Anda di halaman 1dari 9

BISTIC IV

BIOLOGY SCIENTIFIC WRITING COMPETITION IV


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

INDUSTRI ROKOK, ETIKA LINGKUNGAN, DAN DALIH ATAS


PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Diusulkan oleh:

Arsy Ardiansyah (201710070311135)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


MALANG
2018

i
ii
iii
Industri Rokok, Etika Lingkungan, dan Dalih atas Pembangunan Berkelanjutan

Oleh : Arsy

Industri rokok dianggap sebagai salah satu yang sangat berkontribusi bagi
pekonomian Indonesia saat ini. Seperti yang diutarakan oleh Bachrul Chairi, selaku
Dirjen Perdagangan Internasional (DPI) Kementrian Perdagangan (Kemendag) saat
sidang pertama di kantor WTO Jenewa, Swiss Juni 2015, mengutarakan bahwa industri
rokok menyumbang 1,6% pendapatan domestik Bruto (PDB) Indonesia, dan devisa
negara melalui ekspor yang nilainya mencapai 700 Juta USD pada 2013. Selain itu,
industri ini menjadi sumber penghidupan 6,1 juta orang yang bekerja secara langsung
maupun tidak langsung, termasuk 1,8 petani yang menyuplai tembakau dan cengkeh
ke pabrik rokok. Keuntungan yang diperoleh negara melalui sektor bea dan cukai dari
industri ini pada tahun 2013 tercatat mencapai Rp. 108,45 trilliun.

Namun keuntungan yang sangat besar tersebut bertolak belakang dengan


kesadaran konsumen, masyarakat, dan pengelola industri rokok yang sangat minim dan
tidak acuh pada lingkungan sekitar. Tumpukan putung rokok di ruang umum, dan
kepulan asap hasil pembakaran limbah pabrik rokok sudah tidak dapat ditutup-tutupi
lagi. Mereka seakan kehilangan orientasi dalam memperlakukan alam, karena itulah
manusia seakan mengesampingkan tanggungjawabnya untuk menjaga lingkungan,
keadaan yang kacau menyebabkan pemikiran tidak lagi kritis dan cenderung
memikirkan diri sendiri tanpa melihat lingkungan sekitar yang dianggapnya sebuah
kegiatan yang biasa. Penentuan sikap lewat pendekatan dan prespektif etis untuk
menyikapi masalah lingkungan sangat penting dilakukan karena apabila kita kembali
pada masalah lingkungan yang disebabkan oleh hubungan konsumen dan pengelola
industry rokok saat ini, dengan pendekatan dan prespektif etis yang baik dan dapat
mendukung lingkungan hidup yang lebih baik lagi. Kerusakan lingkungan tidak akan
terjadi jika kita sebagai manusia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan sense

1
of belonging yang tinggi. Contoh sederhana sebagai konsumen rokok dan pengelola
industri rokok untuk saat ini bisa menempatkan dirinya sebagai ekosistem yang akan
melakukan timbal balik dengan komunitasnya, seperti membuang putung pada tempat
sampah dan pengolahan limbah industri untuk pupuk organik lahan pertanian.

Menanggapi etika sosial lingkungan dari sudut pandang kesehatan mulai tahun
ini (2018) melewati PMK Nomor 113 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyediaan
Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana Cadangan Program Jaminan Kesehatan
Nasional. Dari aturan tersebut pemerintah akan menyuntikkan dana Rp 4,9 triliun untuk
menambal defisit anggaran BPJS yang kurang. Pemanfaatan cukai rokok untuk
menambal kekurangan defisit neraca BPJS yang sampai saat ini anggarannya mencapai
Rp 16,5 triliun. Didasarkan Pasal 31 UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah "Pungutan atas pajak rokok di-earmark paling sedikit sebesar
50% digunakan untuk mendanai program/kesehatan. Sedangkan dalam alokasinya,
ditentukan oleh Menteri Kesehatan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)".
Namun upaya ini dirasa tidak sesuai dengan rencana pemerintah untuk gerakan
pengendalian tembakau oleh Tobacco Control Support Center (TCSC) Indonesia yang
didukung oleh WHO dan TCO di Jenewa tahun 2015 lalu. Hal ini dinilai bertolak
belakang dengan tujuan pemerintah dan TCSC mengenai pembatasan produksi dan
konsumsi rokok. Pemerintah terkesan menyantuni orang yang terganggu kesehatannya
dengan dana rokok yang juga menjadi penyebab buruknya kesehatan masyarakat saat
ini. Salah satu kedok yang dilakukan perusahaan rokok untuk membuang stigma
negatif yang melekat pada rokok dengan mendanai pendidikan dan beasiswa bahkan
mendirikan pusat pelatihan keolahragaan seperti bulu tangkis dan olahraga lainnya.

Dengan banyaknya pengaruh industri ini dalam kepentingan bangsa Indonesia,


menjadikan perusahaan rokok dapat dikatakan memajukan dan membangun bangsa.
Hal ini juga digunakan oleh salah satu yayasan yang didirikan oleh perusahaan rokok,
dan dijadikan slogan. Lewat CSR (Corporate Social Responsibility) yang
diperuntukkan pabrik rokok untuk mencapai piramida carrol yaitu tanggung jawab
ekonomi, tanggung jawab hukum, dan tanggung jawab etis. Namun Alih – alih dalam

2
prakteknya kewajiban dan kebijakan CSR sering luput dan tidak dilaksanakan oleh
pabrik rokok di Indonesia, bahkan sampai dimanipulasi demi kepentingan filantropi
yang digunakan untuk senjata public relation. Kasarnya masyarakat seperti dicekok
dengan sumbangan-sumbangan melalui pemberian beasiswa dan pembinaan klub
olahraga tanpa melihat efek yang terjadi pada konsumen dan seolah tidak mau tahu
demi dengan dalih kepentingan memajukan bangsa dalam kedok pembangunan
berkelanjutan. Tapi nyatanya 14 dari 17 tujuan SDGs tidak terpenuhi. Jika hal ini tidak
dapat dikendalikan secara efektif, kegagalan mencapai millennium development goals
tidak dapat dihindari karena bergantung pada kepentingan industri rokok.

Namun jika pemerintah sebagai pengatur dan pengawas tatanan industri di


Indonesia, menindak tegas dan membatasi produksi dan penjualan rokok akan
berdampak pada masyarakatnya sendiri yang bekerja dalam industri rokok dan
penurunan devisa negara yang sangat besar. Dengan kata lain jika pembatasan produksi
dan penjualan rokok dibatasi negara akan rugi besar begitu juga dengan nasib BPJS
Kesehatan. Oleh karena itu dibutuhkan solusi penengah antara kumpulan masalah yang
terjadi pada perindustrian ini. Pendekatan internal antara pengelola industri dan
pemerintah terkait kebijakan CSR dapat dilakukan, agar Industri Rokok kegiatan dan
produksinya dapat teratur dan terstruktur. Adapun peran Pendidikan Biologi yang
sangat penting bagi keberhasilan mencapai millennium development goals, antara lain:
peranan dalam pendidikan etis, moral, ekologi, bioetika, pendekatan prespektif etis,
dan rekayasa genetika pembentukan varietas tumbuhan tembakau kadar nikotin dan tar
rendah yang dapat mengurangi dampak kecanduan pada rokok berkurang. di Jawa
timur contohnya seperti penelitian yang dilakukan oleh penelitian Balai Penelitian
Tanaman Pemanis dan Serat di Malang, maneliti varietas baru dari percobaan genetika
pada tumbuhan tembakau. Pada tahun 2015 digencarkan oleh Pemerintah Provinsi
Jawa Timur yang mulai menanam dan memberdayakan petani untuk menanam
tembakau dengan kadar nikotin rendah, kepada petani tembakau Jawa Timur tercatat
mencapai 12 hektar hingga saat ini. Dengan adanya solusi ini diharapkan candu
terhadap rokok berkurang dan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan

3
hidup dapat dilaksanakan. Jika hal ini dapat berjalan dengan lancar kemungkinan
tujuan SDGs dapat tercapai dan lingkungan hidup tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Abadi Tulus. 2018. Rokok dan Peradapan Bangsa. https://Indonesiana.tempo.co, [10-


12-2018]
Basuki, Sesanti, Sudarsono. 2017. Pengelompokan Sepuluh Varietas

Tembakau (Nicotiana tabacum) Berdasarkan Keragaman Runutan Basa


Parsial Gen PMT (Putrescine N-methyltransferase). Jurnal Littri Vol.
23[No.1]36 – 44

Badan Pusat Statistik. 2016. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(Sustainable Development Goals) di Indonesia. Jakarta : BPS

Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Indonesia 2015. Jakarta.

Nurhayat Wiji.2018. Benini Pentingnya Industri Rokok Bagi Ekonomi RI.


https://finance.detik.com, [10-12-2018]
Osamu Abe, Junichi Ohmae, Masahisa Sato. Buku Pedoman Pendidikan

Untuk Pembangunan Berkelanjutan di Asia. Tokyo : Abe Osamu-Press

Prajogo, U. Hadi, Friyatno, Supena. 2008. Peranan Sektor Tembakau dan Industri

Rokok Dalam Perekonomian Indonesia Analisis Tabel I- O Tahun 2000. Jurnal


Agro Ekonomi, Vol. 26[No. 1]90-121

Windiaz Jibal. 2017. Kearifan Rokok dan Bingkai Antagonisme.


https://komunitaskretek.or.id, [10-12-2018]

4
BIODATA PENULIS

A. Identitas Diri
1 NamaLengkap Arsy Ardiansyah
2 JenisKelamin Laki-Laki
3 Program Studi Pendidikan Biologi
4 NIM 201710070311135
5 Tempat,Tanggal,Lahir Jombang,18 Juli 1999
6 E-mail arsyardiansyah@gmail.com
7 Nomor telpon/HP +6285755292947

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA Universitas
Nama Institusi SDN SMPN 1 SMAN 1 Universitas
Mayangan jogoroto Jombang Muhammadiyah
Malang
Jurusan - - MIPA Pendidikan
Biologi
Tahun masuk-lulus 2005-2011 2011-2014 2014- 2017 2017- Sekarang

C. Penghargaan dalam 10 TahunTerakhir


Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Juara 3 lomba madding 3D SMAN 3 Jombang 2015
2 Finalis MAGE ITS (Game Institut Teknologi Sepuluh 2016
Developer) November

5
6

Anda mungkin juga menyukai