Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibangun di puncak bukit
tertinggi di kota Athena, yaitu Akropolis. Kuil Athena di Akropolis pertama kali
dibangun pada periode Arkaik dan dibuat dari batu kapur. Ketika pasukan Persia
menaklukan Athena dalam perang Yunani-Persia, mereka menghancurkan kuil itu
tepat sebelum pertempuran Salamis pada tahun 480 SM. Setelah perang sisa-
sisa kuil itu dikubur di bawah Akropolis. Untuk waktu yang lama setelah perang
Yunani-Persia, orang Athena membiarkan Akropolis sebagai reruntuhan dan tidak
berusaha merenovasinya sebagai peringatan perang. Pada tahun 440-an SM
berulah rakyat Athena ingin kembali membangun Parthein mereka dengan lebih
besar dan indah.

Athena menyewa dua arsitek ternama, Kallikrates dan Iktinus, serta seorang
pemahat terkenal, Pheidias, untuk membangun Parthenon. Elemen-elemen
arsitektur di kuil Parthenon dibangun sesuai dengan konsep rasio emas (golden
ration/golden rules). Dalam seni arsitektur, struktur yang dibuat dengan prinsip
rasio emas (golden ratio) memiliki proporsi yang sangat ideal dari segi estetika.
Karena itulah rasio emas juga sering disebut Divine Proportion atau proporsi
ilahiah. Symbol Fi sendiri diciptakan berdasar nama Phidias, pematung yang
menjadi arsitek utama Parthenon. Phidias menggunakan rasio emas dalam
bentuk proporsi persegi panjang bentuk emas untuk rancangan eksterior, lantai
dan patung-patung menghiasi kuil.

Ketika sebagian besar kuil Yunani memiliki enam tiang di bagian depannya,
Parthenon memiliki delapan tiang. Kuil Yunani lainnya dihiasi oleh friz (bongkahan
batu panjang berhias pahatan bersambungan) saja atau metope (panel batu
individual berhias) saja, sedangkan Parthenon memiliki friz dan juga metope. Ada
serangkaian triglif dan metope di arkitraf utama, di atas tiang bergaya Doria, dan
ada friz di arkitraf dalam, di atas tiang bergaya Ionia. Jadi ketika kuil Yunani lain
memiliki tiang dengan hanya satu gaya saja, tiang-tiang Partheon dibuat dengan
dua gaya. Para arsitek ingin membuat Parthenon seindah mungkin. Kallicrates
dan Iktines ingin Parthenon nampak mengambang, jadi mereka merancang kuil ini
sedikit melengkung ke arah tengah, sehingga Parthenon terlihat hendak
melayang ke udara. Mereka juga menegtahui bahwa jika tiangnya dibuat lurus,
maka ilusi optik akan membuat kuil nampak tipis di bagian tengah, jadi mereka
1
merancang supaya tiangnya agak tebal di bagian tengah, sehingga semua
tiangnya akan nampak tegak dan sama tebalnya.

Sumber: Pretty Angelia. 2015. Bangunan peninggalan


Yunani Kuno yang Masih Ada Hingga Sekarang

TUJUAN

Tujuan dalam penulisan ini bertujuan untuk memahami dan mngekritik sebuah
teori atau tulisan dengan menghubungkan pada salah satu karya arsitektur.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kritik Deskriptif proses rancangan


bangunan dengan mengetahui apa yang terjadi selama berlangsungnya
pengembangan rancangan, dan bagaimana sebenernya bangunan tersebut.

ANALISA

Dalam buku ke III Vitruvius menetapkan unsur simetri sebagai prinsip


pertama di dalam penataan bangunan. Prinsip berikutnya adalah proporsi-
perbandingan bagian yang terdapat dalam satu benda atau bentuk yang terutama
diaplikasikan pada tiang-tiang yang oleh Vitruvius dikelompokan menjadi
berbagai jenis sesuai dengan temuannya di kuil Romawi. Di sini bagian-bagian
2
bangunan yang berhubungan dengan tiang dan balok di atasnya mendapat
perhatian penuh. Fokus pada Vitruvius 1486:III.I.4 mengatakan “…in the
members of a temple there ought to be greatest harmony in the symmetrical
relations of the different parts to the general magnitude of the whole…” dalam
teori tersebut menjelaskan pada sebuah kuil yang seharusnya menciptakan
keharmonisan berhubungan/bergantung pada simetri. Simetri muncul dari
proporsi. Proporsi yaitu menyesuaikan ukuran dari bagian-bagian yang berbeda
satu sama lain dan untuk keseluruhan. Teori Vitruvius menegaskan kembali pada
buku 1486:III.1.5 mengatakan “…since nature has designed the human body so
that its members are duly proportioned to the frame as a whole,..in perfect
buildings the different members must be in exact symmetrical relations to the
whole general scheme.” Vitruvius menegaskan bahwa proporsi dan simetri
sebenarnya mereka sama pentingnya dengan keindahan bangunan seperti
halnya dengan sosok manusia yang sudah terbentuk dengan baik secara
keseluruhan.

Sumber: Arsitektur yang baik: belajar dari Vitruvius. 2016.

APLIKASI TEORI VITRUVIUS (Kuil Parthenon)


Elemen-elemen arsitektur di kuil Parthenon dibangun sesuai dengan konsep
rasio emas (golden ration/golden rules). Dalam seni arsitektur, struktur yang
dibuat dengan prinsip rasio emas (golden ratio) memiliki proporsi yang sangat
ideal dari segi estetika. Pada sebuah kuil yang seharusnya

3
menciptakan keharmonisan berhubungan/bergantung pada simetri. Simetri
muncul dari proporsi (teori Vitruvius)

Sumber: Arsitektur Bangunan Bersejarah Parthenon,


Yunani. 2015.
Ketika sebagian besar kuil Yunani memiliki enam tiang di bagian depannya,
Parthenon memiliki delapan tiang. Kuil Yunani lainnya dihiasi oleh friz (bongkahan
batu panjang berhias pahatan bersambungan) saja atau metope (panel batu
individual berhias) saja, sedangkan Parthenon memiliki friz dan juga metope. Ada
serangkaian triglif dan metope di arkitraf utama, di atas tiang bergaya Doria, dan
ada friz di arkitraf dalam, di atas tiang bergaya Ionia. Jadi ketika kuil Yunani lain
memiliki tiang dengan hanya satu gaya saja, tiang-tiang Partheon dibuat dengan
dua gaya. Bagian-bagian bangunan yang berhubungan dengan
tiang dan balok di atasnya mendapat perhatian penuh (teori Vitruvius).
Tiang Parthenon yang begaya Doria

Sumber: Arsitektur Bangunan Bersejarah Parthenon,


Yunani. 2015.

KESIMPULAN

Parthenon yang dibangun pada abad 5 SM di kota kuno Akropolis adalah


bangunan yang sangat bersejarah, karena proporsi secara keseluruhan pada
bangunannya kuil Parthenon dapat berdiri hingga seribu tahun lamanya. Dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa prinsip Vitruvius Dalam buku ke III menetapkan

4
unsur simetri sebagai prinsip pertama di dalam penataan bangunan. Prinsip
berikutnya adalah proporsi-perbandingan bagian yang terdapat dalam satu benda
atau bentuk yang terutama diaplikasikan pada tiang-tiang, bias dikatakan seluruh
kontruksinya dapat berdiri lama (kokoh).

DAFTAR PUSTAKA

Arsitag. 2016. Arsitektur yang baik: Belajar dari VitruviusI.

https://www.arsitag.com/blog/arsitektur-yang-baik-belajar-dari-vitruvius/

Arsitektur Bangunan Bersejarah Parthenon, Yunani. 2014.


http://edupaint.com/jelajah/arsitektur-manca-negara/6442-arsitektur-bangunan-
bersejarah-parthenon-yunani.html

Pollio, Vitruvius, Marcus. 1486. De Architectura, Book III.

Elfendes, Rudi. Teori Arsitektur Vitruvius. Academiaedu.

https://www.academia.edu/37277954/TEORI_ARSITEKTUR_VITRUVIUS

5
Wikibuku. 2017. Yunani Kuno Arsitektur Parthenon.
https://id.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Arsitektur/Parthenon.

Anda mungkin juga menyukai