Ruji (dowel) : Ya
Keteranagn
RD =Roda Depan STRT = Sumbu Tunggal Roda Tunggal
= Sumbu Tunggal Roda
RB STRG
=Roda Belakang Ganda
RGD =Roda Gandeng Depan STdRG = SumbuTandem Roda Ganda
RGB =Roda Gandeng Belakang BS = Beban Sumbu
=Jumlah Sumbu kendaraan = Jumlah Sumbu
JSKN JS
niaga
JSKNH =Jumlah Sumbu kendaraan niaga harian
b. Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (R)
Faktor pertumbuhan lalu lintas kendaraan dapat di hitung dengan persamaan
2.13. Adapun perhitunganya dapat dilihat pada table 4.3
Tabel 4.3 Faktor pertumbuhan Lalu Lintas untuk Kasus BBTT
Di dapat jenis pondasi bawah berupa bahan pengikat dengan tebal 147 mm
g. CBR Efektif
Dengan menggunakan gambar 2.14 dapat di tentukan CBR efektif
Beban Faktor
Jenis BS Repetisi yang Analisa Fatik Analisa Erosi
Rencana Per Tegangan
Repetisi
Sumbu (kN) Roda (kN) terjadi dan Erosi Repetisi Ijin Persen Rusak Persen Rusak
Ijin
30 18 TE= 0.672 TT 0 TT 0
2,552,535.34
20 12 FE= 1.908 TT 0 TT 0
23,630,563.55
STRT 40 24 FRT= 0.1514 TT 0 TT 0
23,630,563.55
50 30 TT 0 TT 0
28,452,019.19
60 18 TT 0 TT 0
18,543,595.96
50 15 TE= 1.08 TT 0 TT 0
2,552,535.34
108.47
STRG 80 24 FE= 2.508 TT 0 2.00E+07
21,693,533.19
140 42 FRT= 0.223 TT 0 6.00E+06 177.21
10,632,546.73
TE= 0.938
StdRG 140 21 FE= 2.634 TT 0 6.00E+07 22.05
13,227,322.60
FRT= 0.2113
Total 307.72
Kesimpulan:
Karena % rusak telah melebihi 100% yaitu 307,72 maka Tebal plat 250 mm tidak bisa di pakai, dan harus di pertebal kembali.
2. Beton bersambung Tanpa Tulangan (BBTT) dengan bahu jalan
Beban
Faktor
Jenis BS Rencana Repetisi yang Analisa Fatik Analisa Erosi
Tegangan
Per
Repetisi Persen Repetisi
Sumbu (kN) Roda (kN) terjadi dan Erosi Persen Rusak
Ijin Rusak Ijin
30 18 TE= 0.77 TT 0 TT 0
2,552,535.34
20 12 FE= 1.67 TT 0 TT 0
23,630,563.55
STRT 40 24 FRT= 0.17 TT 0 TT 0
23,630,563.55
50 30 TT 0 TT 0
28,452,019.19
60 18 TT 0 TT 0
18,543,595.96
50 15 TE= 1.16 TT 0 TT 0
2,552,535.34
STRG 80 24 FE= 2.28 TT 0 TT 0
21,693,533.19
140 42 FRT= 0.21 TT 0 500000 2126.5
10,632,546.73
TE= 0.97
StdRG 140 21 FE= 2.30 TT 0 0 2126.5
13,227,322.60
FRT= 0.22
Total 2216.5
Karena % rusak telah melebihi 100% yaitu 2126.51 maka Tebal plat 250 mm tidak bisa di pakai, dan harus di pertebal kembali.
4.1.2 Perkerasan Beton Bersambung Dengan Tulangan (BBDT)
Ruji (dowel) : Ya
Jenis lapis pemecah ikatan antara pondasi bawah dan pelat beton digunakan laburan
parafin tipis.
Langka-Langkah perhitungan perkerasan Beton Bersambung Dengan Tulangan (BBDT) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Jumlah sumbu berdasakan jenis dan beban sumbu kendaraan niaga untuk niaga BBDT
Berdasarkan Tabel 2.4, dengan tipe jalan yang ditinjau terdiri dari 2 lajur dan 1
arah, maka koefisien distribusi (C) kendaraan niaga sebesar 0,70.
Jumlah sumbu kendaraan Niaga dapat dihitung dengan persamaan 2.14. Adapun
perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.11
Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.11
Untuk menentukan jenis dan tebal pondasi bawah, digunakan Gambar 2.13.
Dengan CBR tanah dasar 3 % dan jumlah repetisi yang terjadi
190,538,616.56 maka: Didapatkan jenis pondasi bawah berupa campuran beton kurus
dengan tebal125 mm.
g. CBR Efektif
Berdasarkan Tabel 2.5, dengan peranan jalan sebagai jalan tol, maka faktor
keamanan beban sebesar 1,1
Analisa fatik dan erosi digunakan untuk menentukan tebal pelat beton optimum.
Persen kerusakan dari analisa fatik dan erosi harus lebih kecil dari 100 % . Analisa fatik
dan erosi menggunakan Tabel 2.6 sampai 2.8 dan Gambar 2.15 sampai 2.17.
Perhitungan analisa fatik dan erosi dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tebal plat beton dapat dicari dengan menggunakan grafik di bawah ini dengan
mengunakan data sebagai berikut :
CBR efektif 30 %
Dengan ruji
Tanpa bahu dan dengan bahu
Lalu lintas luar kota
FKB 1.1
Dari grafik di bawah di dapat tebal plat beton sebesar 240 mm
Tabel 4.13 Perhitungan analisa fatik dan erosi BDTT Tanpa bahu jalan
Faktor
Jenis BS Analisa Fatik Analisa Erosi
Beban Rencana Per Repetisi yang Tegangan
Roda (kN) terjadi Repetisi Persen Repetisi Persen
Sumbu (kN) dan Erosi
Ijin Rusak Ijin Rusak
(c) = (b) x Fcw/jumlah (g)= (d)x (i) = (d) x
(a) (b) (d) (e) (f) (h)
roda 100/(f) 100/(h)
30 16.5 TT 0 TT 0
3,573,549.47 TE= 0.712
20 11 TT 0 TT 0
26,053,963.53 FE= 1.948
STRT 40 22 TT 0 TT 0
26,053,963.53 FRT= 0.178
50 27.5 TT 0 TT 0
38,379,752.37
60 16.5 TT 0 TT 0
31,266,445.86
50 13.75 TT 0 TT 0
3,573,549.47 TE= 1.106
STRG
80 22 TT 0 TT 0
30,370,946.46 FE= 2.548
FRT= 0.2765 TT 0 TT 0
TE= 0.98
StdRG 140 19.25 FE= 2.548 TT 0 TT 0
31,266,445.86
FRT= 0.245
Total 0
Karena Persen rusak dari analisa fatik dan persen rusak dari analisa erosi tidak ada,
maka tebal beton bisa di gunakan yaitu 240 mm.
µ.L.M.g.h 1,5x15x2400x9,81x0,240
As = = = 441.45 mm2
2.fs 2x(0,6x240)
Syarat As minimum = 0,1% x 240 x 1000 = 240 mm2 (As > As min)
441.45
Jumlah tulangan = = 3.9 = 4 buah
113,1
1000
Jarak tulangan memanjang = =250 mm = 25 cm
4
µ.L.M.g.h 1,5x3,5x2400x9,81x0.240
As = = =103,1 mm2
2.fs 2x(0,6x240)
Syarat As minimum = 0,1% x 240 x 1000 = 240 mm2 (As < As min)
240
Jumlah tulangan = 113,1 = 2,12 =3 buah
1000
Jarak tulangan memanjang = = 333 mm = 33 cm
3
2. Beton bersambung Dengan Tulangan (BBDT) dengan bahu jalan
µ.L.M.g.h 1,5x15x2400x9,81x0,200
As = = = 478.23 mm2
2.fs 2x(0,6x240)
Syarat As minimum = 0,1% x 200 x 1000 = 367.875 mm2 (As > As min)
367.875
Jumlah tulangan = = 3.25 = 4 buah
113,1
1000
Jarak tulangan memanjang = =250 mm = 25 cm
4
µ.L.M.g.h 1,5x3,5x2400x9,81x0.20
As = = =85.8375 mm2
2.fs 2x(0,6x240)
Syarat As minimum = 0,1% x 200 x 1000 = 200 mm2 (As < As min)
200
Jumlah tulangan = 113,1 = 1.76 =2 buah
1000
Jarak tulangan memanjang = = 500 mm = 50 cm
2
4.1.2.1 Perhitungan Manual Perkerasan Beton Menerus Dengan Tulangan
(BMDT)
Keteranagn
RD =Roda Depan STRT = Sumbu Tunggal Roda Tunggal
RB =Roda Belakang STRG = Sumbu Tunggal Roda Ganda
RGD =Roda Gandeng Depan STdRG = SumbuTandem Roda Ganda
RGB =Roda Gandeng Belakang BS = Beban Sumbu
=Jumlah Sumbu kendaraan = Jumlah Sumbu
JSKN JS
niaga
JSKNH =Jumlah Sumbu kendaraan niaga harian
b. Faktor Peryumbuhan Lalu Lintas (R)
Berdasarkan Tabel 2.4. dengan tipe jalan yang ditinjau terdiri dari 2 lajur dan 1
arah, maka koefisien distribusi (C) kendaraan niaga sebesar 0,50.
Jumlah sumbu kendaraan niaga dapat dihitung dengan persamaan 2.14. Adapun
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Perhitungan seperti sumbu yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Untuk menentukan jenis dan tebal pondasi bawah, digunakan Gambar 2.13. Dengan
CBR tanah dasar 3 % dan jumlah repetisi yang terjadi 120,844,143.43, maka:
Didapatkan jenis pondasi bawah berupa campuran beton kurus dengan tebal 125mm
g. CBR Efektif
Berdasarkan Tabel 2.5, dengan peranan jalan sebagai jalan tol, maka faktor
keamanan beban sebesar 1,2
Analisa fatik dan erosi digunakan untuk menentukan tebal pelat beton optimum.
Persen kerusakan dari analisa fatik dan erosi harus lebih kecil dari 100 % . Analisa fatik
dan erosi menggunakan Tabel 2.6 sampai 2.8 dan Gambar 2.15 sampai 2.17.
Perhitungan analisa fatik dan erosi dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tebal plat beton dapat dicari dengan menggunakan grafik di bawah ini dengan
mengunakan data sebagai berikut :
CBR efektif 30 %
Dengan ruji
Tanpa bahu dan dengan bahu
Lalu lintas luar kota
FKB 1.2
grafik di atas di dapat tebal plat beton sebesar 255 mm di pakai 260 mm
Tabel 4.18 Perhitungan analisa fatik dan erosi BMDT Tanpa bahu jalan
Beban
Faktor
Jenis BS Rencana Repetisi yang Analisa Fatik Analisa Erosi
Tegangan
Per
Repetisi Persen Repetisi
Sumbu (kN) Roda (kN) terjadi dan Erosi Persen Rusak
Ijin Rusak Ijin
30 18 TE= 0.65 TT 0 TT 0
2,190,473.59
20 12 FE= 1.87 TT 0 TT 0
18,579,802.14
STRT 40 24 FRT= 0.15 TT 0 TT 0
18,579,802.14
50 30 TT 0 TT 0
25,090,879.28
60 18 TT 0 TT 0
15,224,696.59
50 15 TE= 1.09 TT 0 TT 0
2,190,473.59
STRG 80 24 FE= 2.47 TT 0 TT 0
19,370,303.63
140 42 FRT= 0.25 600000 2900000 302.97
8,786,031.80 1,464.34
TE= 0.96
StdRG 140 21 FE= 2.61 TT 0 TT 0
10,831,680.69
FRT= 0.22
Total 1464.338633 302.97
Karena % rusak telah melebihi 100% maka Tebal plat 260 mm tidak bisa di pakai,
dan harus di pertebal kembali.
𝑓𝑏 = (1,97√𝑓𝑐 ′ )/𝑑
1,97√285
𝑓𝑏 = = 20,79
1,6
εs = 400 x 10-6
Ec = 14850 √𝑓𝑐 ′
Ec = 14850 √285 = 250,697 kg/cm2
Dikontrol terhadap jarak teoritis atar retakan (Lcr)
𝑓𝑐𝑡 2
𝐿𝑐𝑟 =
𝑛 𝑥 𝑝2 𝑥 𝑢 𝑥 𝑓𝑏 (εs x 𝐸𝑐 − 𝑓𝑐𝑡 )
202
𝐿𝑐𝑟 =
6 𝑥 0,00672 𝑥 2,5 𝑥 20,79 (0,0004 𝑥 250697 − 20)
𝐿𝑐𝑟 = 352,87 𝑐𝑚
Beban
Faktor
Jenis BS Rencana Repetisi yang Analisa Fatik Analisa Erosi
Tegangan
Per
Repetisi Persen Repetisi
Sumbu (kN) Roda (kN) terjadi dan Erosi Persen Rusak
Ijin Rusak Ijin
30 18 TE= 0.78 TT 0 TT 0
2,190,473.59
20 12 FE= 1.69 TT 0 TT 0
18,579,802.14
STRT 40 24 FRT= 0.18 TT 0 TT 0
18,579,802.14
50 30 TT 0 TT 0
25,090,879.28
60 18 TT 0 TT 0
15,224,696.59
50 15 TE= 1.21 TT 0 TT 0
2,190,473.59
STRG 80 24 FE= 2.29 TT 0 TT 0
19,370,303.63
140 42 FRT= 0.27 150000 890000 987.19
8,786,031.80 5,857.35
TE= 0.96
StdRG 140 21 FE= 2.34 TT 0 TT 0
10,831,680.69
FRT= 0.22
Total 5857.354533 987.19
Karena % rusak telah melebihi 100% maka Tebal plat 210 mm tidak bisa di pakai,
dan harus di pertebal kembali.
𝑓𝑏 = (1,97√𝑓𝑐 ′ )/𝑑
1,97√285
𝑓𝑏 = = 20,79
1,6
εs = 400 x 10-6
Ec = 14850 √𝑓𝑐 ′
Ec = 14850 √285 = 250,697 kg/cm2
Dikontrol terhadap jarak teoritis atar retakan (Lcr)
𝑓𝑐𝑡 2
𝐿𝑐𝑟 =
𝑛 𝑥 𝑝2 𝑥 𝑢 𝑥 𝑓𝑏 (εs x 𝐸𝑐 − 𝑓𝑐𝑡 )
202
𝐿𝑐𝑟 =
6 𝑥 0,00672 𝑥 2,5 𝑥 20,79 (0,0004 𝑥 250697 − 20)
𝐿𝑐𝑟 = 352,87 𝑐𝑚