PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dicegah. Hampir sepertiga kematian dan penyakit pada beberapa negara maju
akan berkurang namun hingga kini penyakit diare masih tetap merupakan
Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka
1
untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada
Goals/ MDG’s (Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3
bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari
tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan.
Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan
masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai
balita (12 - 59 bulan) sebesar (25,2%) , nomor tiga bagi pada bayi (29 hari - 11
Indonesia pada tahun 2012 sebesar 301 per 1.000 penduduk dengan episode
diare balita adalah 1,0 – 1,5 kali per tahun. Tahun 2013 angka kesakitan
penyakit ini meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk dan merupakan
penyakit denganf rekuensi KLB kedua tertinggi setelah DBD (Depkes RI 2013)
2
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, pada tahun 2010
jumlah penderita diare meningkat menjadi 8.443 kasus dengan korban yang
meninggal sebanyak 209 jiwa, dan terjadi KLB di 15 propinsi, sedangkan pada
tahun 2011 KLB diare terjadi di 11 propinsi dengan jumlah penderita sebanyak
1,74%. Pada tahun 2012 dengan jumlah penderita sebanyak 5.870 orang.
tangga, air yang tercemar tinja, pembuangan tinja yang tidak benar, penyiapan
lingkungan, personal hygiene, pemberian ASI dan gizi secara terus menerus,
serta imunisasi.
Sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat akan sangat mampu
3
apabila tangan tercemar menyentuh air pada saat mengambil air ataupun
hubungan yang bermakna secara statistik antara kualitas fisik air dengan
selain sarana air bersih, jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor terjadinya diare. Jamban yang tidak saniter menjadi
sumber penyebaran E.coli, bakteri penyebab diare. kondisi jamban kotor dan
tidak terawat, karena tidak terdapatnya alat pembersih didalam jamban akan
terjadinya diare. Hal ini disebabkan karena tangan yang kotor akan terdapat
tangan sangat diperlukan terutama seorang oleh ibu sebelum dan sesudah
kontak dengan balita , yang bertujuan untuk menurunkan risiko terjadinya diare
Mencuci tangan yang baik dan benar dapat menurunkan angka kejadian diare
bermakna secara statistik antara kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare
masalah kesehatan yang serius sampai saat ini. Berdasarkan data dari Dinas
4
kesehatan.Jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 2,173,466 jiwa
dengan jumlah penderita penyakit Diare sebesar 52,352 kasus (2,41%), tahun
2013 dengan jumlah penduduk 2,187,375 jiwa dengan jumlah penderita diare
Tenggara, 2013).
penderita penyakit Diare 1.405 kasus (15,2%), tahun 2013 dengan jumlah
penderita penyakit Diare sebesar 2.501 kasus (26,9%), dan pada tahun 2014
10 besar penyakit rawat jalan di Puskesmas, setelah penyakit infeksi akut lain
pada saluran pernapasan bagian atas. Data penyebaran kasus diare untuk 3
tahun terakhir Puskesmas Molawe yaitu pada tahun 2012 diketahui jumlah
tahun 2013 dengan jumlah penduduk 11.446 jiwa dengan jumlah penderita
penyakit diare sebanyak 39 kasus (29,70%) dan tahun 2014 dengan jumlah
penduduk 979 jiwa dengan penderita diare 17 (1,74%) kasus, tahun 2013
dengan jumlag penduduk 987 jiwa dengan jumlah penderita diare 21 (2,13%)
kasus, tahun 2014 dengan jumlah penduduk 1.109 dengan jumlah penderita
5
diare 39 (3,53%) kasus dan tahun 2015 periode januari sampai September
kepala keluarga yang menggunakan PDAM yakni 201 kepala keluarga dan
hanya sebagian kecil yang menggunakan sumur gali yakni 30 kepala keluarga.
tetapi menurut keterangan warga setempat air yang di pasok dari PDAM belum
memenuhi standar fisik air yakni masi berbau dan berwarna. Sedangkan data
memiliki jamban keluarga tetapi jamban yang mereka miliki masih banyak yang
tidak memenuhi syarat jamban sehat yakni 179 kepala keluarga yang memiliki
jamban sehat selebihnya memiliki jamban yang tidak memenuhi sarat yakni 53
kepala keluarga.
di teliti terdapat 3 orang responden yang kondisi sarana air bersihnya tidak
Utara.
6
B. Rumusan Masalah
Utara?
2. Apakah ada hubungan antara sarana air bersih dengan Kejadian Penyakit
Utara?
Utara?
Utara Utara?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Utara.
7
b. Untuk mengetahui hubungan sarana air bersih terhadap kejadian Diare
Konawe Utara.
Konawe Utara.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
(P2M).
8
b. Bagi Masyarakat
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Puskesmas
2. Fungsi Puskesmas
cara:
10
3. Visi Puskesmas
Indonesia sehat.
a. Lingkungan sehat,
b. Perilaku sehat,
4. Misi Puskesmas
kerjanya
wilayah kerjanya
5. Upaya Puskesmas
regional dan global serta punya daya ungkit tinggi untuk peningkatan
di wilayah Indonesia.
11
b. Upaya kesehatan pengembangan → upaya yang ditetapkan
6) Upaya Pengobatan
12
frekuensi berak lebih dari biasanya, lazimnya tiga kali dalam sehari
keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih
dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah. (Aziz, 2006)
2. Jenis-jenis Diare
a. Diare cair akut, yaitu diare berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari). Akibat dari diare akut adalah dehidrasi, sedangkan
b. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri
c. Diare persisten, diare yang berlanjut lebih dari 14 hari secara terus
metabolisme.
Adapun gejala-gejala klinis dari penyakit ini adalah pada awalnya anak
berkurang atau tidak ada sama sekali. Kemudian timbul diare dengan
dengan cairan empedu. Gejala muntah dapat terjadi setelah atau sebelum
diare. Bila penderita telah banyak kehilangan cairan atau elektrolit maka
13
gejala dehidrasi mulai nampak, berat badan mulai menurun, turgor kulit dan
tonus otot berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput
lendir, bibir dan mulut serta kulit tampak kering, saliva menjadi kental dan
4. Patofisiologi
dalam usus dan merusak sel mukosa yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus.
c. Faktor makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
tinja ini tidak dilakukan di Jamban yang tertutup akan menjadi sumber
14
penularan. Kuman pada kotoran atau tinja dapat langsung ditularkan pada
orang lain apabila melekat pada tangan dan dimasukkan kedalam mulut
terkena air. Bila air tersebut digunakan oleh orang untuk keperluan sehari
mencuci sayur lalap, dapat menulari orang tersebut dengan penyakit Diare.
Tinja yang dihinggapi lalat, dan bila lalat ini hinggap dimakanan akan
6. Diagnosis Diare
rinci penyebab diare bila hanya gejala klinis yang timbul dari penyakit
ini, akan tetapi dengan melihat dan menemukan darah dan atau lendir
15
mikroskopik tidak selalu mengindikasikan bahwa amubalah organisme
7. Epidemiologi Diare
menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman
yaitu kurang gizi, beratnya penyakit lama risiko kematian karena diare
penyakit berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air
bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan
yang tidak sehat pula yang melalui makan dan minuman, dapat
layak. Perbaikan perilaku ibu terhadap balita seperti pemberian ASI sampai
16
beraktivitas, pembuangan tinja anak pada tempat yang tepat, memberikan
membahayakan.
9. Penanggulangan Diare
Usaha-usaha yang perlu dilakukan dapat dibagi atas dua bagian besar
yaitu :
masyarakat.
syarat.
4) Survailance epidemiologi
17
5) Dalam usaha-usaha perlu juga pendidikan kesehatan terhadap
masyarakat.
1. Faktor Agent
lain dapat berupa virus, bakteri, parasit dan sebagainnya. Salah satu
penyakit menular yang sering terjadi wabah adalah diare, penyakit ini
makanan, minuman yang kemudian dimakan oleh orang sehat. Penyakit ini
perantaraan air atau sering disebut sebagai water borne disease. Agent
18
tercemar apabila digunakan oleh orang sehat bisa membuat orang tersebut
a. Virus
1) Retrovirus
2) Ademovirus.
3) Bakteri
a) Salmonella
b) E. Coli
c) Vibrio colera
4) Parasit
a) Protozoa
b) Cacing perut
c) Jamur
2. Faktor Host
a. Pengetahuan
19
sedangkan tindakan nyata seseorang yang belum terwujud (overt
dipelajari sebelumnya.
b. Mencuci Tangan
20
kebiasaan tertentu (misalnya kebiasaan mencuci tangan yang benar)
hangat, sabun biasa atau sabun anti microbial, lap tangan atau
pengering.
6) Mengalirkan air.
21
9) Membasahi tangan dengan lengan bawah dengan seksama sebelum
mengalirkan air.
10) Menaruh sedikit sabun atau sabun antimicrobial cair pada tangan,
11) Gosok kedua tangan dengan cepat paling sedikit 10 sampai 15 detik.
12) Jika daerah di bawah kuku kotor, bersihkan dengan kuku jari tangan
3. Faktor Environment
hari.(Notoatmodjo, 2003).
Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, dan tidak
berbau. Meskipun demikian, air yang jernih, tidak berwarna, dan tidak
berbau belum tentu aman dikonsumsi. Air minum adalah air yang
22
memenuhi syarat kesehatan baik yang melalui proses pengolahan
cairan, akan tetapi juga karena di dalam air terdapat unsur mineral yang
(Hasyim, 2000).
a) Syarat fisik : bersih, jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna.
23
a) Perusahaan air minum ( PAM ) : dari segi kualitas relatif
geologis setempat.
b. Sumur Gali
ini terkontaminasi oleh air limbah yang berasal dari kegiatan mandi,
2003)
purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit bumi menjadi air tanah.
Notoatmodjo (2003), air dari sumur dalam ini berasal dari lapisan air
permukaan tanah.
24
Persyaratan sumur sehat antara lain:
b) Syarat Konstruksi
Dinding sumur bisa dibuat dari batu bata atau batu kali
25
perembesan permukaan tanah. Untuk sumur sehat, idealnya
2004).
cm, atau lebih tinggi dari permukaan air banjir, apabila daerah
(Machfoedz, 2004).
26
dan panjangnya sekurang-kurangnya 10 m. Sedangkan pada
1) Pengertian Jamban
dibutuhkan lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Zat yang harus dikeluarkan dari tubuh adalah bentuk tinja, air seni
27
b) Lantai Kakus; Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat
sikat, sapu, tisu dan lainnya. Tujuan alat pembersih ini agar
28
g) Saluran Peresapan; Adalah sarana terakhir dari suatu sistem
Pilihan yang terbaik ialah jamban yang tidak menimbulkan bau, dan
meter.
ayam.
29
d) Jamban Leher Angsa adalah jamban leher lubang closet
(Notoatmodjo, 2003).
maupun tikus.
berwarna.
f) Cukup penerangan
antara lain:
30
a) Sebaiknya jamban tertutup, artinya jamban terlindung dari panas
pandangan orang.
kertas pembersih.
bersih dan fasilitas kesehatan lainnya. Hal yang demikian ini dapat
31
dibuang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu jamban keluarga
(Kusnoputranto,1997).
D. Tinjauan Empiris
bahwa ada hubungan antara sarana air bersih dengan kejadian diare di
pencegahan akan tidak dilakukan karena adanya ketidak tahuan mengenai hal
itu.
32
dengan kejadian diare dengan hasil p=0,003 (pengetahuan) dan p=0,007
(status gizi)
33
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
salah satu masalah kesehatan yang utama di Indonesia baik yang ditinjau dari
tangan sebelum makan, dan sesudah buang air besar dengan sabun dan
diare khususnya penyebab dan cara pencegahan maka akan memberi peluang
Faktor kondisi sarana air bersih yaitu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas air terutama pada sumur gali. Hal ini akan
akibat sumber sarana air bersih yang sudah terkontaminasi oleh kotoran
manusia. Hal ini dapat terjadi akibat sumber sarana air bersih yang sudah
mencapai kedalam air sehingga akan akan masuk atau ikut mencemari
tubuhnya lemah terhadap suatu penyakit tertentu, yang salah satunya adalah
34
penyakit diare. Kondisi yang demikian ini diakibatkan karena kondisi kualitas
penularan penyakit Diare apabila sarana fisik jamban keluarga sudah tidak
sudah tercemar oleh tinja atau kotoran manusia seperti telur-telur cacing yang
biasa masuk langsung kedalam tubuh manusia melalui kontak tanah dan kulit,
sehingga bila menimbulkan kelainan atau cacat tubuh. Secara tidak langsung
bibit yang berasal dari tinja telah tercampur dengan tanah tanah atau debu
tercemar.
B. Kerangka Konsep
35
Pengetahuan
Kejadian
Jamban Keluarga Penyakit Diare
Mencuci Tangan
: Variabel Dependen
: Variabel Independe yang di Teliti
: Garis penghubung antara Variabel
1. Variabel Penelitian
2. Definsi Opersional
1. Kejadian Diare
Kriteria Objektif
36
Tidak menderita : Berdasarkan hasil diagnosa Dokter tidak menderita
………...Diare
2. Pengetahun Responden
pertanyaan mempunyai bobot niali antara 0-1 bila menjawab ‘”ya” di beri
Total skor adalah jumlah skor pada masing masing pertanyaan sikap
0
Skor terndah : 10x0=0( 10 𝑥 100% = 0 %)
Keterangan
I = Interval kelas
= 100%-0%=100%
…….. …cukup
𝑅
I=𝐾
37
100
I= =50%. Maka Intervalnya 100%-50%=50%
2
Kriteria Objektif
Kurang : Apabila responden memperoleh skor < 50% dari total skor
Sarana air bersih adalah kondisi yang digunakan sebagai sarana air
Kriteria Obyektif
Kriteria Objektif
38
………...pembersih, dilengkapi dinding, cukup
menjawab ‘”ya” di beri skor “1” dan bila menjawab tidak di beri skor “0”
0
Skor terndah : 10x0=0( 10 𝑥 100% = 0%)
Keterangan
I = Interval kelas
= 100%-0%=100%
39
K = Kategori, Jumlah Kategori sebanyak 2 yaitu positif dan
……..negatif
𝑅
I=𝐾
100
I= =50%. Maka Intervalnya 100%-50%=50%
2
Kriteria Objektif
………………..keseluruhan pertanyaan
D. Hipotesis Penelitian
berikut:
1. Pengetahuan
40
3. Jamban Keluarga
..Konawe Utara
41
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
cross sectional study, yaitu untuk mempelajari hubungan dengan efek, dengan
cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat,
artinya tiap variabel penelitian hanya diobservasi sekali saja dan diamati pada
Populasi
(sampel)
1. Waktu penelitian
2. Lokasi Penelitian
42
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
KK
2. Sampel
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar Populasi
𝑵
n = 𝟏+𝑵 (𝒅²)
𝟐𝟑𝟐
n = 𝟏+𝟐𝟑𝟐(𝟎.𝟎𝟏)
𝟐𝟑𝟐
n = 𝟏+𝟐,𝟑𝟐
𝟐𝟑𝟐
n = 𝟑,𝟑𝟐
43
D. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
2. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
4. Instrumen Penelitian
44
E. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
pengolahan data.
diteliti agar mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
45
b. Analisis Bivariat
(𝑓𝑜−𝑓ℎ)²
X²∑ 𝑓ℎ
Keterangan :
X2 = chi-square
fo = frekuensi observasi
fh = frekuensi harapan
2005)
Kriteria penolakan:
Notoatmodjo, 2002)
𝑋²
φ=√ 𝑛
46
0,51 – 0,75= Hubungan kuat
Tabel 2
Tabel 2 x 2
Kriteria Efek (+) Efek (-) Jumlah
Positif A B a+b
Negatif C D c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
RP = a/(a+b) : c/(c+d)
Keterangan :
RP : Rasio Prevalens
3. Penyajian Data
distribusi yang disertai dengan narasi yang menjelaskan isi tabel tersebut.
F. Etika Penelitian
47
1. Informed consent
diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian. Bila
subjek menolak, maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-
hak subjek.
3. Confidentiality
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil penelitian.
48
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keadaan Geografis
Watukila
kecamatan anggaberi
2. Keadaan Demografis
a. Jumlah Penduduk
a. Sosial Budaya
49
Jumlah tempat ibadah di Desa Molawe cukup memadai karena sudah
b. Ekonomi
beragam hal ini dapat kita lihat dari jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh
Dari segi pendidikan di Desa Molawe cukup memiliki potensi hal ini
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin n %
Pria 29 41,4
Wanita 41 58,6
Jumlah 70 100
50
b. Umur
Umur n %
21-30 23 32,9
31-40 33 47,1
>41 14 20,0
Jumlah 70 100
kelompok umur 31-40 yakni 47,1% dan responden yang paling sedikit
c. Pekerjaan
Pekerjaan n %
Petani 56 80,0
Pedagang 6 8,6
PNS 8 11,4
Jumlah 70 100
pekerjaan sebagai petai yakni 80,0% dan responden yang paling sedikit
d. Pendidikan
Pendidikan N %
SD 5 7,1
SMP 7 10,0
SMA 50 71,4
PT 8 11,4
Jumlah 70 100
51
Tabel diatas menunjukkan responden yang terbanyak memiliki
2. Analisis Univariat
a. Diare
Diare N %
Menderita 21 30
Tidak Menderita 49 70
Jumlah 70 100
70%
b. Pengetahuan
Pengetahuan N %
Cukup 30 42,9
Kurang 40 57,1
Jumlah 70 100
52
c. Sarana air bersih
tidak memenuhi syarat sebanyak 57,1% dan responden yang sarana air
d. Jamban Keluarga
Jamban Keluarga n %
Memenuhi syarat 28 40,0
Tidak memenuhi syarat 42 60,0
Jumlah 70 100
Kebiasaan Mencuci n %
Tangan
Baik 27 38,6
Kurang 43 61,4
Jumlah 70 100
Tabel diatas menunjukkan responden yang kebiasaan mencuci
a. Pengetahuan
Diare Jumlah
Pengetahuan Menderita Tidak Menderita
N % n % n %
Cukup 3 4,3 27 38,6 30 42,9
Kurang 18 25,7 22 31,4 40 57,1
Jumlah 21 30,0 49 70,0 70 100
X2 hitung = 8,403 > X2 tabel = 3,841 Phi (φ)= 0,378
54
b. Sarana Air Bersih
Diare Jumlah
Sarana Air Bersih Menderita Tidak Menderita
n % N % n %
Memenuhi syarat 2 2,9 28 40,0 30 42,9
Tidak memenuhi
19 27,1 21 30,0 40 57,1
syarat
Jumlah 21 30,0 49 70,0 70 100
2 2
X hitung = 11,736 > X tabel = 3,841 Phi (φ)= 0,441
42,9% terdapat 2.9% yang menderita diare dan 40,0% yang tidak
menderita diare.
Konawe Utara.
55
c. Jamban Keluarga
Diare Jumlah
Jamban Keluarga Menderita Tidak Menderita
n % N % n %
Memenuhi syarat 2 2,9 26 37,1 28 40,0
Tidak memenuhi
19 27,1 23 32,9 42 60,0
syarat
Jumlah 21 30,0 49 70,0 70 100
2 2
X hitung = 9,876 > X tabel = 3,841 Phi (φ)= 0,407
40,0% terdapat 2.9% yang menderita diare dan 37,1% yang tidak
menderita diare.
56
d. Kebiasaan mencucui tangan
yang menderita diare dan 35,7% yang tidak menderita diare, sedangkan
yakni 38,6% terdapat 4,3% yang menderita diare dan 34,3% yang tidak
menderita diare.
Konawe Utara.
57
C. Pembahasan
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan obyek ini terjadi setelah
pendidikan
tingkat pnedidikan yang rendah karena sebagian besar dari reonden hanya
58
Haasil analisis bivariat menunjukkan bahwa X2 hitung = 8,408 > dari
terdapat 31,4% yang tidak menderita diare. Berdasarkan hasil penelitian hal
baik serta jamban keluarga yang baik dan sebagian responden juga sudah
hendak makan meskipun mereka tidak mengetahui bahwa hal tersebut bisa
sehari hari seperti menjaga kebersihan tangan dan perilaku yang mampu
mencegah penyakit diare yang sudah mreka katehaui serta sumber air
mereka juga kurang bersih dan jamban keluarga mereka kurang bersih
diare.
59
Berdasrakan hasil penelitian tersebut maka hal yang harus dilakukan
yang bekerja sama dengan tenaga kesehatan dalam hal ini pihak
Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Meskipun demikian, air yang jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau belum
tentu aman dikonsumsi. Air minum adalah air yang memenuhi syarat
fisik: bersih, jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Syarat
kimia: tidak mengandung zat – zat yang berbahaya bagi kesehatan seperti
racun, serta tidak mengandung mineral dan zat organik yang jumlahnya
patogen. Syarat radioaktif : bebas dari sinar alfa dan sinar beta.
yang sarana air bersihnya memenuhi syarat lebih sedikit yakni 30 (42,9%)
reponden masih menggunakan sarana air bersih seperti sumur gali yang
tidak memenuhi syarat dimana air yang mereka gunakan tidak mmenuhi
60
syarat fisik air seperti tidak berwarna, berbau dan berasa serta responden
yang menggunakan air dari PDAM juga merasa air yang dipasok kepada
syarat yakni 57,1 terdapat 30,0% yang tidak menderita diare. Hal tersbut
dikarenakan sebagian dari responden memiliki status gizi yang baik serta
responden juga mengolah air baku yang tidak memenuhi syarat terseut
dikonsumsi.
kurang yang menjadikan daya tahan tubuh repsonden menjadi lemah dan
Bummo (2012) menyatakan bahwa ada hubungan antara sarana air bersih
61
Dengan hasil penelitian tersebut maka hal yang harus dilakukan
untuk mencegah terjadinya penyakti diare yang bersumber dari sarana air
harus lebih bisa memasok air yang memenuhi syarat kepada masyarakat
dan mengurangi pencemaran pada sumber air bersih tersebut seingga air
bagi amsyarakat yang menggunakan sumur gali sebagai sarana air bersih
3. Jamban keluarga
manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh
tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat yang harus dikeluarkan
dari tubuh adalah bentuk tinja, air seni. Jamban keluarga adalah suatu
yang lazim disebut kakus atau wc. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi
yang mencemari sumber ait bersh seperti sumur gali karena jarak jamban
dengan sarana air bersih kurang dari 10m, lantai sebagian dari jamban
62
yang di miliki responden tidak kedap air serta sebagian juga masih memiliki
jamban yang tidak dilengkapi dengan atap dan tidak tersedia alat
memiliki imunitas tubuh yang kuat yang didukung dengan status gizi yang
belum tentu mereka akan terkena penyakit diare serta jamban yang tidak
jauh dari sumber air yang mereka gunakan sehingga bakteri dalam tinja
dalam hala ini E.coli tidak mencemari sumber air bersih yang responden
gunakan.
syarat yakni 40,% terdapat 2,9% yang menderita diare. Berdasarkan hasil
memiliki kebiasaan atau perilaku yang buruk seperti tidak sering mencucui
63
kurang yang memunginkan penyakit akan sangat mudah menyerang
mereka karena imuntas tubuh mereka yang tidak kuat yang disebabkan
agar JAGA tersebut tidak menimbulkan dampak yang buruk terhadp derajat
kesehatan masyarakat.
64
banyak di bandingkan dengan rsponden yang kebiasaan mencucui
yang baik karena sesuai penelitian masih banyak diatara responden yang
yang tidak sering mencuci tangan ketika hendak menyuapi makan anaknya
Utara.
criteria kurang yakni 61,4% terdapat 35,7% yang tidak menderita diare.
daya tahan tubuh yang baik yang di dukung dengan status gizi yang baik
serta sanitasi dasar responden juga seperti jamban dan sarana air
65
Diantara resonden yang kebiasaan mencucui tangannya dalam
kriteria baik yakni 38,6% terdapat 4,3% yang menderita diare. Sesuai hasil
dasar seperti jamban kearga yang tidak memenuhi syarat serta sarana air
bersih yang mereka gunakan juga tidak memenuhi syarat yang bias
menggunakan poster.
66
BAB VI
A. Kesimpulan
2. Ada hubungan sedang antara sarana air bersih terhadap kejadian diare di
B. Saran
kehidupan mereka.
67
sebagai sarana air bersih agar diberikan pengetahuan dari pihak kesehatan
mengenai syarat pembuatan sumur gali yang memenuhi syarat dan standar
kesehatan.
syarat serta cara pemeliharaan jamban keluarga sehingga tetap bersih agar
68