Anda di halaman 1dari 25

I.

Judul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams

Achievement Divisions untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP Negeri 14

Banda Aceh.

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal pendidikan

mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan proses

pembelajaran. Namun untuk mencapai tujuan pembelajaran sangat tergantung

pada proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, salah satu usaha yang harus

dilakukan guru dalam pembelajaran Geografi adalah mengoptimalkan penggunaan

model pembelajaran sebagai alat bantu mencapai ketuntasan belajar yang ingin

dicapai.

Pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas, akan terjadi

hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan

mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh

tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung

guru sulit menentukan langkah mana yang berpengaruh positif terhadap hasil

belajar siswa.

Misalnya gaya mengajar mana yang respon siswa selama ini positif,

strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama ini. Media dan

metode mana yang tepat digunakan dalam menyajikan bahan atau dapat

membantu mengaktifkan siswa dalam belajar. Hal tersebut memperkuat anggapan

1
bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar, sehingga

tercipta suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa yang pada akhirnya

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berbagai faktor penentu keberhasilan siswa dalam belajar, khususnya mata

pelajaran Geografi adalah metode atau cara guru mengajar. Menurut Surackhmad

(Suryosubroto 2009: 140) bahwa, “Metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan

daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu pelajaran

diberikan kepada murid-murid disekolah.”

Penguasaan materi pada guru dituntut pula untuk memiliki keterampilan

dalam menyampaikan materi yang diajarkan dan cara menciptakan suasana agar

siswa termotivasi dan aktif belajar sehingga tujuan pembelajaran Geografi dapat

tercapai dengan model atau metode yang digunakan. Hubungan metode mengajar

dengan prinsip-prinsip belajar atau asas-asas belajar sangat erat. Kerelevansian

metode mengajar dengan prinsip-prinsip belajar akan membangkitkan gairah

belajar anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa metode mengajar merupakan suatu teknik atau cara yang

ditempuh guru dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa.

Dalam proses pembelajaran Geografi sangat diperlukan kemampuan dan

keterampilan guru dalam mengelola kelas yang optimal demi terciptanya kondisi

kelas yang dapat menumbuhkan minat dan daya tarik siswa-siswi terhadap

pelajaran Geografi sehingga memperoleh hasil maksimal. Pembelajaran

kooperatif dapat membuat siswa berperan lebih aktif ketika pembelajaran sedang

berlangsung seperti dengan menggunakan model Student Teams Achievement

2
Division (STAD), Karena itu penggunaan model pembelajaran tersebut sangat

baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif

yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan

kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran

kooperatif yang efektif.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe

STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok,

kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga

terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.

Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan siswa dapat

berperan aktif dan menghilangkan kejenuhan pada saat mengikuti proses

pembelajaran serta berpikir secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan

atau dialami, sehingga siswa diharapkan tertarik untuk mengulang pembelajaran

di rumah untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran di kelas pada pertemuan

berikutnya. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat

terwujud. Namun tidak semua materi dapat diperlakukan dengan menggunakan

model yang sama, karena antara satu model dengan model pembelajaran yang

lainnya banyak terdapat perbedaan. Model pembelajaran STAD ini dapat

mengembangkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa walaupun prestasi yang

dicapai siswa belum tentu sama.

3
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini

penulis menerapkan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran Geografi

sebagai solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan siswi di sekolah

tersebut. Untuk menemukan jawaban dari masalah ini perlu dilakukan suatu

penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student

Teams Achievement Divisions untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP Negeri 14 Banda Aceh”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran Geografi

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswi pada mata pelajaran

Geografi semester II kelas VIII SMP Negeri 14 Banda Aceh tahun ajaran

2015/2016.

2. Apakah aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan mencerminkan

keterlaksanaan pembelajaran model pembelajaran STAD.

3. Bagaimana keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui

penerapan model pembelajaran STAD.

4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran model pembelajaran STAD.

4
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran

STAD.

2. Apakah aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran mencerminkan

keterlaksanaan pembelajaran model STAD.

3. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui penerapan model

pembelajaran STAD.

4. Respon siswa terhadap pembelajaran model pembelajaran STAD.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membuat penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup penelitian

ini hanya dibatasi pada :

1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran STAD.

2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Banda Aceh

tahun ajaran 2015/2016

3. Nilai yang digunakan untuk penelitian ini berupa nilai latihan harian siswa

kelas VIII SMP Negeri 14 Banda Aceh tahun ajaran 2015/2016.

5
1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

a. Bagi siswa

1) Menambah wawasan bagi siswa untuk lebih mudah memahami pelajaran

Geografi dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD.

2) Sebagai gambaran untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa di

kelas.

b. Bagi guru

1) Menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian pembelajaran dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Menambah motivasi guru dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran

sehingga prestasi belajar siswa sesuai dengan kurikulum program

pendidikan.

3) Menambah keterampilan dan kompetensi yang memenuhi standar

pendidikan nasional dalam mengelola pembelajaran di kelas.

c. Bagi sekolah

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

memecahkan masalah keberhasilan mutu pendidikan dan perbaikan

pembelajaran di sekolah

6
1.6 Definisi Operasional

Untuk memudahkan memahami makna dari kata-kata operasional yang

akan dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mendefenisikan kata

operasional yang dipakai, yaitu:

1. Penerapan adalah perihal mempraktekkan sesuatu, dalam hal ini untuk

mengetahui peningkatan terhadap prestasi belajar siswa dibutuhkan

bagaimana cara mempraktekkan berbagai model pembelajaran yang

menunjang proses belajar seperti model pembelajaran giving question and

getting answer (Kamus besar bahasa Indonesia, 1991)

2. Model adalah cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar

untuk mempermudah penyampaian materi kepada siswa. (slavin, 1995)

3. Pembelajaran adalah suatu bentuk usaha menyampaikan pengetahuan

kepada peserta didik atau siswa di sekolah (Slamento, 1995:58).

4. STAD merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran

kooperatif yang sederhana, efektif dan baik untuk guru yang baru mulai

menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas (Suprijono, 2012:71).

5. Hasil Belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh dari proses belajar,

diasumsikan dengan nilai angka yang diperoleh dari evaluasi berupa tes

dan nilai tingkah laku yang diberikan oleh penilai berdasarkan aspek

tujuan setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

6. Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan kehidupan

dimuka bumi serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam

kaitannya dengan aspek keruangan dan waktu (Wardiyatmoko, 2006:3).

7
II. Landasan Teoretis

2.1 Pengertian Belajar

Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses usaha perubahan tingkah

laku yang terjadi pada diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan.

Hakim (2001:1) mengemukakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses perubahan

di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, dan daya pikir.

2.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan capaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah

proses belajar. Hasil belajar dan proses belajar adalah satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan, karena hasil belajar pada hakikatnya adalah hasil akhir dari

sebuah proses belajar. Hasil belajar adalah taraf keberhasilan mempelajari materi

pelajaran dan dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Keberhasilan dari kegiatan belajar

seseorang dapat dilihat dari prestasi belajar yang dimilikinya. Dikatakan berhasil

dalam belajar bukan hanya mampu memegang predikat lulus saja, tetapi harus ada

untuk meningkatkan kualitas belajar dengan rajin dan tekun serta berusaha

mengembangkan diri sendiri.

2.3 Evaluasi Hasil Belajar

Secara harfiah, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation,

berarti nilai atau tafsiran. Menurut Syah (2006:195), Evaluasi artinya penilaian

8
terhadap tingkat keberhasilan seseorang sehingga mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam sebuah program.

Menurut Syah (2006:196), tujuan dilakukannya evaluasi terhadap hasil

belajar peserta didik adalah:

a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan peserta didik dalam kelompok
kelasnya.
c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan peserta didik dalam
belajar.
d. Untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah menggunakan
kemampuan kecerdasan yang dimilikinya untuk kemampuan belajar.
e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar
yang telah digunakan pendidik dalam proses belajar mengajar.

Penilaian adalah suatu kegiatan untuk mengetahui hasil belajar peserta

didik dalam proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2005), pengertian

penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar

yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek

yang dinilai adalah hasil belajar siswa.

2.4 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran tutorial untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran seperti buku-buku, film, dan kurikulum. Setiap

model pembelajaran mengarahkan guru dalam mendesain pembelajaran untuk

membantu peserta didik sedemikian rupa hingga tujuan pembelajaran tercapai.

Sanjaya (2005:145) mengemukakan bahwa “model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

9
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan

berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran serta para pengajar

dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”.

2.5 Pembelajaran Tipe STAD

STAD merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran

kooperatif yang sederhana, efektif dan baik untuk guru yang baru mulai

menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas. Model pembelajaran STAD

termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif

ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan.

Dalam proses pembelajaran kooperatif siswa di dorong untuk bekerja sama

pada suatu tugas bersama dan harus mengkoordinasikan usahanya untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran kooperatif

adalah untuk meningkatkan prestasi belajar akademik siswa dan dapat menerima

berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

2.6 Langkah-langkah Pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD mengharuskan siswa belajar dalam kelompok

kecil. Setiap siswa akan belajar dan saling mengajarkan. Keberhasilan yang

dicapai oleh seorang siswa akan menentukan keberhasilan kelompoknya (Barlian,

2009). Biasanya dalam setiap kelompok ditunjuk seorang siswa yang mempunyai

pemahaman lebih untuk dapat menjalankan kegiatan kelompok. Keberhasilan

kolektif kelompok yang menjadi tujuan diskusi kelompok.

10
Herdian (2009) mengungkapkan bahwa ada 5 komponen utama

pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:

a. Penyajian kelas.

b. Belajar kelompok.

c. Kuis.

d. Skor Perkembangan.

e. Penghargaan kelompok.

2.7 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan

tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai

hasil dari tindakan-tindakan tersebut (Sukidin, 2008:24). Tindakan tersebut

diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Pelaksanaan PTK tidak terlepas dari prinsip-prinsipnya. Ada 10 prinsip

pelaksanaan PTK menurut Sukidin (2008:19). Kesepuluh prinsip PTK tersebut

adalah seperti yang dijelaskan berikut ini:

a. PTK tidak boleh mengganggu pembelajaran dan tugas-tugas guru.


b. PTK tidak boleh banyak menghabiskan waktu, karena itu PTK sudah
harus dirancang dan dipersiapkan dengan rinci dan matang.
c. Pelaksanaan PTK hendaknya konsisten dengan rancangan yang telah
dibuat.
d. Masalah yang dikaji haruslah merupakan masalah yang benar-benar ada
dan dihadapi oleh guru.
e. Pelaksanan PTK harus selalu mengikuti etika kerja yang berlaku
(memperoleh izin kepala sekolah, membuat laporan dan lain-lain).
f. Harus selalu menjadi lebih fokus bahwa PTK bertujuan untuk
menjadikan adanya perubahan atau peningkatan mutu proses dan hasil
belajar, melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, oleh karena itu

11
adanya kemauan dan kemampuan untuk merubah menjadi sangat
penting.
g. PTK dimaksudkan pula untuk membelajarkan guru agar mampu
meningkatkan kemauan dan kemampuan berfikir secara kritis dan
sistematis.
h. PTK juga bertujuan untuk membiasakan atau membelajarkan guru
untuk menulis, membuat catatan berbagai kegiatan akademik lain.
i. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas
dan tajam.
j. PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya
terdapat empat tahap utama kegiatan yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.

2.8 Tahapan dalam penelitian tindakan kelas

1). Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis

untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK hendaknya cukup

fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang tidak dapat diduga dan

kendala yang belum kelihatan. Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan

hipotesis tindakan yang diuji secara empirik sehingga perubahan yang diharapkan

dapat mengidentifikasi aspek dan hasil pembelajaran.

Rencana penelitian tindakan kelas juga merupakan tindakan yang tersusun

dan harus memiliki pandangan jauh ke depan, yakni untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar siswa. Pada tahap ini

peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan

bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2). Tindakan (acting)

Pengertian tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang

dilakukan oleh peneliti secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi

12
praktik yang cermat dan bijaksana. Dalam konteks ini, tindakan digunakan

sebagai kebijakan bagi guru untuk pengembangan tindakan-tindakan berikutnya,

yaitu tindakan yang dilakukan guru disertai kemauan kuat untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun tindakan yang dilakukan tersebut

adalah sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

3). Pengamatan (observing)

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh gambaran secara cermat tentang

tindakan yang sedang dilakukan dan kemudian mendokumentasikan pengaruh

atau dampak dari tindakan tersebut. Pengamatan pada dasarnya berorientasi ke

masa yang akan datang, memberikan dasar bagi kegiatan refleksi pada saat

sekarang. Lebih-lebih lagi ketika putaran atau siklus tindakan itu sedang berjalan.

4). Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah mengingat, merenungkan, mencermati, dan menganalisis

kembali suatu tindakan sebagaimana yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi

dalam penelitian tindakan kelas berusaha memahami proses, masalah, persoalan

dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah dilakukan selama proses

pembelajaran.

2.9 Tujuan PTK

Adapun tujuan PTK berdasarkan penjelasan dari Sukidin (2008:36) ada

empat. Keempat penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu, isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan


pembelajaran di sekolah.

13
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah
sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

2.10 Manfaat PTK

Manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek akademis dan

aspek praktis.

1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan

pengetahuan yang shahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki

mutu pembelajaran dalam jangka pendek.

2. Manfaat praktis dalam penelitian tindakan antara lain: (1) merupakan inovasi

pembelajaran, peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran. (2)

pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya dengan guru melakukan

penelitian tindakan, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum

dalam tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu disesuaikan dengan

situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan efektif (Sukidin,

2008:40).

III. Metodologi Penelitian

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang

bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki

14
dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga

siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Sukidin,2008:13).

Karakteristik penting dalam PTK adalah masalah yang diteliti untuk dipecahkan

harus selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh

guru sehari-hari di kelas. Jadi, PTK akan dapat dilaksanakan jika guru sejak awal

memang menyadari adanya masalah yang terkait dengan proses dan hasil

pembelajaran yang dihadapi di kelas dan harus dipecahkan.

Pada kenyataannya tidak semua guru mampu melihat sendiri apa yang

sudah dilakukan selama pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Dapat terjadi

guru berbuat kekeliruan selama bertahun-tahun dalam melakukan proses

pembelajaran, tetapi tidak mengetahui bahwa yang dilakukan itu salah. Bahkan,

sangat boleh terjadi guru merasa yang dilakukannya selama ini diyakini sebagai

suatu yang benar. Oleh sebab itu, guru dapat meminta bantuan orang lain untuk

melihat apa yang selama ini dilakukan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Sehingga sangat penting dilakukannya proses kolaborasi/kerjasama antara guru

dan peneliti (Sukidin, 2008:3).

Penelitian ini terdiri dari tiga siklus dengan tiap siklus terdiri atas empat

tahap, yaitu: rencana, tindakan, observasi, refleksi. Sebelum melaksanakan

penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut:

1. Tahap persiapan

a. Menentukan jumlah siklus pertemuan yaitu 2 kali tatap muka yang terdiri

dari satu sub pokok bahasan.

b. Menentukan kelas penelitian yaitu kelas VIII-1

15
c. Menetapkan materi yang diajarkan yaitu pada pokok pembahasan

mendeskrisipkan geografi kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi

yang dibagi dalam 3 kali pertemuan.

e. Menyusun alat evaluasi berupa pre test dan post test sesuai dengan materi

kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia.

f. Menyusun lembar pengamatan kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran Geografi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

g. Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam penerapan

pembelajaran model kooperatif tipe STAD.

h. Menyusun angket respon siswa terhadap pembelajaran model kooperatif

tipe STAD.

2. Tahap pelaksanaan

a. Perencanaan (Planning)

Pada setiap tatap muka guru menyiapkan RPP, soal pre test dan post test,

serta instrumen penelitian berupa lembar analisis data keterampilan guru dalam

mengelola pembelajaran model kooperatif tipe STAD, lembar pengamatan

aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran model kooperatif tipe STAD,

persiapan ini semuanya disesuaikan dengan materi dan permasalahan yang akan

disajikan. Langkah-langkah dalam perencanaan yaitu:

1). Guru memberikan pre test kepada siswa.

16
2). Guru memberi motivasi kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dan

menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada

pertemuan tersebut.

3). Guru mengarahkan siswa untuk belajar melalui model kooperatif tipe STAD.

4). Diakhir pembelajaran guru melakukan penilaian dengan mengadakan evaluasi

berupa post test guna mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi

pedosfer dengan menggunakan soal yang telah disusun oleh guru dan sesuai

dengan RPP.

5). Selanjutnya guru bersama dua orang pengamat akan melakukan refleksi

tentang apa yang telah dilakukan oleh guru maupun siswa dan apa yang

dialami ketika proses pembelajaran berlangsung, serta bagaimana dampak dari

tindakan yang telah diterapkan guru terhadap suasana belajar dan hasil belajar

siswa. Dari hasil refleksi tersebut, guru akan menyusun langkah-langkah

tindakan selanjutnya atau untuk siklus berikutnya sampai permasalahan

dianggap tuntas atau perlu tindakan selanjutnya.

b. Tindakan (acting)

Pada tahap tindakan guru mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Memberikan pre test

2. Memberikan motivasi kepada siswa

3. Menyebutkan dan menuliskan materi pokok yang akan dipelajari

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

5. Mengarahkan siswa belajar melalui model kooperatif tipe STAD

6. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran

7. Memberikan post test.

17
c. Observasi (observing)

Pada saat peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran dilakukan

observasi (pengamatan) oleh dua orang pengamat terhadap aktivitas guru dan

siswa serta kemampuan guru dalam mengelola kelas dengan menggunakan

pembelajaran model kooperatif tipe STAD. Tugas pengamat adalah mengisi

instrumen aktivitas guru dan siswa, dan instrumen keterampilan guru dalam

mengelola pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD.

d. Refleksi (reflecting)

Setelah selesai kegiatan pembelajaran guru bersama pengamat melakukan

refleksi terhadap pelaksanaan siklus 1, hasil refleksi atau masukan yang diberikan

oleh pengamat dijadikan pedoman dalam perencanaan siklus 2. Selanjutnya

peneliti melakukan tindakan pada siklus 2, dengan memperbaiki kekurangan yang

terjadi pada siklus 1, begitu juga dengan tindakan pada siklus yang selanjutnya.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Siklus Selanjutnya

Gambar 3.1 Siklus Rancangan Penelitian Tindakan (Arikunto, 2008:16)

18
Dari uraian di atas, maka inti dari penelitian ini adalah adanya tindakan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik. Langkah-langkah

pelaksanaan tindakan meliputi keempat komponen yang telah disebutkan di atas

dan berlangsung secara siklus, yaitu rencana-tindakan-observasi-refleksi, seperti

tampak pada gambar 3.1.

3.2 Subjek Penelitian

Sebagai subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri 14 Banda

Aceh pada tahun pelajaran 2014/2015, peneliti mengambil Kelas VIII-1 SMP

Negeri 14 Banda Aceh sebagai subjek penelitian karena berdasarkan

pertimbangan guru bidang studi dan juga peneliti, bahwa pada kelas tersebut nilai

rata-rata ujian siswa masih rendah, serta kurang aktif jika dibandingkan dengan

kelas lainnya, dalam menerima pelajaran khususnya pelajaran Geografi yang

mereka anggap sulit.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Banda Aceh yang terletak di

Jalan …………………………. Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan mulai

tanggal ………….. sampai dengan…………….

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Tes

Tes adalah cara yang dipergunakan atau prosedur yang ditempuh dalam

rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk

pemberian tugas (pertanyaan yang harus dijawab) atau perintah-perintah (yang

19
harus dikerjakan) sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran

tersebut dapat melambangkan pengetahuan atau keterampilan siswa sebagai hasil

dari kegiatan pembelajaran (Toha:1994:6).

Tes hasil belajar (evaluasi) dilakukan melalui dua tahap yaitu pre test dan

post test. Pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

diterapkan pembelajaran model kooperatif tipe STAD, sedangkan post test

diberikan setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran model kooperatif tipe STAD. Pre test dan post test merupakan tes

pilihan ganda yang mencakup materi mendeskrip Geografikan kondisi fisik

wilayah dan penduduk Indonesia. Data tes hasil belajar siswa dikumpulkan pada

setiap siklus, yaitu di setiap akhir pertemuan. Tes awal diberikan sebelum proses

pembelajaran berlangsung dan tes akhir diberikan setelah proses pembelajaran

berlangsung, ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan model pembelajaran

yang digunakan.

3.4.2 Observasi

Observasi adalah pengamatan dan peninjauan langsung ke lokasi

penelitian untuk mendapatkan informasi kegiatan belajar mengajar yang meliputi:

a. Pengamatan terhadap kemampuan guru

Selama pembelajaran berlangsung kemampuan guru diamati oleh seorang

pengamat dengan menggunakan lembar observasi kemampuan guru. Lembar ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

model kooperatif tipe STAD. Lembar pengamatan ini meliputi aspek

pendahuluan, kegiatan inti, penutup, suasana kelas dan pengelolaan waktu.

20
Pengamatan ini dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

memberikan tanda cek () yang sesuai dengan kolom yang tersedia. Pengamatan

dilakukan oleh dua orang pengamat yaitu guru bidang studi Geografi pada kelas

yang diteliti di SMP Negeri 14 Banda Aceh. Data ini akan dikumpulkan pada

akhir pembelajaran pada tiap-tiap siklusnya.

b. Pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa

Aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung diamati oleh

seorang pengamat dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan

siswa. Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran model

kooperatif tipe STAD, digunakan untuk mengetahui aktivitas fisik yang dilakukan

guru dan siswa selama PBM penerapan model kooperatif tipe STAD. Lembar

pengamatan aktivitas guru ini meliputi penyampaian indikator, memotivasi siswa,

memonitor dan membimbing siswa dalam pembelajaran model kooperatif tipe

STAD, serta melakukan evaluasi. Sedangkan untuk aktivitas siswa, diantaranya

mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, membagi kelompok,

mengerjakan atau menyelesaikan soal-soal yang terdapat pada instrument.

3.4.3 Angket

Angket diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon

siswa terhadap pelaksanaan model kooperatif tipe STAD. Angket berisi tentang

pertanyaan siswa terhadap minat, pemahaman bahasa yang digunakan dan

pendapat mereka terhadap pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe

STAD. Angket diberikan kepada siswa setelah pembelajaran berakhir dan data ini

dikumpulkan diakhir pertemuan pada setiap siklusnya.

21
3.5 Teknik Pengolahan Data

Tahap pengolahan data merupakan tahap yang paling penting dalam suatu

penelitian, karena pada tahap ini hasil penelitian dapat dirumuskan setelah semua

data terkumpul. Maka untuk mendeskr Geografiikan data penelitian dilakukan

perhitungan sebagai berikut:

1. Analisis data hasil belajar siswa

Ketuntasan hasil belajar siswa ditetapkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang berlaku di SMP Negeri 14 Banda Aceh, yaitu jika seorang

siswa mendapat skor kurang dari 70 dikategorikan sebagai siswa yang belum

tuntas, dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 dikatakan

sebagai siswa yang telah tuntas secara individual. Sedangkan untuk keberhasilan

kelas atau nilai klasikal dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu

menyelesaikan atau mencapai sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik

yang ada di kelas tersebut (Suryosubroto, 2002:77).

Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui ketuntasan individual dan

ketuntasan klasikal dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada konsep kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia di SMP Negeri

14 Banda Aceh dianalisis dengan menggunakan rumus statistik deskriptif, yaitu:

a. Ketuntasan individual dihitung dengan menggunakan rumus:

f
P 100% (Anas Soedjiono, 2005:43)
N

22
Keterangan:

P = Persentase yang dicari

f = Frekuensi soal yang dijawab benar

N = Jumlah keseluruhan soal

b. Ketuntasan klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:

f
P 100% (Anas Soedjiono, 2005:43)
N
Keterangan:

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi siswa yang jawab benar

N = Jumlah keseluruhan siswa

2. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dalam model kooperatif tipe


STAD

Data kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model kooperatif tipe STAD menggunakan statistik rata-rata skor

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Budiningarti (1998:10) sebagai berikut:

 Skor 1,00 – 1,69 kurang baik

 Skor 1,70 – 2,59 sedang

 Skor 2,60 – 3,40 baik

 Skor 3,51 – 4,00 baik sekali

23
3. Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
Data aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan penerapan model kooperatif tipe STAD dianalisis dengan

menggunakan rumus statistik deskriptif dengan persentase, yaitu:

f
P 100%
N (Anas Soedjiono, 2005:43)

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi aktivitas yang dilakukan

N = Banyaknya aktivitas yang dilakukan

4. Analisis data respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar

Untuk mengetahui persentase respon siswa terhadap kegiatan belajar

mengajar dengan penerapan pembelajaran model kooperatif tipe STAD digunakan

analisis statistik persentase, yaitu:

f
P 100%
N (Anas Soedjiono, 2005:43)

Keterangan:

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi respon siswa

N = Jumlah siswa

24
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Darmaningtyas. 2004. Pendidikan Yang Memiskinkan. Jakarta: Galang Press

Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Hakim, Thursan. 2001. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Santrock, John W. 2002. Life–Span Development (Perkembangan Sepanjang


Hidup). Jakarta: Erlangga

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

25

Anda mungkin juga menyukai