Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Tingkat Kebisingan pada Kapal
Penangkap Ikan (Studi Kasus pada Modern Boat Liftnet KM Omega Jaya di Pulo
Ampel Serang Banten) adalah benar karya saya sendiri dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skipsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor
GUN GUMELAR S. Noise Rate on Fishing Vessel (Case Study on Modern Boat
Liftnet KM Omega Jaya in Pulo Ampel Serang, Banten. Supervised by VITA
RUMANTI KURNIAWATI and BUDHI HASCARYO ISKANDAR.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Disetujui oleh :
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penelitian yang dilakukan
pada bulan januari 2014 digunakan sebagai dasar pembuatan skripsi ini. Skripsi
ini berjudul Tingkat Kebisingan pada Kapal Penangkapan Ikan Studi Kasus pada
Modern Boat liftnet di Pulo Ampel Serang, Banten..
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dan memberikan masukan untuk penyelesaian skripsi ini, terutama
kepada :
1. Vita Rumanti Kurniawati,SPi,MT dan Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar,MSi.
selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan
saran;
2. Dr. Ir. Darmawan, MAMA selaku penguji yang telah banyak memberikan
masukan dan saran;
3. Mama, Papa, Kaka kaka, serta seluruh keluarga, atas segala doa, dukungan
dan kasih sayangnya;
4. Om Mina, dan Keluarga pihak dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kab.
Serang
5. KM Omega Jaya dan keluarga yang telah memberikan bantuan dan
tumpangan untuk ikut melaut selama penelitian;
6. Cahra, Prori, Lutfi Imam, Zuhdi, Surini, Isel, Tyas, Adi, Gilang, Ade Imam,
Maul, Iin, Fais, Fajar, Bagus, Ardian, Eka, Tyas, Ulfah, Lia, Idem, dan
seluruh PSP 46 yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan;
7. M.Taufan Akbar Sahabat serumah dari TBP yang memberiakan masukan dan
semangatnya dalam menyelesaikan skripsi;
8. Farhana Zahrotunisa, Tabah Wira Perdana, Fitri Irawan dan Fetri; dan
9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa dan belum saya sebutkan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini
dan penelitian berikutnya di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat.
DAFTAR GAMBAR
.
1. Peta lokasi penelitian 3
2. Layout KM Omega Jaya 4
3. Tahapan penelitian 6
4. General Arrangement KM Omega Jaya 8
5. Pola sebaran kebisingan pada kondisi mesin utama menyala 12
6. Kontur sebaran kebisingan pada kondisi mesin generator menyala 14
7. Posisi ABK saat Operasi Penangkapan Ikan berlangsung 14
DAFTAR LAMPIRAN
1. KM Omega Jaya 18
2. Mesin Utama KM Omega Jaya 18
3. Generator KM Omega Jaya 19
PENDAHULUAN
Latar Belakang
jenis Modern Boat Liftnet di Indonesia. Dengan demikian hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang tingkat kebisingan di atas kapal
dan pengaruhnya terhadap kesehatan ABK serta rekomendasi untuk mengurangi
dampak negatif dari kebisingan.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Peralatan Penelitian
Pada penelitian ini ada dua jenis data yang diambil, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer terdiri dari sumber-sumber kebisingan di atas kapal,
nilai dan pola sebaran kebisingan, waktu kerja di atas kapal, pola sebaran ABK di
atas kapal, dan keluhan pendengaran, pengetahuan tentang kebisingan. Data
sekunder yang digunakan yakni Nilai Ambang Batas (NAB) dari Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : Kep-51/Men/1999 tentang
nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja.
Pengambilan data
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus. Objek penelitian ini
adalah satu unit kapal penangkapan ikan,yaitu Modern Boat Liftnet (KM Omega
Jaya). Pada penelitian ini, data primer diperoleh dengan dua cara yaitu
pengamatan langsung dan penyebaran kuesioner. Data primer yang diperoleh
melalui kegiatan operasi penangkapan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis dan metode Pengambilan data
Keterangan: (a) ruang mesin utama (b) ruang generator (c) knalpot
Gambar 2 Layout ordinat di KM Omega Jaya
5
15 menit 100 dB
7,5 menit 103 dB
Sumber : SNI 16-70063-2004
Tahapan Penelitian
Ruang mesin berada di bawah dek kapal dengan ukuran tinggi 1 m, lebar 2
m dan panjang 2 m dengan konstruksi kayu. Ruang mesin berisi dua mesin yakni
mesin utama (main engine) dan generator (Lampiran 2 dan 3) Mesin utama (main
engine) digunakan untuk menggerakkan kapal dan mesin generator pembangkit
listrik untuk menyalakan lampu dalam operasi penangkapan ikan. Mesin utama
dan generator menggunakan mesin diesel PS 120 merk mitsubishi buatan tahun
2002. Mesin PS 120 merupakan mesin yang biasa digunakan pada truk angkutan.
Ruang kemudi dan ruang akomodasi berada tepat di atas ruang mesin
utama (main engine). Ruangan tersebut memiliki dimensi panjang 3 m, lebar 2 m,
1,5 m. Hasil tangkapaan yang didapat oleh KM Omega Jaya diletakan di dalam
box fiber berukuran 1 m x 1 m x1 m. Gambar 4 berikut menunjukkan general
arrangement KM Omega Jaya.
Gambar 4 General Arrangement KM Omega Jaya
9
Sumber Kebisingan
dilakukan pada dua kondisi, yaitu pada saat kondisi mesin utama saja yang
menyala dan kondisi mesin generator saja yang menyala. Pengukuran dilakukan
secara terpisah karena kedua mesin tersebut tidak menyala di waktu bersamaan
selama operasi penangkapan ikan berlangsung.
Pengukuran pada kedua kondisi tersebut menghasilkan data nilai
kebisingan dan sebaran kebisingan. Secara keseluruhan, perbedaan besar
kebisingan di masing-masing kondisi mesin menyala tidak berbeda jauh dan
mempunyai pola penyebaran yang hampir serupa. Nilai dan sebaran kebisingan
pada kondisi mesin utama yang menyala dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 5.
Sementara itu, nilai dan sebaran kebisingan pada kondisi mesin generator menyala
dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 6.
Keterangan: (a) ruang mesin utama (b) ruang generator (c) knalpot
Gambar 5 Pola sebaran kebisingan pada kondisi mesin utama menyala
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai kebisingan yang tertinggi
pada kondisi mesin utama menyala berada di ordinat c,13 sebesar 105,36 dB(A).
Nilai terendah berada di ordinat c,0 sebesar 72,63 dB(A). Nilai perbedaan antara
nilai kebisingan tertinggi dan terendah sebesar 32,91 dB(A) dengan jarak 13 m
dan rata-rata pengurangan nilai kebisingan sebesar 2,3 dB(A) di setiap
penambahan jarak 1 m. Nilai rata-rata kebisingan secara keseluruhan sebesar
91,19 dB(A).
keterangan: (a) ruang mesin utama (b) ruang mesin generator (C) knalpot
Gambar 6 Kontur sebaran kebisingan pada kondisi mesin generator menyala
Berdasarkan data pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai kebisingan yang
tertinggi pada kondisi mesin utama menyala berada di ordinat c,9 sebesar 104,72
dB(A). Nilai terendah berada di ordinat c,0 sebesar 70,01 dB(A). ). Nilai
perbedaan antara nilai kebisingan tertinggi dan terendah sebesar 34,02 dB(A)
dengan jarak 9 m dan rata-rata pengurangan nilai kebisingan sebesar 2,79 dB(A)
di setiap penambahan jarak 1 m. Nilai rata-rata kebisingan secara keseluruhan
sebesar 93,85 dB(A).
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat generator menghasilkan kebisingan
yang lebih tinggi dari mesin utama. Hal itu terlihat dari daerah kebisingan
bewarna merah pada saat generator menyala lebih banyak dibandingkan saat
mesin utama menyala. Hal ini karena generator terletak di tengah-tengah KM
Omega Jaya , sedangkan mesin utama terletak di bawah rumah kapal, sehingga
kebisingan terkonsentrasi di rumah kapal. Meskipun demikian nilai kebisingan
pada dua kondisi tersebut memiliki nilai yang hampir sama yakni menyebar
menjauh dari ordinat nilai tertinggi sumber kebisingan dan nilai kebisingannya
berbanding terbalik dengan jaraknya dari sumber kebisingan.
Pengukuran kebisingan yang dilakukan di atas dan di bawah dek kapal
(ruang mesin) pada KM Omega Jaya menunjukan adanya perbedaan berkisar
antara 9-12 dB(A). Hal ini dikarenakan adanya pemisah kayu berukuran 5 cm
antara atas dek dan bawah dek, yang artinya, kayu tersebut mampu meredam 9-12
dB(A). Hal ini dimungkinkan karena suara dapat diredam dan menggunakan
dinding atau komponen-komponen struktural lainnya sebagai media rambat
(structure sound noise). (Tambunan (2005) ).
kebisingan dalam beberapa jam atau hari dengan selang waktu yang pendek. Akan
tetapi dengan adanya penambahan paparan bising terus menerus akan menurunkan
daya sembuh dan menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
Jika dilihat dari posisi saat bekerja, dampak yang diterima oleh ABK,
tidak sebesar dampak yang diterima oleh kapten kapal karena dalam proses
penangkapan ikan ABK melakukan rotasi pekerjaan (job rotation), sedangkan
kapten kapal tidak. Rotasi pekerja ini tidak bisa dilakukan oleh kapten kapal
karena dibutuhkan kualifikasi yang khusus seperti kemampuan mengemudikan
kapal dan navigasi untuk menempatkan posisi sebagai kapten kapal.
Berdasarkan kuesioner diperoleh hasil bahwa sebanyak 60% ABK
mengeluhkan mengenai lingkungan tempat mereka bekerja yang bising, serta
adanya gangguan yang timbul akibat kebisingan tersebut, seperti gangguan dalam
berkomunikasi. Namun, adanya gangguan yang timbul tidak serta merta
menjadikan 60% ABK kapal mengambil tindakan preventif guna meminimalisir
kebisingan. Hal ini dikarenakan kebiasaan dan tingkat kesadaran yang kurang
pada ABK akan bahaya kebisingan yang terjadi. Hanya sebanyak 40% ABK yang
memeriksakan dirinya ketika mengalami gangguan akan kebisingan tersebut.
Menurut ABK, kebisingan hanya mengganggu komunikasi dan mereka tidak
mengetahui bahwa sebenarnya kebisingan juga dapat berdampak pada ganguan
keseimbangan seperti konsentrasi yang menurun, kelelahan, pusing sampai mual-
mual.
Sejauh ini para ABK menganggap mereka dapat beradaptasi pada kondisi
lingkungan yang bising meskipun tanpa menggunakan alat bantu. Menurut penulis
hal itu bukan karena mereka dapat beradaptasi dengan baik namun lebih
dikarenakan penurunan sensitifitas yang terjadi karena mereka terbiasa dengan
suara bising di atas kapal, sehingga kebisingan yang ada sudah tidak begitu terasa.
Pengendalian Kebisingan
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto KM Omega Jaya
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Tangerang pada tanggal 26 Januari 1991 sebagai anak ketiga
dari tiga bersaudara pasangan Bapak TjiTji.S.Soemantri dan Ibu Ai Maesaroh.
Penulis mengenyam pendidikan sekolah dasar di SDN Kelapa Dua,Tangerang
pada tahun 2003, kemudian menamatkan pendidikan tingkat menengah pertama di
SMPN 9 Kota Tangerang pada tahun 2006. Selanjutnya pada tahun 2009 penulis
menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas di SMAN 2 Kota Tangerang.
Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa IPB Program Studi
Pemenfaatan Sumberdaya Perikanan Jalur Ujian Mandiri IPB (UM). Selama
mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam mengikuti organisasi Himpunan
Profesi Mahasiswa Pemanfaatan sumberdaya Perikanan (Himafarin) pada peroide
2010/2011 dan 2011/2012.