98 129.13 -16.92 1800 1533 -236 210 98 309
1850 1573 -276 198 102 311
2400 -110.21 90.79 -184.59 138.71 -9.71
1900 1613 -316 189 105 314
2500 -107.08 83.78 -171.42 108.49 -11.65 1950 1651 -354 211 109 316
2000 1689 -392 220 112 318
2050 1726 -429 231 115 321
Tabel 4. Data Kecepatan Kabel PTS 2100
2150
1763
1802
-466
-505
232 118 323

Survey Sumur “RB-1” 2200 1840 -543 239 125 327


2250 1877 -580
Depth Cable Speed (m/min) 2300 1916 -619 250 131 330
2350 1953 -656
(Meter) LD 20 LU 20 LD 30 LU 30 Avg.
2400 1991 -694 257 138 334
780 23.52 -20.68 29.85 -30.52 1.42 2450 2030 -733
800 22.86 -20.42 29.41 -31.38 1.22 2500 2068 -771 273 144 338
900 27.84 -20.97 29.49 -30.49 3.44 2550 2107 -810
2600 2145 -848 285 150 341
1000 24.76 -20.48 30.16 -31.43 2.14
2650 2183 -886
1100 20.65 -20.98 29.94 -30.07 -0.16 2700 2220 -923 291 156 344
1200 20.51 -20.38 29.40 -30.74 0.07 2750 2258 -961
1300 20.17 -20.86 29.40 -31.03 -0.34 2800 2296 -999 294 162 347
1400 19.81 -20.79 29.49 -30.93 -0.49 2850 2334 -1037
2900 2365 -1068 296 167 350
1500 21.20 -20.98 20.62 -30.06 0.11 2950 2401 -1104 296 169 351
1600 20.80 -21.46 29.85 -30.75 -0.33
1700 20.35 -20.58 28.91 -30.79 -0.11
1800 20.16 -20.64 30.34 -31.03 -0.24 Selain data data diatas, data
1900 20.26 -20.46 30.14 -30.70 -0.10
2000 20.07 -20.32 29.85 -30.13 -0.13
penunjang lainnya yang dibutuhkan
2100 20.12 -20.03 29.51 -30.39 0.05 adalah steam table, untuk menentukan
2200 20.32 -19.39 29.64 -29.69 0.47 fasa fluida saat di permukaan,
2300 19.91 -19.66 29.45 -29.91 0.13
2400 19.72 -21.81 30.68 -29.84 -1.04 menentukan densitas fluidanya, dan
2500 19.68 -18.13 30.75 -25.63 0.78 entalpi fluida saat di permukaan.
- Data Sekunder  Pengolahan Data Tekanan dan
Sumur “RB-1” mempunyai tiga Temperatur
casing, yaitu casing conductor, casing
- Analisa Kondisi Sumur
intermediate, dan casing produksi, dan
memiliki 3 liner. Data pembacaan tekanan dan
temperatur pada PTS Survey, di plot
Tabel 4. Data Casing dan Liner berdasarkan kedalaman pengukuran
Sumur “RB-1” sumur. Kemudian dilakukan Analisa
Casing 30" 0 - 30 m mengenai perubahan gradien tekanan,
dan perubahan gradien temperaturnya.
Casing 20" 0 - 388 m
Perubahan gradien tekanan biasanya
Casing 13-3/8" 0 - 840 m disebabkan oleh terjadinya perubahan
Liner 10-3/4" 786 - 1799 m fasa pada kedalaman tersebut, ataupun
Liner 8-5/8" 1512 - 2724 m indikasi lokasi zona produksi.
Liner 7" 2703 - 2995 m Perubahan gradien temperature
biasanya disebabkan oleh adanya efek
pendinginan pada kedalaman tersebut,  Pengolahan Data Spinner
ataupun merupakan indikasi lokasi zona - Perhitungan Nilai M (Slope)
produksi.
Data spinner yang didapatkan
Pressure (bar) dari PTS Survey adalah berupa putaran
0 50 100 150 200 dari spinner tersebut, dalam satuan
780 RPM atau rotation per minute. Data
tersebut kemudian dikoreksi dengan
980 data kecepatan kabel dari alat, dan
Pressure
dicari nilai M atau nilai kemiringannya.
1180 (bar) Dilakukan perhitungan nilai M sampai
Temperature dengan kedalaman pengukuran.
(Celcius)
1380 Tabel 5. Data nilai M
Depth Slope (m/c)
Depth, m

1580 (Meter) -0.16


780 -0.18
1780 800 -0.15
900 -0.16
1000 -0.16
1980 1100 -0.16
1200 -0.15
2180 1300 -0.16
1400 -0.15
1500 -0.09
2380 1600 -0.13
1700 0.03
0 100 200 300 400 1800 0.01
oC 1900 -0.20
Temperature,
2000 -0.18
2100 -0.20
Gambar 4. Grafik Profil Tekanan dan 2200 -0.20
Temperatur vs Kedalaman Sumur 2300 -0.19
“RB-1” 2400 -0.19
2500 -0.19
Gambar 4 merupakan hasil plot
pembacaan data tekanan dan data
Depth, meter
temperatur berdasarkan PTS Survey,
780 1780
yang di plot berdasarkan kedalaman -0.4
pembacaannya. Berdasarkan grafik
-0.35
tersebut, tekanan pada sumur ini tidak
berubah secara signifikan, berbeda -0.3
dengan temperaturnya. Gradien -0.25 -0.19
-0.16
temperature menunjukkan perubahan -0.2
pada kedalaman >1800m. Pengurangan
M

-0.15
temperatur pada kedalaman ini dapat
diasumsikan dikarenakan oleh reservoir -0.1
pada kedalaman tersebut mengalami -0.05
pendinginan, atau disebut cooling 0
effect, yang disebabkan oleh berbagai
0.05
hal. Salah satunya adalah masih adanya
sisa fluida pemboran, atau waktu injeksi 0.1
yang cukup lama sehingga temperature
berkurang. Gambar 5. Grafik Slope vs Kedalaman
Gambar 5 menunjukkan 2 nilai
kemiringan dari hasil plot nilai M dan Fluid Velocity, m/min
kedalaman. Nilai kemiringan -0.16 -50 0 50 100 150 200
780
digunakan pada kedalaman 780 sampai
dengan kedalaman 1700. Kedalaman 980
lebih dari 1700 menggunakan nilai 127 m/min
kemiringan -0.19. Setelah nilai trend 1180
kemiringan didapatkan, maka dapat
dilanjutkan dengan perhitungan 1380

Depth, m
kecepatan fluida.
1580
- Perhitungan Kecepatan Fluida
Dengan nilai kemiringan (M) 1780
diketahui, maka perhitungan kecepatan
fluida dapat dilakukan. Dengan 1980 LD 20
menggunakan persamaan (1), ini adalah LU 20
2180
contoh perhitungan pada kedalaman LD 30
pembacaan 780 m dengan running alat 2380
LU 30
Log Down 20 m/menit.
FV = M x SR – CS Gambar 6. Grafik Kecepatan Fluida
FV = (-0.16 x -422.5) - 20 Tiap run Alat vs Kedalaman
FV = 44.08
Berdasarkan Gambar 6, grafik
Dan begitu seterusnya dengan kecepatan fluida tiap run alat vs
kedalaman yang berbeda, dan running kedalaman, dapat dilihat bahwa
alat dengan kecepatan yang berbeda kecepatan fluida maksimum adalah 127
pula. Berikut adalah plot dari semua m/min.
kedalaman pembacaan dengan dua kali
run alat. - Perhitungan Laju Alir Massa
Tabel 6. Data Kecepatan Fluida Data yang diperlukan untuk
perhitungan laju alir massa berdasarkan
Depth Fluid Velocity (m/min) persamaan (2) adalah data densitas
(Meter) LD 20 LU 20 LD 30 LU 30 Avg. fluida, luas permukaan casing, dan
780 44.08 51.47 48.37 76.52 47.77 kecepatan fluida. Data densitas dari
800 76.25 74.13 77.24 79.43 75.19
fluida didapatkan dengan menggunakan
900 74.30 74.26 76.73 78.58 74.28
bantuan steam table.
1000 73.63 75.86 75.03 77.41 74.75
1100 73.95 74.81 74.10 74.11 74.38 Tabel 6. Data Densitas Fluida
1200 75.27 73.19 76.48 76.68 74.23 Depth Density
1300 77.35 76.53 78.38 77.46 76.94 (Meter) kg/m^3
780 853.16
1400 74.20 72.77 75.15 116.21 73.49 800 853.10
900 852.82
1500 76.35 75.74 110.92 110.08 76.05 1000 852.56
1600 111.00 109.39 125.49 115.17 110.19 1100 852.32
1200 852.09
1700 111.60 114.90 3.44 13.52 113.25 1300 851.90
1400 851.73
1800 108.01 96.12 -4.55 6.58 102.06
1500 851.52
1900 8.06 9.81 5.81 7.51 8.93 1600 851.38
1700 863.01
2000 -0.47 1.41 5.41 6.39 0.47 1800 851.42
2100 -1.33 4.25 4.24 7.37 1.46 1900 845.43
2000 812.31
2200 -2.08 3.12 1.38 5.83 0.52 2100 794.12
2300 1.86 4.32 5.32 5.38 3.09 2200 779.44
2300 765.69
2400 1.22 4.56 4.40 3.49 2.89 2400 748.29
2500 735.34
2500 0.66 2.21 1.82 5.02 1.44
Selanjutnya adalah mencari nilai
luas casing dan liner dengan persamaan Laju Alir Massa, kg/s
-30 20 70
(3). Berikut adalah perhitungan luas 780
permukaan casing produksi dengan
ukuran 13-3/8 inch: 980
A = π × d²/4
A = 22/7 x 0.322/4 1180
A = 0.08 meter2
1380
Berikut adalah perhitungan luas

Depth, m
permukaan liner dengan ukuran 10-3/4 1580
inch:
A = π × d²/4 1780

A = 22/7 x 0.262/4
1980
A = 0.05 meter2
Berikut adalah contoh perhitungan 2180
luas permukaan liner dengan ukuran 8-
5/8 inch: 2380

A = π × d²/4
A = 22/7 x 0.212/4 Gambar 7. Grafik Laju Alir Massa vs
A = 0.03 meter2 Kedalaman
Setelah didapatkan nilai luas Berdasarkan Gambar 7,
permukaan pada casing produksi, dan menunjukkan bahwa sumur “RB-1”
pada liner, maka perhitungan laju alir memiliki 1 zona produktif, yaitu pada
massa dapat dilanjutkan. Berdasarkan interval kedalaman 780 – 1800 meter, dan
persamaan (2), perhitungan laju alir memiliki zona produktif dengan laju alir
massa membutuhkan nilai densitas dari massa sebesar 57 kg/s.
fluidanya, nilai luas permukaan yang
- Perhitungan Productivity Index
dilewati fluida tersebut sesuai
kedalaman casing dan liner, dan Produktivitas dari sumur dapat
kecepatan dari fluida tersebut yang dicari setelah didapatkan laju alir
telah dikoreksi dengan kecepatan kabel massanya. Berdasarkan persamaan (4),
sesuai dengan perhitungan diatas. berikut adalah perhitungan productivity
Berikut adalah contoh perhitungan laju index dari sumur “RB-1”. Tekanan
alir massa pada kedalaman 780 meter. reservoir didapatkan dari data sekunder
P-T Survey pada keadaan heating up
m = p × A × FV sumur.
m = 853.16 x 0.08 x 47.77
m = 54.63 kg/s, atau PI = m/(Pr – Pwf)
m = 196.67 ton/jam PI = 57/(97.41 – 94.42)
PI = 18.85 (kg/s)/bar
Berikut adalah contoh perhitungan
laju alir massa pada kedalaman 1700  Simulasi Sumur
meter. Simulasi sumur menggunakan
bantuan software WellSim, dengan tujuan
m = p × A × FV menghitung kehilangan tekanan dan
m = 863.01 x 0.05 x 113.25 temperatur di sumur dengan berbagai
m = 56.42 kg/s, atau korelasi, sehingga dapat menentukan
m = 203.11 ton/jam tekanan kepala sumur yang optimum, dan
pembuatan output curve, sehingga dapat didapatkan entalpi dipermukaan adalah
dilakukan perhitungan potensi sumuran. 2738.31 kj/kg.
Berdasarkan gambar diatas, dapat
dilihat data tekanan dan temperatur hasil
pembacaan PTS Survey, dan data tekanan
dan temperatur hasil simulasi dengan
bantuan software WellSim, sudah match,
yang berarti analisa dapat dilanjutkan.

Gambar 9. Output Curve Sumur “RB-


1”
Gambar 8. Matching Data Tekanan Berdasarkan Gambar 9, adalah
dan Temperatur dari PTS Survey dan output curve sumur “RB-1” dengan
Simulasi berbagai nilai tekanan kepala sumur.
Pada Gambar 8, digunakan korelasi Dipilih tekanan kepala sumur 4 bar untuk
kehilangan tekanan dan temperatur yang tekanan kepala sumur yang digunakan.
disediakan oleh software WellSim, yang Dengan nilai tekanan kepala sumur
digunakan untuk fluida dua fasa. tersebut menghasilkan laju alir massa uap
Perubahan tekanan dari 138.76 bar atau sebesar 7.32 kg/s atau 26.38 ton/jam.
2012.54 psi paling bawah kedalaman  Penentuan Potensi Sumur
pengukuran, mengalami 134.7 bar atau Dengan tekanan kepala sumur 4 bar,
1953.65 psi perubahan tekanan sampai ke dan dikarenakan belum adanya fasilitas
permukaan, dengan tekanan di permukaan pembangkit dipermukaan saat ini, maka
adalah 3.98 bar atau 57.72 psi. Perubahan dengan asumsi entalpi yang digunakan
temperatur dari 284.42 oC paling bawah adalah entalpi permukaan, maka
kedalaman pengukuran, mengalami didapatkan potensi sumur “RB-1” sebesar
140.78 oC perubahan tekanan sampai ke 20.06 MWe.
permukaan, dengan tekanan di permukaan
MWe = (h x m)/3600
adalah 143.64 oC. Dengan tekanan di
MWe = (2738.31 kj/kg x 26.38
permukaan adalah 3.98 bar dan temperatur
di permukaan adalah 143.64 oC, ton/jam)/3600
MWe = 20.06 MWe
V. Kesimpulan Laboratory, University Of
1. Berdasarkan Analisa dan California. California. Presented
perhitungan data PTS, didapatkan on Presented on Annual
feedzone pada sumur “RB-1” Confrence UC California.
yaitu pada interval kedalaman 780 3. C.F. Beaton, 1986. Heat
- 1792m memiliki Laju Alir Exchanger Design Handbook.
Massa sebesar 57 kg/s. Chapter 5.
2. Berdasarkan Analisa dan 4. Direktorat EBTKE Indonesia.
perhitungan data PTS, perubahan 2017. Potensi Panasbumi
tekanan dari 138.76 bar paling Indonesia, 2017. Kementrian
bawah kedalaman pengukuran, Energi dan Sumber Daya Mineral,
mengalami 134.7 bar perubahan Indonesia. (WKP Sungai Penuh,
tekanan sampai ke permukaan, Provinsi Jambi)
dengan tekanan di permukaan
adalah 3.98 bar. 5. Grant, M.A., and Bixley, P.F.
2011. Geothermal Reservoir
3. Berdasarkan Analisa dan Engineering 2nd Edition.
perhitungan data PTS, perubahan Academic Press.
temperature dari 211.05 oC pada
feedzone, mengalami 67.41 oC 6. L. F. Moody, 1944. ASME
perubahan tekanan sampai ke (American Society of Mechanical
permukaan, dengan tekanan di Engineering) Vol. 66.
permukaan adalah 143.64 oC. 7. Jantiur Situmorang, 2011,
4. Didapatkan Productivity Index Analisis Pressure Temperature.
feedzone pada kedalaman 1792m Spinner (PTS) Survey Pada
adalah sebesar 18.85 (kg/s)/bar. Sumur Panas Bumi Satu Fasa
Uap. Institut Teknologi Bandung,.
5. Didapatkan Entalpi sumur di Bandung.
permukaan adalah sebesar
2738.31 kj/kg. 8. Menzies A. J., Gudmundsson J.
S., Horne, R. N. 1982. Flashing
6. Dengan setting tekanan kepala Flow in Fractured Geothermal
sumur sebesar 3.9 bar, akan Reservoirs. Proceedings Eight
menghasilkan laju alir massa uap Workshop on Geothermal
sebesar 7.32 kg/s atau 26.38 Reservoir Engineering, Stanford
ton/jam. University. California
7. Didapatkan potensi listrik sumur 9. Massoud, M. 2005. Engineering
“RB-1” sebesar 20.06 MWe. Thermofluids-Thermodynamics,
VI. Daftar Pustaka Fluid Mechanics, and Heat
1. Acuna, J.A., Arcedera, B.A. 2005. Transfer. Springer.
Two-Phase Flow Behavior and 10. Nenny Maryani Saptadji, 2014,
Spinner Data Analysis in Teknik Panasbumi. Institut
Geothermal Wells. Geothermal Teknologi Bandung. Bandung.
Reservoir Engineering, Stanford BAB VII Halaman: 1 – 48
University. California. Presented (Pengujian Sumur Panasbumi).
on Proceedings Thirtieth
Workshop. 11. Solbau, R.D., Goranson C.B.,
Benson S. H. 1983. The
2. Bjornsson, G. 1987. A Multi- Development and Use of a High
Feedzone Geothermal Wellbore Temperature Flowmeter
Simulator. Lawrence Berkeley
Lampiran

Steam Table (C.F. Beaton, 1986)

Profil Sumur “RB-1” (PT PGE, 2017)

Model Geologi Tentatif Lapangan


Kerinci (EBTKE, 2017) Steam Table (C.F. Beaton, 1986)

Anda mungkin juga menyukai