UNIT OPERASI MEKANIK FIX (2) RizkaNovia
UNIT OPERASI MEKANIK FIX (2) RizkaNovia
(FILTRASI/ PENYARINGAN)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 (2 KC)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
1.4 Manfaat................................................................................................ 3
2.1 Filtrasi…............................................................................................. 3
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 28
iii
3.2 Saran.................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 29
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengandung dua atau lebih fase: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-
gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua
atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.
Penyaringan adalah proses di mana partikel-partikel dipisahkan dari cairan
dengan melewatkan cairan melalui bahan yang permeable. Medium saringan yang
berpori adalah bahan permeable yang memisahkan partikel-pertikel dari cairan
yang melaluinya, dan dikenal sebagai penyaring.
Peralatan penyaringan digolongkan berdasarkan tipe kekuatan penggerak
(gravitasi, tekanan, sentrifugal, atau vakum), dengan metode pengerjaan (batch
atau kontinu), dan hasil akhir yang diinginkan (filtrate dari zat padat cake).
Penyaringan tekanan diinginkan untuk menangani kuantitas bahan yang besar
dalam usaha mempercepat proses penyaringan. Salah satu contoh klasifikasi
proses pemisahan secara mekanik adalah proses pemisahan secara filtrasi
penyaringan.
1.3 Tujuan
1. Memahami mengenai filtrasi
2. Memahami kegunaan filtrasi
3. Mengetahui apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi filtrasi
4. Mengetahui syarat-syarat dari medium filter
5. Mengetahui alat yang digunakan dalam proses filtrasi
6. Mengetahui mekanisme dan cara kerja alat filtrasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan (septum) yang di atasnya padatan akan
terendapkan. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos
dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Filtrasi diterapkan
untuk memisahkan bahan padat dari cairan atau gas, misalnya untuk mendapatkan
suatu fraksi padat yang diinginkan atau untuk membuang fraksi padat yang tidak
dikehendaki. (Rahayu, 2008).
Pada umumnya, proses filtrasi merupakan suatu metode pemisahan partikel
padatan tersuspensi dalam sebuah campuran tertentu dengan melewatkan
campuran tersebut pada suatu medium filter yang memiliki pori-pori dengan
ukuran tertentu. Proses pemisahan dengan filtrasi dapat dilakukan karena
memiliki driving force yaitu perbedaan tekanan antara tekanan di dalam tangki
dengan tekanan ruangan. Perbedaan tekanan ini akan mendorong campuran
tersebut melewati lapisan medium filter sehingga padatannya akan tertahan pada
medium filter. Pemilihan ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat-zat
yang akan dipisahkan. Saringan untuk memisahkan pasir dan kerikil akan berbeda
dengan saringan untuk memisahkan santan dengan ampasnya..
Contoh : penyaringan kerikil dari pasir. Pemisahan zat-zat yang mempunyai
perbedaan kelarutan juga dapat dilakukan dengan penyaringan. Misalnya
memisahkan garam yang bercampur pasir, dimana garam mudah larut dalam air
sedangkan pasir tidak larut. Campuran tersebut dimasukkan dalam air, garam akan
larut sedangkan pasir tidak. Setelah disaring, pasir akan tertinggal di kertas saring
dan air garam lolos menembus kertas saring. Zat yang tertahan di kertas saring
dinamakan residu dan cairan yang dapat menembus kertas saring dinamakan
filtrat.
Penyaring dapat beroperasi pada :
Ø Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring.
Ø Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring.
3
2.2 Kegunaan Filtrasi
Filtrasi digunakan sebagai berikut :
1. Untuk membersihkan air dan sampah pada pengolahan air
2. Menjernihkan preparat kimia di laboratorium
3. Menghilangkan pengotor pada air suntik injeksi
4. Membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula
5. Menghilangkan bau tidak sedap pada air yang keruh
6. Menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya
agar air dapat diminum
4
5. Tinggi muka air di atas media dan kehilangan tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit
atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi di
atas media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk ke dalam pori.
Dengan muka pori yang tinggi akan meningkatnkan laju filtrasi (Fatyasah,
2011).
5
Mekanisme (a) disebut sebagai klarifikasi, dimana partikel-partikel
padatan dalam slurry akan tertahan oleh media filter (dapat berupa kain penyaring,
tumpukan serat/sabut, tumpukan partikel penyaring misalnya pasir dan batu).
Mekanisme (b) disebut sebagai mekanisme pembentukan kue filter. Peristiwa ini
terjadi pada saat pori-pori pada media filter sudah penuh oleh partikel padatan.
Partikel-partikel dalam slurry akan tertumpuk diluar media membentuk kue
padatan, yang sekaligus berfungsi sebagai media penyaring baru. Pada beberapa
filter (misalnya pada filter pelat), mekanisme (a) terjadi sangat cepat, sehingga
peristiwa filtrasi didominasi oleh mekanisme (b). Pada filter yang lain (misalnya
pada saringan pasir), mekanisme (a) mendominasi, sedangkan mekanisme (b)
tidak sempat terjadi.
6
Deep Bed Filtration:
7
keruh.
Contoh:
Saringan pasir umum digunakan untuk pemisahan air dari padatan tersuspensinya.
Prinsip kerja:
8
Gambar dibawah adalah 2 contoh saringan pasir.
9
Filter Press Pelat dan Bingkai (Plate and Frame Filter Press).
Alat ini terdiri atas pelat (plate) dan bingkai (frame) yang disusun berselang-
seling. Media filter (kain kanvas, kain sintetis, kertas filter atau anyaman kawat
halus) dipasang pada kedua sisi plate.
Permukaan plate tidak rata, tetapi mempunyai alur-alur untuk saluran cairan
(corrugated). Kue padatan terbentuk pada frame. Prinsip kerja operasi filtrasi
dapat dilihat pada gambar dibawah.
10
(b). Proses Pencucian kue.
Proses pencucian kue dapat dijalankan dengan system aliran yang sama
seperti filtrasi, yaitu air pencuci dialirkan masuk melalui saluran-saluran pada
semua plate dan keluar melalui frame setelah menembus kue (lihat gambar a).
Pencucian dapat pula dilakukan dengan hanya mengalirkan air pencuci pada salah
satu plate, dan keluar melalui saluran pada plate diseberangnya setelah menembus
kue (lihat gambar b). Hal ini dilakukan jika frame terisi penuh dengan kue.
11
(c). Plate dan Frame dari Filter.
(d). Skema Sederhana Operasi Filtrasi dari Plate and Frame Filter.
Ada lebih dari 100 variasi desain filter plate and frame. Plate and frame dapat
terbuat dari logam, logam berpelapis, plastik atau kayu.
Ukuran plate and frame filter bervariasi dari 10x10 cm2 (4x4 in2) sampai 1.5x1.8
m2 (61x71 in2), dengan ketebalan frame antara 0.3 – 20 cm (0.125 - 8 in).
Tekanan operasi biasanya sekitar 100 psig (untuk plate logam), atau sekitar 60 –
70 psig (untuk plate plastik atau kayu).
12
Filter Daun (Leaf Filter).
13
(b1). Bentuk Lain Filter daun Vertikal dan Operasinya dan (b2). Contoh detil
lembar daun filter
Pada prinsipnya, filter tersusun atas nyaman kawat yang diselubungi oleh kain
penyaring pada kedua sisinya, sehingga nampak seperti lembaran daun. Daun ini
dicelupkan kedalam slurry, dengan penekanan pada bagian luar (sisi slurry) atau
dengan pemvakuman dari dalam filter (sisi filtrate).
14
Sweetland type filter: posisi daun tetap
Vallez type filter : daun filter dapat diputar, sehingga ketebalan kue dapat
lebih seragam.
Kelly leaf filter.
Filter Nutsche
Filter Nutsche merupakan modifikasi dan scale up dari filter yang digunakan
untuk mengetes proses separasi di laboratorium (batch, skala kecil). Dalam filter
Nutsche yang modern, beberapa proses sekaligus terjadi, mulai dari kristalisasi
dan presipitasi (pengendapan padatan), filtrasi (pemisahan padatan, pencucian,
dewatering) dan pengeringan (baik dengan pemvakuman maupun dengan
konveksi).
15
Perhatikan bahwa reaktor-filter dapat dibalik untuk mengeluarkan filtrat
ataupun dimiringkan untuk mengeluarkan padatan. Filter Nutsche tersedia dengan
kapasitas (volume) antara 0.32 sampai 11.0 m3, dengan luas permukaan untuk
filtrasi antara 0.25 sampai 6.3 m2, dengan volume kue padatan antara 0.08 sampai
3.15 m3.
16
RDVF. Gambar potongan filter dibawah menjelaskan tentang perbedaan
keduanya.
Pada External RDVF, slurry terletak diluar silinder filter (bagian luar
silinder filter sebagian tercelup dalam slurry) sehingga kue padatan akan terbentuk
pada permukaan luar silinder. Pada Internal RDVF, slurry terletak didalam
silinder filter, sehingga kue padatan akan terbentuk dibagian dalam silinder filter.
Pada diktat ini, yang akan dibahas adalah external RDVF (selanjutnya
disebut RDVF saja). Secara skematis, diagram dari RDVF adalah sebagai berikut:
17
Gambar dibawah merupakan contoh gambar riil bagian dalam dari sebuah RDVF.
18
Filter Cakram Berputar (Rotary Disk Filter , RDF)
Rotary Disk Filter tersusun atas cakram-cakram filter yang dipasang vertikal
dalam sebuah casing. Sebagian permukaan cakram tercelup dalam slurry.
Cakram-cakram berputar, dan slurry terhisap kedalam cakram dan
dikeluarkan/ditampung kedalam sebuah tangki penampung sementara. Kue
padatan terbentuk pada permukaan luar cakram (lihat gambar dibawah).
19
Rotary Disk Filter (tampak samping)
Kue padatan pada permukaan luar
cakram RDF
Bahan dari cakran dapat terbuat dari logam, plastik atau kayu. Fraksi cakram yang
tercelup dalam slurry sekitar 30-50%.
Filter cakram ini disukai karena efisien dalam penggunaan tempat (tempat
minimum untuk luas filter yang besar). Luas permukaan filter dapat mencapai 300
m2 (3300 ft2). Kerugiannya adalah: pencucian kue tidak efektif.
Vacuum Table Filter termasuk kelompok filter dengan umpan slurry dari atas
(top feed). VTF berbentuk seperti meja bundar yang perputar pada sumbunya.
Cairan slurry dialirkan kepermukaan filter. Pemvakuman pada sisi bawah filter
20
akan menyedot filtrat dan meninggalkan kue padatan pada permukaan filter (lihat
gambar dibawah).
Ukuran filter (diameter): 0.9 – 7 m (3 – 24 ft), dengan area efektif untuk filtrasi
sekitar 80% dari luasan total. Kue biasanya dikeluarkan seletah menjalani 75%
putaran filter.
Kecepatan belt merupakan salah satu parameter penting yang harus diset
dalam pemakaiannya. Batasan utama terhadap kecepatan belt adalah batasan
mekanis. Beban belt dengan cake yang ada diatasnya menjadi pertimbangan
utama dalam merancang kecepatan belt. Meskipoun demikian, belt filter
merupakan filter yang tercepat untuk saat ini, dengan kecepatan dapat mencapai
50 m/menit.
21
Ketebalan kue: 100 – 150 mm (maksimum)
Beberapa keuntungan penggunaan filter belt antara lain: (a). Siklus filtrasi
dapat dikontrol dengan baik; (b). discharge kue dapat berjalan efektif; (c).
pembersihan media filter dan belt relatif mudah.
Dibawah ini adalah skema pengoperasian belt filter dan salah satu jenis belt filter
yang ada dipasaran.
22
2.7 Cara-Cara Dalam Proses Filtrasi
Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:
a. Pressure Filtration
Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.
b. Gravity Filtration
Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat.
c. Vacum Filtration
Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa udara
(penghisapan).
23
Penyaring Tekanan
Tekanan penyaring kerangka dan penyaring lempeng merupakan yang paling
sederhana dari semua penyaring tekanan, dan paling banyak digunakan. Filter ini
terdiri dari seperangkat lempengan yang dirancang untuk member sederetan
kompartemen untuk pengumpulan zat padat. Lempengan tersebut ditutup dengan
medium filter seperti kanvas. Slurry umpan masuk ke dalam masing-
masing lempengan dan medium filternya dengan tekanan, cairannya lewat
melalui kanvas dan keluar melalui pipa keluaran dan meninggalkan
zat padat basah di antara lempengan tersebut. Lempengan press yang
digunakan ada yang berbentuk bujur sangkar atau lingkaran, ada yang terletak
vertikal dan horizontal. Tetapi umumnya lempengan untuk zat padat itu dirancang
dengan membuat tekukan pada permukaan lempeng, atau dalam bentuk plate-
and-frame.
Pada desain plate and fram ini, lempengan berbentuk bujur sangkar dengan
panjang sisi 6-28 inci dan disusun silih berganti dengan bingkai
terbuka. Lempengan tersebut tebalnya berkisar 0,25 sampai 2 inci, sedangkan
bingkainya setebal 0,25 sampai 8 inci. Lempengan dan bingkai itu didudukkan
secara vertikal pada rak logam dengan medium filter dipasang menutupi setiap
bingkai dan dirapatkan dengan bantuan sekrup dan
rem hidraulik. Bubur umpan masuk pada satu ujung rakitan lempeng dan
bingkai tersebut. Slurry mengalir melalui saluran yang terpasang memanjang
pada salah satu sudut rakitan dari sudut tersebut melalui saluran tambahan
mengalir ke dalam masing-masing bingkai. Di sini zat padat itu
diendapkan di atas permukaan pelat. Cairan mengalir menembus kain filter,
melalui alur atau gelombang pada permukaan lempeng, sampai keluar press
filtertersebut.
Sesudah filter tersebut dirakit, slurry dimasukkan dari pompa atau tangki
pendorong pada tekanan 3 sampai 10 atm. Filtrasi lalu diteruskan sampai tidak
ada lagi zat cair yang keluar dan tekanan filtrasi naik secara signifikan. Hal ini
terjadi bila bingkai sudah penuh dengan zat padat sehinggga slury tidak
dapat masuk lagi. Filter itu disebut jammed. Setelah itu, cairan pencuci dapat
24
dialirkan untuk membersihkan zat padat dari bahan-bahan pengotor yang dapat
larut.Cake tersebut kemudian ditutup dengan uap atau udara untuk membuang sisa
zat cair tersebut sebanyak-banyaknya. Filter itu lalu
dibongkar, cake padatnya dikeluarkan dari medium filter sehingga jatuh ke
konveyor menuju tempat penyimpanan. Pada kebanyakan press filter, operasi
tersebut berlangsung secara otomatis. Sampai cake bersih,
proses pencucian memakan waktu beberapa jam karena cairan pencuci cenderung
mengikuti jalur termudah dan melangkahi bagian-bagian cake yang terjejal rapat.
Jika cake tidak terlalu rapat, sebagian besar cairan pencuci tidak efektif
membersihkan cake. Jika diinginkan pencucian sampai benar-
benar bersih, biasanya dibuat sluury lagi dengan cake yang belum tercuci
sempurna. Pencucian lebih lanjut dapat menggunakan zat cair pencuci dalam
kuantitas besar dan menyaringnya kembali dengan shell-and-leaf filter sehingga
memungkinkan pencucian yang lebih efektif dari pada plate and frame filter.
Penyaring Gravitasi
Penyaring gravitasi umum dalam pengolahan air, di mana suatu penyaring
pasir digunakan untuk menjernihkan air sebelum deionisasi dan destilasi. Medium
penyaring dapat terdiri atas lapisan pasir atau cake bed, atau untuk tujuan-tujuan
khusus, suatu komposisi yang mengandung asbes, serat-serat selulosa, arang aktif,
tanah diatome, atau pembantu penyaring lain. Pemurnian air dalam skala kecil
dapat menggunakan keramik berpori sebagai suatu medium penyaring dalam
bentuk “lilin-lilin” berlubang. Cairan masuk dari sisi luar melalui keramik berpori
ke dalam bagian lilin yang berlubang (kosong). Filter ini tersusun atas tangki-
tangki yang bagian bawahnya berlubang-lubang dan diisi dengan pasir-pasir
25
berpori dimana fluida mengalir secara laminar. Filter ini digunakan untuk proses
fluida dengan kuantitas yang besar dan mengandung sedikit padatan. Contohnya :
pada pemurnian air. Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi
untuk pengolahan air biasa digunakan beton.Saluran dibagian bawah yang
berlubang mengarah pada filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran
agar memungkinkan backwashing dari dasar pasir untuk menghilangkan padatan-
padatan yang terakumulasi. Bagian bawah yang berlubang tertutup oleh batuan
atau kerikil setinggi 1 ft atau lebih untuk menahan pasir. Pasir yang biasa
digunakan dalam pengolahan air sebagai media filter adalah pasir-pasir kuarsa
dalam bentuk yang seragam. Kokas yang dihancurkan biasanya digunakan untuk
menyaring asam sulfur.Batu kapur biasanya digunakan untuk membersihkan
cairan organik baik dalam filtrasi maupun adsorbsi.
Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan
kasar (batu atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk
menahan materi-materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda
ukurannya harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat
bercampur dan ukuran untuk setiap materi harusnya sama untuk menyediakan
pori-pori dan kemampuan yang maksimal.
Dengan melihat persyaratan ruang, metode yang efisiensi dapat
disediakan.Gravitasi nutzch adalah suatu tangki berdasarkan palsu atau bejana
media penyaring.Porselen nutzch dapat digunakan untuk mengumpulkan kristal-
kristal steril atau pengerjaan-pengerjaan di mana bubur tidak dapat bercampur
dengan logam-logam.Gravitasi nutzch bukanlah penyaring gravitasi sebenarnya,
karena sering kali dioprasikan (dijalankan) di bawah tekana atau vakum.
26
Penyaring Vakum
Filtrasi vakum adalah teknik untuk memisahkan produk yang solid dari
campuran reaksi pelarut atau cair. Campuran padat dan cair dituangkan melalui
kertas filter dalam corong Buchner. Padat yang terperangkap oleh filter dan cairan
tersebut ditarik melalui corong ke dalam labu di bawah ini, dengan ruang hampa.
Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah
partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya. Penyaring vakum
dipakai untuk suatu ukuran besar, jarang digunakan untuk pengumpulan endapan-
endapan kristal atau penyaring steril. Penyaring vakum kontinu dapat menangani
beban kotoran yang tinggi dan pada suatu basis volume, dalam hal biaya cairan
yang disaring per galon murah. Dalam mengerjakan system penyaring drum
kontinu, vakum dipakai untuk drum (tong) tersebut, dan cairan mengalir melalui
lajur kontinu. Zat padat dikumpulkan pada akhir lajur tersebut.
27
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/7.-Unit-Filtrasi.pdf
30