Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi atas
Waranugraha Beliaulah penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
”Pemberdayaan dan Pengorganisasian Masyarakat” ini tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang sudah membantu baik bantuan secara fisik maupun batin yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan
mengenai pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa. Penulis sangat menyadari bahwa makalah yang
penulis buat ini jauh dari kesempurnaan baik dalam cara penulisannya, pemilihan
katanya atau dalam penyusunannya. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan
pada para pembaca agar memberikan masukan positif yang membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
D. Manfaat.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
2.1 Pemberdayaan Masyarakat…………………………………………. 3
1. Pengertian ……….............................................................................. 3
2. Tujuan Pemberdayaan ...................................................................... 4
3. Proses Pemberdayaan ……................................................................ 6
4. Ciri dan Strategi Pemberdayaan ......................................................... 6
5. Elemen Dasar pemberdayaan ............................................................ 7
2.2 Pengorganisasia Masyarakat ……………………………………….. 9
1. Pengertian .......................................................................................... 9
2. Tujuan pengorganisasian ................................................................... 9
3. Model pengorganisasia ....................................................................... 9
6. Tahap Pengorganisasian ...................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................ 15
A. Simpulan ............................................................................................ 15
B. Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
promosi kesehatanpemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan
masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary
target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan.
Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses
untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan
masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya
ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif.
Harry Hikmat (2001) menyebutkan pemberdayaan dalam wacana
pembangunan selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi,
jaringankerja, dan keadilan. Pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada
kekuatan tingkat individu dan sosial. Isbandi Rukminto Adi (2008)
menyatakan pembangunan masyarakat digunakan untuk menggambarkan
pembangunan bangsa secara keseluruhan.
Dalam arti sempit istilah pengembangan masyarakat di Indonesia
sering dipadankan dengan pembangunan masyarakat desa dengan
mempertimbangkan desa dan kelurahan berada pada tingkatan yang setara
sehingga pengembangan masyarakat (desa) kemudian menjadi dengan
konsep pengembangan masyarakat lokal (locality development).
2. Tujuan Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri (Notoadmojdo, 2007). Batasan
pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap tujuan
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk :
a. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan
bagi individu, kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran
tentang cara – cara memelihra dan meningkatkan kesehatan adalah
awal dari keberdayaan kesehatan. Kesadaran dan pengetahuan
merupakan tahap awal timbulnya kemampuan, karena kemampuan
merupakan hasil proses belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu
proses yang dimulai dengan adanya alih pengetahuan dari sumber
belajar kepada subyek belajar. Oleh sebab itu masyarakat yang mampu
4
memelihara dan meningkatkan kesehatan juga melalui proses belajar
kesehatan yang dimulai dengan diperolehnya informasi kesehatan.
Dengan informasi kesehatan menimbulkan kesadaran akan kesehatan
dan hasilnya adalah pengetahuan kesehatan.
b. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari
kesadaran dan pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan.
Kemauan atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan
suatu tindakan. Oleh sebab itu, teori lain kondisi semacam ini disebut
sikap atau niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu tindakan.
Kemauan ini kemungkinan dapat dilanjutkan ke tindakan tetapi
mungkin juga tidak atau berhenti pada kemauan saja. Berlanjut atau
tidaknya kemauan menjadi tindakan sangat tergantung dari berbagai
faktor. Faktor yang paling utama yang mendukung berlanjutnya
kemauan adalah sarana atau prasarana untuk mendukung tindakan
tersebut.
c. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti
masyarakat, baik seara individu maupun kelompok, telah mampu
mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk
tindakan atau perilaku sehat.
5
d. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus
melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran,
olahraga, konsultasi dan sebagainya.
3. Proses Pemberdayaan
a. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau
mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada
masyarakat agar individu lebih berdaya.
b. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses menstimulasi,
mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan
atau keberdayaan untuk menentukan apayang menjadi pilihan
hidupnya melalui proses dialog.
6
b. Organisasi masyarakat (community organization)
Dalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi
kemasyarakatan baik formal maupun informal, misalnya PKK, karang
taruna, majelis taklim, koperasi-koperasi dan sebagainya.
c. Pendanaan masyarakat (Community Fund)
Sebagaimana uraian pada pokok bahasan dana sehat, maka secara
ringkas dapat digaris bawahi beberapa hal sebagai berikut: “Bahwa
dana sehat telah berkembang di Indonesia sejak lama(tahun 1980-an)
Pada masa sesudahnya(1990-an) dana sehat ini semakin meluas
perkembangannya dan oleh Depkes diperluas dengan nama program
JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
d. Material masyarakat (community material)
Seperti telah diuraikan disebelumnya sumber daya alam adalah
merupakan salah satu potensi msyarakat. Masing-masing daerah
mempunyai sumber daya alam yang berbeda yang dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan.
e. Pengetahuan masyarakat (community knowledge)
Semua bentuk penyuluhan kepada masyarakat adalah contoh
pemberdayaan masyarakat yang meningkatkan komponen pengetahuan
masyarakat.
f. Teknologi masyarakat (community technology)
Dibeberapa komunitas telah tersedia teknologi sederhana yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan program kesehatan. Misalnya
penyaring air bersih menggunakan pasir atau arang, untuk
pencahayaan rumah sehat menggunakan genteng dari tanah yang
ditengahnya ditaruh kaca. Untuk pengawetan makanan dengan
pengasapan dan sebagainya.
7
pendidikan, ekonomi dan segala kekurangan yang dimiliki, penduduk
miskin secara umum tidak dapat diharapkan dapat mengorganisir diri
mereka tanpa bantuan dari luar. Hal yang sangat esensial dari partisipasi
dan mobilisasi sosial ini adalah membangun kesadaran akan pentingnya
mereka menjadi agen perubahan sosial.
Partisipasi telah banyak ditafsirkan orang. Berbagai penafsiran itu
antara lain sebagai berikut:
a. Dalam kaitannya dengan pembangunan pedesaan, partisipasi berarti
melibatkan rakyat dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan
program, pembagian manfaat dan keterlibatan mereka dalam upaya
evaluasi program.
b. Partisipasi adalah dikaitkan dengan upaya terorganisir untuk
meningkatkan kontrol terhadap sumberdaya dan lembaga-lembaga
pembuat kebijakan.
c. Partisipasi masyarakat adalah proses aktif yang dilakukan untuk
mempengaruhi corak dan pelakanaan proyek-proyek pembangunan
oleh masyarakat atas dasar pandangan yang menguntungkan bagi
perbaikan kehidupan mereka, peningkatan pendapatan, perkembangan
individu, dan keswadayaan atau nilai-nilai lain yang mereka hargai.
d. Partisipasi dapat diartikan sebagai proses pemberdayaan kelompok
masyarakat yang tertinggal dan terpinggirkan. Pandangan ini
didasarkan pada pengakuan atas perbedaan-perbedaan dalam kekuatan
ekonomi dan politik diantara kelompok-kelompok dan klas sosial yang
berbeda. Partisipasi dalam hal ini merupakan kreasi dari organisasi-
organisasi kelompok miskin yang demokratis, independen dan
mandiri.
e. Pembangunan yang partisipatif mencirikan
kerjasama (partnership) yang didasarkan atas dialog diantara para
pelaku, dimana semua agenda disusun bersama, dan pandangan lokal
serta pangalaman-pengalaman asli dihormati dan di perjuangkan. Ini
lebih merupakan negosiasi dari sekedar dominasi dari kekuatan
8
eksternal yang menyusun agenda proyek. Sehingga rakyat menjadi
pelaku dan tidak sekedar penerima manfaat.
2. Tujuan
Tujuan pokok pengorganisasian masyarakat adalah membentuk suatu
tatanan masyarakat yang beradab dan berperikemanusiaan (civil society)
yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis, adil, terbuka,
berkesejahteraan ekonomis, politik dan budaya.
3. Model Pengorganisasian Masyarakat
Ada tiga model yang dipergunakan dalam pengorganisasian
komunitas, yaitu sebagai berikut :
a. Locality Development
Model ini lebih menekankan pada peran serta seluruh masyarakat
untuk mandiri. Prinsipnya adalah keterlibatan langsung masyarakat,
melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam penyelesaian masalah,
dan mengembangkan keterampilan individual/kelompok dalam proses
pemecahan masalah. Peran perawat komunitas dalam model ini adalah
sebagai pendukung, fasilitator, dan pendidik (guru).
9
b. Social Planning
Model ini lebih menekankan pada perencanaan para ahli dan
menggunakaan birokrasi. Kepuusan komunitas didasarkan pada fakta /
data yang dikumpulkan, dibuat keputusan secara rasional. Penekanan
pada penyelesaian masalah bukan proses – pengambilan keputusan
harus cepat dan berorientasi pada tujuan / hasil. Model ini
menggunakan pendekatan langsung (perintah) dalam rangka untuk
megubah masyarakat, dengan penekanan pada perencanaan. Peran
perawat dalam model ini adalah sebagai fasilitator, pengumpulan
fakta/data, serta menganalisis dan melaksanakan program
implementasi.
c. Social Action
Model ini lebih focus pada korban. Fokus pada model ini adalah
mengubah komunitas pada polarisasi /pemusatan isu yang ada di
komunitas dengan menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk
dan pengambilan keputusan/kebijakan. Penekanan pada proses atau
tujuan . fokus utamanya mentransfer kekuatan pada tingkat kelompok.
Peran perawat sebagai aktivis, penggerak dan negosiator.
10
binaan. Pendekatan terhadap informal leader umumnya melalui
pemerintahan setempat yang bertanggung jawab terhadap wilayah
tersebut dan pusat kesehatan masyarakat atau instansi terkait yang
bertanggung jawab dalam bidang kesehatan masyarakat. Pendekatan
ini diawali dengan surat permintaan daerah binaan yang akan
dijadikan lahan praktik dan dilengkapi proposal rencana pembinaan.
Selanjutnya, mengadakan pendekatan dengan tokoh-yokoh di wilayah
tersebut.
2) Pengenalan masalah. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan
masyarakat secara menyeluruh, dapat dilakukan survey kesehatan
masyarakat dalam ruang lingkup terbatas, sehingga masalah – masalah
yang dirumuskan benar – benar masalah yang menjadi kebutuhan
masyarakat setempat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat sangat
diperlukan, sehingga mereka menyadari sepenuhnya masalah yang
mereka hadapi dan mereka sadar bagaimana cara mengatasi masalah
tersebut. Masalah yang ditemukan pada tahap ini tentunya tidak hanya
satu masalah, sehingga perlu disusun skala prioritas penanggulangan
masalah bersama – sama may=yarakat formal dan informal.
3) Penyadaran masyarakat. Tujuan tahap ini adalah menyadarkan
masyarakat agar mereka :
Menyadari masalah- masalah kesehatan dan keperawatan yang
mereka hadapi;
Secara sadar mereka ikut berpartisispasi dalam kegiatan
penanggualangan masalah kesehatan dan keperawatan yang
mereka hadapi;
Tahu cara memenuhi kebutuhan upaya pelayanan kesehatan dan
keperawatan sesuai denngan potensi dan sumber daya yang ada
pada mereka.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan
mereka akan pelayanan kesehatan dan keperawatan diperlukan suatau
mekanisme yang terencana dan terorganisasi denga baik. Istilah yang
11
sering digunakan dalam keperawatan komunitas untuk menyadarkan
masyarakat adalah lokakarya mini kesehatan, musyawarah masyarakat
desa atau rembuk desa. Hal – hal yang perlu mendapat perhatian dalam
penyadaran masalah adalah ;
Libatkan masyarakat;
Dalam menyusun rencana penanggulangan masalah disesuaikan
dengan potensi dan sumber daya yang ada pada masyarakat;
Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat;
Kesadaran dari kelompok- kelompok kecil masyarakat hendaknya
disebarkan kepada kelompok masyarakat yang lebih luas;
Adakan interaksi dan interelasi dengan tokoh – tokoh masyarakat
secara intensif dan akrab, sehingga mereka dapat di manfaatkan
untuk usaha motifasi, komunikasi-yang kemudian dapat
menggugah kesadaran masyarakat
Dalam mengatasi sifat-sifat masyarakat, perawat komunitas dapat
memanfaatkan jalur kepemimpinan masyarakat setempat untuk
mendapatkan legitimasi, sehingga kesadaran masyarakat dapat
dipercepat.
b. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam mini
lokakarya atau musyawarah masyarakat desa, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat
adalah :
1) Pilihlah kegiatn yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
2) Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya
penanggulangan masalah.
3) Kegiatan disesuaikan dengana kemampuan, waktu dan sumber
daya yang tersedia di masyarakat.
12
4) Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka
mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.
Dalam tahap ini, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
untuk memecahkan masalah adalah penyuluhan kesehatan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan skala prioritas masalah. Agar
penyuluhan tersebut mudah dipahami masyarakat, maka petugas
kesehatan atau mahasiswa keperawatan komunitas harus membuat
Satuan Acara Pembelajaran (SAP) disertai lampiran materi penyuluhan
dan leaflet.
c. Evaluasi
Penillaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan
dalam jangka waktu tertentu. Penilaian dapat dilakukan dalam dua cara
yaitu:
1) Selama kegiatan berlangsung (penilaian formatif), penilaian ini
dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang
dijalankan sesuai perencanaan penanggulangan masalah yang
disusun. Penilaian ini juga dapat dikatakan monitoring, sehingga
dapat diketahui perkembangan hasil yan g akan dicapai.
2) Setelah program selesai dilaksanakan (penilaian sumatif), penilaian
ini dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan
yang dilakukan. Penilaian ini disebut juga penilaian pada akhir
program, sehingga dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam
pelayanan kesehatan dan keperawatan telah tercapai atau belum.
3) Perluasan, Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang
akan dilakukan. Perluasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a) Perluasan kuantitatif, yaitu perluasan dengan menambah
jumlah kegiatan yang akan dilakukan, apakah pada wilayah
setempat atau di wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
13
b) Perluasan kualitatif, yaitu: perluasan dengan meningkatkan
mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan , sehingga
dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan
masayrakat merupakan unsur penting yang tidak bisa diabaikan.
Pemberdayaan kesehatan di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari
promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global
promosi kesehatanpemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan
masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary
target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan.
Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses
untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan
masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri.
3.2 Saran
1. Bagi Perawat Komunitas
penting bagi perawat komunitas dalam pengambilan tindakan prioritas
sesuai dengan masalah yang ada di masyarakat. Pemahaman mengenai
tujuan, sasaran, penorganisasian dan pengembangan masyarakat sangat
membanntu dalam proses asuhan keperawatan, mengingat peran dan
fungsi perawat komunitas dalam suatu masyarakat sangat kompleks.
2. Bagi Mahasiswa keperawatan
Sebagai mahasiswa keperawatan yang nantinya akan terjun di masyarakat
khusunya sebagai perawat komunitas, perlu adanya pemahaman mendalam
mengenai pengorganisasian dan pengembangan masyarakat serta
15
pemberdayaan komunitas, memahami konsep dasar tersebut sebagai
landasan dan acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ferry Efendy dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
17