Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MARTINAH

NIM : 1601179

KELAS : VI. H

DOSEN PENGAMPUN : Adi Hidayat Argubi. S.Sos, SST. Par, M. SI

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(STISIP) MBOJO BIMA

TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemiskinan sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu.
Namun,realitasnya, hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan
palingkrusial di dunia ini. Teknologi boleh semakin maju, negara-negara merdeka semakin
banyak,dan negara-negara kaya boleh saja kian bertambah (pun semakin kaya). Tetapi, jumlahorang
miskin di dunia tak kunjung berkurang. Kemiskinan bahkan telah bertransformasimenjadi wajah
teror yang menghantui dunia.
Data World Bank 2006 menunjukkan, setidaknya terdapat 1,1milyar penduduk miskin di dunia.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia (yang dikategorikansupermiskin oleh World Bank) pada tahun
2007 mencapai 39 juta orang atau 17,75 persen dari total populasi. Untuk wilayah Jawa Barat, yang
punya cita-cita meningkatkan poin IPMmenjadi 80 pada 2008, jumlah penduduk miskin mencapai
5,46 juta orang, atau sekitar 13,55 persen dari total penduduk miskin di Indonesia. Memprihatinkan,
karena data ini memperlihatkan adanya peningkatan penduduk miskin di Jawa Barat sebanyak
317.000 orang ini berarti, program-program pengentasan kemiskinan yang digagas pemerintah pusat
maupun daerah telah gagal mengentaskan penduduk Jawa Barat dari cengkeraman kemiskinan.
Seiring berkembangnya pemikiran bahwa kemiskinan adalah masalah struktural, makaupaya
untuk mengatasi kemiskinan pun kini dikaitkan dengan perbaikan sistem dan struktur,tidak semata-
mata bertumpu pada aksi sesaat berupa crash program. Sebuah upaya yang kini populer adalah
mengembangkan konsep social enterpreneurship (selanjutnya disingkat SE), atau kewirausahaan
sosial, yang bermaksud menggandengkan kekuatan kapitalisme dengan komitmen sosial bagi
komunitas di sekitarnya. Makalah ini tidak bermaksud membahas metode dan operasionalisasi
Grameen Bank. Sesuaidengan tema karya tulis yang difokuskan pada upaya perguruan tinggi dalam
mengentaskankemiskinan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kemiskinan?
2. Apa saja macam dan kriteria kemiskinan?
3. Kebijakan apa saja yang dilakukan untuk melakukan penanggulangan kemisikinan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari kemiskinan.
2. Untuk mengetahui macam dan kriteria kemiskinan.
3. Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dilakukan untuk penanggulangan kemiskinan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global, sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup : Gambaran kekurangan materi,
yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,sandang, perumahan, dan pelayanan
kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini
mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

B. Macam-macam kemiskinan dan kriterianya


1. Macam-macam kemiskinan
kemiskinan adalah suatu kondisi dimana semuanya serba kekurangan, misalnya saja
miskin jasmani, berarti kekurangan makanan, minuman dan tempat berlindung. Hal-hal ini
berkaitan erat dengan kualitas hidup seseorang. Tahun 2009, pemerintah memperkirakan angka
kemiskinan nasional sekitar 12 sampai 13,5%dan pemerintah masih terus berjuang untuk
menanggulangi kemiskinan tersebut. Macam-macam kemiskinan :
a. Kemiskinan MutlakKemiskinan yang disebabkan karena tingkat pendapatan yang tidak dapat
mencukupikebutuhan hidup.
b. Kemiskinan RelatifKemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan
sekitarnya.
c. Kemiskinan StrukturalKemiskinan yang disebabkan karena ketimpangan dalam struktur
ekonomi suatu negara ataustruktur pendistribusian fasilitas yang membuat suatu daerah
penduduknya menjadi miskin.
d. Kemiskinan Sosial BudayaKemiskinan yang dikaitkan dengan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat, atau lebihsingkatnya kondisi sosial budaya yang memaksa masyarakat di daerah
itu menjadi miskin.

C. Kriteria kemiskinan menurut statistic BPS adalah


1. Tidak miskin, mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610.
2. Hampir Tidak Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d. Rp
350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlanya mencapai
27,12 juta jiwa.
3. Hampir Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- s/d Rp280.488.-
atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp 9.350.- per orang per hari. Jumlahnya mencapai 30,02 juta.
4. Miskin, dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atausekitar Rp
7.780.- kebawah per orang per hari. Jumlahnya mencapai 31 juta.
5. Sangat Miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari. Tidakdiketahui
dengan pasti berapa jumlas pastinya. Namun, diperkirakan mencapai sekitar 15 juta.Berdasarkan
kriteria kemiskinan yang dilansir oleh BPS tersebut menunjukan jumlahkeluarga miskin di
Indonesia cukup besar. Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitungdengan kriteria
pengeluaran per orang hari Rp 11.687.- kebawah , mencapai sekitar
103,14 juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran Negara kaya sumbe
rdaya alam seperti Indonesia. Namun, hal tersebut tak membantu masyarakat
mengatasikekurangannya.

D. Kebijaksanaan Dasar Penanggulangan Kemiskinan


Kebijaksaaan penanggulangan kemiskianan dapat di kategorikan menjadi dua yaitu
kebijaksanaan :

1. Kebijaksanaan tidak langsung


Kebijaksanaan tidak lansung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin
kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara lain
adalah suasana social politik yang tentera,ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang.
Upaya penggolongan ekonomi makro yang yang berhati-hati melalui kebijaksanaan
keuangan dan perpajakan merupakan bagian dari upaya menaggulangi kemiskinan. Pengendalain
tingkat inflasi diarahkan pada penciptaan situsasi yang kondusif bagi upaya penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang,pangan,papan,pendidikan,dan kesehatan dengan harga yang
terjangkau oleh penduduk miskin.

2. Kebijaksanaan langsung
Kebijaksaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas
sumberdaya manusia, khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah, melalui penyediaan
kebutuhan dasar seperti sandang pangan papan kesehatan dan pendidikan, serta pengembangan
kegiatan-kegiatan social ekonomi yang bekelanjutan untuk mendorong kemandirian golangan
masyarakat yang berpendapatan rendah. Pemenuhan kebutuhan dasar akan memberikan peluang
bagi penduduk miskin untuk melakukan kegiatan social ekonomi yang dapat memberikan
pendapatan yang memadai. Dalam hubungan ini, pengembangan kegiatan social ekonomi rakyat
diprioritaskan pada pengembangan kegiatan social ekonomi penduduk miskindi desa-desa miskin
berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan permodalan yang didukung
sepenuhnya dengan kegiatan pelatih yang terintegrasi sejak kegiatan penghimpunan
modal,penguasaan teknik produksi,pemasaran hasil dan pengelolaan surplus usaha.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapatdisimpulkan
sebagai berikut dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap
kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalamkehidupan. Dalam artian bahwa semakin
meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak.
Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat
pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat.Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah,
nonpemerintah dan semua linimasyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 1292
kemiskinan akanmencapai hasil yang seminimal mungkin.

B. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di ;aman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif,
dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Didalam menghadapi zaman globalisasi ke depan
mau tidak mau dengan meningkatkan kualitasdalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas,
dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

Anda mungkin juga menyukai