1 LATAR BELAKANG
Dalam dunia teknik, banyak alat yang digunakan terbebani secara
mendadak, hal ini akan menyebabkan efek kerusakan yang berbeda dibandingkan
benda yang dibebani secara perlahan, maka dari itu diadakan uji tes impak
terhadap suatu benda untuk mengetahui efek kerusakan pada benda scara
mendadak.
1.2 TUJUAN
1. Memahami ketangguhan material.
2. Mengetahui peralatan dan cara menggunakan alat uji impak.
3. Mengetahui pengaruh temperature terhadap ketangguhan material.
4. Mengetahui fenomena perpatahan.
Selain impak energy, alat ini juga bisa menunjukan impak strength, yang
merupakan energy yang diperlukan untuk mematahkan specimen per satuan luas
penampang specimen. Satuan impak strength adalah J/m2 atau ft-lb/in2.
Spesimen impak memiliki ukuran yang standar, yaitu panjang 55mm
dengan penampang berupa bujur sangkar berukuran 10x10mm. Dudukan untuk
specimen berjarak 40mm. Takikan dibuat pada tengah-tengah specimen, pada
salah satu sisi memanjangnya. Takikan bisa berupa V, U, atau keyhole. Takikan
V adalah yang paling umum digunakan pada pengujian untuk baja. Pembuatan
takikan V dilakukan dengan menggunakan milling atau broaching. Takikan
keyhole dibuat dengan melakukan drilling yang dilanjutkan dengan pemotongan
dengan gergaji atau cara lainnya. Takikan U serupa dengan takikan keyhole,
hanya lebar pemotongan sama dengan diameter lubang hasil drilling.
Bentuk dan ukuran takikan dapat dilihat pada ASTM E-23. Gambar dibawah ini
menunjukan jenis-jenis takikan
l
T 2
g
Dimana T adalahperiode satu ayunandari pendulum (detik) dan g adalag
percepatan gravitasi. Untuk mengetahui besarnya sudut awal (α) diperoleh
melalui persamaan sebagai berikut ini :
Ao = M (1- cos α )
Dengan Ao sebesar 295 J. Setelah diperoleh besarnya Ap, maka kekuatan impak
(Is) dapat dihitung dengan rumus:
Ap
Is
A
2.2.2 TEMPERATUR TRANSISI
Karena kekuatan impak tergantung pada temperatur material, maka
pengujian impak umumnya dilakukan pada temperature yang bervariasi. Secara
umum, transisi dari ulet keg etas biasanya terjadi antar suhu kamar sampai -46 C,
namun pengujian dapat dilakukan pada temperature yang dibutuhkan.
Pendinginan dilakukan dengan merendam specimen dalam campuran alcohol
dan CO2 padat. Pendinginan cara ini bisa menjangkau sampai -59 C. Untuk
pengujian pada temperature tinggi, dilakukan pemanasan dalam dapur atau
dengan menggunakan media pemanas, miksalnya oli. Perlu diperhatikan bahwa
pada saat melakukan pengujian, diusahakan temperature specimen tidak
mengalami perubahan yang terlalu besar, yang bisa dimimalkan dengan
pemindahan dan pengujian yang cepat, yang ditetapkan harus diuji dalam 5 detik
setelah specimen dikeluarkan gari media pendingin/pemanas. Grafik kekuatan
impak tehadap temperature bisa dibuat setelah dilakukan pengujian pada
berbagai temperature. Dari grafik ini, bisa ditetapkan temperature kerja material
yang diuji. Bisa perubahan keuletan terjadi secara mencolok.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membuat 3 spesimen dari bahan yang telah disediakan. Melakuakn dengan
menggunakan gergaji tangan, ragum dan jangka sorong. Bentuk spesimen
sehingga sesuai dengan ukuran.
2. Meratakan hasil pemotongan dengan menggunakan kikir.
3. Memasukkan spesimen yang pertama ke dalam dapur listik dan dipanaskan
hinga 200o
4. Memasukan es batu ke dalam wadah lalu menuangkan alcohol secukupnya
sampai esbatu terendam seluruhnya.
5. Memasukan spesimen kedua kedalam wadah berisi es dan alcohol. Masukan
pula thermometer, dengan memastikan ujung thermometer menyentuh
spesimen.
6. Menghitung periode pendulum untuk melakukan 50 ayunan. Untuk
melakukan hal ini naikkan ayunan ±3o. Mencatat hasil
7. Bila thermometer telah menunjukan bahwa specimen kedua adalah 0 oC,
keluarkan specimen dari wadah dan menempatkan pada dudukan di mesin
impak. Posisikan sehingga takikan menghadap berlawana dari jatuhnya
pendulum dan takikan segaris dengan bagian pendulum yang memukul
specimen.
8. Menaikan pendulum sehingga terpasang pada pengait.
9. Memposisikan jarum penunjuk skala pada 295 J.
10. Memposisikan lengan pengereman sehingga mendekati mesin (posisi rem
tidak aktif). Memastikan tidak ada orang atau benda yang mungkin terpukul
oleh pendulum.
11. Melepaskan pengait dengan mendorong lengan pengait sehingga pendulum
jatuh dan mematahkan specimen.
12. Setelah pendulum berayun satu ayunan, mendorong lengan pengereman
menjauh dari mesin (posisi rem aktif) teruskan hingga pendulum berhenti.
13. Mencatat angka yang di tunjukan oleh jarum (impak energy dan impak
strength). Mengambil specimen, patahkan bila masih utuh dan berilah tanda.
14. Melakukan hal yang sama untuk specimen suhu tinggi dan suhu kamar. Untuk
specimen yang di pansakan, mengambil spesimen dengan menggunakan
penjepit.
15. Melakukan analisa terhadap pola patahan tiap specimen.
16. Mengembalikan alat – alat yang digunakan ke tempatnya semula.
5. PENGOLAHAN DATA
UKURAN SPESIMEN 10 x 10 x 55 10 x 10 x 55 10 x 10 x 55
A (mm) 55 55 55
B (mm) 10 10 10
C (mm) 10 10 10
D (mm) 2 2 2
E (mm) 1 1 1
𝑙
𝑇 = 2𝜋√𝑔
𝑡 90
dimana 𝑇 = 𝑛 = 50𝑎𝑦𝑢𝑛𝑎𝑛 = 1.8
𝑙
maka 1.8 = 2𝜋√9.81
L=0.806m
momen pendulum
M=W.l
M = 193.39 N . 0,806 m
M = 155.87 Nm
295
− 1 = −𝑐𝑜𝑠𝛼
155.87
𝛼 = 153.2°
𝐴𝑝 = 𝑀(𝑐𝑜𝑠𝛽 − 𝑐𝑜𝑠𝛼)
𝐴𝑝
+ 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 𝑐𝑜𝑠𝛽
𝑀
141.5
+ 𝑐𝑜𝑠153.2° = 𝑐𝑜𝑠𝛽
155.87
𝛽 = 89.13°
Secara teoritis:
∆𝐻 = 𝑙(𝑐𝑜𝑠𝛽 − 𝑐𝑜𝑠𝛼)
∆𝐻 = 0.806(𝑐𝑜𝑠89.13° − 𝑐𝑜𝑠153.2°)
∆𝐻 = 0.732
Impak energi
𝐼𝑒 = 𝑊. ∆𝐻
𝐼𝑒 = 193.39 . 0.732
𝐼𝑒 = 141.56 𝐽
Impak strength
𝐼𝑒
𝐼𝑠 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴 = 8𝑚𝑚𝑥10𝑚𝑚 = 0.8𝑐𝑚2
𝐴
141.56
𝐼𝑠 = 0.8
𝐼𝑠 = 176.95 𝐽
𝑙
𝑇 = 2𝜋√𝑔
𝑡 90
dimana 𝑇 = 𝑛 = 50𝑎𝑦𝑢𝑛𝑎𝑛 = 1.8
𝑙
maka 1.8 = 2𝜋√9.81
L=0.806m
momen pendulum
M=W.l
M = 193.39 N . 0,806 m
M = 155.87 Nm
Sudut awala Pendulum
295
− 1 = −𝑐𝑜𝑠𝛼
155.87
𝛼 = 153.2°
𝐴𝑝 = 𝑀(𝑐𝑜𝑠𝛽 − 𝑐𝑜𝑠𝛼)
𝐴𝑝
+ 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 𝑐𝑜𝑠𝛽
𝑀
85.5
+ 𝑐𝑜𝑠153.2° = 𝑐𝑜𝑠𝛽
155.87
𝛽 = 110.15°
Secara teoritis
∆𝐻 = 𝑙(𝑐𝑜𝑠𝛽 − 𝑐𝑜𝑠𝛼)
∆𝐻 = 0.806(𝑐𝑜𝑠110.15° − 𝑐𝑜𝑠153.2°)
∆𝐻 = 0.442
Impak energi
𝐼𝑒 = 𝑊. ∆𝐻
𝐼𝑒 = 193.39 . 0.442
𝐼𝑒 = 85.478 𝐽
Impak strength
𝐼𝑒
𝐼𝑠 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴 = 8𝑚𝑚𝑥10𝑚𝑚 = 0.8𝑐𝑚2
𝐴
85.478
𝐼𝑠 = 0.8
𝐼𝑠 = 106.85 𝐽
3. Pada temperature 0° C
𝑙
𝑇 = 2𝜋√𝑔
𝑡 90
dimana 𝑇 = 𝑛 = 50𝑎𝑦𝑢𝑛𝑎𝑛 = 1.8
𝑙
maka 1.8 = 2𝜋√9.81
L=0.806m
momen pendulum
M=W.l
M = 193.39 N . 0,806 m
M = 155.87 Nm
295
− 1 = −𝑐𝑜𝑠𝛼
155.87
𝛼 = 153.2°
𝐴𝑝 = 𝑀(𝑐𝑜𝑠𝛽 − 𝑐𝑜𝑠𝛼)
𝐴𝑝
+ 𝑐𝑜𝑠𝛼 = 𝑐𝑜𝑠𝛽
𝑀
49
+ 𝑐𝑜𝑠153.2° = 𝑐𝑜𝑠𝛽
155.87
𝛽 = 125.32°
Secara teoritis:
∆𝐻 = 𝑙(𝑐𝑜𝑠𝛽 − 𝑐𝑜𝑠𝛼)
∆𝐻 = 0.806(𝑐𝑜𝑠125.32° − 𝑐𝑜𝑠153.2°)
∆𝐻 = 0.253
Impak energi
𝐼𝑒 = 𝑊. ∆𝐻
𝐼𝑒 = 193.39 . 0.253
𝐼𝑒 = 49 𝐽
Impak strength
𝐼𝑒
𝐼𝑠 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴 = 8𝑚𝑚𝑥10𝑚𝑚 = 0.8𝑐𝑚2
𝐴
49
𝐼𝑠 = 0.8
𝐼𝑠 = 61.25 𝐽
6. KESIMPULAN
Dari uji test impak yang kami lakukan, terlihat bahwa suhu dapat mempengaruhi
property mekanis ketangguhan dari suatu benda, dimana pada suhu rendah dan tinggi
menyerap energy impak yang lebih rendah dibandingkan pada suhu kamar, serta pola
kerusakan yang dialami tiap benda-benda pada suhu tertenu juga berbeda satu sama
lainnya.
7. ANALISA DATA
Data yang didapat dari hasil percobaan ketika dibandingkan dengan perhitungan
teoritis hamper memiliki kesamaan pada nilai impak energy dan impak strength,
apabila terjadi sedikit deviasi dikarenakan adanya kesalahan pembulatan
hitungan.
Terjadi perubahan nilai impak energy dan impak strength pada suhu-suhu
tertentu. Pada table bisa dilihat untuk nilai impak energy dan impak strength
pada benda yang bersuhu rendah dan tinggi lebih rendah dibandingkan nilai
impak strength dan impak energy pada suhu ruangan.
8. JAWABAN PERTANYAAN
1. Pada kondisi dingin material akan mengeras dan menghasilkan sifat yang
getas (brittle) sedangkan pada kondisi panas material akan melunak dan
menghasilkan sifat yang ulet (ductile).
2. Pengaruhnya adalah, saat temperature rendah, material berubah menjadi
brittle atau getas, sehingga hanya diperlukan sedikit energy untuk
menghancurkan benda tersebut, ketika suhu tinggi, material berubah menjadi
ulet, dan saat benda dikenai pendulum, akan terjadi shear akibat impak. Shear
ini menyebabkan energy impak sedikit lebih besar daripada energy impak saat
benda bersifat brittle karena sifat benda yang ulet tersebut.
3. Aplikasi uji impak adalah untuk mengetajui nilai property mekanis dari
sebuah material sehingga konsumen bisa mengetahui ketangguhan dari suatu
material saat membelinya dan merekapun bisa mengaplikasikannya sesuai
dengan kebutuhannya. Penerapan ilmu ini misalnya pada saat proses forging,
dimana pada pada proses ini property mekanis material bisa berubah-ubah
karena suhu dan kemudian dipukul secara tiba-tiba.
4. Kegunaan takikan adalah untuk mempermudah terjadinya perpatahan pada
material ketika diberi gaya impak akibat adanya stress concentration.
9. DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/30371097/Laporan-Praktikum-Uji-Impak
http://www.docstoc.com/docs/79936299/pengujian-impak