Oleh:
SURABAYA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pegas yang disusun secara seri, pertambahan panjang total dari
pegas adalah penjumlahan perubahan panjang pegas 1 dan pegas 2, maka
. Gaya yang berkerja pada masing-masing pegas juga
sama, Gaya tersebut sama dengan gaya yang diberikan oleh beban,
yaitu . Berarti:
Jika 𝑘𝑒𝑓 adalah konstanta pengganti untuk susunan dua pegas di atas,
maka berlaku:
atau
Susunan Paralel
Apabila beberapa pegas disusun secara parallel, maka gaya yang
diterimanya akan sama dengan gaya total yang berkerja pada sejumlah
pegas itu, maka secara matematis bisa dirumuskan:
𝐹𝑡𝑜𝑡 = 𝐹1 + 𝐹2 + 𝐹3 , maka
𝐹 = 𝑘1 ∆𝑥1 + 𝑘2 ∆𝑥2 + 𝑘3 ∆𝑥3
Oleh karena ∆𝑥 = ∆𝑥1 = ∆𝑥2 = ∆𝑥3, maka
𝐹 = ∆𝑥(𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3 )
𝐹
= 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3
∆𝑥
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3
Jadi, jika pegas-pegas disusun secara parallel, maka konstanta pegas
pengganti akan bertambah.
BAB III
ANALISA KASUS
Jika kita berkendara di jalan-jalan kota Surabaya setiap hari, kita pasti sering
melihat motor-motor berseliweran disana sini. Cobalah perhatikan bagian
suspense belakangnya, terdapat banyak perbedaan antara satu suspensi pada satu
sepeda motor dengan yang lainnya.
Ada beberapa motor yang memiliki 2 shockbreaker dibelakangnya yang
biasa disebut twin shock, biasanya kita bisa menemukannya di motor-motor
bebek, dan ada beberapa juga yang menggunakan shocbreaker bertipe monoshock
swing arm regular seperti Unitrak, Monocross, dan Pro-link, biasanya
shockbreaker tipe ini ditemukan di motor-motor trail.
Lalu apakah perbedaan diantara susunan shockbreaker ini dan apa kaitannya
dengan pegas? Berikut penjelasannya.
Pada susunan suspense twin shock, pegas dirangkai parallel. Pada pegas
parallel beban yang diterima oleh pegas dibagi rata. Pegas pada shockbreaker ini
mengikuti rumus F=k(total).Δx, dan pada susunan pegas parallel konstanta total
pegas adalah penjumlahan dari masing-masing pegas. Penjumlahan ini membuat
nilai k(total) menjadi besar sehingga membuat perubahan panjang pegas menjadi
kecil untuk besar gaya yang sama dengan monoshock hal inilah yang membuat
shockbreaker tipe twin shock agak lebih kurang nyaman saat menyerap energy
impak ketika motor melewati lubang. Keuntungannya adalah pada shockbreaker
ini, bisa mengangkut beban yang lebih besar karena beban yang diterima oleh
pegas dibagi sama rata dengan pegas yang lainnya.
Sekarang pada rangkain monoshock, pegas tetap mengikuti aturan
F=k(total).Δx, namun karena disini pegas jumlahnya hanya satu, maka membuat
k(total) menjadi kecil sehingga membuat perubahan panjang menjadi lebih besar
untuk besar gaya yang sama dengan twin shock, hal ini yang membuat
monoshock jadi lebih empuk. Kelemahannya adalah, karena monoshock terdiri
dari 1 pegas saja, maka semua beban penumpang dan barang bawaan ditanggung
sendiri oleh 1 pegas, sehingga apabila pegas ini menerima beban yang berlebihan
akan cepat rusak, sehingga pemilik motor shockbreaker harus memperhatikan
beban maksimum yang mampu dibawa oleh sepeda motor.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada studi kasus ini terlihat bahwa susunan pegas bisa mempengaruhi
performa kendaraan. Pegas yang disusun parallel memuingkinkan sebuah motor
untuk mengangkut beban berat namun kurang nyaman, sedangkan pada pegas
yang tunggal lebih bisa menyerap kejutan yang besar tanpa mengorbankan
kenyamanan, namun tidak bisa mengangkut beban yang berat
DAFTAR PUSTAKA