Anda di halaman 1dari 2

Profesor Miriam Budiarjo berpendapat bahwa konstitusi merupakan seluruh

peraturan baik yang tertulis ataupun tidak tertulis yang bersifat mengikat
tentang cara penyelenggaraan pemerintahan di suatu negara.

2. Prof. G.J. Wolholf berpendapat bahwa konstitusi merupakan undang-undang


atau peraturan tertinggi di suatu negara yang menjadi dasar bagi seluruh
peraturan yang ada di negara tersebut.

3. Sri Soemantri berpendapat bahwa konstitusi merupakan naskah yang berisi


tentang sebuah bangunan negara beserta sendi-sendi sistem pemerintahannya.

4. E.C.S. Wade berpendapat bahwa konstitusi merupakan naskah yang berisi


rangka, tugas-tugas pokok serta cara kerja badan-badan pemerintahan di suatu
negara.

Meski pengertian konstitusi oleh beberapa ahli disamakan dengan undang-


undang dasar, tapi menurut L.J.Apeldoornm antara konstitusi dan undang-
undang dasar memiliki pengertian yang berbeda. Menurut L.J.Apeldoornm,
undang-undang dasar (UUD) merupakan hukum dasar yang tertulis saja
sedangkan konstitusi mencakup hukum dasar yang tertulis dan tidak tertulis.
Konstitusi memiliki dua sifat yakni luwes (flexible) atau kaku (rigid), dan tertulis
atau tidak tertulis. Sifat luwes atau kakunya sebuah konstitusi dapat dilihat dari
kemampuannya dalam mengikuti atau menyesuaikan perkembangan jaman.

Undang-Undang Dasar 1945 dapat memiliki dua sifat yakni luwes dan kaku.
Dikatakan kaku karena untuk mengubahnya terbilang cukup sulit, ini disebabkan
Pasal 37 ayat 1 UUD 1945 mengharuskan bahwa perubahan baru dapat terjadi
jika disepakati minimal 2/3 anggota MPR yang hadir. Sedangkan dikatakan luwes
karena terbukti bahwa MPR telah melakukan perubahan (Amandemen)
sebanyak empat kali. UUD 1945 hanya berisi hal-hal pokok saja dimana
peraturan atau hal-hal yang lebih rinci diatur oleh perundang-undangan yang
derajatnya lebih rendah

Anda mungkin juga menyukai