Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu persoalan penting bagi seluruh
masyarakat karena kesehatan gigi dan mulut mencakup kesehatan tubuh secara
menyeluruh. Fungsi gigi selain sebagai fungsi estetika juga digunakan untuk
mengunyah makanan atau fungsi mastikasi. Sistem saraf pada gigi terhubung dengan
beberapa jaringan saraf lain di dalam tubuh, yang salah satunya adalah bagian saraf
kepala manusia. Oleh karena itu diperlukan kesadaran tinggi untuk merawat dan
menjaga kesehatan gigi. Dewasa ini adanya fakta mengenai kurangnya kepedulian
masyarakat terhadap kebersihan rongga mulut menyebabkan tingginya angka penyakit
gigi dan mulut. Adanya masalah pada pelayanan kesehatan dianggap sebagai pemicu
utama yang menyebabkan kurangnya minat masyarakat untuk mengobati kesehatan
gigi dan mulutnya. Selain itu terdapat juga masalah layanan kesehatan yang
dipengaruhi oleh beberapa konsep yaitu: akses pelayanan kesehatan, kualitas, dan
tarif.1,2

Kualitas dalam layanan kesehatan merupakan sebuah konsep manajemen yang


berfokus konsumen yang inovatif dan pasrtisipatif yang mempengaruhi setiap individu
dalam organisasi dan kualitas dapat bertahan melalui transformasi budaya. Kualitas
pelayan kepada masyarakat sangat tergantung pada individual dan sistem yang
dipakai. Tenaga kesehatan dan tenaga penunjang medis serta non medis yang bertugas
harus memahami cara melayani pasiennya dengan baik agar dapat memberikan
kepuasan yang optimal.1,2

Permasalahan gigi dan mulut menjadi perhatian baik bagi pemerintah, lembaga
masyarakat, atau masyarakat itu sendiri. Salah satu pelayanan kesehatan untuk

1
masyarakat dari pemerintah adalah Puskesmas dimana puskesmas mempunyai misi
memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau bagi masyarakat sekitar.3

Tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya untuk mencapai itu maka diselenggarakan
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.1
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah dengan meningkatkan
kemampuan tenaga medis atau dokter dalam pelayanannya, misalnya pelayanan dokter
gigi dalam pencegahan penyakit gigi, menemukan secara dini kasus gigi dan mulut
serta melakukan tindakan pengobatan yang adekuat, pemberantasan penyakit gigi dan
mulut yang menyebabkan cacat.1,2
Puskesmas adalah organisasi fungsional yang penyelenggarakan upaya kesehatan
yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat serta menggunakan teknologi tepat guna dan menitikberatkan pada
pelayanan untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal.4
Kinerja adalah penampilan hasil karya personal dalam suatu organisasi, dapat
merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personal. Kinerja Dokter
gigi di Puskesmas merupakan karya suatu organisasi dan merupakan salah satu faktor
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat terutama dibidang kesehatan gigi dan
mulut. Kinerja tenaga kesehatan dalam organisasi pelayanan kesehatan pemerintah
adalah masih rendah. Tingkat kinerja tenaga diketahui dengan mempelajari beberapa
indikator upaya kesehatan, misalnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan.
Tingkat kinerja tenaga kesehatan dapat diukur dari cakupan dan aktivitas mereka
dalam upaya pelayanan kesehatan. Tingkat kinerja tenaga kesehatan menunjukkan
tingkat produktivitas mereka. Cakupan pelayanan penderita di balai pengobatan gigi
dan mulut yang masih rendah menunjukkan kinerja dokter gigi yang belum optimal.

2
Jumlah penderita yang dilayani perhari merupakan salah satu indikator kinerja yang
terukur dari dokter gigi Puskesmas dalam menjalankan tugas di wilayah kerjanya.4
Undang-Undang (UU) nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menekankan
pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Mutu adalah sejauh mana
layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan standard operating procedure atau
prosedur tetap medis. Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan adalah
kepuasan pasien.5
Penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan pada masyarakat adalah karies gigi
dan penyakit periodontal. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995
dalam Depkes (2000) menunjukkan bahwa 63% penduduk Indonesia menderita karies
gigi aktif atau kerusakan pada gigi yang belum ditangani. Lebih dari 50% pengunjung
poli gigi yang datang ke Puskesmas bertujuan untuk mencabutkan gigi, padahal di poli
gigi puskesmas tersedia perawatan penambalan dan restorasi, perawatan saluran akar
dan perawatan gigi lainnya yang dapat dipilih untuk mempertahankan gigi lebih lama
di dalam rongga mulut.5

1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi masalah dan mencari pemecahan masalah pada kualitas


pelayanan di poli Gigi Puskesmas Putri Ayu kota Jambi tahun 2017.

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan di Poli Gigi Puskesmas Putri Ayu
tahun 2017.
2. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan di Poli Gigi
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2017.

3
3. Untuk menentukan prioritas masalah dalam pelaksanaan pelayanan di Poli Gigi
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2017.
4. Untuk menentukan alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan
pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2017.
5. Untuk menyusun rencana usulan kegiatan pada alternatif pemecahan prioritas
masalah dalam pelaksanaan Pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi Tahun 2017.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


a. Pengertian
Menurut World Health Assosiation (WHO) (2008), pelayanan kesehatan gigi dan
mulut merupakan integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam bidang kedokteran gigi. Pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dilakukan melalui pendekatan pelayanan kedokteran gigi
keluarga, yang berarti Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata pertama dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut secara paripurna yang meliputi kegiatan preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif dengan pusat layanan individu dalam suatu keluarga
binaan (Kepmenkes, 2007). Pembentukan dokter gigi keluarga mengarah pada model
The Five Star Doctor, dimana seorang dokter gigi keluarga berfungsi sebagai care
provider (pemelihara kesehatan), decision maker (pengambil keputusan),
communicator (komunikator), community leader (pemuka masyarakat), dan manager
(manajer).6

b. Pelayanan Kedokteran Gigi dalam Sistem JKN

4
Pemberlakuan pelayanan kesehatan berjenjang pada program JKN yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, telah memetakan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut menjadi 3 tingkatan, yakni:
(1) Pelayanan primer, dilakukan oleh seorang dokter gigi umum
(2) Pelayanan sekunder, oleh dokter gigi spesialis
(3) Pelayanan tersier, oleh dokter gigi sub spesialis atau konsultan.7

c. Sistem Pembiayaan
Sistem pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan yang diterapkan dalam
pelaksanaan program JKN adalah sistem pembiayaan propesctive payment yang terdiri
dari 2 sistem pembiayaan pokok, yakni sistem pembiayaan kapitasi untuk pelayanan
kesehatan tingkat primer dan sistem pembiayaan Diagnosis Related Group (DRG)
berdasarkan kelompok diagnosa Indonesian Case Based Group (INA CBG’s) untuk
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan atau sekunder (Keprmenkes, 2013). Sistem
pembiayaan kapitasi diartikan sebagai besaran pembayaran per bulan yang dibayarkan
dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada provider/FTKP berdasarkan jumlah peserta yang
terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang telah
diberikan oleh provider kepada peserta BPJS Kesehatan.8 Tiga faktor penentu besaran
kapitasi dokter gigi FTKP, yakni:
(1) Paket benefit (manfaat) yang ditawarkan oleh BPJS Kesehatan dalam pelayanan
kedokteran gigi primer, meliputi: konsultasi, pencabutan gigi sulung, pencabutan gigi
permanen, tumpatan resin komposit (sinar), tumpatan semen ionomer kaca, pulp
capping, kegawatdaruratan orodental, scaling, premedikasi dan protesa gigi sebagai
alternatif pilihan.
(2) Utilisasi per jenis tindakan
Menurut Dewanto dan Lestari (2014), pelayanan kesehatan gigi dan mulut era JKN,
diperoleh perhitungan estimasi kunjungan per bulan per jenis tindakan sebesar ±

5
2.03%, dimana 1 dokter gigi mencakup 10.000 peserta, dengan keterangan tabel
estimasi dibawah ini :

Gambar. 2.1 Tabel estimasi angka kunjungan menurut utilisasi.7


(3) Unit cost per jenis tindakan
Unit cost adalah kisaran besarnya nominal dari jenis pelayanan yang diberikan
berdasarkan perhitungan tarif pada umumnya. Besaran kapitasi untuk dokter gigi
sebesar Rp 2000,-/bulan/peserta dan untuk puskesmas yang terdapat pelayanan
kesehatan gigi dan mulutnya sebesar Rp 6000,-/bulan/peserta, selanjutnya asumsi
pemecahan iuran tersebut digunakan untuk paket perawatan sebagai berikut : (1) Rp
720,- untuk pencabutan dengan anastesi injeksi, (2) Rp 161,- untuk pencabutan dengan
anastesi topikal, (3) Rp 270,- untuk tumpatan direct resin komposit, (4) Rp 84,- untuk
pemeriksaan dan medikasi, (5) Rp 240,- untuk tumpatan direct dengan semen ionomer
kaca, (6) Rp 325,- untuk kegawatdaruratan orodental, dan (7) Rp 200,- untuk scalling
dalam jangka waktu satu tahun sekali (Kepmenkes, 2014a)8

2.2 Puskesmas
a. Pengertian

6
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan
pusat pegembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
di samping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya (Depkes, 1991). Puskesmas menurut definisi Azwar
(1996), adalah unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta
pusat pelayanan kesehatan tingkat tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Puskesmas adalah
fasilitas sarana pelayanan kesehatan terdepan dan merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan di seluruh tanah air, utamanya dalam era Jaminan Kesehatan Nasional
(Kepmenkes, 2014c).9 Berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan
penyelenggaraan, puskesmas dikategorikan menjadi 3 kawasan, yakni :
a. Puskesmas kawasan perkotaan
b. Puskesmas kawasan pedesaan
c. Puskesmas kawasan terpencil atau sangat terpencil (Kepmenkes, 2004)

2.2. Poli Gigi

2.2.1. Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi Tahun 2017.

Adapun upaya kesehatan gigi yang dilakukan di poli gigi puskesmas Putri Ayu
Kota Jambi dalam kegiatan sebagai berikut:10

1. Pelaksanaan UKGS
2. Pelaksanaan UKGMD.
3. Pemeriksaan kesehatan gigi di TK/PAUD.
4. Pelatihan guru UKGS

7
Jadwal kegiatan UKGS dan UKGMD di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu telah
ditentukan siapa yang menjadi penanggung jawab dan penyuluhan selalu dijadwalkan
untuk tiap bulannya.

2.2.2. Jenis Pelayanan Kesehatan

Adapun jenis pelayanan kesehatan gigi dapat diberikan antara lain:10

1. Konseling kesehatan gigi dan mulut.

2. Penyuluhan UKGS di sekolah.

3. Penyuluhan UKGMD.

4. Tumapatan ART.

5. Tumapatan Glass Ionometer Cement.

6. Ekstraksi gigi susu.

7. Ekstraksi gigi tetap.

8. Fissure Sealnt.

9. Skelling

10. Perawatan Pulpa

11. Pengobatan abses

BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan data primer dan sekunder. Data primer didapat
melalui wawancara kepada petugas kesehatan bagian pelayanan kesehatan di Poli Gigi
mengenai pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi di poli gigi puskesmas Putri Ayu Kota

8
Jambi Tahun 2017. Sedangkan untuk data sekunder didapatkan dari catatan kunjungan
di Poli Gigi.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara kepada petugas


puskesmas yang ada di Poli Gigi guna memperoleh data dan informasi mengenai
permasalahan yang ada di pelayanan kesehatan Poli Gigi dan Mulut. Daftar pertanyaan
terlampir.

3.3 Pengolahan Data

Setelah proses pengumpulan data selesai, penulis melakukan pemilihan dari semua
data yang ada, kemudian dianalisa untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada,
setelah itu ditentukan prioritas masalah dengan teknik MCUA (Multiple Criteria
Utility Assesment). Untuk memudahkan dalam mengetahui penyebab penulis
menggunakan Fish Bone Analyze, penyebab masalah diprioritaskan dan dibuktikan
dengan data yang ada, lalu ditentukan alternatif pemecahan masalahnya, selanjutnya
dibuat rencana pemecahan masalah kemudian dimonitoring dan dievaluasi.

BAB IV

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS

4.1. Profil Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi

9
Puskesmas Putri Ayu berdiri tahun 1978 dengan nama Puskesmas Wilayah IV
Putri Ayu berada dalam kecamatan Pasar Jambi. Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
sebagai salah satu unit pelayanan teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kota Jambi dituntut
menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan khususnya memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilatif
untuk mempertinggi derajat kesehatan dengan memberikan prioritas pada upaya
peningkatan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu, pelayanan kesehatan ini
tertuang dalam 6 program pokok dan program pengembangan Puskesmas yaitu :
- Promosi Kesehatan
- Kesehatan Lingkungan
- Kesehatan Ibu dan Anak &Keluarga Berencana
- Perbaikan Gizi Masyarakat
- Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Upaya Pengobatan.

Wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu meliputi 5 kelurahan yaitu Legok, Sungai
Putri, Murni, Solok Sipin, dan Selamat. Dalam melaksanakan pelayanan dan fungsi
tentu Puskesmas Putri Ayu masih mengalami beberapa kendala sehingga hasil
pencapaian belum optimal. Adanya profil ini diharapkan dpat menjadi evaluasi dan
pengawasan, pengendalian, dan penilaian yang diselenggarakan melalui mekanisme
statifikasi puskesmas yang kemudian menjadi penilaian kinerja puskesmas.

Letak dan luas wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu ± 962 ha atau ± 61 km2 yang
terdiri dari daerah dataran tinggi sebelah selatan dan dataran rendah disebelah utara,
secara geografis batas-batas wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu adalah sebagai
berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan sungai Batang hari
- Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Pasar Jambi
- Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan selamat dan kecamatan Telanaipura
- Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Jelutung

10
Jumlah Penduduk Wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu berdasarkan data tahun 2016
adalah 70.841 Jiwa dengan perincian:
- Legok : 19.143
- Murni : 7.591
- Solok Sipin : 14.726
- Sungai Putri : 14.285
- Slamet : 15.096

Visi puskesmas:

Terwujudnya Puskesmas Putri Ayu dengan pelayanan, masyarakat yang


berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2018.

Misi puskesmas:

1. Memebrikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar.


2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan.
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dalam pembangunan kesehatan.

Ketenagakerjaan

Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan

- Dokter Umum : 4 orang


- Dokter Gigi : 2 orang
- SKM : 2 orang

11
- Apoteker : 1 orang
- Bidan : 26 orang
- Perawat : 15 orang
- Perawat Gigi : 5 orang
- Asisten Apoteker : 3 orang
- Ahli Gizi : 1 orang
- Sanitarian : 2 orang
- Analis Laboratorium : 1 orang

Jenis dan jumlah Tenaga Non Kesehatan

- Administrasi umum : 5 orang


- Keuangan : 0 orang
- Pekarya : 0 orang
- Pengelola Data : 0 orang
- Pesuruh : 0 orang
- Sopir : 0 orang

4.2. Data Kunjungan Rawat Jalan Poli Gigi

Pencatatan hasil keseluruhan kunjungan rawat jalan di poli gigi pada Januari –
Juni 2017 digambarkan dalam bentuk grafik yaitu sebagai berikut:

12
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN POLI GIGI
PUSKESMAS PUTRI AYU TAHUN JANUARI - JUNI 2017
900 395

800

700

600

500

400

300

200

100

0
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 4.1. Grafik Jumlah Kunjungan Rawat Jalan di Poli Gigi Puskesmas
Putri Ayu pada Januari – Juni 2017

Dari hasil catatatan yang di rekap dalam buku kunjungan pada bulan April 2017, Mei
2017, dan Juni 2017 didapatkan jumlah total kunjungan tiap masing- masing bulan
tersebut adalah sebagai berikut:
Total kunjungan bulan April 2017: 813
Total kunjungan bulan Mei 2017: 697
Total Kunjungan bulan Juni 2017: 347

13
4.3. Wawancara
4.3.1. Hasil Wawancara dengan Petugas Poli Gigi Puskesmas Putri Ayu
Dari hasil wawancara dengan Ibu penanggung jawab di poli gigi puskesmas Putri
Ayu didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Berapa orang tenaga kesehatan di poli gigi ada di Puskesmas Putri Ayu?
“Di Poli Gigi puskesmas Putri Ayu ini terdapat 6 pegawai yang terdiri dari 2
dokter gigi, 3 orang perawat dan 1 orang tenaga suka rela. Dengan
penanggung jawab ruangan Drg. Yohana Meilina. S.”
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan di Poli gigi Puskesmas Putri Ayu?

“Kegiatan yang dilakukan di poli gigi itu sendiri ada dua, yaitu di dalam
puskesmas dan di luar puskesmas. Untuk kegiatan didalam puskesmas terdiri
dari pelayananan penyuluhan atau konseling, pemeriksaan gigi dan mulut,
penambalan dan pencabutan gigi. Sedangkan untuk kegiatan di luar
puskesmas ada penuluhan UKGS di sekolah sekolah dan juga kegiatan sikat
gigi massal. Untuk kegiatan dilakukan secara rutin,”

3. Bagiamana pelaksanaan kegiatan pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Putri Ayu?

“Untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan secara rutin. Pasien datang ambil


kartu daftar dan duduk di kursi depan sambil menunggu giliran pemeriksaan.
Pasien mendapatkan pemeriksaan sampai dengan ke konseling. Untuk jum’at
pelayanan dilakukan sampai jam 11.00 WIB dan sabtu sampai jam 12.00
WIB.”

4. Apa saja masalah yang dijumpai pada pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Putri
Ayu?
“sejauh ini kalau soal pelayanan yang diberikan rasanya sudah maksimal.
Tapi ya adalah masih kendala- kendala. Seperti fasilitas pelayanan yang
belum lengkap, seperti misalnya alat “scaling and root planning” untuk
pembersihan karang gigi yang belum ada, kemudian bahan tambalan gigi
laser yang tidak tersedia. Kemudian jumlah kunjungan dan tenaga dokter yang

14
tidak sesuai serta kepatuhan pasien untuk datang kembali saat diminya untuk
control ulang. Abis sekali kontrol, tidak datang lagi.”

5. Apakah sudah ada solusi untuk permasalahan yang ada pada pelaksanaan
pelayanan kesehatan di Poli Gigi Puskesmas Putri Ayu?

“sejauh ini solusi yang ada seperti masalah kurangnya tenaga dokter. Waktu
tatap muka dengan pasien menjadi dikurang tidak sesuai dengan SOP untuk
mengantisipasi penumpukan pasien. Kemudian kepatuhan pasien kita selalu
mengingatkan benar-benar saat pasien datang ke poli untuk datang kembali
dan memberitahukan konsekwensi apabila pasien tidak datang kembali.”

4.3.2. Hasil Wawancara dengan Pasien Poli Gigi

Hasil wawancara dengan pasien di Poli Gigi adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana pelayanan yang diberikan Oleh petugas di Poli Gigi?
“pelayanan sudah memuaskan. Mereka ramah- ramah dan baik semua
yang melayani di dalam situ”.
2. Apakah ibu/ bapak memiliki penyakit kronis dan selalu datang berobat
kesini?
“alhamdulillah tidak ada, saya beberapa kali berobat kepuskesmas ini
namun hanya penyakit-penyakit biasa seperti demam, hari ini saya hanya
konsultasi gigi saya bengkak lagi, mau dicabut tapi belum bisa kata
dokter”
3. Apakah ibu/ bapak datang kesini lagi kalau dokter/ perawat meminta bapak
untuk datang kontrol kembali?
“mereka bilanglah datang kontrol lagi kalau obatnyo abis. cuma kadang
saya lupa dan jadinya gak datanglah, nah sekarang bengkak lagi gigi kami
makanya kami kesini lagi”
4. Apakah ada saran untuk Poli Gigi agar kedepannya lebih baik lagi?

15
“semua pelayanannya bagus, perawat sama dokternya baik dan ramah.
Mungkin lebih di banyakin lagi dokternya karena kan ni banyak pasien-
pasien yang lain juga ngantri berobat di sini, juga dilengkapi lagi
fasilitasnya, anak saya kemaren mau bersihi karang gigi belum bisa disini
dan juga kami kesulitan tadi saat mendaftar bingung mendaftarnya
dimana”.
BAB V
MASALAH KESEHATAN
5.1 Identifikasi Masalah

5.1.1 Brain Storming

Dari hasil brainstorming dengan beberapa teman dan petugas kesehatan


didapatkan beberapa masalah dalam kualitas pelayanan Poli Gigi Puskesmas
Putri Ayu.

A. Input
1. Tempat pendaftaran yang kurang jelas.
B. Proses
1. Fasilitas pelayanan kesehatan gigi kurang lengkap.
2. Waktu pelayanan perpasien tidak ideal
C. Output
1. Pasien kurang mendapat penjelasan tentang penyakit yang diderita
D. Outcome
1. Pasien yang tidak datang untuk Kontrol kembali
2. Berkurangnya jenis pelayanan yang dapat diberikan

Dari hasil curah pendapat didapatkan 6 masalah, dan setelah dilakukan pembahasan
maka masalah yang dipilih yaitu:

1. Berkurangnya jenis pelayanan yang dapat diberikan


2. Pasien tidak datang untuk kontrol kembali.

16
5.2 Pembuktian Masalah dengan Pengumpulan Data
1. Berkurangnya jenis pelayanan yang dapat diberikan.
Poli Gigi biasanya selalu ramai kunjungan dari pasien baik baru maupun pasien
lama setiap harinya, namun keterbatasan sarana dan prasana yang dimiliki
Puskesmas Putri Ayu menyebabkan tak jarang pasien pulang tanpa mendapatkan
pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan belum lengkapnya alat alat kesehatan
gigi yang terdapat di Puskesmas Putri Ayu. Misalnya alat scaling and root
planning yang tidak tersedia, kemudian terdapat alat penambal gigi laser namun
bahan untuk menambalnya tidak tersedia.
2. Pasien datang untuk kontrol kembali
Dari hasil wawancara dengan penanggung jawab poli gigi didapatkan bahwa
beberapa pasien yang berobat sering tidak datang untuk melakukan kontrol
ulang. Sehingga para petugas kesulitan untuk melakukan pemantauan dan pasien
yang tidak tertatalaksanan hingga selesai umumnya datang kembali sebagai
pasien relapse sehingga ditatalaksana dari awal kembali.

5.3 Menentukan Prioritas Masalah


Untuk menentukan prioritas masalah digunakan metode MCUA (Multiple Criteria
Utility Assesment) dimana penentuan nilai prioritas masalah menggunakan tabel
sebagai berikut:
Tabel 5.1. Tabel penentuan prioritas masalah (k MCUA)
N Pengaruh Pengaruh Kemampuan Pengaruh
terhadap terhadap Teknologi & Terhadap JU
Kriteria
Bobot kesehatan kesehatan SDM yang Pemda ML

Masalah masyarakat pasien dimiliki AH


(5) (4) (3) (2)
1 Berkurangnya jenis N 8 6 7 5
pelayanan yang dapat
diberikan BN 40 25 21 10 96

17
2 Pasien tidak datang kembali N 3 7 5 4
untuk kontrol ulang BN 15 28 15 8 66

Keterangan :
B= Bobot

N= Nilai
BN = Bobot x Nilai = Skor (S)
Bobot ditentukan 2-5, Nilai ditentukan 1-10.
dari hasil penentuan masalah menggunakan tabel MCUA maka masalah yang
menjadi prioritas berdasarkan skor penilaian adalah “Berkurangnya jenis pelayanan
yang dapat diberikan.”

5.4 Identifikasi Penyebab Masalah dan Penyebab Masalah Dominan


5.4.1 Diagram Alur (Flow Chart)

Mulai

Pendaftaran

Poli Gigi

Anamnesis, Pemeriksaan Pemeriksaan


penunjang
(secara umum, local) (TD,KGD)

Rujukan
(RSU) Penentuan diagnose dan terapi

Penambalan gigi Penyuluhan/ Pasien/Keluarga pasien


penerang menandatangani Form
persetujuan tindakan
Persiapan alat dan
bahan tambal

18
Persiapan anathesi
dan alat cabut
Pasien telah
dilakukan Pencabutan gigi
penambalan gigi

Pasien telah
dilakukan
pencabutan gigi

Apotek
Obat
(Pemberian obat)

Selesai

Gambar 5.1 Diagram Alur Kegiatan di Poli Gigi Puskesmas Putri Ayu
Kota Jambi
Diagram alur ini dibuat untuk mengkaji kembali tahapan kegiatan yang dilakukan
selama ini dalam melakukan kegiatan pelayanan di poli gigi Puskesmas Putri Ayu.
Berikut alur kegiatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Putri Ayu.

Sebelum membuat Bagan Tulang Ikan, berdasarkan simpul kegiatan yang rawan
diatas dapat dicari siapa-siapa yang terkait pada kegiatan tersebut. Tujuannya yaitu
mencari hal-hal yang terkait dengan kegiatan pelayanan tenaga kesehatan yang belum
berjalan efisien dan selanjutnya ikut memecahkan masalah, selanjutnya dilakukan
curah pendapat untuk menggali penyebab masalah.

5.4.2. Identifikasi Penyebab Masalah dengan Diagram Tulang Ikan (Fish Bone)
Untuk menanggulangi suatu masalah, harus diketahui terlebih dahulu sebab
terjadinya masalah tersebut. Salah satu caranya dengan menggunakan diagram tulang
ikan (Fish Bone) atau diagram sebab akibat. Alat bantu ini dapat;
- Melakukan identifikasi sebab-sebab dari suatu masalah.

19
- Sangat efektif untuk membantu tim dalam mencari akar penyebab suatu
masalah.
- Sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi dan memperagakan sebab-sebab
masalah.
Dalam mencari faktor-faktor penyebab masalah dominan dalam permasalahan
ini, maka digunakan diagram Fish Bone:
Diagram Fish Bone dapat dilihat pada gambar 5.2

MATERIAL/ BAHAN MANUSIA


Pasien tidak
mendapat
pengetahuan dan
edukasi tentang
penyakitnya Guru SD tidak
diberdayakan
Fasilitas
sebagai kader
perawatan Waktu
gigi tidak pelayanan tidak
lengkap memadai

Tenaga
kesehatan
kurang

Berkurangnya
jenis pelayanan
yang dapat
diberikan

Pasien tidak
Kurangnya mendapat
pemahaman pengetahuan dan
masyarakat 20
edukasi tentang
tentang SKN penyakitnya
Tempat
pendaftaran
Waktu tatap pasien
Lapangan kurang jelas
parkir muka dokter
kendaraan dan pasien
sangat tidak ideal
terbatas

LINGKUNGAN PROSES

Gambar 5.2. Diagram Fish Bone

5.4.3. Mencari Dukungan Data


Dukungan data diperlukan untuk mencari penyebab yang paling mungkin
menjadi akar penyebab masalah.

1. Faktor Manusia
Dari segi faktor manusia didapatkan bahwa Guru sekolah dasar tidak
dilakukan rekrutmen dan pelatihan Guru sebagai kader, dan juga tenaga
kesehatan di puskesmas Putri Ayu tidak cukup bila dilihat dari jumlah
pasien dan waktu pelayanan. Sebagai kompensasinya mencagah
penumpukan pasien, waktu tatap muka pasien dan dokter menjadi

21
dipersingkat, sehingga pasien kurang mendapat pengetahuan dan edukasi
tentang penyakit yang diderita.
2. Proses
Renovasi yang dilakukan di Puskesmas Putri Ayu membuat beberapa
pasien kurang mengetahui tempat pendaftaran pasien yang terletak dilantai
2. Hal ini juga disebabkan tidak adanya petunjuk arah di Puskesmas Putri
Ayu. Disamping itu waktu pelayanan yang terbatas dan jumlah tenaga
kesehatan yang terbatas menyebabkan waktu pelayanan perpasien menjadi
kurang dari ideal.
3. Lingkungan
Puskesmas Putri Ayu yang terletak dipinggir jalan tidak menyediakan akses
untuk parki kendaraan, terutama kendaraan roda empat. Pasien merasa
kesulitan untuk datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Tempat yang tersedia untuk paskir kendaraan hanya terdapat
disisi kanan Puskesmas untuk kendaraan roda dua, untuk roda empat
umumnya pasien menggunakan tepi jalan di depan puskesmas untuk
memarkirkan kendaraan. Puskesmas Putri Ayu sendiri sebenarnya telah
melakukan kerja sama dengan pihak Museum yang terletak di seberang
Puskesmas Putri Ayu untuk penggunaan Bersama lapangan parkir, namun
tidak terdapat pemberitahuan resmi bagi pasien tentang kerja sama tersebut,
sehingga lapangan parkir tersebut hanya digunakan karyawan Puskesmas
Putri Ayu. Disamping itu juga pemahaman masyarakat tentang SKN
terutama BPJS Kesehatan dan penggunaannya masih belum memadai, hal
tersebut terlihat dari beberapa pasien yang menduga bahwa BPJS tersebut
tidak dapat digunakan di Poli gigi. Selain itu juga dari data yang Laporan
BPG terlihat pasien umum mencapai angka 50% tiap bulannya.
4. Material/Bahan

22
Fasilitas alat dan bahan perawarat gigi di Puskesmas Putri Ayu tidak
lengkap, hal ini terlihat dari belum tersedianya peralatan-peralatan seperti
“scaling and root planning” yang digunakan untuk membersihkan karang
gigi. Selain itu juga terdapat alat penambalan laser namun tidak tersedia
bahan untuk dilakukan penambalan laser tersebut.

5.4.4. Menentukan Penyebab Masalah Dominan


Dari beberapa akar penyebab, dicari penyebab yang paling dominan artinya
dengan menangulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar masalah sudah
dapat dipecahkan.
Karena itu, dilakukan urutan dominan (pentingnya) dengan cara diskusi, adu
argumentasi dan justifikasi antar anggota tim pemecah masalah untuk menentukan
penyebab yang paling dominan dan didapatkan hasil bahwa penyebab yang paling
dominan yaitu “Fasilitas perawatan gigi di Puskesmas Putri Ayu tidak lengkap” ini
terbukti dengan adanya faktor dari bahan dan alat yaitu alat-alat seperti scaling and
root planning dan bahan penambal gigi laser Puskesmas Putri Ayu. dari segi manusia
yaitu tenaga kesehatan yaitu Dokter Gigi yang kurang dipuskesmas Putri Ayu.

BAB VI
PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS DAN USULAN KEGIATAN
UNTUK PEMECAHAN MASALAH

6.1 Alternatif-alternatif Pemecahan Masalah

23
Dari masalah yang paling dominan yaitu kunjungan poli gigi menurun
signifikan, maka alternatif pemecahan masalahnya adalah:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan mencakup tenaga kesehatan dan sarana-


prasarana.
b. Mensosialisasikan Poli Gigi Putri Ayu kepada masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas.
6.2 Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
Untuk menentukan prioritas pemecahan masalah, maka digunakan tabel
MCUA dibawah ini.

Tabel 6.1 MCUA Untuk Menentukan Prioritas Alternatif Pemecahan masalah


masalah dengan

Waktu singkat
Dilaksanakan

Murah biaya
memecahkan

Kriteria

Jumlah
sempurna

Mudah

No.
Dapat

Alternatif
Pemecahan
Masalah Bobot 5 4 3 2
1. Meningkatkan N 9 6 5 8
kualitas pelayanan
mencakup tenaga
BN 45 20 18 16 100
kesehatan dan
sarana-prasarana
2. Mensosialisasikan N 5 7 6 6
Poli Gigi Putri
Ayu kepada
masyarakat BN 25 24 15 12 93
diwilayah kerja
Puskesmas

Keterangan:
B : Bobot
N : Nilai
BN : Bobot x Nilai

24
Bobot ditentukan 2-5
Nilai ditentukan 1-10
Dari hasil tabel MCUA diatas diperoleh prioritas alternatif pemecahan
masalah pada makalah ini, yaitu dengan Meningkatkan kualitas pelayanan
mencakup tenaga kesehatan dan sarana-prasarana.

6.3 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pemecahan Masalah

Setelah dilakukan curah pendapat (brainstorming) oleh tim pemecah masalah


didapatkan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
alternatif pemecahan masalah yang telah diurutkan priotitasnya, yaitu sebagai
berikut:

1. Faktor Pendukung
- Mudah untuk dilakukan
- Tidak membutuhkan waktu yang lama

2. Faktor Penghambat
- Membutuhkan dana
- Prosedur pengadaan barang dan tenaga kesehatan

3. Upaya Mengantisipasi Faktor Penghambat


- Adanya koordinasi yang baik dalam pelaksanaan kegiatan dan pengadaan
barang.

6.4 Rencana Usulan Kegiatan Pemecahan Masalah Yang Terpilih


Rencana usulan kegiatan pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 6.2 Rencana Usulan Kegiatan

25
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Biaya Target
1 Rapat Agar terjadi Kepala Puskesmas Kepala Tidak Peningkatan
evaluasi peningkatan Puskesmas Puskesmas Ada kualitas
kinerja kualitas serta serta semua layanan Poli
pelayanan semua petugas Gigi
petugas Poli Gigi
Poli Gigi
2 Pengecekan Agar dapat Sarana- Puskesmas Kepala Tidak Adanya data
untuk mendata prasarana Puskesmas ada sarana-
sarana kekurangan Poli Gigi dan prasarana
prasarana dari segi penanggung Poli Gigi
sarana jawab Poli
prsarana Gigi
3 Pengadaan Agar dapat Sarana- Puskesmas Kepala ada Kelengkapan
alat dan melengkapi prasarana Puskesmas alat-alat
barang alat-alat Poli Gigi dan pelayanan
pelayanan di penanggung Poli Gigi
Poli Gigi jawab Poli
Gigi

6.5 Monitoring Dan Evaluasi


6.5.1 Monitoring

Tabel 6.3 Contoh Format Monitoring Kegiatan


Kegiatan Indikator Standar Hasil Selisih Ket
Peningkatan Meningkatnya Meningkatnya Kualitas - Terlaksana
kinerja kualitas kualitas pelayanan

petugas pelayanan pelayanan meningkat


mencakup mencakup
tenaga tenaga
kesehatan kesehatan
Kelengkapan Meningkatnya Meningkatnya Kualitas - Terlaksana
dan kualitas kualitas pelayanan
kelayakan pelayanan pelayanan meningkat
mencakup mencakup

26
sarana sarana- sarana-
prasarana prasarana. prasarana.
6.5.2 Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk dapat mengetahui sejauh mana kegiatan sudah
dilaksanakan dan bisa memecahkan masalah yang terjadi. Evaluasi dapat
dilakukan dengan cara:
a. Membandingkan frekuensi/tingkat masalah atau sebab masalah sebelum
intervensi dan sesudah intervensi. Untuk itu dapat menggunakan bar chart
b. Menggunakan format evaluasi yang telah disediakan

Tabel 6.4 Contoh Format Evaluasi Kegiatan


Kegiatan Indikator Awal Akhir Efektivitas Ket
Peningkatan Meningkat Jenis Jenis - Ada
jenis pelayanan pelayanan pelayanan peningkatan
kesehatan gigi gigi kesehatan
sedikit gigi
meningkat

27
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan berbagai upaya dalam memecahkan masalah
pada pelaksanaan pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Masih adanya kendala dalam pelaksanaan pelayanan di Poli Gigi Puskesmas


Putri Ayu Kota Jambi.
2. dari identifikasi masalah input, proses, output, dan outcome didapatkan ada 6
masalah.
3. Masalah yang diprioritaskan dari hasil pengolahan data di tabel MCUA adalah
“Berkurangnya jenis pelayanan yang dapat diberikan”.
4. Alternatif pemecahan masalah yang terpilih berdasarkan penyebab masalah
dominan yaitu dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan mencakup tenaga
kesehatan dan sarana-prasarana.
5. Prioritas pemecahan masalah adalah meningkatkan kualitas pelayanan
mencakup tenaga kesehatan dan sarana-prasarana.

7.2. Saran

1. Meningkatkan kerja sama lintas sektor, dengan mengadakan pertemuan


lintas sektor untuk membahas kelangsungan dan kinerja dari Poli Gigi yang

28
ada di masing-masing puskesmas sehingga nantinya dapat bertukar
informasi yang beguna untuk meningkatkan mutu pelayanan di Poli Gigi.
2. Mengevaluasi kinerja petugas di Poli Gigi agar dapat memberikan
pelayanan yang optimal bagi seluruh pasien yang berobat di Poli Gigi.
3. Memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasarana yang ada di Poli Gigi
agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai standar bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI.”Sistem Kesehatan Nasional” Jakarta, 2009.


2. Al-Assaf. 2009, Mutu Pelayanan Kesehatan, EGC Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta.
3. Azwar, A, 1996. Pengantar administrasi kesehatan. Bina Rupa Aksara, Jakarta.

4. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta :


CV Sagung Seto.
5. Mukti, Ali Ghufron. 2007. StrategiTerkini Peningkatan Mutu Pelayanan
6. Kepmenkes. (2005). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1415 tahun
2005 tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga. Jakarta.
7. Dewanto, I., dan Lestari, N.I. (2014). Panduan pelaksanaan pelayanan
kedokteran gigi dalam sistem jaminan kesehatan nasional. Jakarta.
8. Kepmenkes. (2014b). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 59 tahun 2014 tentang Standart Tarif Pelayanan Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Jakarta.

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014. Pusat


Kesehatan Masyarakat. 2014. Jakarta : Menkes RI : 2014
10. Puskesmas Putri Ayu. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Putri
Ayu Kota Jambi Tahun 2017. Poli Gigi Puskesmas Putri Ayu : Jambi.

29
30

Anda mungkin juga menyukai