Anda di halaman 1dari 62

Fisiologi Sistem Kardiovaskuler

Deskripsi

Sistem kardiovaskuler merupakan sub sistem sirkulasi yang bertugas mengedarkan darah ke
seluruh tubuh. Selain sistem kardiovaskuler kita juga mengenal sistem sirkulasi limfatik yang
terdiri dari kelenjar limfe, pembuluh limfe dan cairan limfe.

Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh dimana darah mengandung
oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel/jaringan untuk metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga
membawa sisa metabolisme untuk dibuang melalui organ-organ eksresi.

Sistem Peredaran Darah

Sistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah
(sirkulasi darah). Sirkulasi darah terbagi menjadi 2 bagian yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonal.

Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara
jantung dan paru-paru. Darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis. Darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk
dibuang melalui paru-paru ke atmosfer. Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru
dan kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis.

Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar adalah srikulasi darah dari jantung (ventrikel kiri)
ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru). Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh
melalui aorta, kemudian aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil yang
tersebar ke seluruh tubuh. Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung (atrium kanan) melalui
vena cava.
Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah. Darah dari ventrikel kanan
dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh dari
ventrikel kiri melalui aorta. Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola dan kapiler.
Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui vena (pembuluh balik).

Jantung Sebagai Pompa

Darah diedarkan ke seluruh tubuh dengan cara dipompa oleh jantung. Secara fungsional pompa
jantung dibagi menjadi pompa jantung kanan yang memompa darah ke sirkulasi pulmonal dan
pompa jantung kanan yang memompa darah ke sirkulasi sistemik.

Jantung memompa darah dengan cara kontraksi (sistol) dan relaksasi (diastol). Jantung dapat
bekerja dengan cara memompa karena mempunyai lapisan miokardium yang sangat istimewa.
Sifat istimewa dari miokardium adalah :

1. Bekerja secara miogenik dan ritmik

Stimulus awal untuk terjadinya kontraksi jantung berasal dari jantung itu sendiri yaitu dari nodus
sinoatrial (SA node), bukan dari sistem saraf. Pompa jantung ini bersifat otomatis dan bersifat
dinamis sesuai dengan kebutuhan jaringan tubuh terhadap oksigen dan nutrisi. Setiap menit SA
node mencetuskan impuls sekitar 70-80 kali/menit.

2. Perambatan impuls (interkoneksi) antar sel miokardium terjadi sangat cepat

Miokardium terdiri dari dua bagian besar yaitu sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel. Setiap
sel miokardium dipisahkan oleh diskus interkalaris yang memungkinkan perambatan terjadi
dengan sangat cepat.

3. Durasi potensial aksi 100 kali lebih lama dari otot rangka

Miokardium mempunyai daya tahan kontraksi lebih lama dari otot rangka. Apabila dalam satu
menit jantung berkontraksi rata-rata 70 kali/menit maka pada seseorang yang berusia 70 tahun
jantung berkontraksi sebanyak 2.540.160.000 kali.

Peristiwa Listrik Pada Jantung

Miokardium seperti halnya otot rangka, dapat berkontraksi setelah diinisiasi oleh potensial aksi
yang berasal dari sekelompok sel konduktif pada SA node (nodus sinoatrial) yang terletak pada
dinding atrium kanan.

Dalam keadaan normal, SA node berperan sebagai pacemaker (pemicu) bagi kontraksi
miokardium. Selanjutnya potensial aksi menyebar ke seluruh dinding atrium dan menyebabkan
kontraksi atrium. Selain menyebar ke seluruh dinding atrium, impuls juga menyebar ke AV node
(nodus atrioventrikular) melalui traktus internodal, kemudian ke berkas his dan selanjutnya ke
sistem purkinye. Penyebaran impuls pada sistem purkinye menyebabkan kontraksi ventrikel.

Penyebaran potensial aksi pada ventrikel terdiri dari 4 fase yaitu :

1. Fase 0: Initial rapid depolarization.

Pada fase ini terjadi influks natrium akibat pembukaan saluran natrium saat terjadi peningkatan
permeabilitas membran terhadap natrium. Awal depolarisasi adalah keadaan polarisasi (resting
membrane potential) dimana muatan sisi dalam membran lebih negatif dibanding sisi luar
(polarisasi).

2. Fase 1: Brief initial repolarization.

Pada fase ini saluran kalium mulai terbuka.

3. Fase 2: Prolonged plateau.

Pada fase ini saluran lambat natrium dan kalsium terbuka sehingga terjadi keseimbangan antara
influks natiurm dan kalsium serta efluks kalium.

4. Fase 3: Late rapid repolarization dimana terjadi pembukaan saluran lambat kalium

5. Fase 4: Resting membrane potential (-100 mv)

Fase ini merupakan keadaan membaran istirahat dimana muatan sisi dalam membran sel menjadi
lebih elektronegatif dbanding sisi luar (polarisasi).
Peristiwa Mekanik Pada Jantung

Peristiwa mekanik pada jantung terjadi bersamaan dengan peristiwa listrik pada jantung.
Peristiwa mekanik pada jantung terdiri dari :

1. Fase siklus jantung


2. Urutan kontraksi jantung
3. Perubahan tekanan pada setiap ruangan jantung
4. Peran katup jantung
5. Bunyi jantung

Peristiwa listrik dan mekanik yang terjadi pada jantung dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Kontraksi Jantung

Jantung bekerja sebagai pompa dengan cara kontraksi (sistol) dan relaksasi (diastol). Setiap kali
sistol dan diastol disebut dengan siklus jantung. Konstraksi jantung untuk memompa darah
terjadi setelah penyebaran potensial aksi baik pada atrium maupun ventrikel. Ada 2 tipe
kontraksi yaitu :

1. Isometric contraction : tegangan otot meningkat tetapi tidak memendek.


2. Isotonic contraction : tegangan otot konstan disertai pemendekan otot.

Kontraksi miokardium baru akan terjadi bila stimulusnya adekwat (cukup) atau mengikuti
Hukum All or None. Kontraktilitas miokardium mengikuti Hukum Starling dimana kontraktilitas
miokardium tergantung kepada regangan otot jantung pada saat diastol (EDV atau end diastolic
volume). Semakin banyak darah yang mengisi ventrikel pada saat diastol akan semakin
meningkatkan regangan pada miokardium dan menyebabkan peningkatan kontraktilitas otot
jantung.

Bunyi Jantung

Pada saat jantung bekerja akan terdengar bunyi "lub" dan "dub". Bunyi tersebut adalah bunyi S1
dan S2. Bunyi S1 terdengar saat sistol dan S2 saat diastol. Bunui S1 timbul akibat penutupan
katup mitral pada saat sistol ventrikel dan bunyi S2 timbul akibat penutupan katup semilunar
pada permulaan diastol ventrikel. Selain bunyi S1 dan S2, bisa juga terdengar bunyi jantung
tambahan yaitu S3 dan S4.

Curah Jantung

Curah jantung atau cardiac output adalah jumlah darah yang dipompa ventrikel setiap menit,
rata-rata berjumlah 4-5 liter/menit. Curah jantung adalah volume sekuncup (stroke volume)
dikalikan dengan frekuensi denyut jantung dalam satu menit (heart rate). Stroke volume atau
volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa ventrikel setiap kali kontraksi.

Curah jantung dipengaruhi oleh latihan fisik (aktivitas), stres, suhu, kehamilan dan post-prandial.
Selanjutnya darah pada sirkulasi sistemik akan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, distribusinya
adalah sebagai berikut :

Regulasi Jantung

Jantung dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kerja jantung
dipengaruhi oleh faktor mekanik, persarafan dan suhu. Regulasi jantung meliputi regulasi
terhadap heart rate, stroke volume, cardiac output dan blood pressure.

1. Regulasi Heart Rate

Heart rate dipengaruhi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis dengan
epinefrin dan norepnefrin sebagai neurotrasmiternya menyebabkan peningkatan heart rate.
Sedangkan sistem saraf parasimpatis melalui nervus vagus menyebabkan perlambatan heart rate.

Heart rate juga dipengaruhi oleh kemoreseptor dan baroreseptor. Aktivitas kemoreseptor
bertujuan menjaga kecukupan sirkulasi serebral (otak).

2. Regulasi Stroke Volume


Volume sekuncup diatur dengan Mekanisme (hukum) Starling.

3. Regulasi Cardiac Output

Determinan utama dari curah jantung adalah kebutuhan oksigen jaringan dengan cara
autoregulasi intrinsik yang mengubah preload dan stroke volume dan autoregulasi ekstrinsik atas
pengaruh hormon epinefrin.

4. Regulasi Tekanan Darah

Tekanan darah dipengaruhi oleh kemoresptor, tahanan perifer dan volume darah.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PEMBULUH DARAH DAN DARAH

PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah :
a. Arteri
 Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis
 Mempunyai dinding yang tebal
 Mempunyai jaringan yang elastis
 Katup hanya pada pemulaan keluar dari jantung
 Menunjukkan adanya tempat untuk mendengarkan denyut jantung
 Pembuluh darah arteri yang terbesar adalah Aorta ( yang keluar dari ventrikel sinistra) dan
arteri pulmonalis (yang keluar dari ventrikel dekstra).
 Cabang dari arteri disebut Arteriola yang selanjutnya menjadi kapiler.
b. Vena
 Membawa darah kotor (sisa metabolisme dan CO2), kecuali vena pulmonalis
 Mempunyai dinding yg tipis
 Jaringannya kurang elastis
 Mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang mengarah ke jantung
 Tidak menunjukkan adanya tempat mendengar denyut jantung.
 Pembuluh darah vena yang ukurannya besar adalah vena kava dan vena pulmonalis.
 Cabang dari vena disebut venolus/ venula yang selanjutnya menjadi kapiler.

c. Kapiler
 Disebut juga pembuluh rambut
 Terdiri dari sel-sel endotel
 Diameter kira-kira 0,008 mm
Fungsi kapiler:
 Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
 Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan
 Mengambil hasil-hasil dari kelenjar
 Menyerap zat makanan yang terdapat di usus
 Menyaring darah yang terdapat di ginjal

Semua pembuluh darah kecuali kapiler terdiri atas tiga lapisan yaitu :
a. Tunika intima/ interna, lapisan dalam yang mempunyai lapisan endotel dan berhubungan dgn
darah.
b. Tunika media, lapisan tengah, terdiri dari jaringan otot, sifatnya elastis dan termasuk otot polos.
c. Tunika adventisia/ eksterna, lapisan luar, terdiri dari jaringan ikat yang berguna menguatkan
dinding arteri

Perbedaan pembuluh balik/ vena dan pembuluh nadi/ arteri


Yang dibedakan Vena Arteri
Tempat Dekat permukaan tubuh, Agak ke dalam,
tampak kebiru-biruan tersembunyi
Dinding pembuluh Tipis, tidak elastis Tebal, kuat dan elastis
Aliran darah Menuju ke jantung Dari jantung
denyut Tidak terasa Denyut terasa
Hanya di satu tempat
katup Di sepanjang pembuluh
dekat jantung
Tidak memancar, hanya
Jika terluka Darah memancar ke luar.
menetes

Fungsi sirkulasi
a. Arteri
Mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk ini arteri mempunyai
dinding yang tebal dan kuat krn darah mengalir dengan cepat pada arteri.
b. Arteriola
Cabang kecil dari arteri. berfungsi sebagai kendali darah yang dikeluarkan ke dalam
kapiler. Arteriol mempunyai dinding otot yang kuat, mampu menutup arteriol dan melakukan
dilatasi beberapa kali lipat

c. Kapiler
Untuk pertukaran cairan, zat makanan elektrolit, hormon dan bahan lainnya antara darah
dan cairan interstisial.
d. Venula
Mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap, bergabung menjadi vena yang
semakin besar
e. Vena
Saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung, karena
tekanan pada sistem vena sangat rendah.

DARAH
Darah adalah Suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah, yang
warnanya merah (warna tergantung kadar O2 dan CO2). Karakteristik darah:
 Volume darah: 7 – 10% BB (5 Lt pada Dewasa Normal)
 Komponen darah: Eritrosit, Leukosit, Trombosit  40-45% Volume darah; Tersuspensi
dalam plasma darah
 PH darah : 7,37 – 7,45
 Temp : 38 ºc
 Viskositas lebih kental dari air dgn BJ 1,041 – 1,067

Fungsi Darah
 Sebagai alat angkut
 Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dgn perantaraan leukosit dan
antibodi
 Menyebarkan panas ke seluruh tubuh
Bagian-bagian darah
a. Sel-sel darah
 Eritrosit (sel darah merah)
 Leukosit (sel darah putih)
 Trombosit (sel pembeku darah).
b. Plasma darah (cairan darah)

A. ERITROSIT
Berbentuk cakram bikonkaf, tidak berinti, dalam 1 mm3 terdapat 5 juta buah sel darah merah.
Membrannya sangat tipis sehingga sangat mudah dilewati gas seperti O2 dan CO2. Eritrosit
Tersusun terutama oleh Hemoglobin (95%)
Produksi Eritrosit (Eritropoesis): di sumsum tulang dan memerlukan besi, Vit B12, asam
folat, piridoksin (B6). Dipengaruhi oleh O2 dalam Jaringan Masa hidup: 120 hari. Eritrosit tua
dihancurkan di sistem Retikuloendotelial (hati dan Limpa). Pemecahan Hb menghasilakan
Bilirubin dan Besi. Besi berikatan dengan Protein (Transferin) dan diolah kembali menjadi Hb
baru
Fungsi eritrosit adalah Transport O2, Sistem Buffer (Berikatan dengan Ion H).

B. LEUKOSIT
Berfungsi untuk melindungi tubuh dari invasi bakteri atau benda asing. Mempunyai inti,
Ukurannya besar dan kemampuannya mengikat warna
dalam 1 mm3 terdapat 6000 – 9000 sel

Ada 5 jenis leukosit :


1) Neutrofil
Neutrofil mempunyai banyak lobus dihubungkan filamen tipis material inti dinamakan leukosit
Polimorfonuklear (PMN), granula berwarna ungu pucat Neutrofil muncul pada 1 jam pertama
awitan reaksi peradangan dan berumur pendek (Infeksi Akut)
2) Basofil
Basofil adalah leukosit granula berwarna biru, menyerap pewarna yang bersifat basa
3) Eosinofil
Eosinofil adalah leukosit Granula berwarna merah terang, menyerap pewarna yang bersifat asam
(eosin)
4) Limfosit
Limposit B dan T dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe
 Limfosit T fungsinya membunuh sel secara langsung dengan mengeluarkan limfokin
 Limfosit B menghasilkan antibodi
5) Monosit
Monosit diproduksi sumsum tulang, merupakan Leukosit terbesar dan berumur panjang (Infeksi
kronis) sehingga dapat berubah menjadi histiosit jaringan seperti : sel kuffer di hati, makrofag
peritoneal, makrofag alveolar dll.

C. TROMBOSIT
Diproduksi oleh sumsum tulang menjadi megakariosit, tergantung adanya trombopoetin.
Berukuran 2 – 4 um, bentuk tidak teratur, tidak punya inti, jumlahnya selalu berubah sekitar
150.000 – 450.000 per mm3 darah. Berperan untuk mengontrol perdarahan.

FISIOLOGI INDRA

Organ sensori tersebar luas dalam epitel, jaringan kulit otot dan tendon.Informasi mengenai
lingkungan interna dan eksterna tiba di SSP melalui reseptor sensorik. Reseptor sebagai alat
transduksi / tranduser yang akan mengubah berbagai bentuk energy. Reseptor sensorik mungkin
merupakan bagian sel khusus/neuron yang dapat menimbulkan sebuah potensial aksi..
Bentuk energi yang di ubah reseptor : mekanin, suhu, elektromagnetik, dan energi kimia (bau,
rasa)
Reseptor pada masing-masing organ sensorik bersifat spesifik

KLASIFIKASI ORGAN INDRA


Reseptor sensork bersifat khas untuk berespon pada satu bentuk energi tertentu, jenis
resptor berbeda :

Tradisional : Penciuman, Penglihatan, Pendengaran, Pengecapan dan perasaan kulit


Berdasarkan reseptornya :
Teleseptor : Penerimaan jarak jauh
Eksoresptor : Berhubungan dengan lingkungan luar
Interoseptor : Berhubungan dengan lingkungan dalam
Propripseptor : Memberi informasi mengenai sikap tubuh
Nosiseptor : Reseptor nyeri

FISIOLOGI PENGLIHATAN
Pertimbangan anatomik :
lapisan reseptor
sistem lensa : Untuk memusatkan cahaya pada reseptor
sistem syaraf : Untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak
Jaringan penyusun organ : sklera, kornea, koroid, lapisan pembuluh darah, retina, lensa
kristalina, zonula zinii, iris, corpus vitreus/humor vitreus, trabekule, Schlemm

Mekanisme Pembentukan Bayangan


Mata mengubah energi dalam spektrum cahaya yang terlihat menjadi potensial aksi dalam
nervus optikus. Bayangan dari benda sekitar, akan difokuskan pada retina.Berkas cahaya yang
mengenai retina menimbulkan potensial pada sel batang dan kerucut, Impuls yang
dibentuk dalam retina dihantarkan ke korteks serebri,Timbul kesan penglihatan

Retina
Retina terbentang menyusun 10 lapisan yang mengandung sel batang dan kerucut (reseptor
cahaya).Sel kerucut dan batang bersinaps dalam sel bipolar.Sel bipoler bersinaps dalam sel
ganglion.Akson sel ganglion berkumpul dan meninggalkan bolamata sebagai nervus optikus.

Lintasan Syaraf
Sel-sel ganglion berkumpul dalam nervus optikus berakhir dalam corpus geniculatum lateral
(talamus).Serabut dari masing-masing hemiretina mengalami decussatio pada Chiasma optikum
Serabut syaraf yang berasal dari retina kiri dan kanan bersinaps pada Tractus geniculacalcarinus
Corpus genicultum menghantarkan impuls ke korteks serebri, terdiri dari 6 lapisan :
- Lapisan 1,4, dan 6 menerima impuls dari kontra lateral
- Lapisan 2,3 dan 5 menerima impuls dari ipsi lateral.

Prinsip Optikus
Berkas cahaya dibelokan atau dibiaskan apabila melintas dari satu medium
masuk kedalam medium yang berbeda kepadatannya, kecuali jika mengenainya tegak
lurus.Sinar sejajar yang menganai lensa bikonveks akan dibiaskan ke satu titik (Fokus utama)
dibelakang lensa.Untuk maksud praktis matematis di kalibarasi jarak 6 meter sebagai jarak ideal
benda ke retina dan dianggap sejajar.Sinar yang datang kurang dari 6 meter à divergent oleh
karena itu memusat pada fokus yang lebih kebelakang. Lensa bikonkaf menyebabkan
divergensi berkas cahaya
Makin besar kecembungan lensa, makin besar kekuatan pembiasannya. Satuan daya bias
(D) dioptri. Dioptri merupakan kebalikan dari jarak fokus utama (f) dalam meter
Misal : sebuah lensa dengan fokus utama 0,25 meter.
Maka daya bias (D) = 1 / f
= 1 / 0,25
= 4 dioptri
Prinsip optika

FISIOLOGI PENDENGARAN

Pertimbangan anatomik:
Telinga mengandung reseptor untuk 2 jenis sensorik : pendengaran dan keseimbangan.
Pendengaran : telinga luar, telinga tengah dan kochlea.
Keseimbangan : canalis semisirkuler, utrikulus dan sacculus. membrana tymphani.
Telinga luar : menyalurkan suara ke dalam meatus akustikus ekternus à meatus
canalis ekternus
Telinga tengah : Maleus, inkus, stapes
Telinga dalam : labirin, cairan perilimfe, membran, endolimfe, cochlea dan organ korti.

Lintasan Saraf

Nuclei kochlearis
Colliculus inferior
Pusat reflek pendengaran
Corpus geniculatum medi
Talamus
Korteks pendengaran

Penghantaran suara
Telinga mengubah gelombang suara menjadi potensail aksi dalam kochlearis.
Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang pendengaran menjadi gerakan tulang stapes.
Gerakan stapes menghasilkan menimbulkan gelombang pada cairan telingan
dalam. Gelombang diterima organ korti, sehingga timbul potensial aksi pada serabut-serabut
syaraf

Fungsi Fisiologis Membran Timpani dan Tulang Pendengaran

Penghantaran tulang telinga tengah. Gelombang suara drai permukaan luar oleh gerakan
membrana timpani (resonator). Stapes,Incus ,Gerakan membrani timpani diteruslkan pada
malleus ,Menggerakan skala vestibuli cochlea yang berisi cairan endolimfe Selanjutnya
dihantarkan ke cochlea, penghantaran udara,penghantaran Tulang telinga.

FISIOLOGI PENGHIDU DAN PENGECAPAN


Pertimbangan anatomis:
Digolongkan sebagai perasaan visceral karena erat kaitannya dengan fungsi pencernaan.
Reseptor penciuman dan pengecapan termasuk kedalam kemoreseptor. Kemoreseptor dirangsang
oleh molekul-molekul dalam larutan dalam cairan hidung dan mulut.
Reseptor penciuman = teleseptor, tidak ada akses ke talamus, tidak memiliki area proyeksi pada
neokorteks
Reseptor pengecapan : naik melalui pangkal otak dan berproyeksi pada gyrus post centralis ke
talamus

FISIOLOGI PENGHIDU
Reseptor penciuman hanya memberi respon terhadap zat yang bersentuhan dnegan epitel
penciuman dan larut dengan lapisan mukus.
Rangsang bau oleh Potensial reseptor, Ada 3 teori
1. Molekul berbau menekan aktifitas sistem enzim epitel à perubahan dan reaksi kimia
2.Molekul berbau mengubah permukaaan sel-sel reseptor yang menybabkan perubahan
kandungan listriknya.
3. Molekul berbau mengubah permeabilitas membran sel terhadap Natrium
Rangsangan akan diteruskan oleh Bulbus olfaktorius menuju korteks penciuman.

PENCIUMAN
Reseptor dan Lintasan
Reseptor penciuman terletak pada bagian mukosa hidung. Sel-sel penyangga mengekresi
lapisan mukus secara teruis menerus untuk melapisi epitel .Terdapat sekitar 10-12 juta reseptor
dalam mukosa hidung. Tiap sel reseptor penciuman adalah satu neuron. Neuron penciuman =
olfactory rods .Mukosa penciuman merupakan tempat ujung neuron penciuman. menjulur ke
permukaan mucus. Akson neuron reseptor menembus lamina cribrosa dari os. Ethmoidale dan
masuk ke dalam bulbus olfektorius. Bulbus olfaktory bersinaps membentuk Glomerulo
Olfactory

Diskrimisi penciuman : Manusia dapat membedakan 2000-4000 bau yang berbeda. Penyebab
belum diketahui secara pasti. Bau tertentu terbukti menimbulkan peningkatan lokal
metabolisme.

PENGECAPAN
Lintasan dan Receptor
Organ sensorik = putik mengecap. Tiap putik kecap terdiri dari sel-sel penyangga dan 5-18 sel
rambut à reseptor pengecap.Tiap putik kecap dipersarafi 50 serabut saraf
Pada manusia putik kecap terdapat pada : epiglotis, palatum dan pharink dan dalam dinding
papiula fungiformis dan papila vallatae (lidah)

Lintasan Saraf
Putik Kecap
Nervus Fasialis
Nervus Glossofaringeus
Nervus Vagus
Medula Oblongata ( Traktus Solitarius)
Lemnikus Medialis
Talamus ( bersama sama dengan raba, nyeri dan suhu)
Daerah Proyeksi Pengecapan di Korteks
Cita rasa dasar, ambang rasa dan intensitas diskriminasi

Pada manusia ada 4 cita rasa dasar : manis, asin, pahit dan asam.Pahit dirasakan pada lidah
bagian belakang, asam sepanjang pinggir, manis pada ujung, asin pada dorsal depan. Ke-4 rasa
tersebut juga dapat dirasakan pada palatum, pharink dan epiglotis.Beberapa penelitian
menunjukan putik kecap hanya berespon pada rasa tertentu.

PERASAAAN KULIT
Raba,Tekan dan Suhu

Organ senserisnya secara spesifik adalah kulit.Terdapat 4 perasaan kulit : raba, tekan, suhu, nyeri
Mengandung serabut-serabut saraf sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka
rangsang : syaraf telanjang tak bermielin, pelebaran ujung saraf terminal (markel dan ujung
ruffini), ujung yang terselubung (paccini, meisner dan krause)

Raba dan Tekan


Paling banyak pada kulit jari dan bibir. Relatif sedikit pada kulit tubuh
Informasi raba dihantarkan melalui 2 lintasan : sistem lemnikus dan anterolateral.
Mengandung serabut-serabut saraf sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka
rangsang.

Suhu
Organ perasa suhu adalah ujung-ujung syaraf telanjang yang berespon terhadap suhu.
gyrus post centralis,thalamus, Serabut bermielin halus adalah traktus spinothalamikus lateral

Nyeri
Organ senserisnya secara spesifik adalah kulit. Mengandung serabut-serabut saraf sensoris, yang
ujungnya berperan sebagai serabut peka rangsang.

Penghantaran Nyeri
Serabut syaraf delta A : Diameter 2,2 mm, kecepatan 6-70 m/detik, menghantarkan stimulus
menusuk/tajam. Berakhir pada ventro basalis otak, yang selanjutnya dihantarkan ke korteks
Serabut syaraf delta C : diameter 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2 m/detik, menghantarkan nyeri
tumpul. Berakhir pada arean retikularis dan lamina nukleus thalamikus, kemudian dihantarkan
ke korteks
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

Jaringan Saraf terdiri dari:


1. Neuron (sel saraf)
Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafan
Bagian-bagian dari neuron :
- badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
- dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
- akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel

Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :


A. Neuron unipolar
Terdpt satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang menuju perifer &
cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf spinal)
B. Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit
C. Neuron multipolar
Terdpt beberapa dendrit dan 1 akson yg dpt bercabang-cabang banyak sekali
Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma badan sel
Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral)
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron (celah sinap
/ cleft sinaptik)
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut neurotransmiter
yg dpt menyalurkan impuls
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat
(GABA)

2. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST).

Ada 4 neuroglia
- Mikroglia : berperan sbg fagosit
- Ependima : berperan dlm produksi CSF(Cerebro Spinal Fluid)
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial biolelektrik
- Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron

3. Mielin
- komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron)
- menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
- daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
- transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena adanya
loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi saltatorik)

Pembagian sistem saraf secara anatomi :

1.SSP (Sistem Saraf Pusat)


2.SST (Sistem Saraf Tepi)

1. Sistem Saraf Pusat (SSP)

meliputi otak (ensephalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Keduanya
merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala.
Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa
yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai
bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan
permukaan otak.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)


2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem
saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon),
otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
 Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian
depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan
emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

 Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan
pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

 Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

 Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke
otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.

 Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Berdasarkan letaknya, otak dapat dibagi menjadi lima yaitu:

Telensefalon (end brain)


Diensefalon (inter brain)
Mesensefalon (mid brain)
Metensefalon (after brain)
Mielensefalon (marrow brain)

Telensefalon(end brain) terdiri dari:


Hemisfer serebri
kortek serebri
sistem limbik (Bangsal ganglia, hipokampus, Amigdala)

Diensefalon (inter brain) terdiri dari:


Epitalamus
Talamus
Subtalamus
Hipotalamus

Mesensefalon (mid brain) terdiri dari:


Kolikulus superior
Kolikulus inferior
Substansia nigra

Metensefalon (after brain) terdiri dari:


Pons
Serebelum
Mielensefalon
Medula oblongata

Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang
sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk
dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke
sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor

Suplai darah otak


Otak mendapat suplai darah dari 2 arteri besar, yaitu :
1. Arteri karotis interna
2. Arteri vertebro basiler

2. Sistem Saraf Tepi

adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan organ tubuh.
Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan
terhadap racun dan luka mekanis.

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom).
Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom
mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat.
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak,
dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8


2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Saraf-saraf kranial
Nomor Nama Jenis Fungsi

I Olfaktori
Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai
sensasi bau
II Optik
Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai
persepsi visual

III Okulomotor
Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata

IV Troklear
Motorik Menggerakkan beberapa otot mata

V Trigeminal
Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang

VI Abdusen
Motorik Abduksi mata

VII Fasial
Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah

VIII Vestibulokoklear
Sensori Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara

IX Glosofaringeal
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai
sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

X Vagus
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

XI Aksesori
Motorik Mengendalikan pergerakan kepala

XII Hipoglosal
Motorik Mengendalikan pergerakan lidah

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher
ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf
otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf
pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf
sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5
pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah
pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher,
bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum
tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur
dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion.
Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada
pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf
simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ
yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Parasimpatik

 mengecilkan pupil
 menstimulasi aliran ludah
 memperlambat denyut jantung
 membesarkan bronkus
 menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
 mengerutkan kantung kemih

Simpatik

 memperbesar pupil
 menghambat aliran ludah
 mempercepat denyut jantung
 mengecilkan bronkus
 menghambat sekresi kelenjar pencernaan
 menghambat kontraksi kandung kemih

Mekanisme Reflek

Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini
dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron motor,yang mngalirkan impuls
saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe
sel sraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan.
Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak.
Refleks juga terjadi ketika kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa
disadari.

Brikut skema gerak refleks:


Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaikan
oleh neuron perantara (neuron penghubung).Hal ini berbeda sekali dengan ekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterimaleh saraf sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke
ota. Dari otak kemudian dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan.
Artinya pada gerak biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab itu
gerak biasa adalah gerak yang disaari.

Jalur – jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal sebagai
lengkung refleks. Refleks sangat penting untuk pemeriksaan keadaan fisis secara umum, fungsi
nervus, dan koordinasi tubuh. Dari refleks atau respon yang diberikan oleh anggota tubuh ketika
sesuatu mengenainya dapat diketahui normal tidaknya fungsi dalam tubuh

Mekanisme Penghantaran Impuls


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan Sel
Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama lain sehingga
bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP)
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf tepi
terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom
(viseral). Otak dibagi menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan
mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari
medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui kolumna vertebralis
sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi menjadi 31 pasang
saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai darah pada sistem saraf pusat dijamin oleh dua
pasang arteria yaitu arteria vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan
beranastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi.

Aliran venanya melalui sinus dura matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis
interna. (Wilson. 2005, Budianto. 2005, Guyton. 1997)
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang memungkinkan
difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya. Dalam keadaan
istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma menuju cairan
jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih besar
daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih
besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial
tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma karena bagian dalam
membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial istirahat
(resting potential). (Snell. 2007)
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang cepat pada
permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran plasma dari
jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami depolarisasi.
Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya
sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar 5msec.
Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh
peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma sel
dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat. Potensial aksi akan
menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls menyebar di daerah plasma
membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak
dapat dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek
dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga
menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007)

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis
(buah zakar).
1. Penis
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra (saluran tempat
keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut
korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai
dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
 Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi
darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum
juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara
normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh
(dan suhunya menjadi lebih hangat).

3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum.
Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri
dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).

2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
Sumber : http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg
Gambar Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke
bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika.

2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air
kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian
tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi
hampir sama dengan kelenjar prostat.

4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk
semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika
seminalis adalah mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian
besar cairan semen.

5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari
testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor
epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan
parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di
ejakulasi, dan memproduksi semen.

6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk
ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung
dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di
prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

Bangunan Penyokong atau Penyambung


Funikulus Spermatikus: Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan
serabut-serabut saraf.

Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai memproduksi sperma saat pubertas
(kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia
tua. Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam
setelah ditempatkan di dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap
ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100
juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma, mengandung inti
(nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran permukaan di ujung
kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim
hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi
untuk pergerakan sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas deferen dan
ductus ejakulotoris.
B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Hormon pada Laki-laki


a. FSH : Menstimulir spematogenesis.
b. LH : Menstimulir Sel Interstial Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c. Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:


Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi : untuk pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi, penting dalam
spermatogenesis, serta untuk pertumbuhan tanda kelamin sekunder

Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64
hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi
spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa
adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
Sumber : http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg
Gambar Proses Spermatogenesis dalam Tubulus Seminiferus

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis


terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan
epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus
seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya
mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel
germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.

Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli,
dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu:
• LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.
Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
• FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses Spermatogenesis :

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :


1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder
kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.

3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi,
fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma)
masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri
dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein
Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi
umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan
dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi,
seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.

SISTEM REPRODUKSI WANITA

A. Genetalia Eksterna (vulva) terdiri dari:

1. Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai
ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas
simfisis pubis.

2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian
bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan
kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan
selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à
panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia
mayora sangat berdekatan.

3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut.
Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian
atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian.
Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette

4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog
dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata
tidak melebihi 2 cm.

5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6
buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini,
dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan
cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi
masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen

6. Himen (selaput dara)


Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari
liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar.
Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan
sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat
dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior

7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani.

2. Genetalia Interna
1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh
karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke
dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5.
keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b. Alat hubungan seks (koitus).
c. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).

2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum.
Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus
seperti bola lampu dan gepeng.
a. Korpus uteri : berbentuk segitiga
b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan
beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang
diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan
mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam.
Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian
rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari
kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan
selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan
menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium.
Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan
hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat
hamil dan persalinan.

3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3
sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,
dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula
yang siap melakukan implantasi.

4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina
dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus
menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila
habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial
ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya
terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang
disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk
menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur
dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi,
sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon Reproduksi pada wanita


a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel
ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

E. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan
mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya
pendarahanselama 4 hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara
bertahap selama 4 hari
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih
cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna
mempersiapkan endometrium.
F. Hormon-Hormon Reproduksi

1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan
seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka
estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi
rendah, begitupun sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya
ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu
paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya
makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml),
kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai
akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan
fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan
awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat
dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi
air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur
dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

Oogenesis
Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan menjadi folikel
matang. Folikel matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel epitel di dalam berisi satu
sel telur. Folikel menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas satu ovum dari sebuah
folikel mulai dari seorang wanita mengalami puber sampai menopause. Setiap ovarium
menghasilkan sekitar 20.000 folikel matang. Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat
mematangkan sel telur selama wanita melewati masa subur. Folikel lainnya mengalami
degenerasi. Oogenesis dan ovulasi terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium kiri
dan ovarium kanan.
Proses oogenesis hampir sama dengan proses spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat pada
Gambar berikut.

Sumber : http://ldysinger.stjohnsem.edu/ThM_599d_Beg/02_Biology/02_oogenesis.jpg
Gambar Oogenesis

Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogonium berkembang
menjadi oosit primer. Oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel baru
yang disebut oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang berukuran
besar tetap oosit sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan kutub I.
Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang sudah haploid mengalami pembelahan sekali lagi,
masing-masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan
polosit primer menjadi 2 polosit II. Lihatlah pada Gambar 9.5b, ootid berukuran paling besar.
Dari keempat buah sel baru tersebut, hanya ootid yang berkembang menjadi ovum dan
fungsional. Tiga sel kutub atau polosit mengalami degenerasi. Perlu diketahui bahwa sejak bayi
perempuan masih berada di dalam kandungan, ovariumnya telah aktif memulai oogenesis sampai
tahap metafase II. Setelah itu inaktif sampai perempuan mencapai pertumbuhan yang siap untuk
mengalami menstruasi dan menjadi ibu secara biologis. Pada perempuan yang beranjak remaja,
pematangan sel telur dalam folikel hanya melanjutkan tahap telofase II.

FISIOLOGI SISTEM IMUN

Pengertian sistem imun


Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia sebagai
perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus,
bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein
tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi
menjadi tumor. Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini
juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Fungsi dari Sistem Imun

 Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang. Sumsum
tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk limfosit dan makrofag) dan
platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain.
 Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas ke dalam
sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut penting yang dikenal
sebagai toleransi diri.
 Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan limfatik.
Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan dan para-aorta daerah.
Pengetahuan tentang situs kelenjar getah bening yang penting dalam pemeriksaan fisik pasien.
 Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT)
Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan limpa, jaringan
limfoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran pencernaan, saluran pernafasan dan
saluran urogenital.

Mekanisme Pertahanan Non Spesifik

Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga respons imun
alamiah.Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh
kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain
dengan enzimnya seperti kelenjar air mata.Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit,
polimorfonuklear) dan komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.

Mekanisme Pertahanan Spesifik

 Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas
spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang
diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti
sel makrofag dan komplemen.
 Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik disebut juga respons imun
didapat. Mekanisme Pertahanan Spesifik (Imunitas Humoral dan Selular)
 Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau
tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh
imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita
kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
 Imunitas selular didefinisikan sebagai suatu respons imun terhadap antigen yang
diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya.

Antibodi (Immunoglobulin)

Antibodi (bahasa Inggris:antibody, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan struktur


tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma,
sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Pembagian
Immunglobulin
Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A, IgA) adalah antibodi yang memainkan
peran penting dalam imunitas mukosis (en:mucosal immune). IgA banyak ditemukan pada
bagian sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretoryIgA)
dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri
dan virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen
mukus memungkinkan pengikatan mikroba
Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah monomer dengan
fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan pada permukaan pencerap sel B bersama
dengan IgM atau sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan
dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio serum IgD hanya sekitar 0,2%.
Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, IgE) adalah jenis antibodi
yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang besar pada alergi terutama
pada hipersensitivitas tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing
parasit (helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis, dan Fasciola hepatica, serta
terhadap parasit protozoa tertentu seperti Plasmodium falciparum, dan artropoda.
Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi monomeris yang
terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan , yang saling mengikat dengan ikatan disulfida,
dan mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan
terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada
manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe.
Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin) adalah antibodi
dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibodi dengan
ukuran paling besar, berbentuk pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera setelah
tubuh terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en:primary immune response) pada
rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris dari IgM dapat ditemukan pada
permukaan limfosit- B dan reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20
minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara fitogenetik
(en:phylogenetic). Fragmen konstan IgM adalah bagian yang
menggerakkan lintasan komplemen klasik.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini.

A. Tulang

1. Bagian-bagian utama tulang rangka

Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang akan
suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-
garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah
jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis.

Klasifikasi tulang pada orang dewasa digolongkan pada dua kelompok yaitu axial skeleton dan
appendicular skeleton.

1. Axial Skeleton (80 tulang)


Tengkorak 22 buah
tulang
Tulang cranial Frontal 1
(8 tulang)
Parietal 2

Occipital 1

Temporal 2

Sphenoid 1

Ethmoid 1
Tulang fasial Maksila 2
(13 tulang)
Palatine 2

Zygomatic 2

Lacrimal 2

Nasal 2

Vomer 1

Inferior nasal concha 2


Tulang 1
mandibula (1
tlng)
Tulang telinga Malleus 2 6 tulang
tengah
Incus 2

Stapes 2
Tulang hyoid 1 tulang
Columna Cervical 7 26
vertebrae tulang
Thorakal 12

Lumbal 5

Sacrum (penyatuan dari 5 tl) 1

Korkigis (penyatuan dr 3-5 tl)


1
Tulang rongga Tulang iga 24 25
thorax tulang
Sternum 1
2. Appendicular Skeleton (126 tulang)
Pectoral girdle Scapula 2 4 tulang

Clavicula 2
Ekstremitas Humerus 2 60
atas tulang
Radius 2

Ulna 2

Carpal 16

Metacarpal 10

Phalanx 28
Pelvic girdle Os coxa 2 (setiap os coxa 2 tulang
terdiri dari penggabungan 3
tulang)
Ekstremitas Femur 2 60
bawah tulang
Tibia 2

Fibula 2

Patella 2

Tarsal 14

Metatarsal 10

Phalanx 28
Total 206
tulang

Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :

 Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh


 Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang
melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja
otot-otot yang melekat padanya.
 Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain
 Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah
tulang tertentu.

2. Struktur tulang

Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :

 Tulang panjang ditemukan di ekstremitas


 Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
 Tulang pipih pada tengkorak dan iga
 Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah, dan
rahang.

Lapisan terluar dari tulang (cortex) tersusun dari jaringan tulang yang padat, sementara pada
bagian dalam di dalam medulla berupa jaringan sponge. Bagian tulang paling ujung dari tulang
panjang dikenal sebagai epiphyseyang berbatasan dengan metaphysis. Metaphysis merupakan
bagian dimana tulang tumbuh memanjang secara longitudinal. Bagian tengah tulang dikenal
sebagai diaphysisyang berbentuk silindris.

Unit struktural dari cortical tulang compacta adalah system havers, suatu jaringan (network)
saluran yang kompleks yang mengandung pembuluh-pembuluh darah mikroskopis yang
mensuplai nutrient dan oksigen ke tulang, lacuna, dan ruang-ruang kecil dimanaosteosit berada.

Jaringan lunak di dalam trabeculae diisi oleh sumsum tulang : sumsum tulang merah dan kuning.
Sumsum tulang merah berfungsi dalam hal hematopoesis, sementara sumsum kuning
mengandung sel lemak yang dapat dimobilisasi dan masuk ke aliran darah.Osteogenic cells yang
kemudian berdiferensiasi ke osteoblast (sel pembentuk tulang) danosteoclast (sel penghancur
tulang) ditemukan pada lapisan terdalam dari periosteum.Periosteum adalah lembar jaringan
fibrosa dan terdiri atas banyak pembuluh darah.

Vaskularisasi, tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total aliran darah
sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang membawa
nutrient masuk didekat pertengahan tulang, kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi
pembuluh-pembuluh darah mikroskopis. Pembuluh darah ini mensuplaicortex, marrow, dan
system haverst.

Persarafan, serabut syaraf sympathetic dan afferent (sensori) mempersyarafi tulang. Dilatasi
kapiler darah dikontrol oleh syaraf symphatetic, sementara serabut syaraf afferent
mentransmisikan rangsangan nyeri.

3. Perkembangan dan pertumbuhan tulang

Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :

 Tulang didahului oleh model kartilago.


 Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus. Kartilago dalam
korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan meninggalkan ruang-ruang.
 Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk tulang
(osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel pengikis tulang (osteoklast). Tulang
berada dalam lapisan tak teratur dalam bentuk kartilago.
 Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada epifisis yang
menghasilkan tiga pusat osifikasi.
 Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago yang sehat
dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago memisah secara vertical.
Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat dan meluas mendorong sel-sel yang
lebih tua. Kemudian sel-sel mati. Kemudian semua runag mebesar untuk membentuk
lorong-lorong vertical dalm kartilago yang mengalami degenerasi. Ruang-ruang ini diisi
oleh sel-sel pembentuk tulang.
 Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis berfusi dengan
korpus.
 Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai
berikut :

ü Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor. Konsentrasi
kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai contoh, apabila kadar kalsium
tubuh meningkat maka kadar posfor akan berkurang.

ü Calcitonin, diproduksi oleh kelenjar typoid memilki aksi dalam menurunkan kadar kalsium
serum jika sekresinya meningkat diatas normal.

ü Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalacia pada usia
dewasa.

ü Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun, sekresi hormone
paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoplastic
dan menyalurkan kalsium kedalam darah.

ü Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab dalam peningkatan panjang


tulang dan penentuan jumlah matrik tulang yang dibentuk pada masa sebelum pubertas.

ü Glukokortikoid, adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme protein.

ü Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan menghambat peran hormone
paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada saat menopause, wanita sangat rentan
terhadap menurunnya kadar estrogen dengan konsekuensi langsung terhadap kehilangan masa
tulang (osteoporosis). Androgen, seperti testosteron, meningkatkan anabolisme dan
meningkatkan masa tulang.

2. Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon,
fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.

a. Sendi fibrosa (sinartrodial)

Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen
yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak.

b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)

Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat
yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini
biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.

c. Sendi synovial (diartrodial)

Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan yang
bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi sinovial secara
relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi
dengan membran sinovial tipis. Membran ini mensekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi
untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna
atau berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1
sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan
terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi
rawan sendi.

Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini
berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit kartilago fibrosa yang
sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis., lutut, rahang)

Jenis sendi synovial :

a) Sendi peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan bebas
penuh.

b) Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya adalah
siku dan lutut.

c) Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Sendi pada
dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.

d) Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk
melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
e) Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah sendi-
sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.

3. Otot Rangka

a. pengertian otot ( musculus)

Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Ini
adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk.
Pada sel – sel, sitoplasma ini merupakan benang – benang halus yang panjang disebut miofibril.
Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot
akan memendekkan dirinya kearah tertentu (berkontraksi).

b. Ciri-ciri Otot

1. Kontraktilitas

Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak melibatkan
pemendekan otot. Serabut akan terolongasi karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk
kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang terbatas.

2. Eksitabilitas

Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.

3. Ekstensibilitas

Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.

4. Elastilitas

Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.

OTOT DAN KERJA OTOT

Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi utamanya adalah untuk
menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan memendekkan (kontraksi) otot. Dengan
memanjang (relaksasi) otot memungkinkan otot lain untuk berkontraksi dan menggerakan
tulang.

Otot ada yang melekat langsung pada tulang, tetapi dimana bagian terbesarnya mempengaruhi
fungsi (mis., pada tangan), tangan yang berhubungan langsung dengan tulang, atau dimana
kerjanya perlu dikonsentrasikan, otot dilekatkan dengan tendon fibrosa. Tendon menyerupai
korda, seperti tali, atau bahkan seperti lembaran (mis.,pada bagian depan abdomen). Tidak ada
otot yang bekerja sendiri. Otot selalu bekerja sebagai bagian dari kelompok, dibawah control
system saraf.

Fungsi otot dapat digambarkan dengan memperhatikan lengan atas. Otot bisep dari lengan atas
dilekatkan oleh tendon ke skapula. Perlekatan ini biasanya tetap stasioner dan adalah asal (origo)
dari otot. Ujung yang lain dari otot dilekatkan pada radius. Perlekatan ini untuk menggerakan
otot dan diketahui sebagai insersio dari otot.

Bisep adalah otot fleksor; otot ini menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia memendek. Otot ini
juga cenderung memutar lengan untuk memposisikan telapak tengadah karena titik insersinya.
Otot trisep pada punggung lengan atas adalah otot ekstensor; otot ini meluruskan sendi,
mempunyai aksi yang berlawanan dengan otot bisep.

Selama fleksi sederhana (menekuk) siku :

a) Bisep kontraksi ? ini adalah penggerak utama

b) Trisep rileks secara refleks ? ini adalah antagonis

c) Otot tertentu pada lengan berkontraksi untuk mencegah gerakan berguling

d) Otot di sekitar bahu berkontaksi untuk memantapkan sendi bahu

STRUKTUR OTOT RANGKA

Otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. Sel-sel silindris tidak bercabang. Otot
ini disokong oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai darah dan saraf. Setiap sel
mempunyai banyak nuklei dan mempunyai penampilan lurik. Dindingnya atau sarkolema,
mengandung myofibril yang dibungkus dengan rapat dalam sarkoplasma cair. Didalamnya juga
ada banyak mitokondria. Warna merah dari otot berhubungan dengan mioglobin, suatu protein
seperti hemoglobin dalam sarkoplasma.

Setiap miofibril mempunyai lurik (striasi) terang dan gelap secara bergantian, disebut pita I dan
A secara berurutan. Striasi disebabkan oleh 2 tipe filamen, satu mengandung proteinaktin, dan
lainnya mengandung protein myosin.

Kontraksi otot adalah karena reaksi filament aktin dan miosin satu sama lain, seperti ketika
mereka menyisip satu sama lain dan menarik ujung dari sel otot saling mendekat. Serat otot
memendek sampai dengan sepertiga dari panjangnya saat kontraksi.
Serat-serat otot biasanya menjalar sejajar terhadap arah tarikan, baik tanpa tendon (otot kepeng)
mis., otot interkostal, atau dengan tendon pada ujungnya (otot fusiformis) mis., otot bisep. Otot-
otot ini mempunyai rentang gerak yang besar tetapi relative lemah.

Otot pennate lebih kuat daripada tipe otot di atas, tetapi mempunyai rentang gerak lebih pendek.
Pada otot ini, serat-serat menjalar membentuk sudut terhadap arah tarikan dan menyisip ke dalam
tendon sentral atau tendon pengimbang.

HISTOLOGY OTOT

Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan ciri fiologis yaitu
otot polos, otot lurik, dan otot jantung.

 Otot polos (smooth muscle/involuntary muscle)

Otot polos mengandung sel berbentuk spindle dengan panjang 40-200 µm dengan inti terletak di
tengah. Myofibril ini sukar diperlihatkan dan tidak mempunyai corak melintang. Serabut
reticular transversa menghubungkan sel-sel otot yang berdekatan dan membentuk suatu ikatan
sehingga membentuk unik fungsional. Otot polos tidak dibawah pengaruh kehendak.

 Otot lurik (skeleton muscle/voluntary muscle)

Otot lurik mengandung sel-sel otot (serabut otot) dengan ukuran tebal 10-100 µm dan panjang 15
cm. Serabut otot lurik berasal dari myotom, inti terletak dipinggir, dibawah
sarcolema.memanjang sesuai sumbu panjang serabut otot. Beberapa serabut otot bergabung
membentuk berkas otot yang dibungkus jaringan ikat yang disebut endomycium. Bebefrapa
endomycium disatukan jaringan ikat disebut perimycium. Beberapa perimycium dibungkus oleh
jaringan ikat yang disebut epimycium (fascia). Otot lurik dipersyafi oleh system cerebrosfinal
dan dapata dikendalikan. Otot lurik terdapat pada otot skelet, lidah, diaphragm, bagian atas
dinding oesophagus.

 Otot Jantung

Terdiri dari serabut otot yang bercorak yang bersifat kontraksinya bersifat otonom. Tetapi dapat
dipengaruhi system vagal. Serabutnya bercabang-cabang, saling berhubungan dengan serabut
otot di dekatnya. Intinya berbentuk panjang dan terletajk di tengah.Sarkosom jauh lebih banyak
dari pada otot rangka.

PERSARAFAN OTOT RANGKA

Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek :

1. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot, terutama dari reseptor regangan khusus,
gelondong otot
2. Saraf motorik yang membawa impuls ke otot untuk memicu kontraksi otot

Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam kornu anterior substansia grisea dalam
medula spinalis. Setiap sel saraf mempunyai serat utama atau akson yang bercabang untuk
mempersarafi 50 sampai 200 serat otot. Semua korpus sel mempersarafi satu sel otot yang
terletak berdekatan dalam medulla spinalis. Impuls saraf mencapai setiap serat otot kira-kira di
bagian tegahnya, pada motor end plate. Datangnya impuls saraf ini menyebabkan
simpanan asetilkolin dilepaskan dari motor end plate. Asetilkolin bekerja untuk memperkuat
impuls saraf. Ini menyebabkan gelombang besar aktivitas listrik untuk menjalar sepanjang otot,
menimbulkan perubahan yang menyebabkan otot berkontraksi. Kekuatan kontaksi tergantung
pada jumlah serat-serat yang terstimulasi. Bila impuls berhenti maka otot rileks.

4. Tendon

Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke tulang. Tendon
menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang. serat kolagen dianggap sebagai
jaringan ikat dan dihasilkan oleh sel-sel fibroblas.

5. Ligament

Ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang, biasanya di sendi.
Ligament memungkinkan dan membatasi gerakan sendi.

6. Bursae

Adalah kantong kecil dari jaringan ikat. Dibatasi oleh membran sinovial dan mengandung cairan
sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang bergerak seperti pada
olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kulit

FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN

Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat tubuh
sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari
stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-
organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh
vital.

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :


1. Epidermis

Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis sering kita
sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki
tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan
75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-
sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:

1. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.Melanosit


(sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan
mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior,
hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit
merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen
melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap
warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang
berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen
ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan
bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan
memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila terjadi
inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian
akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar
matahari yang berbahaya.
2. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada
sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi
kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel
Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan
membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab
mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans
secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya
hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah
kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan
rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi
kemampuannya mencegah kanker.
3. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan
fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4. Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan lapisan ini
akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan
paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:

 Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang
dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi
keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit
sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan
(friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan & kaki. Juga merupakan lapisan
keratinosit terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak
berinti.
 Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang homogen,
terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein
eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat
pada telapak tangan & kaki.
 Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang
mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap
masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini
merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak punya
lapisan inti.
 Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan
ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak
mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling
berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai intercellularbridge.Sel-sel spinosum
saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan
kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel
spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti
telapak kaki.
 Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun
dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat
melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah tebal jika
bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge
yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang
disebut fingers prints.

Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian
yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit
Membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan
lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak.
Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari
tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat
tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :

 Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat
yang mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam,
sodium klorida,granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolismaseluler. Kelenjar
keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai
ke kulit kepala.Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter
keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing,
bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak
ada rambutnya.
 Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,puting susu, pusar, aerah
kelamin dan daerah sekitar dubur,(anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental,
berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah
rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan
muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringatapokrin jumlahnya
tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar
apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi
oleh hormon.

2. Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”
karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang
paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung
saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau
kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung
syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang
juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.

Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama dari
dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan
struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas
yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.

1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan
ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang
keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah
epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu
bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari
pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar
rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat.
Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki
turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan
simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini
tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat
padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin),
matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri
dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak
pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu, melawan
infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga
membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit.
Komponen dermis meliputi:

 Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.
 Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel darah
putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.
 Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke permukaan
kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
 Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi terhadap
mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
 Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut dan
memberikan nutrisi pada rambut.
 Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan intensitas
panas ke otak.
 Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
 Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang. Hal ini
juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.

3. Subkutan atau Hipodermis

Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.Pada
lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening. Untuk sel lemak
pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam yang
banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus
adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit
dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh
dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energi.

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang
Berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-
saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagaibantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan.Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya
berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin ehilangan
kontur.
2. Anatomi dan Fisiologi Rambut

Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan. Rambut terdapat di
seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki,
penis, labia minora dan bibir.

Pertumbuhan rambut dimulai pada bulanke 3 masajanin. Mula-mula epidermis mengalami


invasike dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pad adaerah :alis, dagu, bibir atas
selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan menjadi
folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadi rambut.Pada bulanke 5 sampaike6 janin
mempunyai rambut yang sangat halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok,
kecuali pada daerah :alis, kelopak mata dan kulitkepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut-
rambut ini rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Padamasapuber :tumbuh rambut
di sekitar saxila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain. Rambut kasar
terdapat pada :kepala, alis dan tumbuh pada masapuber, disebutsebagai “Terminal Hairs”.

Struktur Rambut

Ada dua macam keratin rambut, yaitu :

1. Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada
bagian medulla rambut. Secara Histologis :terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-
mula sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum),
dan selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
2. Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya tidak
melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan
dari sel-sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras,
tidak mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur.

Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri
dari keratin keras.

 Medula: Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-kadang terdapat
udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
 Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing,
yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
 Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami
keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis
sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi.
Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen dermis dan
epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang
terdiri dari :jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf .Bagian luar papilla diliputi sel-sel
epitel yang disebut germinal matrik, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel
germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.

Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila
sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban).
Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix
folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong keatas.

Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk
anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat
di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan kedalam. Fungsi vaskularisasi yang
kedalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut.

Cabang yang menembus stratum reticulare, member cabang ke :folikel rambut, kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman ke 2
yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-arteriole dari
retesubpapillare berjalan kearah epidermis dan berubah menjadi anyaman kapiler (capilary beds).
Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar matrik folikel rambut,
papilla folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di
stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksuspapilaris.

Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum
papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh tidak banyak yang hilang. Bila
udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan
keringat.

Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :

 Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
 Menyarig udara pada hidung.
 Serta berfungsi sebagai pengatur suhu.
 Pendorong penguapan keringat.
 Indera peraba yang sensitive.

Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya :

1. Fase pertumbuhan (Anagen)

Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih tua ke atas.
Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun
90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu
saat.
2. Fase Peralihan (Katagen)

Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar
rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga
terbentuk gada (club)
berlangsung 2-3 minggu.

3. Fase Istirahat(Telogen)

Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami kerontokan


50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung terjadinya kerontokan
rambut jika terjadi trauma , stress dan sebagainya.

3. Anatomi dan Fisiologi Kuku

Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai
tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi
utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi
daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin
protein yang kaya akan sulfur.

Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat
sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan
bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan kuku jari
tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 – 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku
jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh.
Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau
menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.

Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.


Bagian kuku terdiri dari:

 Matriks kukumerupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.


 Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas.
 Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
 Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
 Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
 Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
 Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
 Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
 Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge)
menebal.

Anda mungkin juga menyukai