Anda di halaman 1dari 34

UNIT OPERASI MEKANIK

(FILTRASI/ PENYARINGAN)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6 (2 KC)

1. NOVIA RAHMA RIANTI (061830400909)

2. RIZKA AMALIA (061830400910)

DOSEN PEMBIMBING : MEILIANTI, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai “ Filtrasi (Penyaringan)” dengan baik.
Walaupun tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :


1. Ibu Meilianti, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Unit Operasi Mekanik
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
3. Rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari


sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan di kalangan mahasiswa beserta masyarakat luas.

Palembang, Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2

1.3 Tujuan.................................................................................................. 2

1.4 Manfaat................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Filtrasi…............................................................................................. 3

2.2 Kegunaan Filtrasi................................................................................ 4

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Filtrasi…............................................... 4

2.4 Medium Filter…................................................................................. 5

2.5 Mekanisme Filtrasi............................................................................. 5

2.6 Alat-alat Fitrasi................................................................................... 8

2.7 Cara-cara Dalam Proses Fitrasi.......…............................................... 23

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 28

iii
3.2 Saran.................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 29

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari
suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam
dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam
keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti
sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam
keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian
tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.
Suatu contoh perlunya proses pemisahan adalah pada proses
pengolahan minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran
berbagai hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak
bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan
minyak bumi menjadi komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG,
solar, avtur, pelumas, dan aspal.
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses
perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan
yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara
mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih
murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat
dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi),
proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase komponen penyusun
campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fase) atau
campuran heterogen (lebih dari satu fase). Suatu campuran heterogen dapat

1
mengandung dua atau lebih fase: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-
gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua
atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.
Penyaringan adalah proses di mana partikel-partikel dipisahkan dari cairan
dengan melewatkan cairan melalui bahan yang permeable. Medium saringan yang
berpori adalah bahan permeable yang memisahkan partikel-pertikel dari cairan
yang melaluinya, dan dikenal sebagai penyaring.
Peralatan penyaringan digolongkan berdasarkan tipe kekuatan penggerak
(gravitasi, tekanan, sentrifugal, atau vakum), dengan metode pengerjaan (batch
atau kontinu), dan hasil akhir yang diinginkan (filtrate dari zat padat cake).
Penyaringan tekanan diinginkan untuk menangani kuantitas bahan yang besar
dalam usaha mempercepat proses penyaringan. Salah satu contoh klasifikasi
proses pemisahan secara mekanik adalah proses pemisahan secara filtrasi
penyaringan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu filtrasi?
2. Apa saja kegunaan filtrasi?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi filtrasi?
4. Apa saja syarat-syarat dari medium filter?
5. Apa saja alat yang digunakan dalam proses filtrasi?
6. Bagaimana cara yang digunakan dalam proses filtrasi?

1.3 Tujuan
1. Memahami mengenai filtrasi
2. Memahami kegunaan filtrasi
3. Mengetahui apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi filtrasi
4. Mengetahui syarat-syarat dari medium filter
5. Mengetahui alat yang digunakan dalam proses filtrasi
6. Mengetahui mekanisme dan cara kerja alat filtrasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan (septum) yang di atasnya padatan akan
terendapkan. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos
dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Filtrasi diterapkan
untuk memisahkan bahan padat dari cairan atau gas, misalnya untuk mendapatkan
suatu fraksi padat yang diinginkan atau untuk membuang fraksi padat yang tidak
dikehendaki. (Rahayu, 2008).
Pada umumnya, proses filtrasi merupakan suatu metode pemisahan partikel
padatan tersuspensi dalam sebuah campuran tertentu dengan melewatkan
campuran tersebut pada suatu medium filter yang memiliki pori-pori dengan
ukuran tertentu. Proses pemisahan dengan filtrasi dapat dilakukan karena
memiliki driving force yaitu perbedaan tekanan antara tekanan di dalam tangki
dengan tekanan ruangan. Perbedaan tekanan ini akan mendorong campuran
tersebut melewati lapisan medium filter sehingga padatannya akan tertahan pada
medium filter. Pemilihan ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat-zat
yang akan dipisahkan. Saringan untuk memisahkan pasir dan kerikil akan berbeda
dengan saringan untuk memisahkan santan dengan ampasnya..
Contoh : penyaringan kerikil dari pasir. Pemisahan zat-zat yang mempunyai
perbedaan kelarutan juga dapat dilakukan dengan penyaringan. Misalnya
memisahkan garam yang bercampur pasir, dimana garam mudah larut dalam air
sedangkan pasir tidak larut. Campuran tersebut dimasukkan dalam air, garam akan
larut sedangkan pasir tidak. Setelah disaring, pasir akan tertinggal di kertas saring
dan air garam lolos menembus kertas saring. Zat yang tertahan di kertas saring
dinamakan residu dan cairan yang dapat menembus kertas saring dinamakan
filtrat.
Penyaring dapat beroperasi pada :
Ø Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring.
Ø Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring.

3
2.2 Kegunaan Filtrasi
Filtrasi digunakan sebagai berikut :
1. Untuk membersihkan air dan sampah pada pengolahan air
2. Menjernihkan preparat kimia di laboratorium
3. Menghilangkan pengotor pada air suntik injeksi
4. Membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula
5. Menghilangkan bau tidak sedap pada air yang keruh
6. Menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya
agar air dapat diminum

2.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Filtrasi


Efisiensi filtrasi dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:
1. Debit filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien.
2. Konsentrasi
Konsentrasi sangat memepengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi air
yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media
atau akan jadi clogging
3. Temperature
Adanya perubahan suhu dari air yang akan di filtrasi, akan menyebabkan
massa jenis, viscositas akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan
memepengaruhi daya tarik menarik dianatara partikel halus, sehingga terjadi
perbedaan dalam ukuran besar partikel yang akan disaring.
4. Kedalaman media, ukuran, dan material
Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam
perencanaan bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan
lamanya pengaliran dan daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya
mempunyai daya saring yang sangat tinggi,tetapi membutuhkan waktu
pengaliran yang lama.

4
5. Tinggi muka air di atas media dan kehilangan tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit
atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi di
atas media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk ke dalam pori.
Dengan muka pori yang tinggi akan meningkatnkan laju filtrasi (Fatyasah,
2011).

2.4 Medium Filter


Suatu medium filter (septum) pada setiap filter harus memenuhi syarat-
syarat, yaitu sebagai berikut :
 Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring, dan menghasilkan filtrat
yang cukup jernih.
 Tidak mudah tersumbat.
 Harus tahan secara kimia dan kuat secara fisik dalam kondisi proses.
 Harus memungkinkan penumpukan ampas, dan pengeluaran ampas secara
total dan bersih.
 Tidak boleh terlalu mahal.
Dalam filtrasi industri medium filter yang banyak digunakan ialah kain
kanvas, baik yang dengan anyaman kepar atau yang lain. Dalam hal ini
terdapat kanvas dengan berbagai bobot dan anyaman, masing-masing untuk
penggunaan tertentu. Untuk zat cair yang bersifat korosif digunakan medium
filter yang lain, seperti kain wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat,
tenunan gelas atau, kertas. Kain sintetis seperti nilon, polipropilena, Saran
dan Dacron juga sangat tahan secara kimia (Fatyasah, 2011).

2.5 Mekanisme Filtrasi

Secara umum, 2 mekanisme utama pada filtrasi


dapat digambarkan sebagai berikut:

5
Mekanisme (a) disebut sebagai klarifikasi, dimana partikel-partikel
padatan dalam slurry akan tertahan oleh media filter (dapat berupa kain penyaring,
tumpukan serat/sabut, tumpukan partikel penyaring misalnya pasir dan batu).
Mekanisme (b) disebut sebagai mekanisme pembentukan kue filter. Peristiwa ini
terjadi pada saat pori-pori pada media filter sudah penuh oleh partikel padatan.
Partikel-partikel dalam slurry akan tertumpuk diluar media membentuk kue
padatan, yang sekaligus berfungsi sebagai media penyaring baru. Pada beberapa
filter (misalnya pada filter pelat), mekanisme (a) terjadi sangat cepat, sehingga
peristiwa filtrasi didominasi oleh mekanisme (b). Pada filter yang lain (misalnya
pada saringan pasir), mekanisme (a) mendominasi, sedangkan mekanisme (b)
tidak sempat terjadi.

Berdasarkan mekanisme pemisahannya, peristiwa filtrasi dapat digategorikan


kedalam 3 jenis, yaitu:

Filtrasi Ayak (Sieve Filtration):

Media filter menahan semua partikel


padatan yang ukurannya lebih besar
daripada lubang-lubang media.
Mekanisme (b) mendominasi.
Contoh: Filter cartridge

6
Deep Bed Filtration:

Partikel-partikel padat masuk ke pori-pori


media filter dan tertumpuk didalamnya.
Mekanisme (a) mendominasi. Selama
proses, pori- pori media filter akan
mengecil dan setelah beberapa waktu
akan lubang pori akan tersumbat. Pada
kondisi ini, media filter harus dibersihkan
dengan cara pencucian balik (back-wash)

Dengan cara ini, partikel-partikel yang


sangat halus dapat dipisahkan dari
cairannya, hanya dengan menggunakan
filter yang relatif kasar.

Contoh: Saringan pasir (sand filter)

Filtrasi Kue (cake filtration):

Pemisahan awal dilakukan oleh kain


penyaring (woven cloth) yang ada pada
filter (mekanisme (a)). Proses ini
berlangsung singkat. Pemisahan
selanjutnya terjadi oleh kue berpori
(porous cake) yang terbentuk selama
proses filtrasi berlangsung (mekanisme
(b)). Oleh karena itu, cairan yang
dihasilkan saat awal filtrasi biasanya

7
keruh.

Contoh:

Filter hisap (suction filter/vacuum filter),


filter press (press filter).

2.6 ALAT-ALAT FILTRASI (Kategori berdasarkan SIKLUS OPERASInya)

I. FILTRASI BATCH (BATCH FILTRATION)

 Saringan pasir (Sand Filter)

Saringan pasir umum digunakan untuk pemisahan air dari padatan tersuspensinya.

Prinsip kerja:

Air disemburkan di atas tumpukan pasir, partikel-partikel padatan yang


terdapat dalam slurry tertahan oleh media penyaring. Air akan menembus pori-
pori pasir. Pada umumnya ada beberapa tumpukan media penyaring (misal: lapis
paling bawah berisi gravel atau pecahan batuan berukuran besar; lapisan diatasnya
partikel-partikel yang lebih kecil dan seterusnya).

Filter beroperasi selama beberapa waktu, sampai lubang pori-pori filter


penuh karena tersumbat oleh kotoran (partikel-partikel dalam slurry). Biasanya ini
dapat diindikasikan dengan melambatnya aliran air. Pada saat ini, operasi filtrasi
dihentikan dan filter harus dicuci-balik (back-wash) untuk mengeluarkan kotoran
yang berada diantara ruang-kosong bed filter. Air dialirkan dari bawah tumpukan
dengan kecepatan sangat tinggi sehingga tumpukan pasir terfluidisasi. Kotoran
akan terbawa oleh air pencuci.

8
Gambar dibawah adalah 2 contoh saringan pasir.

 Filter Plat (Plate Filter)

9
 Filter Press Pelat dan Bingkai (Plate and Frame Filter Press).

Alat ini terdiri atas pelat (plate) dan bingkai (frame) yang disusun berselang-
seling. Media filter (kain kanvas, kain sintetis, kertas filter atau anyaman kawat
halus) dipasang pada kedua sisi plate.

Permukaan plate tidak rata, tetapi mempunyai alur-alur untuk saluran cairan
(corrugated). Kue padatan terbentuk pada frame. Prinsip kerja operasi filtrasi
dapat dilihat pada gambar dibawah.

(a). Proses Filtrasi Slurry

10
(b). Proses Pencucian kue.

Proses pencucian kue dapat dijalankan dengan system aliran yang sama
seperti filtrasi, yaitu air pencuci dialirkan masuk melalui saluran-saluran pada
semua plate dan keluar melalui frame setelah menembus kue (lihat gambar a).
Pencucian dapat pula dilakukan dengan hanya mengalirkan air pencuci pada salah
satu plate, dan keluar melalui saluran pada plate diseberangnya setelah menembus
kue (lihat gambar b). Hal ini dilakukan jika frame terisi penuh dengan kue.

11
(c). Plate dan Frame dari Filter.

(d). Skema Sederhana Operasi Filtrasi dari Plate and Frame Filter.

Ada lebih dari 100 variasi desain filter plate and frame. Plate and frame dapat
terbuat dari logam, logam berpelapis, plastik atau kayu.

Ukuran plate and frame filter bervariasi dari 10x10 cm2 (4x4 in2) sampai 1.5x1.8
m2 (61x71 in2), dengan ketebalan frame antara 0.3 – 20 cm (0.125 - 8 in).
Tekanan operasi biasanya sekitar 100 psig (untuk plate logam), atau sekitar 60 –
70 psig (untuk plate plastik atau kayu).

(e). Jenis lain Plate and Frame Filter: Chamber Filter.

12
 Filter Daun (Leaf Filter).

(a). Filter Daun Vertikal

13
(b1). Bentuk Lain Filter daun Vertikal dan Operasinya dan (b2). Contoh detil
lembar daun filter

Pada prinsipnya, filter tersusun atas nyaman kawat yang diselubungi oleh kain
penyaring pada kedua sisinya, sehingga nampak seperti lembaran daun. Daun ini
dicelupkan kedalam slurry, dengan penekanan pada bagian luar (sisi slurry) atau
dengan pemvakuman dari dalam filter (sisi filtrate).

Ada beberapa tipe filter daun, antara lain:

14
 Sweetland type filter: posisi daun tetap
 Vallez type filter : daun filter dapat diputar, sehingga ketebalan kue dapat
lebih seragam.
 Kelly leaf filter.

 Filter Nutsche

Filter Nutsche merupakan modifikasi dan scale up dari filter yang digunakan
untuk mengetes proses separasi di laboratorium (batch, skala kecil). Dalam filter
Nutsche yang modern, beberapa proses sekaligus terjadi, mulai dari kristalisasi
dan presipitasi (pengendapan padatan), filtrasi (pemisahan padatan, pencucian,
dewatering) dan pengeringan (baik dengan pemvakuman maupun dengan
konveksi).

Gambar dibawah merupakan contoh operasi dari filter Nutsch

Filter ini banyak digunakan dalam industri farmasi/obat-obatan, dimana


kebersihan operasi dan kontrol proses menjadi faktor yang sangat penting.

15
Perhatikan bahwa reaktor-filter dapat dibalik untuk mengeluarkan filtrat
ataupun dimiringkan untuk mengeluarkan padatan. Filter Nutsche tersedia dengan
kapasitas (volume) antara 0.32 sampai 11.0 m3, dengan luas permukaan untuk
filtrasi antara 0.25 sampai 6.3 m2, dengan volume kue padatan antara 0.08 sampai
3.15 m3.

II. FILTRASI KONTINYU (CONTINUOUS FILTRATION)

Kebanyakan filter kontinyu dioperasikan pada tekanan vakum, sehingga


seringkali disebut sebagai vacuum filters.

Vacuum Filters diklasifikasikan sbb:

 Rotary Drum Vacuum Filter (RDVF)

Berdasarkan tempat terbentuknya kue padatan, Rotary Drum Vacuum Filter


dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: (a). External RDVF, dan (b). Internal

16
RDVF. Gambar potongan filter dibawah menjelaskan tentang perbedaan
keduanya.

External RDVF Internal RDVF

Pada External RDVF, slurry terletak diluar silinder filter (bagian luar
silinder filter sebagian tercelup dalam slurry) sehingga kue padatan akan terbentuk
pada permukaan luar silinder. Pada Internal RDVF, slurry terletak didalam
silinder filter, sehingga kue padatan akan terbentuk dibagian dalam silinder filter.

RDVF lazim digunakan untuk kecepatan pembentukan kue yang tinggi.


Kecepatan slurry > 5 liter/menit, dengan konsentrasi padatan > 1% dan diameter
partikel padatan ≥ 0.5 μm dan viskositas cairan < 100 cp.

Pada diktat ini, yang akan dibahas adalah external RDVF (selanjutnya
disebut RDVF saja). Secara skematis, diagram dari RDVF adalah sebagai berikut:

17
Gambar dibawah merupakan contoh gambar riil bagian dalam dari sebuah RDVF.

Mekanisme pemvakuman dan cara-cara pengambilan kue filter (scrapping) dari


silinder RDVF yang berputar dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

18
 Filter Cakram Berputar (Rotary Disk Filter , RDF)

Rotary Disk Filter tersusun atas cakram-cakram filter yang dipasang vertikal
dalam sebuah casing. Sebagian permukaan cakram tercelup dalam slurry.
Cakram-cakram berputar, dan slurry terhisap kedalam cakram dan
dikeluarkan/ditampung kedalam sebuah tangki penampung sementara. Kue
padatan terbentuk pada permukaan luar cakram (lihat gambar dibawah).

19
Rotary Disk Filter (tampak samping)
Kue padatan pada permukaan luar
cakram RDF

Bahan dari cakran dapat terbuat dari logam, plastik atau kayu. Fraksi cakram yang
tercelup dalam slurry sekitar 30-50%.

Filter cakram ini disukai karena efisien dalam penggunaan tempat (tempat
minimum untuk luas filter yang besar). Luas permukaan filter dapat mencapai 300
m2 (3300 ft2). Kerugiannya adalah: pencucian kue tidak efektif.

 Filter Meja Vakum (Vacuum Table Filter, VTF)

Vacuum Table Filter termasuk kelompok filter dengan umpan slurry dari atas
(top feed). VTF berbentuk seperti meja bundar yang perputar pada sumbunya.
Cairan slurry dialirkan kepermukaan filter. Pemvakuman pada sisi bawah filter

20
akan menyedot filtrat dan meninggalkan kue padatan pada permukaan filter (lihat
gambar dibawah).

Diagram skematis kerja Vacuum


Table Filter.

Ukuran filter (diameter): 0.9 – 7 m (3 – 24 ft), dengan area efektif untuk filtrasi
sekitar 80% dari luasan total. Kue biasanya dikeluarkan seletah menjalani 75%
putaran filter.

 Filter Ban Berjalan (Belt Filter)


Belt filter horisontal merupakan salah saru jenis vakum filter yang paling
sering digunakan di industri, karena fleksibilitasnya dalam pengoperasian, tahan
terhadap slurry yang korosif dan mempunyai kapasitas besar.

Kecepatan belt merupakan salah satu parameter penting yang harus diset
dalam pemakaiannya. Batasan utama terhadap kecepatan belt adalah batasan
mekanis. Beban belt dengan cake yang ada diatasnya menjadi pertimbangan
utama dalam merancang kecepatan belt. Meskipoun demikian, belt filter
merupakan filter yang tercepat untuk saat ini, dengan kecepatan dapat mencapai
50 m/menit.

21
Ketebalan kue: 100 – 150 mm (maksimum)

Luas aktif untuk filtrasi: 0.18 – 120 m2.

Beberapa keuntungan penggunaan filter belt antara lain: (a). Siklus filtrasi
dapat dikontrol dengan baik; (b). discharge kue dapat berjalan efektif; (c).
pembersihan media filter dan belt relatif mudah.

Dibawah ini adalah skema pengoperasian belt filter dan salah satu jenis belt filter
yang ada dipasaran.

22
2.7 Cara-Cara Dalam Proses Filtrasi

Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:
a. Pressure Filtration
Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.
b. Gravity Filtration
Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat.
c. Vacum Filtration
Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa udara
(penghisapan).

Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu


aliran cairan kristal kasar, penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair.
Kebanyakan penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau
pemisah sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau
diskontinyu, tergantung apakah buangan dari padatan tersaring tunak (steady) atau
sebentar-sebentar. Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran
fluida melalui peralatan secara kontinu, tetapi harus dihentikan secara periodik
untuk membuang padatan terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat
atau fluida tidak dihentikan selama peralatan beroperasi (Idrial, 1987)

23
 Penyaring Tekanan
Tekanan penyaring kerangka dan penyaring lempeng merupakan yang paling
sederhana dari semua penyaring tekanan, dan paling banyak digunakan. Filter ini
terdiri dari seperangkat lempengan yang dirancang untuk member sederetan
kompartemen untuk pengumpulan zat padat. Lempengan tersebut ditutup dengan
medium filter seperti kanvas. Slurry umpan masuk ke dalam masing-
masing lempengan dan medium filternya dengan tekanan, cairannya lewat
melalui kanvas dan keluar melalui pipa keluaran dan meninggalkan
zat padat basah di antara lempengan tersebut. Lempengan press yang
digunakan ada yang berbentuk bujur sangkar atau lingkaran, ada yang terletak
vertikal dan horizontal. Tetapi umumnya lempengan untuk zat padat itu dirancang
dengan membuat tekukan pada permukaan lempeng, atau dalam bentuk plate-
and-frame.
Pada desain plate and fram ini, lempengan berbentuk bujur sangkar dengan
panjang sisi 6-28 inci dan disusun silih berganti dengan bingkai
terbuka. Lempengan tersebut tebalnya berkisar 0,25 sampai 2 inci, sedangkan
bingkainya setebal 0,25 sampai 8 inci. Lempengan dan bingkai itu didudukkan
secara vertikal pada rak logam dengan medium filter dipasang menutupi setiap
bingkai dan dirapatkan dengan bantuan sekrup dan
rem hidraulik. Bubur umpan masuk pada satu ujung rakitan lempeng dan
bingkai tersebut. Slurry mengalir melalui saluran yang terpasang memanjang
pada salah satu sudut rakitan dari sudut tersebut melalui saluran tambahan
mengalir ke dalam masing-masing bingkai. Di sini zat padat itu
diendapkan di atas permukaan pelat. Cairan mengalir menembus kain filter,
melalui alur atau gelombang pada permukaan lempeng, sampai keluar press
filtertersebut.
Sesudah filter tersebut dirakit, slurry dimasukkan dari pompa atau tangki
pendorong pada tekanan 3 sampai 10 atm. Filtrasi lalu diteruskan sampai tidak
ada lagi zat cair yang keluar dan tekanan filtrasi naik secara signifikan. Hal ini
terjadi bila bingkai sudah penuh dengan zat padat sehinggga slury tidak
dapat masuk lagi. Filter itu disebut jammed. Setelah itu, cairan pencuci dapat

24
dialirkan untuk membersihkan zat padat dari bahan-bahan pengotor yang dapat
larut.Cake tersebut kemudian ditutup dengan uap atau udara untuk membuang sisa
zat cair tersebut sebanyak-banyaknya. Filter itu lalu
dibongkar, cake padatnya dikeluarkan dari medium filter sehingga jatuh ke
konveyor menuju tempat penyimpanan. Pada kebanyakan press filter, operasi
tersebut berlangsung secara otomatis. Sampai cake bersih,
proses pencucian memakan waktu beberapa jam karena cairan pencuci cenderung
mengikuti jalur termudah dan melangkahi bagian-bagian cake yang terjejal rapat.
Jika cake tidak terlalu rapat, sebagian besar cairan pencuci tidak efektif
membersihkan cake. Jika diinginkan pencucian sampai benar-
benar bersih, biasanya dibuat sluury lagi dengan cake yang belum tercuci
sempurna. Pencucian lebih lanjut dapat menggunakan zat cair pencuci dalam
kuantitas besar dan menyaringnya kembali dengan shell-and-leaf filter sehingga
memungkinkan pencucian yang lebih efektif dari pada plate and frame filter.

 Penyaring Gravitasi
Penyaring gravitasi umum dalam pengolahan air, di mana suatu penyaring
pasir digunakan untuk menjernihkan air sebelum deionisasi dan destilasi. Medium
penyaring dapat terdiri atas lapisan pasir atau cake bed, atau untuk tujuan-tujuan
khusus, suatu komposisi yang mengandung asbes, serat-serat selulosa, arang aktif,
tanah diatome, atau pembantu penyaring lain. Pemurnian air dalam skala kecil
dapat menggunakan keramik berpori sebagai suatu medium penyaring dalam
bentuk “lilin-lilin” berlubang. Cairan masuk dari sisi luar melalui keramik berpori
ke dalam bagian lilin yang berlubang (kosong). Filter ini tersusun atas tangki-
tangki yang bagian bawahnya berlubang-lubang dan diisi dengan pasir-pasir

25
berpori dimana fluida mengalir secara laminar. Filter ini digunakan untuk proses
fluida dengan kuantitas yang besar dan mengandung sedikit padatan. Contohnya :
pada pemurnian air. Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam tetapi
untuk pengolahan air biasa digunakan beton.Saluran dibagian bawah yang
berlubang mengarah pada filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran
agar memungkinkan backwashing dari dasar pasir untuk menghilangkan padatan-
padatan yang terakumulasi. Bagian bawah yang berlubang tertutup oleh batuan
atau kerikil setinggi 1 ft atau lebih untuk menahan pasir. Pasir yang biasa
digunakan dalam pengolahan air sebagai media filter adalah pasir-pasir kuarsa
dalam bentuk yang seragam. Kokas yang dihancurkan biasanya digunakan untuk
menyaring asam sulfur.Batu kapur biasanya digunakan untuk membersihkan
cairan organik baik dalam filtrasi maupun adsorbsi.
Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan
kasar (batu atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk
menahan materi-materi kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda
ukurannya harus diletakkan dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat
bercampur dan ukuran untuk setiap materi harusnya sama untuk menyediakan
pori-pori dan kemampuan yang maksimal.
Dengan melihat persyaratan ruang, metode yang efisiensi dapat
disediakan.Gravitasi nutzch adalah suatu tangki berdasarkan palsu atau bejana
media penyaring.Porselen nutzch dapat digunakan untuk mengumpulkan kristal-
kristal steril atau pengerjaan-pengerjaan di mana bubur tidak dapat bercampur
dengan logam-logam.Gravitasi nutzch bukanlah penyaring gravitasi sebenarnya,
karena sering kali dioprasikan (dijalankan) di bawah tekana atau vakum.

26
 Penyaring Vakum
Filtrasi vakum adalah teknik untuk memisahkan produk yang solid dari
campuran reaksi pelarut atau cair. Campuran padat dan cair dituangkan melalui
kertas filter dalam corong Buchner. Padat yang terperangkap oleh filter dan cairan
tersebut ditarik melalui corong ke dalam labu di bawah ini, dengan ruang hampa.
Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah
partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya. Penyaring vakum
dipakai untuk suatu ukuran besar, jarang digunakan untuk pengumpulan endapan-
endapan kristal atau penyaring steril. Penyaring vakum kontinu dapat menangani
beban kotoran yang tinggi dan pada suatu basis volume, dalam hal biaya cairan
yang disaring per galon murah. Dalam mengerjakan system penyaring drum
kontinu, vakum dipakai untuk drum (tong) tersebut, dan cairan mengalir melalui
lajur kontinu. Zat padat dikumpulkan pada akhir lajur tersebut.

27
28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan


melewatkannya pada medium penyaringan (septum) yang di atasnya padatan akan
terendapkan. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos
dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya.
Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:
a. Pressure Filtration
Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.
b. Gravity Filtration
Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat.
c. Vacum Filtration
Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa udara (penghisapan).

3.2 Saran

Diharapkan untuk pembaca terkhusunya mahasiswa ataupun pelajar untuk


dapat mempelajari dan memahami lebih lanjut materi filtrasi atau penyaringan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Dhiyah. 2014. “OTK 1-Pemisahan Secara Mekanik”.


http://diyahchemical.blogspot.com/2014/01/otk-1-pemisahan-secara-
mekanik.html , diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.10

Goldberg. 2004. “Kimia Untuk Pemula.” Jakarta : Erlangga

http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/7.-Unit-Filtrasi.pdf

Muntia, Rizka. 2014. “Makalah Operasi Teknik Kimia Filtrasi”.


http://domas09.blogspot.com/2013/02/makalah-operasi-teknik-kimia-
filtrasi_1.html , diakses pada 11 Maret 2019 pukul 18.55

Ubay, Dinda Labibah,dkk. 2014. “Unit Operasi I”. https://edoc.site/makalah-


pneumatic-conveyordocx-pdf-free.html , diakses pada 11 Maret 2019
pukul 20.02

Wikipedia. 2017. “Unit Operasi”. https://id.wikipedia.org/wiki/Unit_operasi ,


diakses pada 11 Maret 2019 pukul 19.15

Zakiah, Wilda. 2018. “Unit Operasi Filtrasi”.


https://www.academia.edu/8994773/UNIT_OPERASI , diakses pada 11
Maret 2019 pukul 19.10

shylala. 2018. “Unit Operasi Proses”.


https://www.scribd.com/doc/21059857/Pertm-1-Unit-Operasi-Proses ,
diakses pada 11 Maret 2019 pukul 19.18

Dara, Daril Eka. 2017. “Tugas Unit Operasi”.


https://www.scribd.com/doc/276597267/Tugas-Unit-Operasii , diakses
pada 11 Maret 2019 pukul 20.17

Tenviro, Nisa. 2014. “Unit Operasi”. https://prezi.com/kfphdmbtcbpm/unit-


operasi/ , diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.20

30

Anda mungkin juga menyukai