II. PERALATAN
III. BAHAN
‘
IV. PEMBAHASAN TEORI
h1 = ht2 – hp
ℎ1
Kandungan lumpur = ℎ2 ×100% ..........................( 2 )
dimana :
dimana :
1. Timbang kerikil tertahan saringan no. 4 / 4,75 mm yaitu sebesar 1000 gram
dengan berat = a.
3. Kemudian dicuci sampai bersih dari lumpur, lalu masukkan kedalam oven
𝑎−𝑏
( % ) Kadar lumpur = × 100 %
𝑎
VI. DATA PENGUKURAN
UNIVERSITAS PANCASILA
LABORATORIUM SIPIL FAKULTAS TEKNIK
MEKANIKA TANAH – UKUR TANAH – JALAN & ASPAL – KONST. BETON – HIDROLIKA
Jl. Lenteng Agung Raya, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan (12640) Telp. (021) 7864730
Ext. 25. (021) 7270086 Ext.326 Fax. (021) 7270128 Email : teknik@univ.pancasila.ac.id
Percobaan I II
Berat contoh kering (Semula) + tempat 1030 gr 1130 gr
(A − B)
Kadar lumpur & lempeng = × 100% 0,209 % 1,382 %
A
Percobaan I
3. Berat Tempat = 73 gr
(957 − 955)
= × 100 %
957
= 0,209 %
Percobaan II
(1085 − 1070)
= × 100 %
1085
= 1,382 %
(0,209 % + 1,382 %)
Kadar Lumpur Rata-rata =
2
1,591%
=
2
= 0,795%
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan ini agregat kasar yang tidak diukur kadar lumpulnya
karena untuk syarat agregat kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari
70 mikron (0,074 mm) maksimum 1% tapi ternyata agregat kasar pada
saringan tersebut mrmiliki nilai 0%, jadi agregat kasar tidak memiliki kadar
lumpur dan tidak perlu dicuci lagi.
VIII. DOKUMENTASI
Gambar 10.1
Gambar 10.2
Penimbangan agregat tertahan
Memasukkan agregat kasar kedalam
saringan no. 4 / 4,75 mm.
wadah
Gambar 10.3