PEMBAHASAN
1.Pengertian
Air (H0) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia.Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air.Namun bergantung
kepada kandungan lemak dan otot yang terdapat di dalam tubuh,nilai persentase ini dapat
bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa.Oleh karena itu maka tubuh
yang terlatih dan terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung
lebih banyak air jika dibandingkan tubuh nonatlet.Di dalam tubuh,sel-sel yang mempunyai
konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga
badan,seperti paru-paru atau jantung,sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air
paling rendah adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi.Konsumsi cairanyang ideal
untuk memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk
setiap 1 kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total
jumlah air yang keluar dari dalam tubuh.Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan kehilangan
2.5 L cairan perharinya.Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar melalui urin,500 ml melalui
keluarnya keringat,400ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan)
dan 100 ml keluar bersama dengan feces(tinja).Sehingga berdasarkan estimasi ini,konsumsi
antara 8-10gelas (1 gelas ��240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam
pemenuhan kebutuhan cairan per-harinya.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis.Keseimbangan cairandan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air( pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-
partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi
ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompokyaitu:cairan intravaskuler(plasma),cairan interstitial dan cairan transeluler.Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler,cairan intersitial adalah cairan
yang terletak diantara sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal,cairan intraokuler,dan sekresi saluran cerna.
Pada orang dewasa kira-kira 40 % baerat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di
dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20% dari berat badannya
berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 %cairan interstitial, 5 % cairan
intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.Non
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik,
seperti:protein,urea,glukosa,oksigen,karbon dioksida dan asam-asam organik.Sedangkan
elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++),magnesium (Mg++),
Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian denganbagian
yang lainnya,tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum
netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah
muatan-muatan positif.Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler
maupun padaplasma terinci dalam tabel di bawah ini :
a. Kation :
Sodium (Na+) :
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrogen pada
Ion sodium
di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.
Potassium (K+) :
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
Calcium (Ca++) :
- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam tulang
dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses pengaktifan
protrombin dan trombin
- Sumber : susu dengan kalsium tinggi,ikan dengan tulang,sayuran,dll.
b.Anion :
Chloride (Cl -) :
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber : garam dapur
Bicarbonat (HCO3 -) :
Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana
garam untuk
- Menurunkan PH.
Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :
- Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam
sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh
ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit
tubuh dengan cara :
Diffusi
Filtrasi
Osmosis
Aktiv Transport
Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif.Hampir semua zat berpindah
dengan mekanisme transportasi pasif.Diffusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel
dalam segala arah melalui larutan atau gas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus
membran kapiler dan sel yaitu :
Permebelitas membran kapiler dan sel
Konsenterasi
Potensial listrik
Perbedaan tekanan.
Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi.Difusi air terjadi pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang rendah ke
daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang tinggi.
konsentrasi dan muatan listrik disebut transportasi aktif.Transportasi aktif berbeda
dengan transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat
(ATP).Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium.
Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan
bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian itu.
Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh
darah kapiler,terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang
terutama disebabkan olehalbumin serum.Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang
interstisial disebut ultrafilterisasi.Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal.
Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus
menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil,suatu keadaan yang disebut
keseimbangan dinamis atau homeostatis.
a. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira1500
ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per harisehingga
kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses
metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan
berat badan, perhatikan tabel di bawah
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,perdarahan
yang mengakibatkan penurunan volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
b.Output Cairan
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan
proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500
ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.
Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon iniberasal
dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang
yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis padakulit.
Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,yang diaturmelalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR).
mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal
Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol tekanan
darah.Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di
tubulus distal dan collecting.Retensi Na+ meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan
volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.Selain sistem Renin-
Angiotensin-Aldosteron,Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon atriopeptin
menurunkan reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini disekresi leh sel atrium jantung jika
mengalami distensi peningkatan volume plasma.Penurunan reabsorbsi natrium dan air di
tubulus ginjal meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume darah kembali
normal.
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu
larutan.semakin tinggi osmolaritas,semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah
konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi
solutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah).
Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat
menmbus membran plasma di intrasel dan ekstrasel.Ion natrium merupakan solut yang
banyak ditemukan di cairan ekstrasel,dan ion utama yang berperan penting dalam
menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel.sedangkan di dalam cairan intrasel,ion kalium
bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel.Distribusi yang tidak
merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini
bertanggung jawab dalam menetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini.
Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan osmolaritas yang
pada akhirnya akan membentuk urine yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secara
keseluruhan di dukstus koligen.Glomerulus menghasilkan cairan yang isosmotik di tubulus
proksimal (300 mOsm).Dinding tubulus ansa Henle pars decending sangat permeable
terhadap air,sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi cairan ke kapiler peritubular atau vasa
recta.Hal ini menyebabkan cairan di dalam lumen tubulus menjadi hiperosmotik.
Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap air dan secara aktif
memindahkan NaCl keluar tubulus.Hal ini menyebabkan reabsobsi garam tanpa osmosis
air.Sehingga cairan yang sampai ke tubulus distal dan duktus koligen menjadi
hipoosmotik.Permeabilitas dinding tubulus distal dan duktus koligen bervariasi bergantung
pada ada tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urine yang dibentuk di duktus koligen dan
akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung pada ada tidaknya
vasopresis (ADH).
perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan.Faktor
lain yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit di antaranya ialah umur, suhu
lingkungan,diet,stres,dan penyakit.
Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.Ketika intake nutrisi
tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin
dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel,glukosa darah,dan pemecahan glykogen
otot.Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi airsehingga bila berkepanjangan
dapat meningkatkan volume darah.
Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan
Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh seperti : suction,nasogastric tube dan lain-lain.
Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi
cairan dan elektrolit tubuh.
Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
a. Ketidakseimbangan Volume
• kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)
Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangancairan
tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama.
Kekurangan volume isotonik sering kali diistilahkan dehidrasiy ang seharusnya dipakai untuk
kondisi kehilangan air murni yang relatif mengakibatkan hipernatremia.
- cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan
cairan
tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal,
Dextrose
5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya
Kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %.,NaCl.0,45 %,NaCl
0,33%
A. Latar Belakang
Air (H2O) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Namun bergantung
kepada kandungan lemak & otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat
bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa.Oleh karena itu maka tubuh
yang terlatih & terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung
lebih banyak air jika dibandingkan tubuh non atlet.
Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-
sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru atau jantung, sedangkan sel-sel
yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi.
Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah
mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energy tubuh atau jumlah air yang
keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan
per harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya
keringat, 400 ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100
ml keluar bersama dengan feces (tinja).
Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk ion bebas (free ions).
Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion. Jika
elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka elektrolit tersebut disebut sebagai kation
sedangkan jika elektrolit tersebut mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut
disebut sebagai anion. Contoh dari kation adalah + + - - natrium (Na ) dan nalium (K ) &
contoh dari anion adalah klorida (Cl ) dan bikarbonat (HCO ). Elektrolit- 3 + + elektrolit yang
terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah natrium (Na ), kalium (K ), + +
- - 2- 2- kalsium (Ca ), magnesium (Mg ), klorida (Cl ), bikarbonat (HCO ), fosfat (HPO ) dan
sulfat (SO)2.
Di dalam tubuh manusia, kesetimbangan antara air (H O)-elektrolit diatur secara ketat agar
sel-sel dan organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolit
ini akan memiliki fungsi antara lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur
pendistribusian cairan ke dalam kompartemen badan air (body’s fluid compartement),
menjaga pH tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut
berperan dalam setiap proses metabolisme.
Asam adalah bahan yang mampu membebaskan sebuah ion hidrogen. Sebagian besar proses
metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh menghasilkan asam. Proses-proses tersebut
mencakup metabolisme oksidatif karbohidrat, lemak dan protein menjadi karbondioksida dan
air melalui siklus krebs, metabolisme anaerob glukosa menjadi asam laktat, metabolisme
asam-asam lemak menjadi senyawa golongan keton dan penguraian berbagai protein menjadi
asam fosfat atau sulfat. Asam-asam ini harus dikeluarkan dari tubuh.
Pengeluaran karbon dioksida (CO2) dilakukan oleh paru. Pengeluaran asam-asam lain yang
tidak mudah menguap (bukan gas) dilaksanakan oleh ginjal. Paru dan ginjal, bersama dengan
berbagai sistem penyangga ditubuh, mempertahankan konsentrasi asam plasma dalam batas-
batas fisiologis yang sempit. Untuk fungsi optimal dari sel-sel, proses metabolik
mempertahankan keseimbangan mantap diantara asam-basa. pH arteri adalah pengukuran tak
langsung terhadap konsentrasi ion hidrogen (H⁺). (mis, makin besar konsentrasi, makin asam
larutan dan makin rendah pH; makin rendah konsentrasi, makin basa larutan dan makin tinggi
pH) dan mencerminkan keseimbangan antara karbondioksida (CO2), yang diatur oleh paru-
paru, dan bikarbonat (HCO₃ˉ), basa diatur oleh ginjal. CO2 terlarut dalam larutan untuk
membentuk asam karbonat (H₂CO₃), yang merupakan kunci komponen asam dalam
keseimbangan asam-basa. Karena H₂CO₃ sulit untuk diukur secara langsung dan CO2 serta
H₂CO₃ dalam keseimbangan, maka komponen asam ditunjukkan sebagai CO2 ketimbang
H₂CO₃. Rasio asam-basa normal adalah 1:20, menunjukkan satu bagian CO2 (potensial
H₂CO₃) terhadap dua puluh bagian HCO₃ˉ. Jika keseimbangan ini berubah, maka terjadi
kekacauan pH, (nilai rentang normal pH antara 7,35 – 7,45) ; jika terdapat ekstra asam atau
terjadi kehilangan basa dan pH <7,40, maka terjadi asidosis; bila terdapat ekstra basa atau
terjadi kehilangan asam dan pH >7,40, maka terjadi alkalosis.
Mekanisme ini sangat sensitif terhadap perubahan pH yang sangat kecil dan tubuh biasanya
mempu mempertahankan pH tanpa intervensi dari luar, bila tidak mampu pada kadar normal,
sedikitnya dalam batasan yang dapat menopang kelangsungan hidup.
pH adalah pencerminan rasio antara asam terhadap basa dalam cairan ekstrasel. pH dalam
serum dapat diukur dengan menggunakan pH meter, atau dihitung dengan mengukur
konsentrasi bikarbonat dan krbondioksida serum dan menempatkan nilai-nilainya ke dalam
persamaan Henderson-Hasselbach seperti diperlihatkan dibawah ini : pH = pK + log HCO₃ˉ/
CO₂ Dalam persamaan ini, HCO₃ˉadalah konsentrasi bikarbonat dalam serum, dan CO₂
adalah konsentrasi CO₂ yang larut dalam serum. PK mengacu kepada logaritme negatif
konstanta disosiasi, K. Kontansta disosiasi adalah nilai tetap untuk sistem bikarbonat-karbon
dioksida pada suhu tubuh normal.
Nilai ini mencerminkan derajat disosiasi bikarbonat dan karbon dioksida untuk menerima
atau memberikan sebuah ion hidrogen. Untuk sistem bikarbonat-karbon dioksida, pK adalah
6,1. pH mencerminkan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Semakin besar konsentrasi
ion hidrogen, semakin tinggi keasaman suatu larutan dan semakin rendah pH-nya. Sebaliknya
semakin tinggi pH, maka semakin rendah konsentrasi ion hidrogen-nya dan semakin basa
larutannya. Contoh asam antara lain adalah zat-zat yang dicetak tebal dibawah ini, yang
semuanya diperlihatkan dapat memberikan sebuah ion hidrogen : HCl ⇆ H⁺ + Clֿ H₂CO₃ ⇆
H⁺ + HCO₃ˉ Asam laktat ⇆ H⁺ + laktat NH₄ ⇆ H⁺ + NH₃ Suatu asam dapat kuat atau lemah,
bergantung pada derajat penguraiannya untuk membebaskan ion hidrogen. Misalnya,
hidrogen klorida (HCl) secara cepat dan total terurai menjadi ion hidrogen dan ion klorida
sehingga dianggap asam kuat. Sebaliknya, hanya beberapa molekul asam laktat yang terurai
menjadi ion hidrogen dan laktat sehingga asam laktat dianggap sebagai asam lemah. Tanda
panah rangkap yang diperlihatkan pada setiap persamaan menandakan bahwa reaksi bersifat
reversibel.
Basa adalah setiap bahan yang dapat menerima sebuah ion hidrogen, sehingga bahan tersebut
dapat mengeluarkan ion hidrogen dari larutan. Pada setiap reaksi diatas yang memperlihatkan
disosiasi (penguraian) suatu asam, bahan yang dihasilkan bersama ion hidrogen dianggap
sebagai suatu basa. Karena msing-masing reaksi diatas bersifat reversibel, maka setiap bahan
yang dihasilkan bersama ion hidrogen dapat menyatu kembali dengannya, sehingga bahan
tersebut basa.
Reaksi-reaksi tersebut ditulis ulang, dengan basa dalam huruf tebal, seperti diperlihatkan
dibawah ini : Clֿ + H⁺ ⇆ HCl HCO₃ˉ + H⁺ ⇆ H₂CO₃ Laktat + H⁺ ⇆ Asam laktat NH₃ + H⁺
⇆ NH₄⁺ Suatu basa dapat lemah atau kuat, tergantung pada derajat penerimaan ion hidrogen.
Sebagian besar asam dan basa yang terdapat didalam tubuh bersifat lemah.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa.
B. tujuan
1. Tujuan Umum asam basa dalam tubuh.
2. Tujuan Khusus
a. Megetahui konsep dasar keseimbangn cairan elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry, 2005., Fundamental Keperawatan Edisi 4., Jakarta : EGC.
http://www.campur-aduk.com/2010/01/sekilas-tentang-keseimbangan-asam-basa/ (Dilihat
tanggal 20 September 2011, pukul 09.00 wib)
A. Kesimpulan
Berdasarkan sajian materi diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keseimbangan cairan elektrolit adalah suatu cairan yang diperlukan dalam tubuh untuk
menyeimbangkan menuju equilibrium/fluid balance.
2. Keseimbangan asam basa adalah sangat penting untuk menjaga fungsi organ tubuh dan
diatur oleh ginjal dan paru.
3. Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu
sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
4. Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau
terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
5. Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu
akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting
dari adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan
menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
6. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam
pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau
alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
B. Saran-saran
1. Bagi perawat
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memberikan asuhan klien dengan
kebutuhan khusus.
2. Bagi pembaca
Makalah ini diharapakan dapat menambah wawasan bagi para pembaca budiman.
MAKALAH BIOLOGI DASAR
TENTANG
DOSEN PEMBIMBING :
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. ELZA NURRIFQAH
3. ESA FIBRIYANINGSIH
4. SURYANI
5. MARIAM ULFAH
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan memanjat kan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa,atas segala limpahan
rahmat dan karunian Nya kepada kami sehingga dapat menyelesai kan makalah ini yang
berjudul:
Kami sebagai penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam perbuatan makalah.
kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisan nya.Namun demikian,kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik oleh
karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran
dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................
BAB I: Pendahuluan……………………………….…............................................…….........
1.Latar Belakang…………………..................................................................................
2.Tujuan…………………………………………………………………........................
BAB II : pembahasan………………………………………………………….…....................
1.Pengertian......................................................................................................................
2. Fungsi Cairan Tubuh.................................................................................................
3. Proportion Of Body Fluid.........................................................................................
4. Elektrolit Utama Tubuh Manusia.............................................................................
5. Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh ...............................................................
6. Regulating Body Fluid Volumes...............................................................................
7. Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit........................................................................
8. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit......................
9. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh...........................................
BAB III : Penutup……………………………………………………………..........................
A. Kesimpulan………………………………………………………………..................
B.Saran..……….........................................…… …................……………….................
DAFTAR PUSTAKA