Anda di halaman 1dari 8

Tinjauan pustaka

Prima (2015), dalam Tugas Akhir Tahun 2015 dengan judul “Proses
Produksi dan Uji Fungsi Mesin Tap dengan Penggerak Motor Arus Searah”
menyebutkan bahwa metode pembuatan mesin tap dengan penggerak motor arus
searah meliputi: mulai, identifikasi gambar kerja, perencaan produksi, proses
produksi dan pengujian kinerja mesin. Bahan utama yang digunakan besi hollow
ukuran (30 x 30) mm, besi poros silinder Ø 37,85 mm, besi hollow persegi panjang
dengan ukuran (40 x 60) mm, besi plat dengan ukuran (100 x 70) mm, besi kotak
pejal dengan ukuran ( 200 x 60 x 20) mm dan besi silinder kecil Ø 15 mm digerakan
oleh sebuah motor arus searah sebesar 12 V. Hasil pengujian kinerja mesin
menunjukan mampu mengetap sampai M4 dengan material ST37 dengan ketebalan
material 9 mm.

Mur dan Baut


Baut dan mur merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menyambung
dua buah elemen mesin dengan sambungan yang dapat dilepas (sularso, 2004).

Gambar Macam-macam baut dan mur

Baut dan mur digunakan untuk mengencangkan part-part di berbagai macam area
kendaraan. Terdapat berbagai macam tipe baut dan mur tergantung pada
penggunaannya. Adalah penting untuk mengetahuinya agar dapat melakukan
perawatan dengan benar.
1. Nama baut
Baut memiliki nama-nama yang berbeda untuk mengidentifikasikan
ukuran dan kekuatannya.

Gambar Nama baut (Sularso, 2004)


2. Metode Pengencangan Baut
Baut-baut dikencangkan dengan kunci momen ke momen
spesifikasi yang tertera pada buku pedoman reparasi. Adapun metode
pengencangan yang dapat dilakukan diantaranya:
a. Gunakan kunci momen, kencangkan sebuah baut atau mur ke 15 Nm
(150 kgf cm)
b. Gunakan kunci boxe end (offset), kencangkan kembali dengan cara
yang serupa.

Gambar Metode pengencangan baut


3. Tipe-tipe baut
a. Baut kepala heksagonal
Baut kepala heksagonal adalah tipe baut paling umum. beberapa
diantaranya memiliki flange dan washer dibawah kepala baut.

Gambar Baut kepala heksagonal

b. Baut U
Baut-baut ini digunakan untuk menyambungkan pegas-pegas daun pada
axle. Mereka disebut “Baut-U” karena bentuknya menyerupai huruf
“U”.

Gambar Baut U

c. Baut tanam
Baut-baut ini digunakan untuk mencari part pada part lain atau untuk
memudahkan perakitannya.
Gambar Baut tanam

4. Tipe-tipe mur
a. Mur heksagonal
Mur tipe ini adalah yang paling umum digunakan. Beberapa diantaranya
memiliki flange dibawah mur.

Gambar Mur heksagonal

b. Mur bertutup
Mur-mur ini digunakan sebagai mur-mur hub roda alumunium dan
memiliki tutup ynag menutup alur-alurnya. Mur-mur ini digunakan
untuk mencegah agar ujung-ujung baut tidak berkarat atau untuk
tujuan estetika.
Gambar Mur bertutup

c. Castle nut (mur bergalur)


Mur-mur ini memiliki galur silinder bergalur. Untuk mencegah agar mur
tidak berputar dan menjadi kendor, sebuah cotter pin dimasukkan ke
dalam galur. Mur-mur ini digunakan pada berbagai macam
persambungan, seperti pada sistem kemudi.

C. Rumus perhitungan poros


Berikut ini merupakan tahapan perencanaan poros pada mesin irat bambu
dengan daya yang akan ditransmisikan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Perhitungan daya rencana (Pd)
Pd = fc x P............................................................ [1]

Dimana :
Pd = Daya Rencana (kW)
fc = Faktor koreksi daya
P = daya nominal motor listrik (kW)
2. Perhitungan momen puntir rencana
P
T = 9,74 x 105 nd ................................................ [2]
1

Dimana :
T = Momen puntir rencana (kg.mm)
Pd = Daya rencana (kW)
n1 = Putaran Poros (rpm)
3. Perhitungan tegangan geser

[1] Ibid, hal 7.


[2] Ibid hal. 7
𝜎𝐵
𝜏= ..................................................... [3]
𝑆𝑓1 𝑥 𝑆𝑓2

Dimana :
τ =Tegangan geser (kg/mm^2)
σB =Kekuatan Tarik (kg/mm^2)
Sf1 = Faktor keamanan
Sf1 = Konsentrasi Tegang
4. Perhitungan besarnya gaya reaksi
Ʃ𝑀 = 0
𝑀𝐴 + 𝑀𝐵 + 𝑀𝐶 = 0
Ʃ𝐹 = 0
𝐹𝐴 + 𝐹𝐵 + 𝐹𝐶 = 0 ................................................ [4]

Dimana :
Jumlah gaya arah x = 0 (ƩFx = 0)
Jumlah gaya arah y = 0 (Ʃfy = 0)
Jumlah momen = 0 (ƩM = 0)
5. Perhitungan diameter poros dengan beban puntir
5,1 1/3
𝑑𝑠 = [ 𝜏 𝐾𝑡 𝐶𝑏 T] ........................................... [5]
𝑎

Dimana :
ds = diameter poros (mm)
Kt = Faktor koreksi tumbukan
T = Momen Puntir rencana (kg.mm)

6. Perhitungan diameter poros dengan beban puntir dan lentur


5.1 1/3
𝑑𝑠 = [ 𝜏𝛼 [√(𝐾𝑚 . 𝑀)2 + (𝐾𝑡 . 𝑇)2 ] ................ [6]

[3] Ibid. cit hal. 8


[4] Agustinus Purna irawan, Diktat Elemen Mesin hal 13
[5] Sularso dan Kiyo katsu Suga, op. cit.hal 8
[6] Sularso dan Kiyo katsu Suga, op. cit.hal 18
Dimana :
ds = diameter poros (mm)
𝜏𝑎 = tegangan geser (kg/mm2)
Km = Faktor korelasi
M = Momen lentur (kg.mm)
Kt = Faktor Koreksi
T = momen puntir (kg.mm)

D. Rumus perhitungan mur dan baut


1. Perhitungan diameter ulir baut

d1= √4.𝑊𝜋.𝜎𝑎 ….……………………(1)

Dimana :
d1 = Diameter dalam ulir halus
W = Beban
𝜎𝑎 = Tegangan geser

2. Perhitungan tegangan tarik pada baut

𝜎𝑡 = 4 .𝑊 𝜋. 𝑑1 …………………….(2)

Dimana :
𝜎𝑡 = Tegangan Tarik
𝑊 = Beban
𝑑1 = Diameter dalam

3. Perhitungan jumlah ulir

𝑧 ≥ 𝑊 𝜋.𝐷2.𝐻1.𝜏𝑎 ……………………..(3)
Dimana:
𝑧 = Jumlah ulir
D2 = Diameter luar
H1 = Tinggi
𝜏𝑎 = Tegangan permukaan

4. Perhitungan tegangan geser ulir

𝜏𝑔 = 𝑊 𝜋.𝐷1 .𝑘 .𝑝 .𝑧 …………………..(4)
Dimana:
𝜏𝑔 = Tegangan geser
D1 = Diameter dalam
k = Ulir metris
p = Jarak bagi
z = Jumlah ulir

5. Perhitungan tegangan tarik pada setiap baut

𝜎𝑡 = 4 .𝑊 𝜋.𝑑1² .𝑛 ………………………(5)
Dimana :
𝜎𝑡 = Tegangan tarik
W = Beban
n = Jumlah baut

Anda mungkin juga menyukai