Bab Ii
Bab Ii
LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Kesehatan Lingkungan Institusi Pendidikan
Yang diampu oleh dr. Agung Kurniawan, M.Kes
Oleh
1. Elsa Windi Kusuma 160612613674
2. Revo Adi Christianto Sudjana 160612613624
3. Rianti Sulistyani 160612613635
4. Zahratul Laili 160612613606
i
LAPORAN OBSERVASI
Diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan matakuliah
Kesehatan Lingkungan di Institusi Pendidikan
Oleh
1. Elsa Windi Kusuma 160612613674
2. Revo Adi Christianto Sudjana 160612613624
3. Rianti Sulistyani 160612613635
4. Zahratul Laili 160612613606
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan Rahmat dan Hidayah
kepada hamba-Nya sehingga karya tulis ini terselesaikan sesuai dengan rencana.
Shalawat dan salam kita sampaikan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Observasi Kesehatan Lingkungan
Institusi Pendidikan di SMA Negeri 4 Malang. Laporan ini ditulis berdasarkan
salah satu tugas dalam matakuliah kami, yakni Kesehatan Lingkungan di Institusi
Pendidikan. Dalam laporan ini, penulis mendapat banyak pengalaman berharga.
Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga segala hambatan dan
kesulitan dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, yang telah memberikan izin penulis
untuk melakukan observasi
2. Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Malang, yang telah memberikan izin penulis
untuk melakukan observasi
3. Bapak Dr. Supriyadi, M. Kes wakil dekan III Fakultas Ilmu Keolahragaan
Bidang Kemahasiswaan yang memberikan izin dan arahan kepada kami
4. dr. Agung Kurniawan, M.Kes sebagai dosen matakuliah Kesehatan
Lingkungan di Institusi Pendidikan yang telah membimbing, memotivasi,
dan mengarahkan dengan penuh kesabaran
5. Teman-teman yang memberi semangat kepada kami
6. Kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang
telah banyak membantu kami.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan selanjutnya. Atas saran dan kitiknya, kami ucapkan terima
kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN SAMPUL .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Indikator Sekolah Sehat Menurut Kepmenkes ................ 3
2.1.1 Lokasi ..................................................................... 3
2.1.2 Kontruksi Bangunan .............................................. 3
a) Atap dan Talang ................................................ 3
b) Langit-langit ...................................................... 4
c) Dinding .............................................................. 4
d) Lantai ................................................................. 4
e) Tangga ............................................................... 4
f) Pintu .................................................................. 4
g) Jendela ............................................................... 5
h) Pembuaangan Air Hujan ................................... 5
2.1.3 Ruang Bangunan .................................................... 5
a) Ruang Kelas ...................................................... 5
b) Ruang Bimbingan & Konseling ........................ 5
c) Ruang UKS ....................................................... 5
d) Ruang Laboratorium ......................................... 5
e) Kantin/Warung Sekolah .................................... 6
2.1.4 Kualitas Udara Ruang ............................................ 6
2.1.5 Pencahayaan ........................................................... 6
2.1.6 Ventilasi ................................................................. 7
2.1.7 Kebisingan ............................................................. 7
2.1.8 Fasilitas Sanitasi Sekolah ....................................... 7
a) Air Bersih .......................................................... 7
b) Toilet (Kamar mandi, WC, Urinoir).................. 8
c) Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) ......... 8
iv
d) Sarana Pembuangan Sampah............................. 8
2.1.9 Sarana Olahraga dan Sarana Ibadah....................... 9
2.1.10 Halaman ............................................................... 9
2.1.11 Bebas Jentik Nyamuk .......................................... 9
2.2 Indikator Menurut Profil Sanitasi Sekolah ...................... 9
1. Akses Air Dasar .......................................................... 10
2. Akses Jamban Dasar ................................................... 10
3. Akses Cuci Tangan Dasar ........................................... 10
BAB III METODE OBSERVASI ...................................................... 11
3.1 Waktu dan Lokasi Observasi ........................................... 11
3.2 Ruang Lingkup Observasi ............................................... 12
3.3 Pengumpulan Data........................................................... 12
3.4 Mekanisne Observasi....................................................... 13
v
4.2.9.2 Toilet (Kamar mandi, WC, Urinoir) .......... 20
4.2.9.3 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) .. 21
4.2.9.4 Sarana Pembuangan Sampah ..................... 21
4.2.9.5 Sarana Olahraga dan Sarana Ibadah ........... 21
4.2.10 Halaman ............................................................... 22
4.3 Pembahasan Indikator Menurut Sanitasi Sekolah ........... 22
4.3.1 Akses Air Dasar ................................................... 22
4.3.2 Akses Jamban Dasar ............................................ 23
4.3.3 Akses Cuci Tangan Dasar .................................... 23
LAMPIRAN ........................................................................................... 27
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.5 ............................................................................................... 6
Tabel 2.1.6 ............................................................................................... 7
Tabel 3.1 .................................................................................................. 11
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ......................................................................................... 27
Lampiran 2 ......................................................................................... 27
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sanitasi lingkungan sekolah adalah suatu keadaan dimana sekolah atau instansi
pendidikan dapat memenuhi tiga aspek yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Aspek pertama, sekolah memenuhi ketersediaan sarana dan prasarana sanitasi,
terutama akses pada sarana air bersih yang aman dari pencemaran, sarana sanitasi
(jamban) yang berfungsi dan terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan, sera
fasilitas cuci tangan pakai sabun. Aspek kedua, sekolah melaksanakan kegiatan
pembiasaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sekolah, seperti kegiatan Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) secara rutin dan memastikan pelaksanaan Manajemen
Kebersihan Menstruasi (MKM) secara konsisten. Aspek ketiga, adanya dukungan
manajemen sekolah untuk mengalokasikan biaya operasional dan pemeliharaan
sarana sanitasi dan biaya kegiatan PHBS (Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017) .
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Sedangkan Program
PHBS merupakan suatu program kesehatan yang berupaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi perorangan, kelompok dan
masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan
melakukan edukasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan
perilaku melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support)
dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, melalui
penerapan cara-cara hidup sehat dengan menjaga serta meningkatkan status
kesehatannya (Pusat Promosi Kesehatan, 2008).
PHBS di institusi pendidikan adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.Dalam hal ini segenap elemen di dalam sekolah turut membangun
terlaksananya kegiatan PHBS di sekolah, perilaku hidup bersih sehat harus benar
menjadi sebuah karakter yang akan mencerminkan perilaku sehat anak yang akan
membentuk karakter anak (Departemen Kesehatan RI, 2002).
Program Sanitasi Sekolah yang disosialisasikan selama ini adalah
meningkatkan kepedulian sekolah pada sanitasi dan penyehatan lingkungan
sekolah, memobilisasi sumber daya untuk mengamankan kesehatan siswa,
1
sekarang dan untuk generasi mendatang. Selain itu Sanitasi Sekolah juga
melibatkan pemangku kebijakan di tingkat global, nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota untuk mendukung program Sanitasi Sekolah. Dalam skala global,
program sanitasi sekolah terbagi menjadi tiga indikator yakni, air, sanitasi (spesifik
mengenai jamban) dan kebersihan (spesifik mengenai cuci tangan pakai sabun)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
Indikator sanitasi di lingkungan sekolah terdiri dari ; akses air dasar, Sekolah
dengan akses air dasar adalah sekolah dengan sumber air yang layak. Sumber air
yang layak adalah ledeng/PAM, sumur pompa, air hujan, mata air terlindungi,
sumur terlindungi, dan air kemasan. akses jamban dasar, Sekolah dengan akses
jamban dasar adalah sekolah dengan jamban atau toilet yang layak, terpisah
berdasarkan jenis kelamin dan dapat digunakan. akses sarana cuci tangan dasar,
Sekolah dengan akses pada sarana cuci tangan adalah sekolah yang memiliki sarana
cuci tangan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
1.3 Tujuan
Laporan hasil observasi Studi Observasi Kesehatan Lingkungan di SMA Negeri
Malang disusun dengan tujuan umum untuk melatih mahasiswa dalam melakukan
studi dan menuangkannya ke dalam bentuk karya tulis ilmiah serta menambah
pengetahuan bagi mahasiswa terkait bagaimana Kesehatan Lingkungan Institusi
Pendidikan di SMA Negeri 4 Malang. Selain hal tersebut, laporan ini bertujuan
untuk menambah wawasan bagi mahasiswa :
1.3.1 Mengetahui gambaran umum SMA Negeri 4 Kota Malang;
1.3.2 Mengetahui indikator-indikator kesehatan lingkungan institusi pendidikan di
SMA Negeri 4 Malang;
1.3.3 Mengetahui perbandingan indikator-indikator kesehatan lingkungan institusi
pendidikan dengan persyaratan sesuai undang-undang;
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sekolah Sehat adalah sekolah yang berhasil membantu peserta didik unggul
secara optimal dengan mengedepankan aspek kesehatan.Sekolah Sehat selalu
berusaha membangun kesehatan jasmani dan kesehatan rohani melalui pemahaman,
kemampuan, dan perilaku yang bertanggung jawab, pengambilan keputusan terbaik
untuk terciptanya kesehatan secara mandiri dapat diwujudkan (Arthur & Barnard,
2011). Manfaat yang didapat dari program Sekolah Sehat antara lain: 1) bagi
masyarakat yaitu sebagai tempat menghasilkan siswa yang mempunyai budaya
hidup sehat dan aktif, 2) bagi pemerintah yaitu sebagai tempat pembelajaran yang
dapat dijadikan percontohan bagi sekolah-sekolah lain karena diharapkan sekolah
tersebut dapat menghasilkan sumber daya yang berkualitas, dan 3) bagi swasta atau
dunia kerja yaitu dapat memberi peluang pada swasta untuk berperan dalam
pengembangan Sekolah Sehat. Persyaratan kesehatan lingkungan institusi pendidikan,
sebagai berikut :
3
b) Langit-langit:
1) Langit-langit harus kuat, berwarna terag dan mudah dibersihkan.
2) Kerangka langit-langit yang terbuat dari kayu harus anti rayap.
3) Langit-langit yang terbuat dari anyaman bamboo tidak boleh dicat
dengan larutan kapur tohor.
4) Langit-langit tingginya minimal 3m dari permukaan lantai, khusus
untuk SMP ke atas tinggi langit-langit 3,25m.
c) Dinding
1) Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna terang.
2) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari
bahan yang kuat dan kedap air (trasram).
3) Dinding yang terbuat dari anyaman bamboo tidak boleh dicat dengan
larutan kapur tohor.
4) Dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bamboo harus rapat dan
tidak boleh dicat dengan larutan kapur tohor.
5) Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang.
d) Lantai
1) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
2) Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar
mudah dibersihkan.
3) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan
yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah.
4) Warna lantai berwarna terang.
e) Tangga
1) Setiap bangunan beringkat, harus mempunyai tangga yang juga
berfungsi sebagai tangga penyelamat.
2) Lebar anak tangga minimal 30 cm.
3) Tinggi anak tangga minimal 20 cm.
4) Pegangan tangan di tangga harus ada untuk keamanan.
5) Lebar tangga/luas tangga > 150 cm.
f) Pintu
Terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukaan ke luar dan
mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang berlaku. Antara dua kelas harus
4
ada pintu yang berdekatan dengan pintu keluar, untuk memungkinkan
cepat keluarnya siswa yang duduk paling belakang.
g) Jendela
Dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan ke luar. Untuk ruang
tertentu seperti : ruang laboratorium, ruang computer, ruang media, ruang
perpustakaan dibesi besi pengaman.
a) Ruang Kelas :
1) Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2 /murid.
2) Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5 m
dengan jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal
9 m.
3) Lantai di depan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai sekitarnya.
4) Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengair di depan
kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 (dua) kelas.
5) Tingkat kebisingan tidak melenihi 35-45 Db (A).
c) Ruang UKS
1) Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih
mengalir.
2) Luas minimal 27 m2 .
d) Ruang Laboratorium
1) Tersedia tempat cuci peralatan laboratorium yang dilengkapi dengan
air bersih yang mengalir.
5
2) Untuk laboratorium kimia harus dilengkapi lemari asam dan
shower/pncuran air dengan kualitas dan kuantitas air yang cukup.
3) Kepadatan ruang laboratorium minimal 4 m2 / murid.
e) Kantin/Warung Sekolah
1) Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang
mengalir.
2) Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah.
3) Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan.
4) Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang
tertutup.
5) Tersedia tempat untuk menyimpan peralatan makan dan minum.
6) Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS
(tempat pengumpulan sampah sementara).
2.1.5 Pencahayaan
a. Pencahayaan di setiap ruang disesuaikan dengan peruntukannya seperti
tabel dibawah.
b. Pencahayaan di setiap ruang tidak silau.
6
2.1.6 Ventilasi
a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar di dalam ruang
sekolah dengan baik.
b. Bila ventilasi alamiah tidak dapt menjamin adanya penggantian uadara
dengan baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
c. Ventilasi pada ruang sekolah sesuai peruntukannya seperti pada tabel
berikut :
2.1.7 Kebisingan
Kebisingan di sekolah tidak boleh lebih dari 45 dB (A).
7
3) Jarak sumur/sarana ai bersih dengan sumber pencemaran (sarana
pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir,
dll) minimal 10m
8
2.1.9 Sarana Olahraga dan Sarana Ibadah
a. Tersedia akses dengan tempat olahraga.
b. Tersedia akses dengan tempat ibadah.
2.1.10 Halaman
a. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan
pagar yang kuat dan aman.
b. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaab bersih, tidak becek dan
tidak menjadi tempat bersarang dan bekembang biaknya serangga,
binatang pengerat dan binatang penganggu lainnya.
c. Tersedia akses tempat parker kendaraan.
d. Ada tempat untuk upacara.
e. Tersedia lahan untuk apotik hidup.
f. Tersedia saluran penuntasan air hujan yang diresapkan ke dalam tanah
atau dialirkan ke saluran umum.
9
1. Akses Air Dasar
Sekolah dengan akses air dasar adalah sekolah dengan sumber air yang
layak. Sumber air yang layak adalah ledeng/PAM, sumur pompa, air hujan,
mata air terlindungi, sumur terlindungi, dan air kemasan. Selain itu, akses dasar
juga mensyaratkan bahwa sumber air yang layak tersedia disekitar lingkungan
sekolah dan cukup atau tersedia sepanjang waktu. Sedangkan akses air terbatas
adalah sekolah yang memiliki akses pada sumber air yang layak dan masih
terdapat di lingkungan sekolah, namun air tidak selalu tersedia sepanjang
waktu. Tangga akses air paling rendah adalah sekolah yang tidak ada sumber
airnya atau ada sumber air, namun sumber air tersebut dikategorikan tidak
layak. Sumber air yang dikategorikan tidak layak adalah sumur tidak
terlindungi, mata air tidak terlindungi, dan sumber air permukaan seperti
sungai dan danau.
10
BAB III
METODE OBSERVASI
Minggu ke-
No Nama Kegiatan
1 2 3
Persiapan
Penyusunan anggota kelompok
Pembagian tempat observasi
1 Pembuatan surat pengantar dari Fakultas
Pengantaran surat pengantar untuk SMAN 4 Malang
Tahap Akhir
3 Penyusunan laporan
Pengumpulan laporan
11
3.2 Ruang Lingkup Observasi
Ruang lingkup observasi ini adalah dalam bidang kesehatan khususnya
pada masalah kesehatan lingkungan institusi pendidikan. Dalam kegiatan
observasi ini hal yang diamati adalah bagaimana indikator sekolah sehat di
institusi pendidikan yaitu SMA Negeri 4 Malang. Selain itu observasi ini juga
bertujuan untuk melihat kesesuaian antara bagaimana indikator sekolah sehat
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1429/MENKES/SK/XII/2006.
3.3.2 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang merupakan proses interaksi atau komunikasi secara langsung
antara pewawancara dengan responden (Eko, 2015). Dalam kegiatan
observasi ini observer menggunakan metode wawancara terstruktur
12
dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu. Wawancara dalam observasi ini digunakan untuk
memperoleh data tentang profil sekolah sehat di SMA Negeri 4 Malang.
3.3.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam observasi ini dimaksudkan untuk
memperoleh data yang telah tersedia dalam bentuk arsip atau buku yang
mendukung observasi dan kemudian dibandingkan dengan hasil
wawancara.
Tahap Persiapan
Pembuatan Surat
Penyusunan Anggota Pembagian Tempat
Pengantar dari
Kelompok Observasi
Fakultas
Pengiriman surat
pengantar & Izin
Bekerja sama
Tahap Pelaksanaan
Wawancara dengan
Wakil Kepala
Sekolah
Tahap Akhir
Penyusunan Laporan
13
Pengumpulan Laporan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
4.2 Hasil dan Pembahasan Indikator Menurut Kepmenkes
Hasil dan pembahasan indikator sekolah sehat di SMA Negeri 4 Malang,
sebagai berikut :
4.2.1 Lokasi
SMAN 4 Malang memiliki lokasi bangunan sekolah yang berada dalam
rencana umum tata wilayah Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan lokasi
yang strategis berada di depan Balai Kota Malang, tidak terletak pada daerah
rawan bencana, bekas tempat pembuangan akhir (TPA).
4.2.2.2 Langit-langit
Langit-langit SMAN 4 Malang terbuat dari semen (dicor), berwarna
kuning dan jika dalam keadaan kotor, langit-langitnya mudah untuk
dibersihkan. Tinggi langi-langit dari permukaan lantai adalah kurang
lebih 3,5 m.
15
4.2.2.3 Dinding
Permukaan dining SMAN 4 Malang terlihat bersih, tidak
lembab serta berwarna terang yaitu kuning dan hijau, tembok tidak
retak dan kedap air.
16
4.2.2.6 Pintu
Kondisi pintu di SMAN 4 Malang belum memenuhi syarat
dikarenakn terdapat beberapa kelas yang tidak mempunyai dua daun
pintu dengan bukaan kea rah luar tetapi sudah memenuhi syarat
dengan kondisi kelas yang berdekatan mempunyai satu pintu yang
memungkinkan cepat keluarnya siswa yang dudukan paling
belakang.
17
Gambar 4.2.3.1 Indikator Ruang Kelas Sekolah Sasaran
4.2.3.2 Ruang Bimbingan dan Konseling (BK)
Ruang bimbingan dan Konseling merupakan sebuah ruang yang
terpisah dengan ruangan lainnya, tidak tergabung dalam ruang kelas
ataupun ruang guru sehingga siswa dapat berkonsultasi secara
leluasa.
18
4.2.3.4 Ruang Laboratorium
Laboratorium SMAN 4 Malang terdiri dari Lab.Kimia, Lab.
Fisika, Lab. Bahasa dan Lab. Keagamaan. Laboratium tersebut
dilengkapi dengan tempat cuci tangan, lemari laboratorium dan
shower/pancuran air dengan kualitas dan kuantitas air yang mengalir.
19
4.2.6 Fasilitas Sanitasi Sekolah
4.2.6.1 Air Bersih
Kondisi air bersih yang tersedia di SMAN 4 Malang tidak
berwarna, tidak keruh, tidak berbau dan dapat langsung diminum
oleh semua warga sekolah. Namun untuk kegiatan operasional dapur
menggunakan air yang bersumber dari PDAM.
4.2.6.2 Toilet
Letak toilet antara ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, ruang
bimbingan konseling terpisah. Toilet tersebut terpisah antara laki-
laki dan perempuan, tidak terdapat genangan air, terdapat ventilasi
setiap kamar mandi, dan bak penampung air bebas dari jentik
nyamuk. Toilet siswa laki-laki dan perempuan masing-masing
berjumlah 7 (tujuh). Menurut Kepmenkes Nomor 1429 disebutkan 1
(satu) toilet untuk 40 siswa laki-laki, untuk ketersedian di SMAN 4
Malang sebanyak 7 toilet yang diperuntukkan untuk 280 siswa
sedangkan jumlah siswa laki-laki di SMAN 4 Malang berjumlah 360
siswa yang artinya indikator toilet belum terpenuhi. Sedangkan untuk
siswa perempuan menurut Kepmenkes Nomor 1429 satu toilet untuk
25 siswa, untuk ketersediaan SMAN 4 Malang sebanyak 7 toilet yang
artinya diperuntukkan untuk 175 siswi, sedangkan jumlah siswi di
SMAN 4 Malang sejumlah 524 siswi berarti indicator toilet belum
terpenuhi.
20
Gambar 4.2.6.2 Gambar Indikator Toilet Sekolah Sasaran
4.2.6.3 Sarana Pembuangan Sampah
Sarana pembuangan sampah tersedia di depan masing-masing
sekolah degan keadadaan terpisah antara sampah kering dan sampah
basah dan mempunyai penutup pada setiap tempat sampah.
21
Gambar 4.2.6.4 Indikator Sarana Olahraga dan Sarana Ibadah
4.2.7 Halaman
Halaman di SMAN 4 Malang digunakan sebagai tempat untuk
upacara, akses tempat parkir, dan halaman tersebut mempunyai batas yang
jelas.
22
tingkatan akses air dasar yang dibuktikan dengan seluruh operasional di
sekolah pada kamar mandi menggunakan air yang bersumber dari sumur
pompa , operasional dapur menggunakan PAM, dan air minum yang siap
minum selalu mengalir dan tersedia di lapangan untuk para warga sekolah.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Dasar hukum penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/MENKES/SK/XII/2006.
b. SMA Negeri 4 Malang merupakan sekolah menengah atas yang berada di
Kecamatan Klojen. SMA Negeri 4 Malang terletak di Jalan Tugu No, 1, Klojen,
Malang, Jawa Timur.
c. Identitas SMA Negeri 4 Malang terdiri dari visi sekolah “unggul dalam
IMTAQ, IPTEK, berwawasan lingkungan, dan berpijak pada budaya bangsa,
serta berdaya saing tinggi”. Motto yang diusung adalah Studium et Sapiensa
(Stetsa) yang memiliki arti “belajar” dan “bijaksana”. Misi SMA Negeri 4
Malang yaitu (1) Meningkatkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran
agama sebagai landasan kearifan dalam bertindak, (2) Melaksanakan
pembelajaran dengan memanfaatkan multi-resources, berbasis pada teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), (3) Meningkatkan prestasi akademik melalui
proses Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM), (4) Menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan melalui
pembelajaran berkelanjutan, (5) Menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya
bagsa dan kearifan local, (6) Meningkatkan jiwa kompetitif dalam berbagai
bidang.
d. Kesehatan lingkungan di SMA Negeri 4 Malang sudah memenuhi indikator
yang terdapat dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/MENKES/SK/XII/2006. Akan tetapi, untuk indikator toilet dan pintu
SMA Negeri 4 Malang belum memenuhi indikator, karena hanya ada 14 toilet,
7 untuk siswa laki-laki dan 7 untuk siswa perempuan. Sedangkan untuk pintu,
terdapat beberapa kelas yang tidak mempunyai dua daun pintu dengan bukaan
kearah luar.
24
5.2 Saran
Setelah melakukan kegiatan studi observasi, berikut adalah saran oleh penulis
yang diperuntukkan bagi SMA Negeri 4 Malang :
a. Kesehatan Lingkungan di SMA Negeri 4 Malang sudah cukup baik karena
sudah memenuhi indikator yang ada dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006. Akan tetapi
observer menemui bahwa jumlah kamar mandi di SMA Negeri 4 Malang belum
memenuhi kriteria yang ada dalam KEPMENKES. Dapat diketahui bahwa
jumlah kamar mandi juga ditentukan berdasarkan mjumlah siswa yang
bersekolah di SMA Negeri 4 Malang. Oleh karena itu, observer mengusulkan
untuk menambah jumlah kamar mandi berdasarkan indikator dalam
KEPMENKES dan juga berdasarkan jumlah siswa yang bersekolah di SMA
Negeri 4 Malang.
25
DAFTAR PUSTAKA
Arthur, S., & Barnard, M. (2011). Evaluation of National Healty Schools Pogramme.
Departement of Health.
Kemendikbud Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Profil
Sanitasi Sekolah. Jakarta: Unicef.
26
LAMPIRAN
Lampiran 2 Dokumentasi
27