PENGERTIAN
Tumor adalah pertumbuhan jaringan abnormal. Tumor intrakranial adalah pertumbuhan jaringan
intrakranial yang abnormal, umumnya lokasi spesifik tumbuhnya tumor dapat menjadi sebutan atau
nama tumor tersebut (Lewis, 2000). Tumor intra kranial primer adalah bilamana tumor berkembang
berasal dari jaringan otak, sedang tumor intrakranial sekunder adalah bilamana jaringan tumor
berkembang karena adanya metastase sel tumor diluar kranial. Tumor intra aksial adalah tumor
yang berasal dari substansi otak di cerebrum, cerebelum dan batang otak. Sedangkan tumor extra
aksial, tumor yang berasal dari tulang kranial, meningeal, saraf kranial dan kelenjar pituitari.
Tumor Fronto Temporal Parietal adalah tumbuhnya jaringan abnormal (tumor) di lobus fontal, lobus
temporal dan lobus parietal
ETIOLOGI
Tumor sekunder: sel sel tumor berasal dari tumor di paru dan mamae yang paling sering.
Tumor Primer: penyebab secara pasti belum diketahui, namun dugaan kuat akibat dari pengaruh
faktor heriditer, infeksi virus, toksin, defisiensi imunologic dan ada juga yang mengatakan karena
akibat dari trauma cerebral dan penyakit peradangan.
PATHOFISIOLOGI
Tumor ganas dan jinak intra kranial dapat mengakibatkan suatu kondisi yang fatal. Tumor yang
berkembang dalam intra kranial mempengaruhi jaringan cerebral karena kemampuannya
menginfiltrasi(mendestruksi) dan menekan jaringan sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan edema
cerebral, kerusakan fungsi jaringan secara lokal, obstruksi sirkulasi cairan cerebro spinal dan
disfungsi kelenjar pituitari.
Tulang tengkorak bersifat tidak lentur dan mempunyai ruang sempit untuk perluasan isi dari kranial.
Tumor otak secara progresif meningkatkan tekanan intra kranial dimana dapat menyebabkan
penekanan sistem ventrikel yang berakibat obstruksi sistem ventrikel (obstruksi sirkulasi cairan
cerebro spinal) , kondisi yang serius karena peningkatan tekanan intra kranial adalah herniasi
( pergesaran ) batang otak dan berakhir dengan suatu kematian. Papileedema dari saraf optik,
pembesaran vena retina dan akhirnya perdarahan retina. Mekanisme yang mendasari papiledema
tidak diketahui secara jelas, namun kemungkinan karena efek peningkatan tekanan intra kranial.
Dampak papiledema menyebabkan tekanan vena retina meningkat karena obstruksi aliran darah
balik dari mata.
Saraf kranial mungkin ditekan oleh tumor jinak atau diinvasi oleh tumor ganas atau malahan
menjadi tempat utama tumor ganas.
1
KLASIFIKASI
Berdasarkan histologis, tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Glioma
Glioma adalah peningkatan jumlah sel sel glia atau jaringan penyambung. Tumor ini berasal dari
otak dan jumlahnya sekitar 50 % dari semua neoplasma otak pada usia dewasa. Jarang terjadi
pada anak-anak.
a. Astrocytomas
Astrocytomas stadium I dan II jumlahnya sekitar 20 % dari semua glioma. Tumor ini
tumbuh lambat. Pada usia dewasa astrocytomas biasanya terjadi di dalam cerebrum dengan
menyusup ke jaringan sekitarnya dan memiliki variasi derajat keganasannya. Bila terjadi
pada anak biasanya terjadi di dalam cerebelum atau saraf optik.
b. Glioblastoma
Astrocytomas stadium III dan IV diketahui sebagai glioblastoma dengan berbagai bentuk.
Glioblastoma pertumbuhannya sangat cepat dan menginfiltrasi. Jumlahnya sekitar 50 % dari
semua glioma. Pada usia dewasa lebih banyak terjadi pada pria diatas usia 35 tahun, lebih
banyak di hemisphere cerebral. Jarang terjadi pada pada anak.
c. Ependymomas
Ependymomas stadium I – IV jumlah sekitar 10 % dari semua glioma. Tumor ini
mempengaruhi semua kelompok umur, sebagian besar terjadi pada anak. Lokasi tumor di
fossa posterior dan ventrikel IV.
d. Oligodendrogliomas
Oligodendroglioma stadium I – IV jumlahnya sekitar 5 % dari semua glioma. Tumor ini
petumbuhannya sangat lambat. Biasanya terjadi di lobus frontal pada dewasa.
e. Medulloblastoma
Jumlahnya sekitar 10 % dari semua glioma, sifatnya sangat invasif dan ganas. Terjadi pada
anak dibawah umur 10 tahun dan lebih sering pada pria. Biasanya tumbuh dimulai dari
cerebelum dan invasi ke ventrikel IV, III dan ventrikel lateral kemudian ke sub arahnoid.
2
Jumlahnya sekitar 5 % dari semua tumor otak. Sebagain besar terjadi pada anak, tetapi dapat
juga terjadi dewasa.
a. Craniopharingioma
Adalah bentuk tumor perkembangan yang paling umum, dapat berbentuk kista atau padat
dan cenderung tumbuh lebih cepat pada anak. Lokasi tumor di sella turcica dan dapat
mempengaruhi chiasma optik, kelenjar pituitari dan hipotalamus.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi yang timbul karena adanya tumor intrakranial cukup bervariasi, dan dapat dibedankan
menjadi manifestasi umum dan lokal. Manifestasi umum timbul sebagai akibat dari peningkatan
tekanan intra kranial dan obstruksi cerebro spinal fluid. Sedangkan manifestasi lokal timbul akibat
dari kompresi atau invasi tumor pada area spesifik dari lobus otak.
3
f. Ventrikel IV dan cerebelar : Nyeri kepala, mual muntah, papile edema karena peningkatan
tekanan intra kranial, gangguan koordinasi.
PENATALAKSAAN
Metode umum untuk penatalaksanaan tumor otak adalah
1. Pembedahan : Craniotomy, craniectomy.
2. Radioterapi
3. Chemoterapi
Komplikasi yang terjadi pada post pembedahan adalah…
1. Edema cerebral
2. Perdarahan sub dural, epidural, intracerebral.
3. Hipovolumik shock
4. Hydrocephalus
5. Gangguan cairan elektrolit( SIAD atau diabitus insipidus )
6. Infeksi luka / meningitis.
PENGKAJIAN
Asuhan keperawatan pada makalah ini ditekankan pada tumor otak yang dilakukan pembedahan
kranial.
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat medis dan pembedahan
b. Riwayat tumor, trauma kepala, infeksi virus, penyakit peradangan.
c. Riwayat keluarga
d. Riwayat : nyeri kepala, hilangnya penglihatan, kejang.
e. Riwayat kelainan koagulasi, jantung dan pernafasan.
f. Riwayat pemeriksaan: CT scan, X ray tengkorak.
2. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran dan tanda vital
b. Fungsi motorik dan sensorik
c. Reaksi dan ukuran pupil
d. Fungsi saraf kranial
e. Status pernafasan
f. Balutan kepalan dan drainage
g. Aktifitas kejang
3. Psikososial
a. usia
b. jenis kelamin
c. pekerjaan
d. peran dan tanggung jawab
e. strategi koping yang biasa digunakan
f. penerimaan kondisi
4
g. kecemasan / takut
4. Pengetahuan pasien dan keluarga
a. pengetahuan umum dan perawatan pre dan post operatif
b. prognosa dan kemungkinan antisipasi dengan hal yang bisa terjadi.
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi cerebral bd peningkatan tekanan intra kranial
a. Tujuan : perfusi cerebral klien adekwat.
b. Tindakan :
Monitor tanda vital : denyut nadi, TD, suhu tubuh dan pola nafas.
Tinggikan tempat tidur bagian kepala 30 – 45 derajat.
Berikan posisi yang dapat meningkatkan aliran darah balik.
Kaji balutan kepala dan atau drainage meliputi jumlah, tipe draine tiap 1 – 4 jam.
3. Kurangnya volume cairan bd terapi diuretik, diabitus insipidus, intake cairan inadekwat.
a. Tujuan : Klien akan mempertahankan intake dan output caiaran yang adekwat.
b. Tindakan :
Kaji tingkat kesadaran dan fungsi saraf kranial ( gag reflek ) sebelum mendapat
makanan peroral.
Monitor intake output, dan segera laporkan tim medis bila output urine < 30 ml/jam
atau lebih 200 ml / jam.
Monitor hasil pemeriksaan lab bila memperlihatkan adanya ketidak seimbangan
cairan ( misalnya, elektrolit, osmolalitas, BUN dan kreatinin ).
Monitor berat badan tiap hari.
Monitor tanda vital tiap 1- 2 jam.
Kaji turgor kulit dan adanya edema tiap 4 jam.
Berikan cairan pengganti dan obat-obatan jika diperlukan dan evaluasi efektifitasnya.
5
4. Potensial injury bd kejang, disfungsi saraf kranial V, tidak adanya tulang tengkorak.
a. Tujuan : kllien tidak mengalami injury fisik, otak atau batang otak.
b. Tindakan :
Monitor adanya kejang.
Berikan pengaman, atur tempat tidur.
Monitor adanya perdarahan lambung.
Berikan obat anti kejang, antibiotik, antasida, cimetidine sesuai prgram.
Kaji fungsi saraf kranial V setiap 3-4 jam.
Berikan obat tetes mata untuk memberikan lumbrikasi pada mata.
Atur posisi tidur untuk menghindari penekanan, gunakan ring donat sesuai
kebutuhan.
Observasi lokasi pembedahan dan pertahankan tehnik steril.
Kaji adanya rhinorhoe dan otorhea.
Monitor suhu tubuh tiap shiff.
Monitor tingkat kesadaran tiaf 1- 2 jam.
6
b. Tindakan :
Berikan penkes tentang :
Penyakit dan pengobatannya, prognosis ( kolaborasi ).
Informasi tentang pencukuran kepala, balutan, pemakaian alat invasive.
Perawtan di rumah : minum obat, waktu dan efek samping obat, proteksi
kepala, tanda peningkatan tekanan intra kranial, tempat mendapatkan
pelayanan darurat,
7
8