PENDAHULUAN
1
daerah tersebut. Karena beda suhu terdapat di seluruh alam semesta, maka aliran
panas bersifat universal yang berkaitan dengan tarikan gravitasi. Tetapi tidak
sebagaimana halnya gravitasi, aliran panas tidak di kendalikan oleh sebuah
hubungan yang unik, namun oleh kombinasi dari berbagai hukum fisika yang
tidak saling bergantungan.
Masalah perpindahan panas, meskipun banyak masalah serupa, seperti
rembesan melalui media berpori, torsi poros, dan magnetostatik yang dapat
diperlakukan dengan bentuk persamaan yang sama (tetapi dengan karakteristik
fisik yang berbeda).
Berdasarkan pertimbanggan diatas saya dan teman-teman tertarik untuk
mengupas tentang perindahan panas konduksi dan konveksi, yang nantinya
berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dan
masyarakat luas.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah, metode elemen hingga I. Kami berharap semoga apa yang kami tulis
di dalam makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan masyarakat
luas dalam memahami tentang:
1. Memahami pengertian perpindahan panas secara konduksi, dan mengetahui
proses dari perpindahan panas satu dimensi dan dua dimensi.
2. Memahami dan mengetahui perpindahan panas konveksi, konduktivitas termal
dan koefisien konveksi.
2
3. Untuk memahami dan dapat mengetahui formulasi elemen hingga satu dimensi
menggunakan metode variasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
𝑑𝑡
Qx = -kA[ ] ...................................................................... (1)
𝑑𝑥
Keterangan :
q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.°C)
A = Luas Penampang (m²)
dT = Perbedaan Temperatur ( °C, °F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
ΔT = Perubahan Suhu ( °C, °F )
4
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan
antara laju aliran panas yang melintas permukaan isothermal dan gradient
yang terdapat pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu
benda pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal
dengan hukum fourier. Dalam penerapan hukum Fourier (persamaan 1) pada
suatu dinding datar, jika persamaan tersebut diintegrasikan maka akan
didapatkan :
Qk = .................................................................................... (3)
Tetapan kesetimbangan (K) adalah sifat fisik bahan atau material yang
disebut konduktivitas termal. Persamaan (1) merupakan persamaan dasar
tentang konduktivitas termal. Berdasarkan rumusan itu maka dapatlah
dilaksanakan pengukuran dalam percobaan untuk menentukan konduktivitas
termal. Berbagai bahan pada umumnya, konduktivitas termal itu sangat
bergantung pada suhu.
5
bergerak dengan energi yang sangat tinggi. Partikel-partikel pada ujung
logam yang panas ini akan menumbuk partikel yang ada di sebelahnya dan
secara terus menerus akan bertumbukan hingga partikel ujung logam yang
dingin memiliki energi lebih tinggi.
6
Gambar 2.2 Proses Rambatan Pada Konduktor dan Isolator
7
titik awal dalam derivasi. Kami sekarang akan menggunakan prosedur serupa
untuk masalah transfer panas nonstruktural. Kami mendefinisikan fungsi suhu
yang diasumsikan dalam setiap elemen. Alih-alih meminimalkan energi potensial
berfungsi, kita meminimalkan fungsi serupa untuk mendapatkan persamaan
elemen. Matriks analog dengan kekakuan dan kekuatan matrik dari hasil masalah
struktural.
Kami sekarang mempertimbangkan derivasi persamaan diferensial dasar
untuk masalah one dimensional dari konduksi panas tanpa konveksi. Tujuan
derivasi ini adalah untuk menyajikan wawasan fisik ke fenomena transfer panas,
yang harus dipahami sehingga formulasi elemen hingga dari masalah dapat
sepenuhnya dipahami. (Untuk informasi tambahan dalam transfer panas.
Formulasi perpindahan panas konduksi (tanpa adanya konveksi) satu dimensi.
Kami mulai dengan volume kontrol ditunjukkan pada Gambar 2.3 Dengan
konservasi energi, kami punya:
Dimana:
Ein : Adalah besarnya energi masuk kedalam volume atur (J) atau
kW.h atau Btu
8
U : Adalah perubahan energi yang tersimpan dalam volume atur
dengan satuan kW.h atau Btu.
Qx : Adalah heat flux atau jumal panas yang di transfer ke dalam
volume atur pada permukaan x, dengan satuan kW/m2 atau
Btu/(h-ft2).
qx+dx : Adalah jumlah panas yang ditransfer keluar vlume atur pada
permukaan x+dx.
T : Adalah waktu dengan satuan jam atau detik.
Q : Adalah sumber panas di dalam volume atur dengan satuan
kW/m3 atau Btu/(h-ft2 ). Jika volume atur menghasilkan panas
maka nilai Q adalah positif, tapi kalau volume atur
menggunakan/menghilangkan panas maka nilainya negative.
A : Adalah luas penampang yang berkaitan dengan arah dari aliran
panas dengan satuan m2 atau ft2.
𝑑𝑡
qx = -Kxx ......................................................................... (5)
𝑑𝑥
𝑑𝑡
Qx = -Kxx ( )x+d .......................................................... (6)
𝑑𝑥
9
Dimana perbedaan temperatur pada persamaan sebelumnya digambarkan
dengan persamaan taylor series expansion yang kita ketahui persamaan secara
umumnya adalah :
.......................................... (7)
................................ (8)
............................................................. (9)
............................................... (10)
.................................................... (11)
Dan apabila termal konduktifitas pada volume atur adalah seragam dan
juga perpindahan panas tidak tergantung terhadap waktu maka akan kita
dapatkan :
10
............................................................. (12)
................................... (14)
Dimana :
TB : Menandakan kondisi batas temperature yang diketahui pada
permukaan pertama (S1).
S2 : Permukaan kedua yang memiliki informasi tentang heat flux
(qx*) atau perbedaan temperatur (dT/dx).
Nilai qx akan menjadi nol apabila permukaan S2 di berikan insulasi
sempurna seperti gambar diatas bagina kedua.
11
Maka persamaannya menjadi :
...................................... (15)
............................................................. (16)
(17)
12
....... (18)
Semua istilah memiliki arti yang sama seperti dalam bagian persamaan
konduksi kecuali aliran panas oleh transfer panas konvektif diberikan oleh
hukum pendinginan newton :
................................................................................ (19)
Dimana :
H : Adalah koefisien konveksi dalam kW/(m2 .°C) atau Btu/(h-ft2 -
°F).
T : Adalah suhu permukaan padat pada antarmuka padat / cair.
T : Adalah suhu fluida (di sini suhu fluida aliran bebas).
Gambar 2.6 Volume Kontrol Untuk Satu Dimensi Konduksi Panas Dengan
Konveksi
.............................. (20)
13
Dengan kondisi batas yang mungkin pada :
1. T1 = Tb onS1
2.
3. Hilangnya panas oleh konveksi dari ujung tubuh satu dimensi, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 6.
............................ (21)
14
Tabel 2.1 Sistem Satuan Pada Perpindahan Panas
Tabel 2.2 Tipikal Konduktivitas Termal Dari Beberapa Padatan dan Cairan
15
satuan (ft2 atau m2 ) dari zat yang diberikan dalam satuan waktu (t atau s) untuk
menaikkan suhu satu derajat ( F atau C).
Konveksi alami atau bebas terjadi ketika, misalnya, pelat yang dipanaskan
terpapar ke udara ruang sekitar tanpa sumber gerak eksternal. Pergerakan udara
ini, yang dialami sebagai akibat dari gradien densitas dekat pelat, disebut
konveksi alami atau bebas. Konveksi paksa dialami, misalnya, dalam kasus kipas
meniup udara di atas piring.
Gambar 2.8 (a) Elemen Suhu Satu Dimensi Dasar dan (b) Variasi Suhu
Sepanjang Panjang Elemen
16
2. Langkah 2 Pilih Fungsi Temperatur
Pada langkah ini kita memilih fungsi temperatur [Gambar 2.8 (b)] di
dalam setiap elemen yang mirip dengan fungsi perpindahan, seperti :
........................................................ (22)
............................................... (23)
Dan fungsi bentuk yang sama seperti yang digunakan untuk elemen bar.
Matriks [ ] kemudian diberikan oleh :
................................................................ (24)
........................................................................... (25)
.................................................................... (26)
17
........................................................... (27)
.................................................................... (28)
....................................................................... (29)
................................................................ (30)
.................................................... (31)
Dimana :
................ (32)
18
pada permukaan yang sama karena terjadinya secara bersamaan pada permukaan.
Dengan menggunakan persamaan 27, 28 dan 30 kedalam persamaan 32, dengan
mengambil pengertian persamaan 31 maka kita akan mendapatkan :
..... (33)
..... (34)
....... (35)
................... (36)
19
Dimana matriks-matriks gaya telah didefinisikan menjadi :
....... (37)
................................................. (38)
.......................................... (39)
Dimana integral yang pertama dan integral yang kedua pada persamaan.
(39) adalah ari konduksi dan konveksi,secara berturut-turut. Menggunakan
persamaan (39) didalam persamaan (36), untuk setiap elemen maka :
................................................................................................. (40)
20
.............................. (41)
Atau pada akhirnya
................................................................................ (42)
............................ (43)
................................................................................ (44)
Dimana : dx = p dx
Dan P adalah sebuah batas dari elemen ( diasumsikan konstan). Oleh
karena itu, menambahkan persamaan (42) dan (43), kita ketahui bahwa matrik [k]
adalah :
................................................................ (45)
21
Saat nilai h adalah nol pada batas elemen. Hubungan kedua pada bagian
kanan persamaan (45) (bagian konveksi dari [k]) adalah nol. Ini cocok, misal,
kebatas yang terisolasi.
Istilah matrik gaya , pada penyederhanaan persamaan (37) dan asumsi Q ,
q*, dan produk hT untuk menjadi konstan adalah :
.............................. (46)
Dan
............................ (47)
Dan
...................................................... (48)
....................................................................... (49)
................................................................. (50)
22
Sekarang N1 = 0 dan N2 = 1 diujung kanan elemen. Substitusikan N
kedalam persamaan (50), kita dapatkan :
............................................. (51)
............................................... (52)
23
kalor atau menghalanginya. Alat yang digunakan untuk mengetahui atau
menyelidiki adanya radiasi disebut termoskop, seperti yang tampak pada gambar
berikut :
24
2.8. Contoh Gambar Perpindahan Panas Secara Konduksi
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perpindahan kalor merupakan suatu proses berpindahnya suatu energi
(kalor) dari satu daerah ke daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur pada
daerah tersebut. Terdapat 3 jenis perpindahan kalor yaitu perpindahan kalor
konduksi, konveksi dan radiasi.
Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana
kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang
bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara
medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga
terjadi pertukaran energi.
Ketika melakukan kontak antara padatan dengan fluida, akan terjadi
perpindahan panas antara permukaan cairan dan padat ketika terjadi perbedaan
suhu, maka akan terjadi perpindahan kalor konveksi akibat adanya pemompaan
dari luar (konveksi paksa) atau melalui gaya apung yang terjadi akibat perbedaan
suhu di dalamnya (konveksi alami atau bebas).
Proses perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut radiasi atau pancaran.
Kalor diradiasikan dalam bentuk gelombang elektromagnetik, gelombang radio,
atau gelombang cahaya. Misalnya, radiasi panas dari api. Apabila kita berdiam di
dekat api unggun, kita merasa hangat.
Perpindahan panas adalah penentuan distribusi temperatur sistem. Dengan
menggunakan metode elemen hingga maka dapat ditentukan pula jumlah panas
yang masuk ke dalam atau keluar dari sistem dan tegangan termal.
Distribusi temperatur mempengaruhi jumlah panas yang masuk atau keluar
dari tubuh dan juga mempengaruhi tekanan di dalam tubuh. Tekanan termal
terjadi di semua badan yang mengalami gradien suhu dari beberapa keadaan
kesetimbangan tetapi tidak bebas untuk memperluas ke segala arah. Untuk
26
mengevaluasi tekanan termal, kita perlu mengetahui distribusi temperatur dalam
tubuh. Metode elemen hingga adalah metode realistis untuk memprediksi
kuantitas seperti distribusi temperatur dan tekanan termal dalam tubuh.
3.2. Saran
Kami sadar bahwa pada makalah yang kami buat ini terdapat banyak
kekurangan, maka diperlukan kritik dari dosen pengampu dan teman-teman agar
memberikan kritikan yang bersifat membangun agar menjadikan kami kedepanya
lebih baik, dalam penulisan makalah ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikazone.com/perpindahan-kalor/
https://www.academia.edu/29743075/Makalah_Perpindahan_Panas
http://e-lib.polnes.ac.id/file/20180903142940.pdf
https://www.amongguru.com/jenis-jenis-perpindahan-kalor-dan-contohnya-dalam-
kehidupan-sehari-hari/
http://maslatip.com/konduktor-dan-isolator-panas.html
http://contohmakalahfisikakelas11.blogspot.com/2017/02/v
behaviorurldefaultvmlo.html
https://mesin.ulm.ac.id/assets/dist/bahan/MEH_Buku_Ajar_full.pdf
28