Anda di halaman 1dari 28

Makalah Jatidiri UNSOED

Kata Penghantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Penerapan Nilai Kejuangan Pangsar
Jenderal Soedirman”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Penerapan Nilai Kejuangan Pangsar
Jenderal Soedirman yang khususnya membahas Nilai Kejuangan Pangsar Jenderal
Soedirman. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang sempurna , oleh karna
itu kritik dan saran dari pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini dibuat, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin .

Purwokerto , 19 Oktober 2012

Penulis

Daftar Isi

Kata penghantar......................................................................................................... 1
Daftar Isi...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Tujuan.......................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 8
1. Peran Masiswa........................................................................................... 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 12
A. Kesimpulan............................................................................................... 12
B. Saran........................................................................................................... 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada Penerapan Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman secara fisiologis atau pemikiran
adalah sosok beliau yang mempunyai jiwa semangat yang dimana beliau ini selalu
berjuang dan berjuang walaupun banyak kendala-kendala yang muncul seperti waktu itu
beliau lagi tidak sehat atau lagi keadaan sakit tapi beliau selalu semangat demi
rakyatnya, teguh dalam arti berdiri tegak walaupun beliau menghadapi beberapa
goncangan dari luar ataupun penjajah, dan rela berkorban demi rakyat untuk
kesejahteraan rakyatnya di saat beliau lagi sakit pun beliau selalu maju dan selalu
memberi motivasi-motivasi kepada masyaratnya agar kita tidak boleh kalah walaupun
kita kekurangan senjata, ini adalah sifat yang patut kita contoh karena masyarakat
setempat masi menginginkan penerus bangsa kita harus punya panutan seperti Kejuangan
Pangsar Jenderal Soedirman. Jadi siapakah yang harus mengaktualisasikan jatidiri beliau
apa lagi jaman sekarang sudah jaman modern yang dimana jaman sekarang itu sudah
jaman yang praktis sudah menggunakan teknologi canggih dan biasanya kalau kita itu
udah lupa dengan saudara-saudara kita yang belum tahu apa itu teknologi?mereka kadang
lebih mementingkan dirinya sendiri tanpa melihat di bawah kita, oleh karena itu kita
harus lekas bertindak walaupun kita dihadapi kendala apapun yang berskala kecil
maupaun berskala besar, jadi siapa lagi kalau bukan kita para pemuda pemudi penerus
bangsa khususnya para mahasiswa yang harus berani mempertahankan kedaulatan
bangsa dan mensejahterakan rakyat.
Nilai adalah kunci atau dasar mengenai gambaran yang sangat penting dan
bernilai dalam kehidupan manusia. Nilai kejuangan dapat bermakna apabila kita tahu apa
itu nilai kejuangan , kejuangan juga disini bernilai dan mempunyai kesukaran pada saat
kita berusaha seperti para pahlawan kita yang telah gugur karena membela negara kita ,
kita contohkan saja Pangsar Jenderal Soedirman beliau itu benar-benar pahlawan kita
karena kenapa?karena pada saat merbut kemerdekaan beliau selalu mengadu tenaga dan
pikiran sampai-sampai usaha yang penuh bahaya serti perang. Nilai kejuangan ini dapat
mewujudkan nilai yang luhur dan hasil yang diwujudkan dari nilai kejuangan ini dapat
berpengaruh terhadap para saudara-saudara karena kita dapat berinteraksi secara luas .
dan perlu kita ketahui nilai ini adalah suatu nilai yang luhur untuk mewujudkan interaksi
sosial dalam berbagai persaingan dan konflik.

Nilai – nilai kejuangan Pangsar Jenderal Soedirman yang patut kita contohkan dan
ini adalah fakta atau terjadi secara nyata yang telah diterima oleh masyarakat :
 Pangsar Jenderal Soedirman mempunyai sifat yang religius ,pemimpin yang mempunyai
iman yang kuat tidak mudah pantang menyerah dan taqwa yang kuat, taqwa di sini beliau
sangat patuh dan taat kepada negaranya yang dimana beliau ini berani atau patriot
sebagai panglima negara untuk melawan penjajah ( Soedirman Sang Mubaligh )
 Pangsar Jenderal Soedirman mempunyai sifat pendidik yang mendasarkan kepada
kemampuan intelektual , dalam mendidik beliau selalu belajar dalam menyampaikan
pidato kepada masyarakat dan beliau juga adalah contoh sebagai motivasi masyarakat (
Pangsar Jenderal Soedirman )
 Pangsar Jendral Soedirman mempunyai sifat demokrat , yang dimana beliau menerima
perbedaan berpendapat tanpa memaksa kehendak, dan beorientasi kepada rakyat yang
ingin berpendapat lain beliau pun selalu memahami suara rakyat dengan menghormati
pendapatnya ( Jenderal Soedirman Sang Demokrat).
 Pangsar Jenderal Soedirman juga mempunyai sifat prajurit yang disiplin, tegas, ikhlas,
dan rela berkorban, kuat berpegang teguh pada prinsip dan cita-citanya dalam melawan
para penjajah, pantang menyerah dalam berjuang mengutamakan kepentingan yang lebih
besar atau negara, menjunjung tinggi nilai-nilai kejuangannya dan kehormatan negara
dalam rangka menumbuh dan menanam jatidiri untuk membela negara ( Pangsar Jenderal
Soedirman ).
Dari keempat sifat contoh Pangsar Jenderal Soedirman ini mudah-mudahan dapat
mengemban suatu sifatnya untuk ditunjukkan kepada masyarakat, terutama kita sebagai
mahasiswa harus mencontohkan seperti jatidiri beliau karena beliau itu menghargai
waktu, sosok yang disiplin, menghargai suatu perbedaan yang ada dan pantang menyerah
dalam perjuangan untuk mewujudkan semua cita-citanya, kita juga bisa jadi contoh
apabila kita juga dapat merubah sifat-sifat kita kelebih baik lagi, dan selalu kita
mengoreksi dalam suatu ruang lingkup yang membutuhkan kita dengan tanggapan yang
refleks dan mempunyai jiwa wibawa yang tangguh.

B. Tujuan

Tujuan dari Penerapan Kejuangan Pangsar Jenderal Soedirman ini adalah untuk
memiliki unsur-unsur utama yang dijiwai oleh Pangsar Jenderal Soedirman bagi para
mahasiswa Unsoed yang mempelajari suatu mata kuliah jatidiri Unsoed, yang dimana
bila dijelaskan jatidiri Unsoed adalah gambaran atau keadaan khusus seseorang identitas,
kepribadian, inti dan jiwa, semangat, daya gerak dari dalam serta spiritualitas, jatidiri
Unsoed ini diharapakan dapat memunculkan sifat dalam bentuk meneladani Sang prajurit
besar kita dengan keberhasilan yang selayaknya dimiliki civitas akademika Unsoed
dalam pengelolaan diri seperti:
 Menjaga keseimbangan hidup dan kehidupan berarti dapat memajajemen waktu dan dapat
berinteraksi antar manusia, makhluk hidup maupun tidak hidup yang dimana kita saling
timbal balik.

 Mengerti yang disukai dan tidak disukai berarti kita mengikuti suatu kehidupan yang
memilih suatu sikap berunjuk kepada kegiatan yang baik dan buruk.

 Mampu memimpin diri menjadi lebih maik dan selalu menjaga tujuan hidup yang apa kita
buat itu adalah prinsip
 Mampu bergaul dengan benar dengan sesama salig berbagi, dan jangan selalu memilih
teman karena materinya.

 Mampu bekerja efektif, efisien dan produktif dengan kita mengefektifkan pekerjaan maka
kita akan bekerja dengan ulet, tekun, dan rajin, lalu mengefisienkan waktu maka kita
dapat memanfaatkan waktu secara baik dan benar dengan melakukan kegiatan-kegiatan
kehidupan, dan kita menjadi kerjaannya produktif bagus dalam bekerja dapat
mengembangkan suatu penghasilan baik dalam suatu pekerjaan yang menghasilkan, serta

 Mampu berfikir positif dalam menemukan suatu kegiatan yang menurut kita buruk dalam
kerjanya, selalu berfikir positif apa yang kita lakukan ataupun tindakan semestinya yang
harus kita memang jalankan.

 Mampu merubah diri kita ke lebih baik lagi dengan mengoreksi diri kita sendiri

BAB II
PEMBAHASAN

Makalah ini membahas tentang Peranan Nilai Kejuangan Pangsar Jenderal


Soedirman, yang merupan teladan yang sangat bermanfaat untuk diinternalisasikan dan
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari civitas akademika Unsoed, khususnya
mahasiswa. Internalisai dan aktualisasikan nilai kejuangan tersebut diharapakan
berlangsung secara bertahap dan berkelanjutan yang dimulai dari saat mahasiswa baru
memulai mengikuti proses pembelajaran dan menjalani kehidupan masyarakat kampus.
Aktualisasi tersebut diharapkan dapat membangkitkan kepercayaan mahasiswa akan
jatidirinya, sehingga menumbuhkan konsep-konsep yang sangat diperlukan dalam
mendukung efektifitas, efisiensi dan keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan studi
tepat waktu, dan mampu menempatkan diri pada teknostruktur yang tepat di masyarakat
setelah purna studi dan secara konsisten menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa dan
berinteraksi yang diamalkan kepada masyarakat, bangsa dan negara.

1. Peranan Mahasiswa

Mahasiswa sebagai bagian integral dari pemuda indonesia memiliki kedu dukan dan
posisi yang strategi di suatu masyarakat yang memperoleh kebijakan – kebijakan setiap
pemerintah berpendapat sewenang-wenang terhadap keputusan yang tidak sangat
berpengaruh terhadap masyarakat maka di situ peranan mahasiswa akan muncul dengan
cara berkonsisten teguh untuk membatalkan rencana-rencana pemerintah yang sangat
tidak begitu bermanfaat bagi rakyat dengan cara berdemo, tetapi berdemo disini tidak
harus melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat karena mahasiswa itu sosok
dewasa hanya mahasiswa yang tidak mempunyai pendidikan saja yang dapat merugikan
masyarakat sekitar.
Kita harus tahu sebagai mahasiswa unsoed akan jatidiri yang dikembangkan dari mata
kuliah yang didapat, tidakkah seorang mahasiswa akan melenceng dari jatidirinya,
mungkin saja akan merugikan apabila mahasiswa ini tidak meneladani seorang Jenderal
Soedirman yang telah mendidik masyarakatnya. Makanya di kampus Unsoed tercinta ini
di didik untuk jatidirinya, untuk mewujudkan sosok mahasiswa yang civitasnya kuat,
disiplin, dan bertanggung jawab dalam meneladani yang di contohkan Pangsar Jenderal
Soedirman.
Untuk mewujudkan cita-cita mahasiswa Unsoed yang meneladani Pangsar Jenderal
Soedirman, mahasiswa harus mencontohkan kelapangan atau ke masyarakat agar
masyarakat tahu seorang mahasiswa Unsoed yang membawa nama besar prajurit besar
itu seperti apa perilakunya, ini berarti adalah tanggung jawab yang sangat besar bagi
mahasiswa Unsoed .
Cara menyikapinya kita koreksi jatidiri kita sendiri apakah kita sudah benar ataupun
sudah meneladani sosok beliau, jangan selalu mengumbar perkataan apabila kita belum
mencontohkannya sendiri, berfikirlah ingin maju dan selalu kita berfikir kritis jangan
hanya didalam diri kita ini hanya hawa nafsu saja kembangkanlah inovatif-inovatif yang
membuat kita akan berkembang dan maju. Lakukanlah tindakan yang membuat kita
bangga seperti kita ingin membanggakan orang tua , jauhkanlah hal-hal yang negatif
dengan melakukan hal-hal positif agar hati kita tenang dan tak mempunyai suatu beban
yang berat.
Mari kita mulai contohkan ke sebuah masyarakat dalam konsep-konsep yang kita buat
seperti memimpin diri , menjaga etika, etos bekerja, mempunyai gambaran utuk maju,
menjadi yang mempunyai prestasi dan selalu ingin lebih banyak dalam tindakan
dibandingkan kita berbicara yang tak ada gunanya. Dengan konsep ini kami mahasiswa
Unsoed akan mencontohkan Pangsar Jenderal Soedirman dengan melakukan apa yang
telah dibuat dalam visi dan misi Unsoed.
Yang pertama konsepnya adalah memimpin diri dengan bersikap menjaga diri kita
dan mampu mengatur waktu dalam hal-hal apa yang kita kerjakan iyu momentum dalam
memimpin diri, bila dikatakan ada banyak dalam memimpin diri kita sendiri di sebutkan
yaitu:
a. Memimpin diri dalam perilaku kita dengan cara mengoreksi jatidiri kita membuat 5W H1
, buatlah rencana-rencana yang mampu membuat kita berubah dalam perilaku kita yang
tadinya tidak baik maka akan baik dan yang tadinya tidak dapat menghargai waktu
sekarang menjadi mulai menghargai waktu dengan cara membuat diagram-diagram
waktu yang akan kita lakukan buat esok hari.
b. Memimpin diri dalam suatu pekerjaan dengan cara kita selalu tepat waktu dalam bekerja
mulai mepunyai ingatan-ingatan yang maju dengan membuat suatu kreativitas yang
mampu membuat orang kagum terhadap apa yang kita lakukan itu bermanfaat, etos
bekerja dengan beriktiar , tekun dan ulet itu semua adalah rangkaian kita untuk membuat
kita selalu semangat dalam suatu hal yang menjadikan kita pengaruh hidup ingin
berkreasi membuka hal-hal yang baru
c. Memimpin diri dalam tujuan dengan cara kita mempunyai patokan dalam arah kita ingin
menjadi seorang yang penting bagi orang lain mupun masyarakat dan bertujuan hanya
satu ingin menjadi apa yang kita inginkan, bila gagal kita coba mencari kegagalan dengan
cara berusaha terus jangan menyerah sehingga kita dapat apa yang kita inginkan mungkin
itu adalah jalan paling terbaik dari apa yang kita pernah gagal.
Kedua, menjaga etika kita dalam berbicara, tingkah laku, sopan santun, saling
menghormati apalagi menghormati yang lebih tua dan menghormati pendapat orang
ketika kita sedang berdiskusi itu inti dari etika menurut pendapat pembuat makalah.
Ketiga, etos bekerja berarti kerja keras itu adalah pondasi kita tanpa kerja keras
kita tak akan mendapatkan hasil apa-apa ,makanya disini kita harus bekerja dengan giat,
ulet, rajin ,dan setelah kita sudah berikhtiar jangan lupa kita selalu berdoa semoga
pekerjaan yang apa kita lakukan bermanfaat bagi kita maupun orang lain yang kita
banggakan.
Keempat, gambaran untuk maju ketika kita membuat rencana atau planning
untuka kedepan dengan cara mematuhi apa yang kita catat sehingga kita dapat terarur
sedimikian rupa dalam rencana yang telah kita buat, ketika kita tidak bisa
menjalankannya maka kita kan kalah pada jiwa negatif kita dengan malas-malasan itu
akan susah apabila kita tak mau merubahnya sendiri.
Kelima, mempunyai prestasi dalam nilai apa yang telah kita lakukan ketika kita
belajar dengan tekun, rajin, dan mengerjakan tugas-tugas yang telah di beri dari suatu
satu narasumber dan prestasi tidak hanya disitu saja prestasi dalam hal organisasi yang
dimana kita dapatkan suatu pengalaman dan membuka kita berfikir kritis.
Keenam , apa yang kita kerjakan tidak hanya di bibir saja tapi yang penting adalah
tindakan dengan cara kita melakukan setelah kita bicara.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi kesimpulan makalah ini saya buat adalah ingin mengetahui Penerapan Nilai
Kejuangan Pangsar Jenderal Soedirman bagi para mahasiswa Unsoed yang mempelajari
suatu mata kuliah jatidiri Unsoed, yang dimana bila dijelaskan jatidiri Unsoed adalah
gambaran atau keadaan khusus seseorang identitas, kepribadian, inti dan jiwa, semangat,
daya gerak dari dalam serta spiritualitas, jatidiri Unsoed ini diharapakan dapat
memunculkan sifat dalam bentuk meneladani Sang prajurit besar kita dengan
keberhasilan yang selayaknya dimiliki civitas akademika Unsoed dalam pengelolaan diri.

B. SARAN

Pada prinsipnya bahwa kita harus meladani Nilai Kejuangan Pangsar Jenderal
Soedirman yang telah membela negara kita dan jangan dilupakan sifat – sifat pada diri
Pangsar Jenderal Soedirman.
Makalah Jatidiri UNSOED
Kata Penghantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Penerapan Nilai Kejuangan Pangsar
Jenderal Soedirman”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Penerapan Nilai Kejuangan Pangsar
Jenderal Soedirman yang khususnya membahas Nilai Kejuangan Pangsar Jenderal
Soedirman. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang sempurna , oleh karna
itu kritik dan saran dari pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini dibuat, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin .

Purwokerto , 19 Oktober 2012

Penulis

Daftar Isi

Kata penghantar......................................................................................................... 1
Daftar Isi...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Tujuan.......................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 8
1. Peran Masiswa........................................................................................... 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 12
A. Kesimpulan............................................................................................... 12
B. Saran........................................................................................................... 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada Penerapan Nilai Kejuangan Pangsar Soedirman secara fisiologis atau pemikiran
adalah sosok beliau yang mempunyai jiwa semangat yang dimana beliau ini selalu
berjuang dan berjuang walaupun banyak kendala-kendala yang muncul seperti waktu itu
beliau lagi tidak sehat atau lagi keadaan sakit tapi beliau selalu semangat demi
rakyatnya, teguh dalam arti berdiri tegak walaupun beliau menghadapi beberapa
goncangan dari luar ataupun penjajah, dan rela berkorban demi rakyat untuk
kesejahteraan rakyatnya di saat beliau lagi sakit pun beliau selalu maju dan selalu
memberi motivasi-motivasi kepada masyaratnya agar kita tidak boleh kalah walaupun
kita kekurangan senjata, ini adalah sifat yang patut kita contoh karena masyarakat
setempat masi menginginkan penerus bangsa kita harus punya panutan seperti Kejuangan
Pangsar Jenderal Soedirman. Jadi siapakah yang harus mengaktualisasikan jatidiri beliau
apa lagi jaman sekarang sudah jaman modern yang dimana jaman sekarang itu sudah
jaman yang praktis sudah menggunakan teknologi canggih dan biasanya kalau kita itu
udah lupa dengan saudara-saudara kita yang belum tahu apa itu teknologi?mereka kadang
lebih mementingkan dirinya sendiri tanpa melihat di bawah kita, oleh karena itu kita
harus lekas bertindak walaupun kita dihadapi kendala apapun yang berskala kecil
maupaun berskala besar, jadi siapa lagi kalau bukan kita para pemuda pemudi penerus
bangsa khususnya para mahasiswa yang harus berani mempertahankan kedaulatan
bangsa dan mensejahterakan rakyat.
Nilai adalah kunci atau dasar mengenai gambaran yang sangat penting dan
bernilai dalam kehidupan manusia. Nilai kejuangan dapat bermakna apabila kita tahu apa
itu nilai kejuangan , kejuangan juga disini bernilai dan mempunyai kesukaran pada saat
kita berusaha seperti para pahlawan kita yang telah gugur karena membela negara kita ,
kita contohkan saja Pangsar Jenderal Soedirman beliau itu benar-benar pahlawan kita
karena kenapa?karena pada saat merbut kemerdekaan beliau selalu mengadu tenaga dan
pikiran sampai-sampai usaha yang penuh bahaya serti perang. Nilai kejuangan ini dapat
mewujudkan nilai yang luhur dan hasil yang diwujudkan dari nilai kejuangan ini dapat
berpengaruh terhadap para saudara-saudara karena kita dapat berinteraksi secara luas .
dan perlu kita ketahui nilai ini adalah suatu nilai yang luhur untuk mewujudkan interaksi
sosial dalam berbagai persaingan dan konflik.

Nilai – nilai kejuangan Pangsar Jenderal Soedirman yang patut kita contohkan dan
ini adalah fakta atau terjadi secara nyata yang telah diterima oleh masyarakat :
 Pangsar Jenderal Soedirman mempunyai sifat yang religius ,pemimpin yang mempunyai
iman yang kuat tidak mudah pantang menyerah dan taqwa yang kuat, taqwa di sini beliau
sangat patuh dan taat kepada negaranya yang dimana beliau ini berani atau patriot
sebagai panglima negara untuk melawan penjajah ( Soedirman Sang Mubaligh )
 Pangsar Jenderal Soedirman mempunyai sifat pendidik yang mendasarkan kepada
kemampuan intelektual , dalam mendidik beliau selalu belajar dalam menyampaikan
pidato kepada masyarakat dan beliau juga adalah contoh sebagai motivasi masyarakat (
Pangsar Jenderal Soedirman )
 Pangsar Jendral Soedirman mempunyai sifat demokrat , yang dimana beliau menerima
perbedaan berpendapat tanpa memaksa kehendak, dan beorientasi kepada rakyat yang
ingin berpendapat lain beliau pun selalu memahami suara rakyat dengan menghormati
pendapatnya ( Jenderal Soedirman Sang Demokrat).
 Pangsar Jenderal Soedirman juga mempunyai sifat prajurit yang disiplin, tegas, ikhlas,
dan rela berkorban, kuat berpegang teguh pada prinsip dan cita-citanya dalam melawan
para penjajah, pantang menyerah dalam berjuang mengutamakan kepentingan yang lebih
besar atau negara, menjunjung tinggi nilai-nilai kejuangannya dan kehormatan negara
dalam rangka menumbuh dan menanam jatidiri untuk membela negara ( Pangsar Jenderal
Soedirman ).
Dari keempat sifat contoh Pangsar Jenderal Soedirman ini mudah-mudahan dapat
mengemban suatu sifatnya untuk ditunjukkan kepada masyarakat, terutama kita sebagai
mahasiswa harus mencontohkan seperti jatidiri beliau karena beliau itu menghargai
waktu, sosok yang disiplin, menghargai suatu perbedaan yang ada dan pantang menyerah
dalam perjuangan untuk mewujudkan semua cita-citanya, kita juga bisa jadi contoh
apabila kita juga dapat merubah sifat-sifat kita kelebih baik lagi, dan selalu kita
mengoreksi dalam suatu ruang lingkup yang membutuhkan kita dengan tanggapan yang
refleks dan mempunyai jiwa wibawa yang tangguh.

B. Tujuan

Tujuan dari Penerapan Kejuangan Pangsar Jenderal Soedirman ini adalah untuk
memiliki unsur-unsur utama yang dijiwai oleh Pangsar Jenderal Soedirman bagi para
mahasiswa Unsoed yang mempelajari suatu mata kuliah jatidiri Unsoed, yang dimana
bila dijelaskan jatidiri Unsoed adalah gambaran atau keadaan khusus seseorang identitas,
kepribadian, inti dan jiwa, semangat, daya gerak dari dalam serta spiritualitas, jatidiri
Unsoed ini diharapakan dapat memunculkan sifat dalam bentuk meneladani Sang prajurit
besar kita dengan keberhasilan yang selayaknya dimiliki civitas akademika Unsoed
dalam pengelolaan diri seperti:
 Menjaga keseimbangan hidup dan kehidupan berarti dapat memajajemen waktu dan dapat
berinteraksi antar manusia, makhluk hidup maupun tidak hidup yang dimana kita saling
timbal balik.

 Mengerti yang disukai dan tidak disukai berarti kita mengikuti suatu kehidupan yang
memilih suatu sikap berunjuk kepada kegiatan yang baik dan buruk.

 Mampu memimpin diri menjadi lebih maik dan selalu menjaga tujuan hidup yang apa kita
buat itu adalah prinsip
 Mampu bergaul dengan benar dengan sesama salig berbagi, dan jangan selalu memilih
teman karena materinya.

 Mampu bekerja efektif, efisien dan produktif dengan kita mengefektifkan pekerjaan maka
kita akan bekerja dengan ulet, tekun, dan rajin, lalu mengefisienkan waktu maka kita
dapat memanfaatkan waktu secara baik dan benar dengan melakukan kegiatan-kegiatan
kehidupan, dan kita menjadi kerjaannya produktif bagus dalam bekerja dapat
mengembangkan suatu penghasilan baik dalam suatu pekerjaan yang menghasilkan, serta

 Mampu berfikir positif dalam menemukan suatu kegiatan yang menurut kita buruk dalam
kerjanya, selalu berfikir positif apa yang kita lakukan ataupun tindakan semestinya yang
harus kita memang jalankan.

 Mampu merubah diri kita ke lebih baik lagi dengan mengoreksi diri kita sendiri

BAB II
PEMBAHASAN

Makalah ini membahas tentang Peranan Nilai Kejuangan Pangsar Jenderal


Soedirman, yang merupan teladan yang sangat bermanfaat untuk diinternalisasikan dan
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari civitas akademika Unsoed, khususnya
mahasiswa. Internalisai dan aktualisasikan nilai kejuangan tersebut diharapakan
berlangsung secara bertahap dan berkelanjutan yang dimulai dari saat mahasiswa baru
memulai mengikuti proses pembelajaran dan menjalani kehidupan masyarakat kampus.
Aktualisasi tersebut diharapkan dapat membangkitkan kepercayaan mahasiswa akan
jatidirinya, sehingga menumbuhkan konsep-konsep yang sangat diperlukan dalam
mendukung efektifitas, efisiensi dan keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan studi
tepat waktu, dan mampu menempatkan diri pada teknostruktur yang tepat di masyarakat
setelah purna studi dan secara konsisten menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa dan
berinteraksi yang diamalkan kepada masyarakat, bangsa dan negara.

1. Peranan Mahasiswa

Mahasiswa sebagai bagian integral dari pemuda indonesia memiliki kedu dukan dan
posisi yang strategi di suatu masyarakat yang memperoleh kebijakan – kebijakan setiap
pemerintah berpendapat sewenang-wenang terhadap keputusan yang tidak sangat
berpengaruh terhadap masyarakat maka di situ peranan mahasiswa akan muncul dengan
cara berkonsisten teguh untuk membatalkan rencana-rencana pemerintah yang sangat
tidak begitu bermanfaat bagi rakyat dengan cara berdemo, tetapi berdemo disini tidak
harus melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat karena mahasiswa itu sosok
dewasa hanya mahasiswa yang tidak mempunyai pendidikan saja yang dapat merugikan
masyarakat sekitar.
Kita harus tahu sebagai mahasiswa unsoed akan jatidiri yang dikembangkan dari mata
kuliah yang didapat, tidakkah seorang mahasiswa akan melenceng dari jatidirinya,
mungkin saja akan merugikan apabila mahasiswa ini tidak meneladani seorang Jenderal
Soedirman yang telah mendidik masyarakatnya. Makanya di kampus Unsoed tercinta ini
di didik untuk jatidirinya, untuk mewujudkan sosok mahasiswa yang civitasnya kuat,
disiplin, dan bertanggung jawab dalam meneladani yang di contohkan Pangsar Jenderal
Soedirman.
Untuk mewujudkan cita-cita mahasiswa Unsoed yang meneladani Pangsar Jenderal
Soedirman, mahasiswa harus mencontohkan kelapangan atau ke masyarakat agar
masyarakat tahu seorang mahasiswa Unsoed yang membawa nama besar prajurit besar
itu seperti apa perilakunya, ini berarti adalah tanggung jawab yang sangat besar bagi
mahasiswa Unsoed .
Cara menyikapinya kita koreksi jatidiri kita sendiri apakah kita sudah benar ataupun
sudah meneladani sosok beliau, jangan selalu mengumbar perkataan apabila kita belum
mencontohkannya sendiri, berfikirlah ingin maju dan selalu kita berfikir kritis jangan
hanya didalam diri kita ini hanya hawa nafsu saja kembangkanlah inovatif-inovatif yang
membuat kita akan berkembang dan maju. Lakukanlah tindakan yang membuat kita
bangga seperti kita ingin membanggakan orang tua , jauhkanlah hal-hal yang negatif
dengan melakukan hal-hal positif agar hati kita tenang dan tak mempunyai suatu beban
yang berat.
Mari kita mulai contohkan ke sebuah masyarakat dalam konsep-konsep yang kita buat
seperti memimpin diri , menjaga etika, etos bekerja, mempunyai gambaran utuk maju,
menjadi yang mempunyai prestasi dan selalu ingin lebih banyak dalam tindakan
dibandingkan kita berbicara yang tak ada gunanya. Dengan konsep ini kami mahasiswa
Unsoed akan mencontohkan Pangsar Jenderal Soedirman dengan melakukan apa yang
telah dibuat dalam visi dan misi Unsoed.
Yang pertama konsepnya adalah memimpin diri dengan bersikap menjaga diri kita
dan mampu mengatur waktu dalam hal-hal apa yang kita kerjakan iyu momentum dalam
memimpin diri, bila dikatakan ada banyak dalam memimpin diri kita sendiri di sebutkan
yaitu:
a. Memimpin diri dalam perilaku kita dengan cara mengoreksi jatidiri kita membuat 5W H1
, buatlah rencana-rencana yang mampu membuat kita berubah dalam perilaku kita yang
tadinya tidak baik maka akan baik dan yang tadinya tidak dapat menghargai waktu
sekarang menjadi mulai menghargai waktu dengan cara membuat diagram-diagram
waktu yang akan kita lakukan buat esok hari.
b. Memimpin diri dalam suatu pekerjaan dengan cara kita selalu tepat waktu dalam bekerja
mulai mepunyai ingatan-ingatan yang maju dengan membuat suatu kreativitas yang
mampu membuat orang kagum terhadap apa yang kita lakukan itu bermanfaat, etos
bekerja dengan beriktiar , tekun dan ulet itu semua adalah rangkaian kita untuk membuat
kita selalu semangat dalam suatu hal yang menjadikan kita pengaruh hidup ingin
berkreasi membuka hal-hal yang baru
c. Memimpin diri dalam tujuan dengan cara kita mempunyai patokan dalam arah kita ingin
menjadi seorang yang penting bagi orang lain mupun masyarakat dan bertujuan hanya
satu ingin menjadi apa yang kita inginkan, bila gagal kita coba mencari kegagalan dengan
cara berusaha terus jangan menyerah sehingga kita dapat apa yang kita inginkan mungkin
itu adalah jalan paling terbaik dari apa yang kita pernah gagal.
Kedua, menjaga etika kita dalam berbicara, tingkah laku, sopan santun, saling
menghormati apalagi menghormati yang lebih tua dan menghormati pendapat orang
ketika kita sedang berdiskusi itu inti dari etika menurut pendapat pembuat makalah.
Ketiga, etos bekerja berarti kerja keras itu adalah pondasi kita tanpa kerja keras
kita tak akan mendapatkan hasil apa-apa ,makanya disini kita harus bekerja dengan giat,
ulet, rajin ,dan setelah kita sudah berikhtiar jangan lupa kita selalu berdoa semoga
pekerjaan yang apa kita lakukan bermanfaat bagi kita maupun orang lain yang kita
banggakan.
Keempat, gambaran untuk maju ketika kita membuat rencana atau planning
untuka kedepan dengan cara mematuhi apa yang kita catat sehingga kita dapat terarur
sedimikian rupa dalam rencana yang telah kita buat, ketika kita tidak bisa
menjalankannya maka kita kan kalah pada jiwa negatif kita dengan malas-malasan itu
akan susah apabila kita tak mau merubahnya sendiri.
Kelima, mempunyai prestasi dalam nilai apa yang telah kita lakukan ketika kita
belajar dengan tekun, rajin, dan mengerjakan tugas-tugas yang telah di beri dari suatu
satu narasumber dan prestasi tidak hanya disitu saja prestasi dalam hal organisasi yang
dimana kita dapatkan suatu pengalaman dan membuka kita berfikir kritis.
Keenam , apa yang kita kerjakan tidak hanya di bibir saja tapi yang penting adalah
tindakan dengan cara kita melakukan setelah kita bicara.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi kesimpulan makalah ini saya buat adalah ingin mengetahui Penerapan Nilai
Kejuangan Pangsar Jenderal Soedirman bagi para mahasiswa Unsoed yang mempelajari
suatu mata kuliah jatidiri Unsoed, yang dimana bila dijelaskan jatidiri Unsoed adalah
gambaran atau keadaan khusus seseorang identitas, kepribadian, inti dan jiwa, semangat,
daya gerak dari dalam serta spiritualitas, jatidiri Unsoed ini diharapakan dapat
memunculkan sifat dalam bentuk meneladani Sang prajurit besar kita dengan
keberhasilan yang selayaknya dimiliki civitas akademika Unsoed dalam pengelolaan diri.

B. SARAN

Pada prinsipnya bahwa kita harus meladani Nilai Kejuangan Pangsar Jenderal
Soedirman yang telah membela negara kita dan jangan dilupakan sifat – sifat pada diri
Pangsar Jenderal Soedirman.
MAKALAH
JATI DIRI UNSOED
AKTUALISASI NILAI KEJUANGAN PANGLIMA BESAR
JENDRAL SOEDIRMAN

Nama Kelompok : 1. Amri Arrusdi (B0A014001)

Prodi : Pengelolaan SumberDaya Perikanan dan Kelautan

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014

LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH AKTUALISAI NILAI KEJUANGAN PANGSER
SOEDIRMAN
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1

1. AMRI ARRUSDI (B0A014001)

Diterima dan disetujui


Pada tanggal 12oktober 2014

DOSEN PENGAJA

Kata Pengantar

Pertama kami panjatkan puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulliah tepat pada waktunya dengan topik.
Panglima Besar Jendral Soedirman adalah seorang pahlawan yang memiliki jiwa besar
dan pemberani. Dengan demikian sifat-sifat jendral soedirman patut kita contoh sebagai
generasi penerus bangsa.
Makalah ini berisikan tentang pembahasan AKTUALISASI NILAI KEJUANGAN
PANGLIMA BESAR JENDRAL SOEDIRMAN yang memuat informasi pentingnya meneladani
sifat kejuangan pangser jendral Soedirman untuk kalangan muda khususnya. Dan di harapkan
makalah ini dapat memberikan informasi yang memuaskan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan datangnya dari diri kami pribadi. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir semoga Allah SWT meridhoi
segala usahanya. Aamiin

Purwokerto,07 September 2014

Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... A
KATA PENGANTAR.................................................................................. B
DAFTAR ISI................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 2
1.1 LATAR BELAKANG................................................................... 3
1.2 TUJUAN PENULISAN................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 4
2.1 RUMUSAN MASALAH............................................................. 5
2.2 ANALISIS MASALAH.............................................................. 6
2.3 PEMECAHAN MASALAH........................................................ 6
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Panglima besar jendral Soedirman merupakan salah satu tokoh pahlawan nasional yang
sangat berjasa bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat dikatagorikan sebagai tokoh yang memiliki
nama besar. Namun demikian bukan bearti berasal dari keturunan orang besar, tetapi justru ia
berasal dari rakyat kecil. Dengan latar belakangnya beliau memiliki sifat yang sangat sederhana,
agamis dan pemberani dalam mengusir para penjajah. Sifat-sifat pangser jendral soedirman
mutlak harus diterapkan oleh kalangan muda Indonesai. Penerapan sifat-sifat pangser jendral
soedirman tidak timbul dengan sendirinya, tetapi muncul secara bertahap pada diri seseorang,
yaitu dengan seringnya berperilaku terpuji yang diketahuinya dan kemudian bisa di aplikasikan
kepada kehidupannya sehari-hari.
Dewasa ini, di Indonesia sering terjadi tawuran antar pelajar bentrok antar kampung dan
bebasnya pergaulan antar remaja. Hal demikian sangat mengkhawatirkan dikarenakan mereka
akan menjadi seorang pemimpin yang akan membawa nasib bangsa Indonesai. Ditambah lagi
dengan arus globalisasi yang membentuk kalangan muda lupa akan bangsanya. Sangat
dikhawatirkan bangsa indonesai akan terpecah belah.
Apabila hal ini terus terjadi, maka lambat laun bangsa Indonesia akan kembali dijajah
oleh bangsa lain baik secara fisik maupun pikiran. Perlu adanya pengenalan sifat-sifat para
pejuang bangsa Indonesia yang telah berkorban untuk kemerdekaan indonesai. Jadi, dengan
keadaan tersebut, kita sebagai generasi mudasudah sepatutnya mencontoh dan mengaplikasikan
sifat-sifat terpuji para pejuang kemerdekaan indonesai agar bangsa indonesai lebih bersatu dan
berdaulat.

1.2 TUJUAN PENULIS


Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Jatidiri UNSOED
dan untuk memperdalam materi dan mencontoh sifat juang pangser jendral soedriman.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERUMUSAN MASALAH
1. Siapa jendral soedriman?
2. Riwayat hidup pangser jendral soedirman?
3. Sifat-sifat juang pangser jendral soedirman?
4. Karakter pangser jendral soedirman?

2.2 ANALISIS MASALAH


Semakin berkembangnya era globalisasi, perubahan cara pikir para masyarakat pun
berubah. Paradigma berfikir masyarakat, termasuk para generasi muda pun mengalami
perkembangan. Namun seringkali perkembangan cara berfikir mereka tidak diimbangi dengan
wawasan kebangsaan yang mumpuni(memadai). Sehingga seringkali mereka bertindak
melampaui batas sebagai warga negara, dengan sikap seperti itu maka suatu negara tidak
mengalami perkembangan yang seharusnya, oleh karena itu perlu adanya pengimbangan antara
wawasan kebangsaan dengan cara meneladani nilai juang para pahlawa termasuk meneladani
panger jendral soedirman . karena dengan itu generasi muda akan mengerti suatu perjuangan dan
pengorbanan para pahlawan kemerdekaan dan bangsa indonesai akan menjadi kuat karena
persatuan dan rasa patriot yang kuat yang diwariskan oleh para pejuang pendahulu.

2.3 PEMECAHAN MASALAH

 RIWAYAT JENDRAL SOEDIRMAN


Seluruh masyarakat Indonesia pasti mengenal salah satu pahlawan besar ini, namanya sangat
terkenal di Indonesia diaalah Jendral Besar Soedirman menurut Ejaan Soewandi dibaca
Sudirman, Jenderal besar Indonesia ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24
Januari 1916. Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang
lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah
menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya
melawan Belanda. Ia berlatar belakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di
kepanduan Hizbul Wathan
Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu
tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi
V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang
Republik Indonesia (Panglima TNI). Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak
perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang
dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.
Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh
pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa
di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan
tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang
dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu.
Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh
besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.
Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini memperoleh
pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional
yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak
sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul
Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan,
jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin
tertinggi Angkatan Perang.
Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah
Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di
Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang
yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap
tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil
merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca
kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian
diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui
Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945,
ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia.
Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat
pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau
pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang,
ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan
tentara sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman
terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember
tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris.
Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris
mengundurkan diri ke Semarang.
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi
Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya
sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya
sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.
Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung
Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu,
walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota
untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya
untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai
pemimpin tentara.
Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang
lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari
gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir
tidak ada. Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri
tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa
lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.
Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan
Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan
koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial
yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun.
Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan
di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela
Kemerdekaan.

 SIFAT DAN KARAKTER JUANG PANGSER JENDRAL SOEDIRMAN


1 Pangsar Jenderal Soedirman Sang Pendidik
Setelah menamatkan pendidikan di Mulo pada tahun 1934, ia ingin menjadi guru agar dapat
mendidik generasi muda bangsa di HIS Muhammadiyah. Soedirman dinilai oleh pimpinan
Muhammadiyah Cilacap sebagai guru yang baik. Ia juga di senangi murid-muridnya karena
pandai dalam menyampaikan pelajaran. Hubungan Soedirman dengan sejawat guru juga terjalin
dengan baik serta selalu bekerja sama. Berkat ketekunan dan kepemimpinannya Pangsar Jenderal
Soedirman terpilih menjadi Kepala Sekolah di HIS Muhammadiyah.
2 Pangsar Jenderal Soedirman Sang Mubaligh
Secara formal Soedirman tidak pernah mengenyam pendidikan di pesantren, tetapi bakat dan
pengalamannya berpidato ia menjadi seorang Da’i yang terkenal di cilacap, Banyumas dan
sekitarnya.
3 Pangsar Jenderal Soedirman Sang Demokrat
Soedirman tidak pernah membeda-bedakan, tidak eklusif dan menganggap semua temannya
diperlakukan dengan baik. Hal inilah yang menandakan bahwa Soedirman memiliki sifat yang
demokrat. Pangsar Jenderal Soedirman oleh temannya Ikatan Pelajar Wiworotomo dan selalu
mengutamakan kerja sama. Pada waktu menjadi Pandu Muhammadiyah sangat dikenal karena
kearifannya dan dipercaya memimpin HW dan memiliki sifat demokratis. Dengan gaya
kepemimpinan demikian mencerminkan sifat yang demokratis dan akomodatif. Soedirman tetap
berpegang pada prinsip. Soedirman tidka hanya memberikan perintah tapi juga memberikan
teladan.
4 Pangsar Jenderal Soedirman Sang Prajurit Pejuang
Sebagai tokoh masyarakat Soedirman terpanggil memasuki Luch Bischermen Diens. Berkat
ketekunannya Soedirman terpilih menjadi Kepala LBD sektor Cilacap. Selain itu Pangsar
Jenderal Soedirman terpilih menjadi anggota Syu Sangi. Pangsar Jenderal Soedirman juga
ditunjuk menjadi komandan PETA. Namun karena beliau sudah nampak bersikap anti Jepang,
Soedirman di tahan di kamp isolasi. Soedirman dan kawan-kawan yang di isolasi melakukan
tindakan meloloskan diri. Setelah lolos dari kamp isolasi, Soedirman kembali ke Cilacap untuk
membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Seiring berjalannya waktu Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) dibentuk dan Soedirman menjadi Komandan Resimen Purwokerto dengan
pangkat Kolonel.
5 Pangsar Jenderal Soedirman Sang Panglima Besar TKR
Susunan kepemimpinan TKR belum memadai karena belum ada seorang Panglima Besar. Untuk
itu dilakukan pemilihan Panglima Besar dari para perwira tinggi yang ada. Pemilihan yang
dilakukan tiga tahap dimenangkan oleh Soedirman. Terpilihnya Soedirman sangat mengejutkan
karena usianya masih 29 tahun. Hal ini merupakan prestasi yang luar biasa dan sampai saat ini
belum ada yang menandingi prestasi Pangsar Jenderal Soedirman
6 Pangsar Jenderal Soedirman Memimpin Pertempuran Ambarawa
Kedatangan sekutu dan NICA menimbulkan kekacauan serta situasi tidak aman di Indonesia.
Dalam menghadapi pertempuran, Soedirman melakukan koordinasi dengan para komandan. Hal
yang dilakukan TKR ini mulai menunjukan hasil. Pasukan sekutu terdesak mundur. Demikianlah
keberhasilan Pangsar Jenderal Soedirman dalam memimpin pertempuran di ambarawa.
7 Pangsar Jenderal Soedirman Mengatur Siasat Perang Gerilya
Setelah perintah kilat dikeluarkan, strategi yang digunakan adalah perang gerilya. Berperang dan
bertahan terus menerus tanpa mengenal waktu dimana saja mereka berada. Strategi inilah yang
dapat mengalahkan Belanda.
8 Pangsar Jenderal Soedirman Menghindari Perburuan Belanda
Markas Soedirman yang dipindahkan ke Divisi Sungkono, pada saat yang sama diciptakan
Soedirman palsu untuk mengelabuhi Belanda. Tanpa merasa lelah rombongan bergerak dan pada
tanggal 9-1-1949 rombongan sampai di Jambu
9 Pangsar Jenderal Soedirman Memimpin Langsung Perang Gerilya
Sejak berada si Sobo, beliau melanjutkan lagi memimpin langsung perang gerilya. Sewaktu
Soedirman di Sobo banyak hal teknis yang harus diselesaikan, misalnya perselisihan antar
batalyon. Dengan satu surat dari Soedirman, perselisihan berhenti dan mereka dialihkan
perhatiannya untuk bertempur bersama melawan Belanda.
10 Pangsar Jenderal Soedirman Kembali Ke Yogyakarta
Menurut Pangsar Jenderal Soedirman, untuk lebih mengetahui situasi yang sebenarnya terhadap
perkembangan republik adalah kembali mendekati kota Yogyakarta.

BAB III KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN DAN SARAN

Pangser Jenderal Soedirman adalah sosok patriot yang tidak dikenal menyerah, walaupun
kesehatan pribadinya sangat parah dan terus menerus dikejar oleh pasukan musuh (Belanda).
Sebagai panglima besar, yang telah berhasil menanamkan semangat , menggariskan strategi
perlawanan rakyat semesta dan secara langsung memimpin perang gerilya. Perlawanan yang
tidak kenal menyerah yang akhirnya membuat pasukan belanda menyerah dan memaksa
mengenbalikan pemerintahan yang berdaulat ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Hal tersebut
selayaknya patut di teladani oleh para generasi muda untuk selalu semangat, optimis dan rela
berkorban demi bangsanya. Bersama-sama membangun bangsa Indonesia ke arah kemakmuran,
kesejahteraan, dan ketertaman tanpa harus ada persamaan ras, suku, dan bahasa. Pada hakikatnya
bangsa kita adalah bangsa yang terdiri dari beribu-ribu bangsa, suku dan budaya yang tersebar
dari sabang sampai merekau. Dengan perbedaan tersebut sepatutnya kita saling menghormati dan
menyayangi bukanya kita palah melakuakan deskriminasi. Alhasil akan sering terjadi bentro
antar suku dan kampung. Perlu kita ingat bahwa semboyan kita adalah BHINEKA TUNGGAL
IKA yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.

Dulu bangsa kita dikenal dengan bangsa yang sangat bertoleransi dan saling menghormati satu
sama lain tetapi lihatlah sekarang ini. Para generasi muda sekarang sering melakukan tawuran
anatarsekolah, kampung dan geng. Hal tersebut membuktikan bahwa karakter asli bangsa kita
telah luntur. Para generasi sekarang sudah tidak mengenal para pahlawan yang telah berkorban
demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Perlu adanya tindakan khusus dari pemerintah khususnya
kementerian pendidikan dan kebudayaan yang tidak hanya menambahkan materi-materi tentang
sains dan teknologi tetapi juga memperbanyak waktu materi untuk materi agama dan budi
perkerti dimana sekarang ini para generasi muda telah lupa dengan ciri kharakter bangsa yang
telah dicontohkan oleh para pahlawan kemerdekaan.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Sejarah TNI AD, 1965. Pangser Jenderal Soedirman Prajurit TNI Teladan.
Keteladanan dari Jendral Besar Sudirman
Berbekal senjata seadanya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pimpinan Kolonel Soedirman, telah
berhasil membuat tentara Sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari Ambarawa menuju Semarang.
Kegemilangan TKR melawan sekutu pada 12 Desember 1945 di Ambarawa, Jawa Tengah, kita
peringati sebagai Hari Juang Kartika.

Hari Juang Kartika merupakan peringatan kelahiran terbentuknya TNI AD, sudah selayaknya
diperingati, dan dihayati, dan dijadikan momentum untuk berbuat, bertindak dan bekerja ke depan.
Di Ambarawa, 15 Desember 1945, Bangsa Indonesia telah menunjukkan kepada dunia bahwa
bangsa ini mampu secara heroik menjaga mempertahankan kehormatan, kemerdekaan, integritas
dan kedaulatan Republik Indonesia.

Peristiwa heroik itu diukir para pendahulu TNI Angkatan Darat, para pejuang, dan para pahlawan
bangsa dalam bentuk perlawanan yang tidak mengenal menyerah dan rela berkorban dalam
pertempuran mengusir musuh yang ingin menjajah kembali persada Ibu pertiwi. Tak hanya harta
dan benda yang dikorbankan oleh para pendahulu TNI Angkatan Darat, pejuang, dan pahlawan
bangsa, tetapi jiwa raga pun mereka persembahkan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Artinya, kita perlu “melahirkan kembali” Panglima Besar Jenderal Sudirman ke tengah-tengah
kehidupan prajurit AD, dalam bentuk semangat juang dan nilai kejiwaannya. Kita sadari bahwa
kehidupan prajurit yang dihadapkan dengan tantangan kemajuan dunia yang begitu cepat dari
berbagai dimensi kehidupan. Tak ada pilihan lain agar tidak terombang ambing oleh keadaan
sebagai prajurit pejuang, untuk meneladani segala nilai dalam kepribadian Panglima Besar
Sudirman.

Berbagai keterbatasan yang ada, hendaknya tak menjadi alasan pembenaran untuk tidak
melaksanakan tugas secara optimal. Kita harus selalu optimis bahwa hari-hari yang kita lalui, akan
lebih baik dan TNI AD akan terus berkiprah dan hadir sebagai tentara yang modern, professional
dan senantiasa mencintai rakyat dengan selalu mengedepankan etika dan moralitas, dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Contoh konkrit ada pada sosok Jendral Sudirman. Sebagai “Hisbul Wathon” sampai akhir hayatnya,
cinta tanah air terwujud karena ia termasuk orang yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sembahyang lima waktu tidak ditinggalkan begitu pula puasanya dan rukun Islam lainnya kecuali
ibadah haji belum sempat dilaksanakannya. Dari para mantan pengawal dan stafnya diperoleh
penjelasan, dalam perang gerilyapun Sudirman tidak meninggalkan puasa Ramadhan. Artinya, nilai
keimanan dan ketaqwaan beliau, patut ditiru.

Taqwa mengandung arti mengamalkan ajaran-ajaran agama dengan ikhlas, melaksanakan perintah-
perintah Tuhan dan meninggalkan larangan-Nya.
Nilai pengabdian mempunyai arti kebulatan tekad dari para pejuang Indonesia untuk untuk
mempertahankan kemerdekaan yang sudah berhasil direbut dengan segala konsekwensinya. Dari
nilai pengabdian tersebut, tercermin semangat juang yang pantang menyerah, tidak mengharapkan
pujian atau imbalan. Juga berarti percaya kepada kekuatan sendiri daripada kebiasaan hidup
ketergantungan ke pihak lain. Serta keikhlasan berbakti dan berkorban sebagai darmanya.

Kepemimpinan Pangsar Sudirman “yang bersikap anutan” telah membawa dampak positif bagi
kehidupan militer, sejak awal karirnya. Beliau tidak pernah mengalami kesulitan dalam tugasnya,
karena sudah dibekali prinsip-prinsip kesetiaan. Antara lain kesetiaan kepada amanat Allah SWT.
Yang diperoleh dari ketekunan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, setia terhadap
amanat jiwa kemerdekaan Indonesia, amanat penderitaan rakyat, yang diakibatkan oleh penindasan
bangsa asing. Hal tersebut menjadi cirri tinggi nilai moralitas atau akhlak beliau yang patut kita
teladani.

Demikian pula nilai kesetiaan dan pendirian yang teguh dari Sang Jendral Besar. Ia memilih untuk
tetap berada di tengah pasukannya ketimbang berada di kepresidenan, pada hari penyerangan
Belanda terhadap ibukota RI di Yogyakarta (19 Desember 1948). Ribuan tentara payung Belanda
diterjunkan dan menyerang Yogyakarta. Para pemimpin Republik memutuskan untuk tetap tinggal di
Yogyakarta. Panglima Besar Sudirman disarankan untuk tetap berada di kepresidenan saat Belanda
sudah berhasil masuk kota. Namun Jendral Sudirman membuat keputusan untuk tertap bersama
prajurit melanjutkan perang gerilya, walaupun kondisi fisik pada saat itu dalam keadaan parah. Kata
beliau,“Maaf saja, saya tidak bisa. Tempat saya yang terbik adalah di tengah-tengah anak buah.
Saya akan meneruskan perjuangan Met of zonder pemerintah, APRI berjuang terus”.

Nilai kedisiplinan yang patut kita teladani dari Pangsar Jenderal Sudirman, antara lain saat beliau
memimpin perang gerilya melawan Belanda. Beliau menyampaikan amanat berupa maklumat No. 7.
Nomor: 26/MBKD/1949, tanggal 27 Maret 1949 yang berbunyi ,”Agar dipelihara dan dijaga:
persatuan di dalam APRI, hubungan antara atasan dan bawahan, kedaulatan dan disiplin Tentara,
Kemerdekaan Negara, membasmi usaha-usaha yang memecah belah persatuan. Sikap Pangsar
Sudirman yang tabah dan tahan uji, merupakan nilai keuletan yang patut kita tiru. Dalam
menghadapi berbagai situasi, beliau tidak mengenal menyerah, pantang putus asa, tahan
menderita, gigih dalam memperjuangkan sesuatu. Sesuai amanat melalui “surat Pangsar” tanggl 1
Mei 1949 yang ditujukan kepada seluruh Komandan Kesatuan APRI pada saat melancarkan perang
gerilya. Isi surat tersebut antara lain,“Jangan bimbang dalam menghadapi macam-macam
penderitaan. Karena makin dekat cita-cita kita tercapai, makin berat penderitaan yang harus kita
alami.”

Nilai pengorbanan Sang Jendral pun diteladani oleh sang istri. Sebagai istri seorang prajurit, istri
Panglima Besar Sudirman antara lain dengan tulus ikhlas, rela menyerahkan seluruh perhiasan
yang dimilikinya untuk membiayai suaminya memimpin perang gerilya. Pengorbanan atau rela
berkorban mengandung makna rela menderita, bahkan rela mengorbankan jiwa raganya, demi
perjuangan suami demi tegaknya NKRI.

Nama Lengkap : Raden Soedirman


Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : 24 Januari 1916
Zodiac : Aquarius
Kebangsaan : Indonesia
Meninggal : Magelang, 29 Januari 1950
Dimakamkan : Taman Makam Pahlawan Semaki
Agama : Islam

BIOGRAFI JENDRAL SUDIRMAN


Jendral Sudirman Pahlawan Nasional yang sangat terkenal dengan taktik bergerilya untuk melawan penjajah.
Biografi Jendral Sudirman pernah ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Guru bangsa, Sebuah Biografi
Jenderal Sudirman yang ditulis oleh Sardiman pada tahun 2008. Beliau dilahirkan di Bodas Karang Jati
Purbalingga Jawa tengah, pada hari Senin 24 Januari 1916. Beliau memiliki nama lengkap Raden Soedirman,
namun lebih dikenal dengan nama jenderal Sudirman. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga sederhana,
ayahnya bernama Karsid Kartowirodji dan ibunya Siyem. Sejak kecil jendral Sudirman dirawat oleh Raden
Tjokrosoenarjo dan istrinya bernama Teoridowati yang merupakan sebuah keluarga Priyayi.

Biografi Pendidikan Jendral Sudirman di mulai Hollandsch Inlandsche School, namun ketika tahun kelima
Jendral Sudirman berhenti dari sekolahnya dan kemudian melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta di sekolah
Taman Siswa. Setelah itu Jendral Sudirman melanjutkan ke Sekolah Menengah Wirotomo. Jenderal Sudirman
juga berbakat dalam berbagai ilmu pelajaran dan ia juga memperdalam ilmu agama. Berdasarkan buku biografi
Jendral Sudirman, gurunya Suwarjo Tirtosupono dan Raden Muhammad Kholil mendidiknya dengan baik.
Setelah lulus dan setelah kematian ayah tirinya beliau yang berusia 19 tahun juga sempat mengajar di sekolah
Wirotomo. Jendral Sudirman juga aktif di organisasi Kepanduan Putra Muhammadiyah, beliau memimpin
Hizboel Wathan. Selanjutnya beliau juga belajar satu tahun di sekolah guru di Surakarta yaitu di
Kweekschool.

Setelah itu Jenderal Sudirman juga lebih giat bergerak di organisasi kepemudaan Muhammadiyah. Jenderal
Sudirman dikenal sebagai pemimpin yang pintar untuk bernegosiasi. Jendral Sudirman juga menikah dengan
teman saat sekolah dulunya. Perempuan yang dinikahinya bernama Alfiah dan mempunyai keturunan 4 orang
putra dan seorang putri. Sebelum kedatangan tentara Jepang, jenderal Sudirman di minta oleh Belanda untuk
memberi pelatihan terhadap tentara pribumi tentang pelatihan kemiliteran. Dan pada tahun 1942, kedatangan
Jepang di Indonesia semakin memperburuk keadaan ekonomi dan kesejahteraan rakyat pribumi. Banyak
sekolah yang ada ditutup oleh Jepang, salah satunya adalah sekolah yang tempat beliau mengajar. Namun
setelah beberapa waktu berlalu, dalam buku biografi Jendral Sudirman, beliau mampu bernegosiasi dengan
pemerintah jepang untuk membuka sekolah y tersebut.
Pada masa pemerintahan Jepang, berdasarkan biografi jendral Sudirman, beliau aktif memimpin organisasi
bentukan Jepang yang bertujuan menjaga keamanan Indonesia dari pihak sekutu. Sudirman memimpin Syu
Sangikai, bergabung dengan Pembela TanaH Air (PETA). Oleh karena itu Beliau mengikuti pelatihan di
Bogor. Karena kepiwaiannya, Jendral Sudirman diangkat sebagai Komandan dan dipersenjatai dengan
peralatan lengkap dan ditempatkan di Batalion Kroya, Banyumas, Jawa Tengah. Hingga sampai pada
terjadinya Bom Atom Nagasaki dan Hirosima, jendral Sudirman membantu Soekarno hatta dan pejuang
lainnya untuk mengamankan persiapan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, negara Indonesia perlu
membentuk pasukan keamanan/ tentara Indonesia.

Kisah perjuangan Jendral Sudirman berlanjut dengan bergabungnya beliau dengan BKR yang akhirnya
berganti menjadi TKR (yang sekarang disebut TNI). Pada masa it pangkat jendral Sudirman mulai berkembang
karena keuletannya. Mulai dari pangkat colonel letnan jenderal, jenderal, hingga jenderal Besar. Selain itu
jenderal Sudirman juga berperan secara langsung dalam perang Ambarawa dalam mempertahankan dan
mengusir tentara sekutu yang diboncengi NICA. Setelah menyusun perjanjian linggarjati dan melawan
Belanda dalam Agresi Militer ke 1 dan 2, setahun kemudian jendral sudirman meninggal karena penyakit TBC
yang beliau rasakan bertahun-tahun lamanya. Demikian lah biografi Jendral Sudirman, semoga bermanfaat.
“Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas
masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai
kewajiban tertentu.”

“Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga
keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagipula sebagai tentara,
disiplin harus dipegang teguh. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun
juga.”

“Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan
jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.”

“Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita. Jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik
manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah
dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi
bangsa dan negara.”

“Kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari
rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.”

“Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan provokasi-provokasi
yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai
patriot.”

PENDIDIKAN JENDRAL SUDIRMAN


 Sekolah Taman Siswa
 HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat.
 Pendidikan Militer Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor
KARIR JENDRAL SUDIRMAN
 Guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap
 Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal
 Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
 Komandan Batalyon di Kroya

PENGHARGAAN JENDRAL SUDIRMAN


 Jenderal Besar Anumerta Bintang Lima (1997)
Seperti itulah ulasan Biografi Jenderal Sudirman salah satu tokoh pahlawan nasional Indonesia dari Jawa
Tengah yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya biografi
diatas dapat membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok Jendral Sudirman.

Anda mungkin juga menyukai