OLEH :
Laporan Kasus Profesi Fisioterapi di Klinik Physio Sakti dengan judul Manajemen Fisioterapi
Gangguan Gerak dan Aktivitas Fungsional Berupa Walking, Praying dan Selfcare Akibat
Deformitas, Limitasi Ankle Joint Sinistra dan Kontraktur M. Digitorum E.C Non
Hemorragic Stroke Sejak 1,5 Tahun
yang Lalu pada tanggal 20 Desember 2018
Dr. Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd, M.Kes Irianto, S.Ft, Physio, M.Kes
halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
B. Epidemiologi ............................................................................ 10
C. Etiologi ..................................................................................... 11
D. Jenis Stroke............................................................................... 12
E. Patomekanisme ......................................................................... 13
G. Komplikasi ............................................................................... 15
B. Pemeriksaan Fisioterapi............................................................ 16
iii
F. Intervensi Fisioterapi ................................................................ 23
H. Modifikasi................................................................................. 25
I. Home Program.......................................................................... 25
J. Kemitraan ................................................................................. 25
iv
DAFTAR GAMBAR
2. Cerebellum ................................................................................................ 2
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
yang dilindungi oleh os. cranium dan canal vertebra (Maududi, 2012).
a. Otak
hemisfer kiri dan kanan. Otak terdiri atas tiga bagian yaitu:
1
2
Sistem saraf tepi merupakan bagian dari sistem saraf tubuh yang
meneruskan rangsangan menuju dan dari sistem saraf pusat, karena itu di
dalamnya terdapat serabut saraf sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf
Saraf cranialis terdiri atas sensorik (I, II, dan VIII), motorik (III,
IV, VI, XI, dan XII), serta sensorik dan motorik (V, VII, IX, dan
X).
4
(Anonim, 2012).
Sistem saraf pusat secara garis besar terbagi atas otak dan medula
a. Otak
hemisfer kiri dan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada
1) Batang Otak
bagian otak lain dan medulla spinalis. Fungsi batang otak yaitu
eferen serta badan-badan sel neuron eferen. Serat aferen dan eferen,
8
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf
berasal dari medulla spinalis dan batang otak yang akan berakhir di
otot rangka. Neuron motorik adalah jalur akhir yang digunakan oleh
2012).
PATOFISIOLOGI
A. Definisi Stroke
gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena; dapat sembuh sempurna,
B. Epidemiologi
urutan ke dua pada kelompok usia di atas 60 tahun, dan urutan ke lima
10
11
C. Etiologi
Pertama, faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah, yakni usia, jenis
kelamin, riwayat keluarga, ras atau etnis. Kedua, faktor resiko stroke yang
1. Hipertensi
menjadi tebal dan kaku sehingga mengurangi elastisitasnya. Hal ini dapat
pada aliran darah yang pada gilirannya menambah naiknya tekanan darah.
Semakin berat kondisi hipertensi, semakin besar pula faktor resiko yang
2. Penyakit jantung
jantung trutama arteria coronaria dapat terlepas dan dapat mengalir ke otak
12
3. Diabetes melitus
(Pudiastuti, 2013).
4. Merokok
lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk menarik atau
D. Jenis Stroke
stroke (HS).
13
darah ke sebagian jaringan otak berkurang atau berhenti. Hal ini bisa
pembuluh darah atau bekuan darah yang telah meyumbat suatu pembuluh
E. Patomekanisme
bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia
Pada stroke iskemik terjadi dalam jaringan otak yang aliran darah
gangguan fungsi otak. Iskemik dapat menyebabkan hipoksia atau anoksia dan
pada neuron, sel ganglia dan struktur otak disekitar area infark. Edema yang
terjadi akan memperberat infark itu sendiri. Setelah terjadinya infark dan
edema, maka secara otomatis akan terjadi penurunan kemampuan fungsi otak
lesi otak yang terkena, sesuai dengan karakteristik dari otak (Wardhana,
2011).
F. Gambaran Klinis
gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Kerusakan karena lesi batang otak
dan nervus kranial, dan disekuilibrium (Irfan, 2010). Secara umum meliputi:
4. Gangguan kognitif
15
G. Komplikasi
1. Abnormal tonus
pasien. Pasien merasakan nyeri dan kaku pada bahu yang lesi akibat
imobilisasi.
trombus terbentuk di pembuluh darah balik pada bagian yang lesi. Hal ini
4. Orthostatic hypotension
darah.
5. Kontraktur
dan memendek.
BAB III
MANAJEMEN FISIOTERAPI
Nama/Inisial : Ny. SM
TTL/Usia : 64 tahun
Agama : Islam
Vital Sign :
1. Chief Of Complaint
Lemah pada lengan dan tungkai sebelah kiri serta deformitas pergelangan
kaki kiri.
2. History Taking
Terjadi perubahan pada sendi pergelangan kaki dan sendi pada jari-jari
tangan sejak sekitar 1,5 tahun yang lalu. Awalnya pasien merasakan nyeri
pada sendi kaki. Tidak mengonsumsi obat anti nyeri. Ada riwayat
16
17
3. Assymetric
c. PFGD :
d. Palpasi
1) Suhu : Normal
3) Tenderness : (-)
4. Restrictive
sinistra
c. Limitasi pekerjaan : -
d. Limitasi rekreasi : -
5. Tissue Impairment
dan wrist sinistra dan weakness pada group otot fleksor, ekstensor,
sinistra
c. Neurogen : -
d. Psikogen : Cemas
19
6. Spesifik Test
a. Zona latihan
Hasil :
b. Tes ROM
Hasil :
Regio ROM
S. 60.0.140
Shoulder F. 150.0.30
R. 80.0.70
S. 40.0.6
Ankle
F. 0.8.30
c. Skala asworth
Hasil : 0
d. Tes kontraktur
Hasil : Nyeri saat diulur pada Mm. flexor digitorum group ankle sinisra
sinistra
e. Tes sensorik
Interpretasi : Normal
f. Tes refleks
Hasil : (+)
Interpertasi : Normal
Hasil : (+)
Interpretasi : Normal
Hasil : (+)
Interpretasi : Normal
i. Tes koordinasi:
1) Finger to finger
Interpretasi : Normal
2) Finger to nose
Interpretasi : Normal
3) Hell to knee
Interpretasi : Normal
Hasil : 14
Hasil : 5
Hasil : 3
Hasil : 5
Hasil : 3-
Hasil : 14
m. Indeks Barthel
Hasil : 7
C. Diagnosis Fisioterapi
digitorum e.c non hemorragic stroke sejak 1,5 tahun yang lalu.
D. Problem Fisioterapi
bertujuan untuk:
c. Meningkatkan ROM
d. Menurunkan kontraktur
e. Meningkatkan keseimbangan
F. Intervensi Fisioterapi
G. Evaluasi Fisioterapi
Terjadi
Hamilton
14 (Moderate penurunan
Kecemasan Depression 10 (Mild depression)
depression) tingkat
Scale
kecemasan
Shoulder = Shoulder =
S.60.0.140 S.60.0.150
F.0.8.30 F.0.12.30
Terjadi
Gangguan perubahan
Observasi Kifosis Kifosis
postur namun belum
signifikan
Berg Ada
Gangguan 14 (Resiko Jatuh 18 (Resiko Jatuh
Balance peningkatan
keseimbangan tinggi) tinggi)
Scale keseimbangan
Ada
Gangguan Indeks 7 (Ketergantungan 10 (Ketergantugan
peningkatan
ADL Barthel berat) berat)
nilai ADL
H. Modifikasi
berkala sesuai dengan kemampuan pasien. Selain itu, teknik latihan ADL juga
I. Home Program
shoulder joint serta diajarkan self stretching pada Mm. fleksor digitorum
group ankle sinistra untuk mengurangi kontraktur. Selain itu, latihan berdiri
dan berjalan juga perlu dilakukan di rumah dengan tetap berada dibawah
pengawasan.
J. Kemitraan
Universitas Hasanuddin.
Lauralee, Sherwood. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi-6. Jakarta:
EGC.
Medika.
Pustaka Pelajar.
26
27
LAMPIRAN
Interpretasi data:
41 – 56 : Resiko jatuh rendah
21 – 40 : Resiko jatuh sedang
0 – 20 : Resiko jatuh tinggi
30
KRITERIA
a. t TINGKATAN SKOR
i
1 Keadaan perasaan sedih 0 = tidak ada 2
(sedih,putus asa,tak 1 = Perasaan ini ada hanya bila ditanya;
berdaya,tak berguna) 2 = perasaan ini dinyatakan secara verbal
spontan;
3 = perasaan yang nyata tanpa komunikasi
verbal, misalnya ekspresi muka, bentuk,
suara, dan kecenderungan menangis;
4 = pasien menyatakan perasaan yang
sesungguhnya ini dalam komunikasi baik
verbal maupun nonverbal secara spontan.
2 Perasaan bersalah 0 = tidak ada 2
1 = Menyalahkan diri sendiri dan merasa
sebagai penyebab penderitaan orang lain;
2 = ada ide-ide bersalah atau renungan
tentang kesalahan-kesalahan masa lalu;
3 = sakit ini sebagai hukuman, waham
bersalah dan berdosa;
4 = ada suara-suara kejaran atau tuduhan dan
halusinasi penglihatan tentang hal-hal yang
mengancamnya
3 Bunuh diri 0 = tidak ada 0
1 = merasa hidup tak ada gunanya,
2 = mengharapkan kematian atau pikiran-
pikiran lain kearah itu,
3 = ada ide-ide bunuh diri atau langkah-
langkah ke arah itu.
4 Gangguan pola tidur (initial 0 = tidak ada 1
insomnia) 1 = Ada keluhan kadang-kadang sukar tidur
misalnya, lebih dari setengah jam baru tidur;
2 = ada keluhan tiap malam sukar tidur
5 Gangguan pola tidur (middle 0 = tidak ada 1
insomnia) 1 = pasien mengeluh gelisah dan terganggu
sepanjang malam,
2 = terjadi sepanjang malam (bangun dari
tempat tidur kecuali buang air kecil)
6 Gangguan pola tidur (late 0 = tidak ada 1
insomnia) 1 = bangun saat dini hari tetapi dapat tidur
lagi,
2 = bangun saat dini hari tetapi tidak dapat
tidur lagi
7 Kerja dan kegiatan- 0 = tidak ada 1
kegiatannya 1=berpikir tidak mampu, keletihan/kelemahan
yang berhubungan dengan kegiatan kerja atau
hobi;
2= hilangnya minat terhadap pekerjaan/hobi
3 = berkurangnya waktu untuk aktivitas
sehari-hari atau produktivitas menurun.
4 = tidak bekerja karena sakitnya
8 Kelambanan (lambat dalam 0 = normal 1
berpikir , berbicara gagal 1= sedikit lamban dalam wawancara;
berkonsentrasi, dan aktivitas 2 = jelas lamban dalam wawancara;
motorik menurun ) 3 = sukar diwawancarai; stupor (diam sama
32
sekali)
9 Kegelisahan 0= tidak ada 0
1 = kegelisahan ringan;
2 = memainkan tangan jari-jari, rambut, dan
lain-lain;
3 = bergerak terus tidak dapat duduk dengan
tenang;
4 = meremas-remas tangan, menggigit-gigit
kuku, menarik-narik rambut, menggigit-gigit
bibir
10 Kecemasan (ansietas sakit nyeri di otot-otot, kaku, dan keduten 1
somatik) otot; gigi gemerutuk; suara tidak stabil;
tinitus (telinga berdenging); penglihatan
kabur; muka merah atau pucat, lemas;
perasaan ditusuk-tusuk.
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = ketidakmampuan
11 Kecemasan (ansietas psikis) 0 = tidak ada 0
1 = ketegangan subjektif dan mudah
tersinggung;
2 = mengkhawatirkan hal-hal kecil;
3 = sikap kekhawatiaran yang tercermin di
wajah atau pembicaraannya;
4 = ketakutan yang diutarakan tanpa ditanya
12 Gejala somatik (pencernaan) 0= tidak ada 1
1 = nafsu makan berkurang tetapi dapat
makan tanpa dorongan teman, merasa
perutnya penuh;
2 = sukar makan tanpa dorongan teman,
membutuhkan pencahar untuk buang air besar
atau obat-obatan untuk saluran pencernaan
13 Gejala somatik (umum) 0 = tidak ada 0
1 = anggota gerak, punggung atau kepala
terasa berat;
2 = sakit punggung, kepala dan otot-otot,
hilangnya kekuatan dan kemampuan
14 Kotamil (genital) sering buang air kecil terutama malam hari 0
dikala tidur; tidak haid, darah haid sedikit
sekali; tidak ada gairah seksual dingin
(firgid); ereksi hilang; impotensi
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = berat
15 Hipokondriasis (keluahan 0 = tidak ada 1
somatik, fisik yang 1 = dihayati sendiri,
berpindah-pindah) 2 = preokupasi (keterpakuan) mengenai
kesehatan sendiri,
3 = sering mengeluh membutuhkan
pertolongan orang lain,
4 = delusi hipokondriasi
16 Kehilangan berat badan 0 = tidak ada 1
(wawancara) 1 = berat badan berkurang berhubungan
dengan penyakitnya sekarang
2 = jelas penurunan berat badan,
33
Skala Interpretasi
0 Tidak ada peningkatan tonus otot
Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan terasanya tahanan
1 minimal pada akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi atau
ekstensi
Adanya peningkatan sedikit tonus otot, ditandai adanya pemberhentian
2 gerakan dan diikuti adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM,
tetapi secara umum sendi mudah digerakkan.
Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian besar ROM, tapi
3
sendi masih mudah digerakkan
4 Peningkatan tonus otot sangat nyata, gerak pasif sulit dilakukan
5 Sendi atau ekstremitas kaku/rigid pada gerakan fleksi atau ekstensi