Anda di halaman 1dari 9

SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM

Kelompok 5 Alih jalur


Apriando Agape 15250184
Aulia Annas M 15250186
Syilvia Anggraeni 15250239

Pengertian Air Minum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 92/MENKES/PER/IV/2010,


air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jenis
air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002, meliputi :
a. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga.
b. Air yang didistribusikan melalui tangki air.
c. Air Kemasan.
d. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang
disajikan kepada masyarakat.

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air


menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya, antara lain :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Syarat – syarat air minum adalah, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa. Air minum juga seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat
mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan
secara ekonomis. Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya
serta meluasnya penyakit bawaan air (Slamet, 2004).

Sumber Air Minum

Menurut Chandra (2007), air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia


harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan – batasan sumber air
yang bersih dan aman tersebut antara lain :
a. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.
b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.
c. Tidak berasa dan tidak berbau.
d. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah
tangga.
e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen
Kesehatan.

Air yang terdapat dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai
sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi :
1. Air Angkasa (Hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air dibumi. Walaupun
pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung
di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas,
misalnya, karbon dioksida, nitrogen dan amonia.
2. Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan – badan air semacam sungai, danau,
telaga, waduk, rawa, air terjun dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari
air hujan yang jatuh kepermukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.
3. Air Tanah
Air tanah (groundwater) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau mengalami penyerapan ke dalam
tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses – proses yang telah
dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air
tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi
atau penjernihan serta persediaannya cukup di sepanjang tahun, walaupun saat
musim kemarau. Tetapi air tanah juga mengandung zat – zat mineral dalam
konsentrasi yang tinggi seperti magnesium, kalsium, dan logam berat.

Syarat Kualitas Air Minum

Penyediaan air bersih, selain kualitasnya, kuantitasnya pun harus


memenuhi standart yang berlaku. Untuk pengelolaan air minum, harus diperiksa
kualitas airnya sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Sebab, air baku belum
tentu memenuhi standart, maka sering dilakukan pengolahan air untuk memenuhi
standart air minum.
Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi
persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010,
meliputi :
1. Parameter wajib
a. Persyaratan Fisik
Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik yaitu, tidak
berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna (maksimal 15 TCU), suhu udara
maksimum ± 3ºC, dan tidak keruh (maksimum 5 NTU)
b. Persyaratan mikrobiologi
Syarat mutu air minum sangat ditentukan oleh kontaminasi kuman
Escherichia coli dan Total Bakteri Coliform, sebab keberadaan bakteri
Escherichia coli merupakan indikator terjadinya pencemaran tinja dalam air.
Standar kandungan Escherichia coli dan Total Bakteri Coliform dalam air minum
0 per 100 ml sampel.

2. Parameter Tambahan
a. Persyaratan Kimia
Air minum yang akan dikonsumsi tidak mengandung bahan – bahan kimia
(organik, anorganik, pestisida dan desinfektan) melebihi ambang batas yang telah
ditetapkan, sebab akan menimbulkan efek kesehatan bagi tubuh konsumen.
b. Persyaratan Radioaktivitas
Kadar maksimum cemaran radioaktivitas dalam air minum tidak boleh
melabih batas maksimum yang diperbolehkan.

Manfaat Air Bagi Kesehatan

Menurut Slamet (1994), bagi manusia air minum merupakan kebutuhan


utama untuk berbagai keperluan, seperti mandi, cuci, kakus dan dalam produksi
pangan, mengingat bahwa berbagai penyakit dapat ditularkan melalui air saat
manusia memanfaatkannya, maka untuk memutuskan penularan penyakit tersebut
diperlukan sistem penyediaan air bersih maupun air minum yang baik bagi
manusia. Air juga digunakan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan
oleh tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh
darah yang berada disekitar alveoli. Disamping itu, transportasi zat – zat makanan
dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air.
Air dalam tubuh manusia berfungsi untuk menjaga keseimbangan
metabolisme dan fisiologi tubuh. Air juga berguna untuk melarutkan dan
mengolah sari makanan agar cepat dicerna. Komponen sel terbanyak dalam tubuh
manusia terdiri dari air, maka jika kekurangan air, sel tubuh akan menciut dan
tidak dapat berfungsi dengan baik (Depkes RI, 2006).
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Berbagai
penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia yang memanfaatkannya, maka
tujuan utama penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat adalah untuk
mencegah penyakit yang dibawa oleh air. Air minum yang memenuhi kualitas
maupun kuantitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut
terutama penyakit diare.

Depot Air Minum

a. Pengertian Depot Air Minum


Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan
air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen
(Depperindag, 2004). Proses pengolahan air pada prinsipnya harus mampu
menghilangkan semua jenis polutan, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi
(Suprihatin, 2003).
b. Peralatan Depot Air Minum
Alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum pada
depot air minum isi ulang adalah :
a. Storage Tank
Storage tank berguna sebagai penampungan air baku yang dapat
menampung air sebanyak 3000 liter.

b. Stainless Water Pump


Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku dari tempat
storage tank kedalam tabung filter.
c. Tabung Filter
Tabung Filter mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu :
 Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk menyaring
partikel – partikel yang kasar dengan bahan dari pasir atau jenis lain yang
efektif dengan fungsi yang sama.
 Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk
menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan efisien.
 Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter
merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu, rasa,
warna, sisa khlor dan bahan organik.
d. Mikro Filter
Mikro Filter merupakan saringan yang terbuat dari polyprophylene yang
berfungsi untuk menyaring partikel air dengan diameter 10 mikron, 5 mikron, 1
mikron dan 0,4 mikron dengan maksud untuk memenuhi persyaratan air minum.
e. Flow Meter
Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir kedalam galon
isi ulang.
f. Lampu ultraviolet dan ozon
Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada air yang telah
diolah.
g. Galon isi ulang
Galon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menampung
atau menyimpan air minum didalamnya. Pengisian wadah dilakukan dengan
menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang
hygienis.

c. Proses produksi depot air minum


Urutan proses produksi di Depot Air Minum Isi Ulang menurut Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651/MPP/Kep/10/2004 tentang
persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, yaitu :
A. Penampungan air baku dan syarat bak penampung
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan
tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir).
Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade) seperti stainless
stell, poly carbonat atau poly vinyl carbonat, harus bebas dari bahan – bahan yang
dapat mencemari air. Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri
atas :
a. Khusus digunakan untuk air minum
b. Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman
c. Harus mempunyai manhole
d. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui keran
e. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus
diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari
kemungkinan kontaminasi.

Tangki galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) seperti stainless stell, poly carbonat atau poly vinyl carbonat,
tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan
harus dibersihkan dan desinfeksi bagian luar minimal 3 (tiga) bulan sekali. Air
baku harus diambil sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili untuk diperiksa
terhadap standart mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
B. Penyaringan
Penyaringan bertahap terdiri dari :
a. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi
yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring pertikel – partikel
yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir – butir silica (SiO2)
minimal 80 %.
b. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa
berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan
organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal 75%.
c. Saringan / Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran
maksimal 10 (sepuluh) mikron.

C. Desinfeksi
Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses
desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki atau alat
pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu
ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi
selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet
(UV) dengan panjang gelombang 254 nm atau kekuatan 2537 0 A dengan
intensitas minimum 10.000 mw detik per cm2, seperti :
a. Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) seperti stainless stell, poly carbonat atau poly vinyl carbonat
dan bersih. Depot air minum wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen,
dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai tempat
air minum. Wadah yang akan diisi harus di sanitasi dengan menggunakan ozon
(O3) atau air ozon (air yang mengandung ozon). Bilamana dilakukan pencucian
maka harus dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan
(food grade) dan air bersih dengan suhu berkisar 60 – 850C, kemudian dibilas
dengan air minum atau air produk secukupnya untuk menghilangkan sisa – sisa
deterjen yang dipergunakan untuk mencuci.
b. Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis.
c. Penutupan
Penutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa konsumen
atau yang disediakan oleh Depot Air Minum.
d. Proses Desinfeksi pada depot Air Minum Proses desinfeksi merupakan
upaya yang dilakukan untuk menghilangkan atau membunuh bakteri
dalam air minum, yang dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: ozonisasi,
ultraviolet dan reverse osmosis.

 Ozonisasi
Ozon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen,
termasuk virus. Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan kemasan
akan ikut di sanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama
tidak ada kebocoran pada kemasan. Ozon merupakan bahan sanitasi air yang
efektif di samping sangat aman.
Agar pemakaian ozon dapat dihemat, yaitu hanya ditujukan untuk
membunuh bakteri – bakteri saja, maka sebelum dilakukan proses desinfeksi, air
tersebut perlu dilakukan penyaringan agar zat – zat organik, besi dan mangan
yang terkandung dalam air dapat dihilangkan. Ozon bersifat bakterisida, virusida,
algasida serta mengubah senyawa organic komplek menjadi senyawa yang
sederhana.
Penggunaan ozon lebih banyak diterima oleh konsumen karena tidak
meninggalkan bau dan rasa. Desinfeksi dengan system ozonisasi, kualitas air
dapat bertahan selama kurang lebih satu bulan dan masih aman dikonsumsi,
sedangkan yang tidak menggunakan ozonisasi, kualitas air hanya bertahan
beberapa hari saja sehingga air tidak layak dikonsumsi. Sebab tanpa ozonisasi,
pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat.

 Ultraviolet
Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang lebih pendek dari spektrum antara 100-400 nm, dapat membunuh
bakteri tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air. Sinar ultraviolet dengan
panjang gelombang 254 nm mampu menembus dinding sel mikroorganisme
sehingga dapat merusak Deoxyribonukleat Acid (DNA) dan Ribonukleat Acid
(RNA) yang bisa menghambat pertumbuhan sel baru dan dapat menyebabkan
kematian bakteri. Air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet
berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar ultraviolet. Yang
harus diperhatikan adalah intensitas lampu ultraviolet yang dipakai harus cukup.
Untuk sanitasi air yang efektif, diperlukan intensitas sebesar 30.000 mw detik per
cm2. Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensitas dan waktunya cukup.
Supaya efektif, lampu ultraviolet harus dibersihkan secara teratur dan
harus diganti paling lama satu tahun. Air yang akan disinari ultraviolet harus
melalui filter halus dan karbon aktif terlebih dahulu, untuk menghilangkan
partikel tersuspensi, bahan organik, dan Fe atau Mn (Sembiring, 2008) .
 Reverse Osmosis
Proses ini merupakan proses pemurnian air dengan hasil kualitas air non
mineral. Proses ini melalui alat yang disebut Membran semi permeabel, membran
ini mempunyai lubang air 1/10000 mikron dimana air yang melewati lubang
tersebut sudah merupakan air bebas meniral bakteri, virus dan logam-logam berat
lainnya.

Sistem Hidrolika dalam Distribusi

Sistem Pengaliran Untuk mendistribusikan air minum dapat dipilih salah


satu sistem diantara tiga sistem pengaliran, yaitu :
a. Sistem pengaliran gravitasi Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air
baku atau pengolahan jauh berada diatas elevasi daerah pelayanan dan
sistem ini dapat memberikan energi potensial yang cukup tinggi hingga
pada daerah pelayanan terjauh. Sistem ini merupakan yang paling
menguntungkan karena pengoperasian dan pemeliharaannya mudah
dilakukan.
b. Sistem pemompaan Sistem ini digunakan bila beda elevasi antara sumber air
atau instalasi dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan air
yang cukup, sehingga air yang akan didistribusikan dipompa langsung ke
jaringan distribusi. Kelemahan sistem ini yaitu dalam hal biaya yang besar
karena dibutuhkan pompa untuk pengalirannya.
c. Sistem kombinasi Sistem ini merupakan sistem pengaliran dimana air baku
dari sumber air atau instalasi pengolahan dialirkan ke jaringan pipa
distribusi dengan menggunakan pompa atau reservoir distribusi, baik
dioperasikan secara bergantian ataupun bersama-sama dan disesuaikan
dengan keadaan topografi daerah pelayanan.

Sistem Distribusi Air


Air yang disuplai melalui pipa induk akan didistribusikan melalui dua
alternatif sistem yakni :
a. Continuous System (Sistem Berkelanjutan) Dalam sistem ini, air minum
yang ada akan disuplay dan didistribusikan kepada konsumen secara
terusmenerus selama 24 jam. Sistem ini biasanya diterapkan bila pada
setiap waktu kuantitas air baku dapat mensuplay seluruh kebutuhan
konsumen di daerah tersebut.

Keuntungan : Konsumen akan mendapatkan air setiap saat. Air minum yang
diambil dari titik pengambilan di dalam jaringan pipa distribusi selalu didapat
dalam keadaan segar.

Kerugian : Pemakaian air cenderung lebih boros. Jika ada sedikit kebocoran
maka jumlah air yang terbuang besar.

b. Intermitten System Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplay
dan didistribusikan kepada konsumen hanya selama beberapa jam dalam
satu hari. Biasanya berkisar antara 2 hingga 4 jam untuk sore hari. Sistem
ini biasanya diterapkan bila kuantitas dan tekanan air yang cukup tidak
tersedia.

Keuntungan : Pemakaian air cenderung lebih hemat. Jika ada kebocoran maka
jumlah air yang terbuang relatif kecil
Kerugian : Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air untuk
pemadam kebakaran tidak dapat disediakan. Setiap rumah perlu menyediakan
tempat penyimpanan air yang cukup agar kebutuhan air sehari-hari dapat
terpenuhi. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air
yang disuplay dan didistribusikan dalam sehari hanya ditempuh dalam jangka
waktu yang pendek.

Dari kedua sistem hidrolika distribusi diatas dapat diketahui bahwa sistem
berkelanjutan (Continous System) merupakan sistem distribusi air yang baik dan
ideal.

Sistem Jaringan Induk Distribusi


Sistem jaringan induk distribusi yang digunakan dalam pendistribusian ada 2
macam, yaitu :
a. Sistem Cabang atau Branch
Pada sistem ini, air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap ujung pipa akhir
daerah pelayanan terdapat titik akhir (dead end). Sistem ini biasanya digunakan pada
daerah dengan sifat-sifat sebagai berikut:
 Perkembangan kota ke arah memanjang.
 Sarana jaringan jalan tidak saling berhubungan
 Keadaan topografi dengan kemiringan medan yang menuju satu arah

Keuntungan : Jaringan distribusi relatif lebih searah Pemasangan pipa lebih


mudah Penggunaan pipa lebih sedikit karena pipa distribusi hanya dipasang
pada daerah yang paling padat penduduknya

Kerugian : Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di


ujung pipa tidak dapat dihindari sehingga setidaknya perlu dilakukan
pembersihan. Bila terjadi kerusakan dan kebakaran pada salah satu bagian
sistem maka suplay air akan terganggu. Kemungkinan tekanan air yang
diperlukan tidak cukup jika ada sambungan baru. Keseimbangan sistem
pengaliran kurang terjamin, terutama jika terjadi tekanan kritis pada bagian pipa
yang terjauh
b. Sistem Melingkar atau Loop
Pada sistem ini, jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu dengan yang lain
membentuk lingkaran-lingkaran, sehingga pada pipa induk tidak ada titik mati (dead
end) dan air akan mengalir ke suatu titik yang dapat melalui beberapa arah. Sistem ini
biasa diterapkan pada :
 Daerah dengan jaringan jalan yang saling berhubungan
 Daerah yang perkembangan kotanya cenderung ke segala arah
 Keadaan topografi yang relatif datar

Keuntungan : Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan


lumpur dapat dihindari (air dapat disirkulasi dengan bebas). Bila terjadi kerusakan,
perbaikan, atau pengambilan untuk pemadam kebakaran pada bagian sistem
tertentu, maka suplay air pada bagian lain tidak terganggu.
Kerugian : Sistem perpipaan yang rumit. Perlengkapan pipa yang digunakan sangat
banyak

Anda mungkin juga menyukai