Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Seputar RSUD Johar Baru

Mulai tanggal 1 April 2015, Sebanyak 15 Puskesmas telah ditingkatkan statusnya


menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru (RSU) tipe D. Peningkatan status puskesmas
kecamatan menjadi RSU tipe D, dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan serta
memberikan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Jakarta. Selain itu dalam segi pelayanan,
diharapkan RSU tipe D tidak membeda-bedakan dalam segi pelayanan kelas, artinya seluruh
pasien harus ditangani dan dilayani dengan sebaik-baiknya.

Peningkatan status puskesmas kecamatan menjadi RSU tipe D berdasarkan Surat


Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 10 tahun 2014 tanggal 17 Juni 2014 tentang Penetapan
Puskesmas Kecamatan Rawat Inap menjadi RSU kelas D. Puskesmas yang dijadikan RSU di
wilayah Jakarta Pusat yang di jadikan RSU kelas D adalah Puskesmas Kecamatan Johar Baru,
Cempaka Putih, Sawah Besar, dan Kemayoran.
BAB II
VISI dan MISI

Visi RSUD Johar Baru


Menjadi Rumah sakit Unggulan Pilihan Masyarakat di DKI Jakarta

Misi RSUD Johar Baru

1. Membangun Manusia berakhlak Mulia, berwawasan luas dan berkompetensi tinggi


2. Meningkatkan pelayanan yang komprehensif dan bermutu tinggi
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang aman, nyaman dengan teknologi mutakhir yang
tepat guna
4. Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman , dan harmonis
5. Meningkatkan kerja sama yang sinergis dan prodesional dengan semua pihak

Nilai Nilai:

Integritas

Profesional

Empati

Inovatif

Akuntabel
BAB III
Latar Belakang

Provinsi DKI Jakarta merupakan Ibu Kota Republik Indonesia yang memiliki
permasalahan kebencanaan yang kompleks. Dengan luas 661,52 km2, 40% atau 24.000 hektar
merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata di bawah permukaan air laut. DKI Jakarta
juga merupakan pertemuan sungai dari bagian selatan dengan kemiringan dan curah hujan tinggi.
Terdapat 13 sungai yang melewati dan bermuara ke Teluk Jakarta. Secara alamiah, kondisi ini
memosisikan wilayah DKI Jakarta memiliki kerawanan yang tinggi terhadap banjir.

DKI Jakarta memiliki ancaman bencana berupa banjir, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim,
gempa bumi, tanah longsor maupun ancaman bencana non alam berupa kebakaran gedung,
pemukiman maupun urban disaster seperti konflik sosial, kegagalan teknologi, epidemi, dan
wabah penyakit.

Untuk bencana banjir, tercatat wilayah DKI Jakarta, pernah terjadi banjir besar pada tahun
1621, 1654 dan 1918. Banjir besar juga terjadi pada tahun 1976, 1996, 2002, 2007 dan 2013.
Berulangnya kejadian banjir per lima tahun menyebabkan banyak kalangan memercayai sebagai
siklus lima tahunan. Kerusakan dan kerugian terhadap aset terkena banjir yang melanda DKI
Jakarta, Bogor, Depok, tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) tahun 2007, baik milik pemerintah,
aset dunia usaha dan aset masyarakat diperkirakan senilai Rp5,16 trilyun.

Untuk perubahan iklim, berdasarkan hasil kajian Economy and Enviroment Program For
Souteast Asia (EEPSEA) menyebutkan bahwa DKI Jakarta merupakan daerah yang paling rentan
terhadap perubahan iklim. Dari 530 kota di 7 negara, Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos,
Vietnam, Malaysia, dan Filipina, Indonesia merupakan negara paling rentan terhadap dampak
perubahan iklim. Kondisi in perlu disikapi secara sinergis dalam pemanfaatan ruang, lingkungan
yang menempatkan pengurangan resiko bencana sebagai landasan berpikir.

Untuk bencana gempa bumi, pada tahun 2018, DKI Jakarta mengalami guncangan
sebanyak dua kali kejadian yaitu pada pada 23 Januari 2018 yang berkekuatan sebesar 6,1 Skala
Richter (SR) , berpusat gempa berada di 91 km barat daya Lebak Banten dan 19 Maret 2018
sebesar 5,2 Skala Richter (SR). Berdasarkan perkiraan dari BMKG, Jakarta berpotensi
diguncang gempa besar dari Sunda Megathrust, dengan kekuatan hingga lebih 9 Skala Richter
(SR).

Oleh arena itu Rumah Sakit Umum Daerah Johar Baru berupaya untuk mewujudkan
Rumah Sakit Aman Bencana dengan melakukan berbagai bentuk kegiatan dari mulai pendidikan
dan pelatihan karyawan, membentuk tim siaga bencana, melakukan identifikasi permasalahan,
membuat solusi dan menetapkan prosedur keselamatan, melakukan sosialisasi kepada seluruh
karyawan, serta memperbaikiu sarana dan prasarana Rumah Sakit sesuai dengan standar
keselamatan.
BAB IV
Tujuan

Tujuan umum
Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Johaar Baru menjadi Rumah Sakit
Aman Bencana

Tujuan Khusus
1. Melakukan analisa terhadap standar keamanan dan keselamatan kerja di
Rumah sakit
2. Meningkatkan fasilitas keamanan gedung Rumah Sakit sesuai standar
3. Menyusun prosedur keselamatan tanggap bencana
4. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan tanggap darurat bencana
5. Memenuhi standar Manajamen dan Fasilitas Keamanan Akreditasi Rumah
Sakit
BAB V
Sasaran
Sasaran:
Menjadi Rumah Sakit Aman Bencana bagi pasien, keluarga pasien, pengunjung
dan seluruh karyawan RSUD Johar Baru
BAB VI
Rangkaian Kegiatan

Kegiatan:

Semin
ar

Rumah
Pelatih
Riset Sakit Aman
an
Bencana

Studi

No Kegiatan Rincian Waktu Dokumentasi


1 Seminar Sadar Keselamatan kerja soon
Siaga Bencana 7 November 2018

2 Pelatihan Hiperkes 20- 25 Oktober


2018
K3
Simulasi Kebakaran
Simulasi Bencana

3 Studi Studi mempersiapkan


Rumah Sakit aman
bencana dan
mengendalikan
kecelakaan kerja

4 Riset Kesiapan pegawai dan


fasilitas dalam
mengahadapi bencana di
RSUD Johar Baru
BAB VII
Studi Lapangan
BAB VIII
Studi Observasi
BAB IX
Desain Proses
BAB X
LOKASI

RSUD Johar Baru berlokasi di jalan tanah tinggi XII kecamatan Johar Baru, Kota
adminitrasi Jakarta Pusat. RSUD Johar baru memiliki luas tanah . . . dan luas bangunan . . . Batas
daerah RSUD Johar baru sebelah utara berbatasan dengan jalan Letjen Suprapto, sebelah selatan
berhadapan dengan jalan percetakan raya, sebelah barat berhadapan dengan rel kereta api dan
sebelah timur berhadapan dengan Pangkalan Asem dan jalan Mardani.

RSUD Johar Baru dikelilingi oleh pemukiman padat penduduk dan kumuh. Berdasarkan
sensus BPS tahun 2018 kecamatan Johar Baru merupakan wilayah paling padat se-DKI Jakarta.
Masalah ini mengakibatkan mobilitas rumah sakit dan warga sekitar terhambat sehingga akses
masuk dan keluar untuk evakuasi saat bencana menjadi sangat sulit.

RSUD Johar Baru merupakan puskemas yang beralih menjadi Rumah Sakit pada April
tahun 2015. Gedung ini mengalami rehab total pada tahun 2014. Selama beroperasi sebagai
rumah sakit, gedung ini belum pernah mengalami kerusakan berat akibat bencana yang pernah
terjadi. Oleh karena itu kami berupaya meningkatkan standar keamanan dalam mendukung
Rumah Sakit Aman Bencana.
BAB XI
OUTPUT
Acara Output Konten
Seminar Peningkatan pengetahuan Before-After Chart
karyawan dalam kesehatan
keselamatan kerja
Pelatihan Kemampuan karyawan dalam Before-After Chart
menghadapi resiko bencana
Studi Identifikasi keamanan gedung Before-After Chart
dan pengendalian bencana
Riset Analisa gedung RSUD Johar Before-After Chart
Baru dalam menghadapi
bencana
BAB XII
PELAKSANA

Anda mungkin juga menyukai