Konsep dasar
1. Pegertian
Benigna prostate hyperplasiea (BPH) adalah suatu kondisi yang
sering terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian
hormonprostate (nurarif & kusuma,2015, hal 91)
2. Etiologi
1. Retensi urin.
2. Kurang atau lemahnya pancaran urin dikarenakan
pembesaran pada kelenjar prostat sehingga saluran uretra
terhimpit,dan membuat pancaran urin menjadi lemah.
3. Miksi yang tidak puas, karena adanya pembesaran pada
kelenjar prostat ini membuat uretra menyempit dan maka dari
itu dapat menghambat urine yang akan dimiksikan sehinnga
akan menimbulkan rasa miksi yang tidak puas,karena ada
sebagaian urin yang belum keluar dengan tuntas.
4. Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari, karena
hambatan dari korteks berkurang dan tonus sfingter dan
uretra berkurang selama tidur.
5. Terasa panas, nyeri atau sekitar saat miksi (disuria), karena
adanya ketidak stabilan detrusor sehingga terjadi kontraksi
involunter.
(Wijaya A. S., 2013, hal. 100)
4. Komplikasi
Komplikasi Benigna Prostat Hiperlasia kadang-kadang dapat
mengarah pada komplikasi akibat ketidak mampuan kandung kemih
dalam mengosongkan urin. Beberapa komplikasi yang mungkin
muncul antara lain :
a. Retensi kronik dapat menyebabkan reluks vesiko-ureter,
hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal.
b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu
miksi. Karena produksi urin terjadi, maka satu saat vesiko urinaria
tidak lagi mampu menampung urin, sehingga tekanan intravesikel
lebih tinggi dari tekanan sfingter dan obstruksi sehingga terjadi
inkontinensia paradox (overflow incontinence ). Retensi kronik
menyebabkan refluk vesiko ureter dan dilatasi. Ureter dan ginjal,
maka ginjal akan rusak.
c. Hernia atau hemoroid. Hal ini dapat terjadi karena kerusakan
traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik
mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang
meningkatkan pada tekanan intraabdomen yang akan menimbulkan
hernia dan hemoroid.
d. Kerena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan
terbentuknya batu..(Wijaya A. S., 2013, hal. 102)
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lainya yang bisa membantu penegakan diagnosis
BPH adalah USG ginjal( melihat komplikasi) dan vesika
urinaria(tampak pembesaran jaringan prostat). Pemeriksaan
uroflowmetri sangat penting dengan melihat pancaran urin.berikut
penilaian dari pemeriksaan uroflowmwtri :
6. Pentalaksanaan
a. Terapi simptomatis
Pemberian obat golongan reseptor alfa-adrenergik inhibitor
mampu merelaksasikan otot polos prostat dan saluran kemih akan
lebih terbuka.obat golongan 5-alfa-reduktase inhibitor mampu
menurunkan kadar dehidrotestosteron intraprostat, sehingga dengan
turunya kadar testosteron dalam plasma maka prostat akan mengecil.
b. TUR-P (Transuretral Resection Prostatectomy)
Tindakan ini merupakan tindakan pembedahan non insisi yaitu
pemotongan secara elektis prostat melalui meatus uretralis. Jaringan
prostat yang membesar dan menghalangi jalanya urin akan dibuang
melalui elektrokauter dan dikeluarkan melalui irigasi dilator. Tindakan
ini memiliki banyak keuntungan, yaitu meminimalisir tindakan
pembedahan terbuka, sehinnga masa penyembuhan semakin cepat dan
tingkat resiko infeksi bisa ditekan.
c. Pembedahan terbuka (Prostatectomy)
Tindakan ini bisa dilakukan jika prostat terlalu besar diikuti
dengan penyakit penyerta lainnya, misal tumor vesika urinaria,
vesikolithiasis, dan adanya adenoma yang besar.
(Prabowo & Pranata, 2014, hal. 136)
B. Asuhan Keperawatan
1. Penkajian
2. Identitas :
3. Umur :
BPH biasanya terjadi pada usia lebih dari 50 tahun (Prabowo &
Pranata, 2014, hal. 131)
4. Jenis kelamin:
Hanya dialami oleh seorang laki laki (Prabowo & Pranata, 2014,
hal. 131)
5. Alasan masuk rumah sakit:
Biasanya pasien mecngeluh nyeri pada saat miksi dan perasaan
ingin miksi yang mendadak saat miksi harus menunggu lama dan
kencing terputus- putus. (Wijaya A. S., 2013, hal. 103)
6. Keluhan utama:
Nyeri saat miksi (Wijaya A. S., 2013, hal. 103)
7. Upaya yang dilakukan:
Pemberian obat golongan reseptor alfa-adrenergik inhibitor untuk
merelaksasikan otot polos prostat dan salura kemih agar terbuka
(Prabowo & Pranata, 2014, hal. 136)
a. Status kesehatan saat ini
1. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menjadikan alasan pasien karena biasanya
nyeri saat miksi, pasien juga sering mengeluh saat miksi, pasien juga
sering BAK berulang ulang (anyang-anyangan), terbangun ingin miksi
saat malam hari, perasaan ingin miksi yang sangat mendesak, kalau
miksi harus menunggu lama, harus mkencing terputus putus. (Wijaya
A. S., 2013, hal. 103)
2. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh nyeri saat miksi,pasien merasakan jika
inginmiksi harus menunggu lama,harus mengedan dan kencing
terputus-putus. (Wijaya A. S., 2013, hal. 103)
c. Riwayat pengobatan :
Pemberian obat golongan reseptor alfa-adrenergik
inhibitor mampu merelaksasikan otot polos prostat dan saluran
kemih akan lebih terbuka.obat golongan 5-alfa-reduktase
inhibitor mampu menurunkan kadar dehidrotestosteron
intraprostat, sehingga dengan turunya kadar testosteron dalam
plasma maka prostat akan mengecil. (Prabowo & Pranata,
2014, hal. 136)
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
Pada pasien Benigna Prostat Hiperplasia, keluhan yang
sering dialami dikenal dengan istilah LUTS (lower urunary
tract symtoms) yaitu pancaran urin lemah, intermitensi,ada sisa
urin pasca miksi, urgensi, frekuensi dan disuria. (Prabowo &
Pranata, 2014, hal. 137)
c. Tanda-tanda vital:
1) Tekanan darah : mengalami peningkatan pada tekanan
darah
2) Nadi : adanya peningkatan nadi. Hal ini merupakan
bentuk kompensasi dari nyeri yang tibul akibat
opstruksi meatus uretalis dan adanya distensi bladder.
3) Respirasi : terjadi peningkatan frekuensi nafas akibat
nyeri yang dirasakan pasien.
4) Suhu : terjadi peningkatan suhu akibat retensi urin
berlangsung lama seiring ditemukan adanya tanda
gejala urosepsis. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 137)
d. Pemeriksaan body sistem
e. Sistem pernafasan
1) Inspeksi : biasanya klien terjadi sesak nafas ,frekuensi
pernafasan
2) Palpasi : pada palpasi supra simfisis akan teraba distensi
badder.
3) Auskultasi : biasanya terdengar suara nafas tambahan
seperti ronchi,wheezing,suara nafas menurun, dan
perubahan bunyi nafas. (Prabowo & Pranata, 2014, p.
137)
f. Sistem kardiovaskular
1. Inspeksi : tidak terdapat sianosis , tidak terdapat
perubahan letak maupun pemeriksaan pada inspeksi.
2. Palpasi : biasannya denyut nadi meningkat akral
n. Sistem muskuloskletal
Traksi kateter direkatkan di bagian paha klien. Pada
paha yang direkatkan kateter tidak boleh fleksi selama
traksi masih diperlukan. (Wijaya, 2013, p. 106)
o. Sistem pengindraan
Inspeksi : pada pasien BPH biasanya pada sistem ini
tidak mengalami gangguan (Prabowo & Pranata, 2014, p.
137).
p. Sistem imun
Tidak terjadi kelainan imunitas pada penderita
BPH. (Prabowo & Pranata, 2014, p. 137)
NIC
No Diagnosa NOC
1. Nyeri akut b/d Setelah dialkukan tindakan 1. Minta pasien untuk menilai nyeri
keperawatan selama atau ketidak nyamanan pada skala
spasme kandung Nyeri berkurang 0-10
kemih agent Nyeri terkontrol 2. bantu pasien mengintifikasi
injuri Mampu melakukan tindakan kenyamanan yang efektif
agen-agen tindakan pencegahan seperti distraksi, relaksasi,
peyebab cedera Melaporkan nyeri dapat kompres hangat dingin.
(biologis, kimia, terkendalikan 3. lakukan perubahan posisi, masase
fisik, psikologis ) punggung dan relaksasi
4. bantu pasien untuk focus pada
aktivitas,bukan pada nyerinya
5. ajarkan penggunaan tehnik non
farmakologis hypnosis,napas
dalam distraksi
6. colaborasi :
berikan analgesik
2. ansietas b/d
1. Ajarkan anggota keluarga
terpajang toksin, Klien mampu
bagaimana membedakan antara
hubungan megindentifikasi dan
serangan panic dan gejala
keluarga/herediter, mengungkapkan gejala
penyakit fisik
stress, krisis situasi cema dengan indicator
2. Intruksikan pasien tentang
atau maturasi, (tidak pernah jarang ,
penggunaan tehnik relaksasi
penyalahgunaan kadang-kadang,
3. Singkirkan sumber-sumber
zat, ancaman sering,selalu)
ansietas jika memungkinkan
kematian, ancaama Vital sign dalam batas
4. Kolabrasi
konsep diri. normal
Konflik yang tidak Menggunakan tehnik Beriakan obat untuk menurunkan
disadari relaksasi untuk ansietas
meredamkan anxietas