RMK Audit 7
RMK Audit 7
Jika auditor yakin bahwa laporan tidak disajikan secara wajar atau tidak
mampu menarik kesimpulan dikarenakan bahan bukti yang tidak memadai, maka
auditor bertanggung jawab untuk menginformasikan kepada para pengguna
laporan keuangan melaui laporan auditnya. Setelah penerbitan laporan, jika fakta
fakta yang ada menunjukkan bahwa laporan tersebut tidak disajikan secara
wajar,auditor mungkin harus memberi tahu ke pengadilan atau lembaga pengatur
bahwa ia telah melaksanakan audit dengan cara yang tepat dan menarik
kesimpulan yang layak.
Tujuan keseluruhan auditor, dalam melakukan audit atas laporan keuangan adalah
untuk:
Memperoleh kepastian yang layak bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan telah bebas dari salah saji yang material, baik karena kecurangan
atau kesalahan, sehimgga memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat
tentang apakah laporan keuangan itu disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan yang
berlaku; dan
Melaporkan tentang laporan keuangan, dan berkomunikasi seperti yang
disyaratkan oleh standar auditing sesuai dengan temuan auditor.
Dibawah ini adalah pembahasan yang terkait dengan standar-standar
tentang tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang material
mencakup beberapa istilah dan frasa penting.
Salah Saji yang Material versus Tidak Material Salah saji dianggap material
jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi dalam
laporan keuangan kemungkinan akan mengubah atau mempengaruhi keputusan
orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut. Walaupun sulit untuk
mengukur materialitas, auditor bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian
yang layak bahwa ambang batas materialitas telah dipenuhi. Namun diperlukan
biaya yang sangat besar bagi auditor untuk memikul tanggung jawab menemukan
semua kekeliruan dan kecurangan yang tidak material.
Kepastian yang Layak Kepastian (assurance) merupakan ukuran tingkat
kepastian yang diperoleh auditor pada saat menyelesaikan audit. Standar Auditing
(SAS 104) menyatakan bahwa kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang
tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji
yang material. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi
atas kebenaran laporan keuangan. Jadi, audit yang dilaksanakan sesuai dengan
standar auditing dapat saja gagal mendeteksi salah saji yang material. Pembelaan
terbaik yang dapat dilakukan auditor apabila salah saji yang material tidak
terungkap adalah melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing.
Kekeliruan versus Kecurangan
Kekeliruan (error) adalah salah saji yang tidak disengaja, sementara kecurangan
(fraud) adalah salah saji yang disengaja. Untuk kecurangan, dibedakan lagi
menjadi misapropiasi aaset (misappropriation of assets), yang sering disebut
penyalahgunaan atau kecurangan karyawan, serta pelaporan keuangan yang
curang (fraudulent financial reporting) yang disebut kecurangan manajemen.
2. Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang disebut
sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ( balance-related audit
objectives). Sebagai contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
saldo piutang usaha dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo
utang usaha.
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi
dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas
transaksi. Dapat dikembangkan menjadi enam tujuan audit umum yang berkaitan
dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit.
2. Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan
enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo:
a. Eksistensi- Jumlah yang tercantum memang ada, Tujuan ini
bersangkutan dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan
memang harus dicantumkan.
b. Kelengkapan–Jumlah yang ada telah dicantumkan, Tujuan ini
bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu
akun benar-benar telah dicatat.
c. Keakuratan- Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar,
Tujuan ini mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah
benar.
d. Klasifikasi- Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah
diklasifikasikan dengan tepat, Klasifikasi ini melibatkan penentuan
apakah pos-pos yang ada dalam daftar klien telah dicantumkan dalam
akun-akun buku besar yang tepat.
e. Cutoff- Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada
periode yang tepat. Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah
transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
f. Hubungan yang rinci (detail tie-in)–rincian saldo akun sesuai dengan
jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun,
dan sesuai dengan total buku besar, Tujuan yang rinci ini memastikan
rincian dalam daftar telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan
benar, dan sesuai dengan buku besar.
g. Nilai yang dapat direalisasi –aktiva yang telah dicantumkan dalam
jumlah yang diestimasi akan direalisasi, Tujuan ini terkait dengan
apakah saldo akun telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan
biaya historis ke nilai realisasi bersih.
h. Hak dan kewajiban , Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan
kewajiban dengan utang. Tujuan ini hanya diterapkan pada akun aktiva
sera merupakan bagian dari asersi manajemen tentang hak dan kewajiban
untuk saldo akun.
Terdapat lebih dari satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan dengan
saldo untuk suatu tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo. Misalnya
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo untuk hak dan kewajiban atas
persediaan yang mencakup :
1. Perusahaan memiliki hak atas semua item persediaan yang terdapat dalam
daftar