Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Dalam tulisan ini hendak diuraikan perihal tentang pengertian warganegara,
perbedaannya dengan orang asing serta penduduk. Kemudian diuraikan perihal
kewarganegaraan yang akan memuat asas kewarganegaraan, warga negara republik indonesia,
cara memperoleh kewarganegaraan, bagaimana kehilangan kewarganegaraan dan cara
memperoleh kembali kewarganegaraan serta hak dan kewajiban warganegara.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini
(KEWARGANEGARAAN) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Penyu
sun

KEWARGANEGARAAN 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Warga negara memiliki peran yang vital bagi keberlangsungan sebuah negara.
Oleh karena itu, hubungan antara warga negara dan negara sebagai institusi yang
menaunginya memiliki aturan atau hubungan yang diatur dengan peraturan yang
berlaku di negara tersebut. Agar dapat memiliki status yang jelas sebagai warga
negara, pemahaman akan pengertian, sistem kewarganegaraan serta hal-hal lain yang
menyangkut warga negara hendaknya menjadi penting untuk diketahui. Dengan
memiliki status sebagai warga negara, orang memiliki hubungan dengan negara.
Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran, hak dan kewajiban secara timbal balik
antara warga negara dengan negaranya. Rakyat merupakan suatu unsur bagi
terbentuknya suatu negara, disamping unsur wiayah dan unsur pemerintah. Suatu
negara tidak akan terbentuk tanpa adanya rakyat, walaupun mempunyai wilayah
tertentu dan pemerintahan yang berdaulat. Rakyat yang tinggal di wilayah negara
menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Orang yang berada di suatu wilayah
negara dapat dibedakan menjadi penduduk dan non penduduk. Adapun penduduk
negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga
negara.
Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, Yang pokok adalah bahwa setiap orang
haruslah terjamin haknya untuk mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga
terhindar dari kemungkinan menjadi ‘stateless’ atau tidak
berkewarganegaraan.Tetapi pada saat yang bersamaan, setiap negara tidak boleh
membiarkan seseorang memilki dua status kewarganegaraan sekaligus. Itulah
sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara negara-negara modern untuk
menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut. Oleh karena itu, di samping
pengaturan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui proses
pewarganegaraan (naturalisasi) tersebut, juga diperlukan mekanisme lain yang lebih
sederhana, yaitu melalui registrasi biasa. misal dengan membuat akte kalahiran dan
KTP sebagai bukti merupakan penduduk asli negara tersebut. Indonesia sebagai
negara yang pada dasarnya menganut prinsip ‘ius sanguinis’,mengatur kemungkinan
warganya untuk mendapatkan status kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran.

KEWARGANEGARAAN 2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis merumuskan
permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari Kewarganegaraan dan Warga Negara ?
2. Bagaimana sistem Kewarganegaraan serta cara memperoleh Kewarganegaraan ?
3. Apakah pengertian dari Hak dan Kewajiban Warga Negara serta contohnya ?
4. Apakah masalah yang ditimbulkan oleh Kewarganegaraan?
C. Tujuan
Dari Rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka di dapat tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengertian Kewarganegaraan dan Warga Negara
2. Mengetahui sistem Kewarganegaraan serta cara memperoleh Kewarganegaraan
3. Mengetahui Hak dan Kewajiban Warga Negara serta contohnya
4. Mengetahui masalah yang ditimbulkan oleh Kewarganegaraan
D. Manfaat

KEWARGANEGARAAN 3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian Warga Negara
Orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara
dahulu biasa disebut hamba atau kawula negara. Namun sekarang ini lazim disebut warga
negara, karena sesuai dengan kedudukannya sebagai orang yang merdeka. Ia tidak lagi
sebagai hamba raja, melainkan anggota atau warga dari suatu negara. Jadi warga secara
sederhana dapat di artikan sebagai anggota dari suatu negara.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari
negara itu. Sementara itu, AS Hikam dalam Ghazalli (2004) mendefinisikan warga
negara yang merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari sebuah
komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Dalam konteks Indonesia, istilah warga
negara seperti yang tertulis dalam UUD 1945 pasal 26 dimaksudkan: “Warga negara
adalah Bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai
warga negara”. Selanjutnya dalam pasal 1 UU Nomor 22/1958, dan dinyatakan juga
dalam UU Nomor 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, menekankan
kepada peraturan yang menyatakan bahwa Warga Negara Republik Indonesia adalah
orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan
atau peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga
negara Republik Indonesia.
Warga negara memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting bagi
kemajuan dan bahkan kemunduran sebuah bangsa. Oleh karena itu, seseorang yang
menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh Undang-undang yang
dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara menentukan siapa saja yang menjadi warga
negaranya, terlebih dahulu negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meningggalkannya
serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal 28E ayat (1) UUD 1945.
pernyataan ini mengandung makna bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah
negara dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Warga Negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan dengan undang-undang sebagai
warga negara.

KEWARGANEGARAAN 4
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat
sementara sesuai dengan visa (surat izin untuk memasuki suatu negara dan
tinggal sementara yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang
diberikan negara melalui kantor imigrasi.
Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa orang-orang bangsa lain, misalnya orang
peranakan Belanda, peranakan Cina, peranakan Arab, dan lain-lain yang bertempat
tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai Tanah Airnya dan bersikap setia
kepada Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara. Dari sudut hubungan
antara negara dan warga negara, Koerniatmanto S. mendefinisikan warga negara dengan
konsep anggota negara. Sebagai anggota negara, warga negara mempunyai kedudukan
khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat
timbal balik terhadap negaranya.
Orang yang berada disuatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi dua yaitu
penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal
disuatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan yang bukan penduduk
adalah orang-orang yang hanya tinggal sementara waktu saja di wilayah suatu negara.
Selanjutnya penduduk dalam suatu negara dapat dipilah lagi menjadi dua yaitu
warga negara dan orang asing. Austin Raney menyatakan bahwa setiap negara memiliki
sejumlah orang tertentu yang dianggap sebagai warga negaranya dan yang lainnya adalah
sebagai orang asing.
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi
merupakan anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya pada
negara itu, menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut serta dalam
proses politik. Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang tidak terputus dengan
negaranya meskipun yang bersangkutan telah didomisili diluar negeri, asalkan ia tidak
memutuskan kewarganegaraannya.
Sedangkan orang asing adalah orang-orang yang untuk sementara atau tetap
bertempat tinggal di negara tertentu, tetapi tidak berkedudukan sebagai warga negara.
Mereka adalah warga negara dari negara lain yang dengan izin dari pemerintah setempat
menetap di negara yang bersangkutan. Mereka mempunyai hubungan secara hukum
dengan negara dimana ia tinggal hanya ketika ia masih bertempat tinggal di wilayah
negara tersebut.

KEWARGANEGARAAN 5
Di dalam suatu negara terdapat sejumlah orang-orang yang berstatus sebagai
warga negara sekaligus sebagai penduduk dan sejumlah penduduk yang berstatus buakn
sebagai warga negara (orang asing).
Perbedaan status atau kedudukan sebagai penduduk dan bukan penduduk, juga
penduduk warga negara dan bukan penduduk warga negara menimbulkan perbedaan hak
dan kewajiban. Kebanyakan negara menentukan bahwa hanya mereka yang berstatus
sebagai penduduk sajalah yang boleh bekerja dinegara yang bersangkutan, sedang bagi
mereka yang berstatus bukan penduduk dilarang melakukan pekerjaan apapun. Demikian
juga di indonesia misalnya, hanya warga negara yang boleh mempunyai hak milik atas
tanah, dan hak untuk memilih atau dipilih dalam pemilihan umum. Sedang orang asing
baik yang berstatus sebagai penduduk maupun bukan penduduk tidak diperbolehkan
melakukan hal-hal tersebut.
Di indonesia diantara sesama warga negara masih dibedakan lagi anatara warga
negara asli dan wargan negara keturunan asing. Hal ini dinyatakan dalam pasal 26 ayat
1 UUD 1945 yang berbunyi: “yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara”. Perbedaan tersebut juga menimbulkan hak dan kewajiban,
walaupun hanya terbatas pada bidang tertentu.
Selanjutnya mengenai istilah rakyat, Heuken SJ dkk (1988) mencatat ada empat
arti dari istilah rakyat. Pertama, rakyat adalah kelompok orang yang diperintah atau
lapisan bawah dalam masyarakat. Kedua, rakyat adalah kaum proletar. Ketiga, rakyat
adalah semua penduduk disuatu tempat, negeri, atau daerah. Keempat, rakyat adalah
golongan orang yang memiliki ikatan bersama yang kuat, karena memiliki warisan
seperti sejarah, bahasa, nasib, adat, kebudayaan dan tujuan bersama. Istilah rakyat dan
warga negara sebenanya menunjuk kepada subjek yang sama, hanya saja rakyat
merupakan sebutan sosiologis sedangkan warga negara merupakan sebutan yuridis.

2.1 Warga Negara Indonesia


Dalam beberapa literatur, dikenal istilah warga negara, rakyat dan penduduk.
Istilah warga negara secara umum mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari
suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan
bersama, atas dasar tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama (Tim ICCE
UIN Jakarta). Istilah rakyat lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada
orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu.

KEWARGANEGARAAN 6
Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan penguasa. Sedangkan penduduk, menurut
Soepomo dalam Hartono Hadisoeprapto (1999), adalah orang-orang yang dengan sah
bertempat tinggal tetap dalam suatu negara. Pasal2 UU RI Tentang Kewargganegaraan
Tahun2006 Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warganegara. Kepada orang ini akan diberikanKartu Tanda Penduduk ,
berdasarkanKabupatenatau (khususDKI Jakarta) Provinsi, tempatia terdaftar sebagai
penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik ( Nomor
Induk Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17tahun dan mencatatkan diri di
kantor pemerintahan.Paspor diberikan oleh negarakepada warga negaranya sebagai bukti
identitas yang bersangkutan dalam tatahukum internasional.

2.2 Kewarganegaraan
Pengertian kewarganegaraan dapat dibedakan dalam dua arti yaitu kewarganegaraan
dalam arti formal dan kewarganegaraan dalam arti material. Kewarganegaraan dalam arti
formal menunjuk pada hal ikhwal masalah kewarganegaraan yang umumnya berada pada ranah
hukum publik. Kewarganegaraan dalam arti formal membicarakan hal ikhwal masalah
kewarganegaraan seperti siapakah warga negara, bagaimana cara memperoleh
kewarganegaraan, pewarganegaraan, bagaimana kehilangan kewarganegaraan, dan seterusnya.
Sedangkan kewarganegaraan dalam arti material adalah akibat hukum dari pengertian
kewarganegaraan itu sendiri. Kewarganegaraan dalam arti material menunjuk pada akibat
hukum dari status kewarganegaraan yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.
Kewarganegaraan dalam arti material ini merupakan isi dari kewarganegaraan itu sendiri yaitu
masalah hak dan kewajiban warga negara. Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang
tersebut memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan.
2.2.1 KedudukanWarga Negara di Indonesia
Dalam sistem kewarganegaraan di Indonesia, Kedudukan warga negara pada
dasarnya adalahsebagai pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara yang
berdaulat dan merdeka Indonesiamempunyai kedudukan yang sama dengan negara lain
di dunia, pada dasarnya kedudukan warganegara bagi negara Indonesia diwujudkan
dalam berbagai peraturan perundang-undangan tentangkewarganegaraan, yaitu :1.
UUD 1945Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara dan penduduk diatur
dalam pasal 26 yaitu :

KEWARGANEGARAAN 7
a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
b. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesai.
c. Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.2. UU No. 3 tahun
1946Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan Penduduk negara adalah
peraturan Merivasidibawah dibawah UU 1945 yang digunakan untuk menegakan
kedudukan Negara RI denganwarga negaranya dan kedudukan penduduk negara
RI.3. UU No. 62 tahun 1958UU No.62 tahun 1958 merupakan penyempurnaan dari
UU tentang kewarga negaraan yangterdahulu.
d. UU No. 62 tahun 1958 tenang kewarganegaraan RI merupakan produk
hukumderivasi dari pasal 5 dan 144 UUD RI 1950 yang sampai saat ini masih
berlaku dan tetapdigunakan sebagai sumber hakum yang mengatur masalah
kewarganegaraan di Indonesai setelahkurang lebih 48 tahun berlaku, dan saat ini
dinilai sudah tidak sesuai lagi.
e. Pernasalahankewarganegaraan yang semakin kompleks ternyata tidak mampu
ditampung oleh undang-undangini.4. UU No.12 tahun 2006RUU
Kewarganegaraan yang baru ini memuat beberapa subtansi dasar yang lebih
revolusioner dan aspiratif, seperti :
1. Siapa yang mnjadi warga negara Indonesia
2. Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesi
3. Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
4. Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia
5. Ketentuan pidana

2.3 Sistem Kewarganegaraan


Sistem kewarganegaraan merupakan ketentuan/pedoman yang digunakan dalam
menentukan kewarganegaraan seseorang. Pada dasarnya terdapat tiga sistem yang secara
umum dipergunakan untuk menentukan kriteria siapa yang menjadi warga negara suatu negara,
yaitu kriteria yang didasarkan atas kelahiran, perkawinan dan naturalisasi.
1. Sistem Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran
Penentuan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran seseorang dikenal dengan dua asas
kewarganegaraan yaitu ius soli dan ius sanguinis. Kedua istilah tersebut berasal dari bahasa
Latin.Ius berarti hukum, dalil atau pedoman. Soli berasal dari kata solum yang berarti negeri,
tanah atau daerah, dan sanguinis berasal dari kata sanguis yang berarti darah. Dengan demikian

KEWARGANEGARAAN 8
ius soli berarti pedoman kewarganegaraan yang berdasarkan tempat atau daerah kelahiran,
sedangkan ius sanguinis adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan darah atau keturunan
atau keibubapakan.
Sebagai contoh, jika sebuah negara menganut ius soli , maka seorang yang dilahirkan
di negara tersebut mendapatkan hak sebagai warga negara. Begitu pula dengan asas ius
sanguinis , jika sebuah negara menganut ius sanguinis , maka seseorang yang lahir dari orang
tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara tertentu, Indonesia misalnya, maka anak
tersebut berhak mendapatkan status kewarganegaraan orang tuanya, yakni warga negara
Indonesia.
A. Asas Ius Sanguinis
Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan
kewarganegaraan seseorang, artinya kalau orang dilahirkan dari orang tua yang
berwarganegara Indonesia, ia dengan sendirinya juga warga negara Indonesia. Asas
Ius sanguinis atau Hukum Darah ( law of the blood ) atau asas genealogis (keturunan)
atau asas keibubapakan, adalah asas yang menetapkan seseorang mempunyai
kewarganegaraan menurut kewarganegaraan orang tuanya, tanpa melihat di mana ia
dilahirkan. Asas ini dianut oleh negara yang tidak dibatasi oleh lautan, seperti Eropa
Kontinental dan China.
Asas ius sanguinis memiliki keuntungan, antara lain:
(1) Akan memperkecil jumlah orang keturunan asing sebagai warga negara;
(2) Tidak akan memutuskan hubungan antara negara dengan warga negara yang lahir;
(3) Semakin menumbuhkan semangat nasionalisme;
(4) Bagi negara daratan seperti China dan lain-lain, yang tidak menetap pada suatu
negara tertentu tetapi keturunan tetap sebagai warga negaranya meskipun lahir di tempat
lain (negara tetangga).
B. Asas Ius Soli
Pada awalnya, asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ini hanya satu,
yakni ius soli saja. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa karena seseorang lahir di
suatu wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut.
Asas ius soli atau asas tempat kelahiran atau hukum tempat kelahiran (law of the
soil ) atau asas teritorial adalah asas yang menetapkan seseorang mempunyai
kewarganegaraan menurut tempat di mana ia dilahirkan. Asas ini dianut oleh negara-
negara imigrasi seprti USA, Australia, dan Kanada. Tidak semua daerah tempat
seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan. Misalnya, kalau orang dilahirkan

KEWARGANEGARAAN 9
di dalam daerah hukum Indonesia, ia dengan sendirinya menjadi warga negara
Indonesia. Terkecuali anggota-anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang
masih dalam ikatan dinas. Di samping dan bersama-sama dengan prinsip ius sanguinis,
prinsip ius soli ini juga berlaku di Amerika, Inggris, Perancis, dan juga Indonesia.
Tetapi di Jepang, prinsip ius solis ini tidak berlaku. Karena seseorang yang tidak dapat
membuktikan bahwa orang tuanya berkebangsaan Jepang, ia tidak dapat diakui sebagai
warga negara Jepang.
Untuk sementara waktu asas ius soli menguntungkan, yaitu dengan lahirnya
anak-anak dari para imigran di negara tersebut maka putuslah hubungan dengan negara
asal. Akan tetapi dengan semakin tingginya tingkat mobilitas manusia, diperlukan suatu
asas lain yang tidak hanya berpatokan pada tempat kelahiran saja. Selain itu, kebutuhan
terhadap asas lain ini juga berdasarkan realitas empirik bahwa ada orang tua yang
memiliki status kewarganegaraan yang berbeda. Hal ini akan bermasalah jika kemudian
orang tua tersebut melahirkan anak di tempat salah satu orang tuanya (misalnya di
tempat ibunya). Jika tetap menganut asas ius soli , maka si anak hanya akan
mendapatkan status kewarganegaraan ibunya saja, sementara ia tidak berhak atas status
kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar itulah, maka asas ius sanguinis dimunculkan,
sehingga si anak dapat memiliki status kewarga-negaraan bapaknya.
Dalam perjalanan banyak negara yang meninggalkan asas ius soli , seperti
Belanda, Belgia, dan lain-lain. Selain kedua asas tersebut, beberapa negara yang
menggabungkan keduanya misalnya Inggris dan Indonesia.
2. Sistem Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan
Selain hukum kewarganegaraan dilihat dari sudut kelahiran, kewarganegaraan
seseorang juga dapat dilihat dari sistem perkawinan. Di dalam sistem perkawinan, terdapat dua
buah asas, yaitu asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
A. Asas Kesatuan Hukum
Asas kesatuan hukum berdasarkan pada paradigma bahwa suami-istri ataupun
ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat
dan tidak berpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, suami-istri
ataupun ikatan keluarga yang baik perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan yang
bulat. Untuk merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suami-istri, maka
semuanya harus tunduk pada hukum yang sama. Dengan adanya kesamaan pemahaman
dan komitment menjalankan adanya kewarganegaraan yang sama, sehingga masing-
masing tidak terdapat perbedaan yang dapat mengganggu keutuhan dan kesejahteraan

KEWARGANEGARAAN 10
keluarga. Menurut asas kesatuan hukum, sang istri akan mengikuti status suami baik
pada waktu perkawinan dilangsungkan maupun kemudian setelah perkawinan berjalan.
Negara-negara yang masih mengikuti asas ini antara lain: Belanda, Belgia,
Perancis, Yunani, Italia, Libanon, dan lainnya. Negara yang menganut asas ini
menjamin kesejahteraan para mempelai. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat, melalui proses hemogenitas dan asimilasi bangsa. Proses ini akan dicapai
apabila kewarganegaraan istri adalah sama dengan kewarganegaraan suami. Lebih-
lebih istri memiliki tugas memelihara anak yang dilahirkan dari perkawinan, maka akan
diragukan bahwa sang ibu akan dapat mendidik anak-anaknya menjadi warga negara
yang baik apabila kewarganegaraannya berbeda dengan sang ayah anak-anak.
B. Asas Persamaan Derajat
Dalam asas persamaan derajat, suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan
status kewarganegaraan masing-masing pihak (suami atau istri). Baik suami ataupun
istri tetap berkewarganegaraan asal, atau dengan kata lain sekalipun sudah menjadi
suami-istri, mereka tetap memiliki status kewarganegaraan sendiri, sama halnya ketika
mereka belum diikatkan menjadi suami istri.
Negara-negara yang menggunakan asas ini antara lain: Australia, Canada,
Denmark, Inggris, Jerman, Israel, Swedia, Birma dan lainnya. Asas ini dapat
menghindari terjadinya penyelundupan hukum. Misalnya, seseorang yang
berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara
dengan cara atau berpura-pura melakukan pernikahan dengan perempuan di negara
tersebut. Setelah melalui perkawinan dan orang tersebut memperoleh kewarganegaraan
yang diinginkannya, maka selanjutnya ia menceraikan istrinya. Untuk menghindari
penyelundupan hukum semacam ini, banyak negara yang menggunakan asas
persamaan derajat dalam peraturan kewarganegaraannya.
3. Sistem Kewarganegaraan Berdasarkan Naturalisasi
Walaupun tidak dapat memenuhi status kewarganegaraan melalui sistem kelahiran
maupun perkawinan, seseorang masih dapat mendapatkan status kewarganegaraan melalui
proses pewarganegaraan atau naturalisasi.
Syarat-syarat dan prosedur pewarganegaraan ini di berbagai negara sedikit-banyak
dapat berlainan, menurut kebutuhan yang dibawakan oleh kondisi dan situasi negara masing-
masing. Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif ada pula yang pasif. Dalam
pewarganegaraan aktif, seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau
mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara. Sedangkan dalam

KEWARGANEGARAAN 11
pewarganegaraan pasif, seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh sesuatu negara atau
tidak mau diberi atau dijadikan warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan dapat
menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut
(Kartasapoetra. 1993: 216-7).
a. Naturalisasi biasa yaitu suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing melalui
permohonan dan prosedur yang telah ditentukan di suatu Negara.
b. Naturalisasi Istimewa yaitu kewarganegaraan yang diberikan oleh pemerintah
(presiden) dengan persetujuan DPR dengan alasan kepentingan negara atau yang
bersangkutan telah berjasa terhadap negara

2.3.1 Asas Warga Negara


Selain itu, dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara, yaitu pada UU
Nomor 12 Tahun 2006. Hukum negara tersebut membagi asas kewarganegaraan juga menjadi
dua asas atau pedoman, yaitu (1) asas kewarganegaraan umum dan (2) asas kewarganegaraan
khusus.
a. Asas Kewarganegaraan Umum
Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2006 asas kewarganegaraan umum terdiri
atas (4) empat asas, yaitu asas kelahiran (ius soli), asas keturunan (ius sanguinis), asas
kewarganegaraantunggal, dan asas kewarganegaraan ganda terbatas. Asas kelahiran
(soli) dan asas keturunan (ius sanguinis) mempunyai pengertian yangsama dengan yang
telah diterangkan di atas tadi. Sedangkan asas kewarganegaraan tunggal adalah asas
yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Jadi, setiap warga negara
hanya memiliki satu kewarganegaraan, tidak bisa memiliki kewarganegaraan ganda
ataulebih dari satu. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang
menentukankewarganegaraan ganda (lebih dari satu kewarganegraan) bagi anak-anak
sesui dengan ketentuanyang diatur dalam UU. Jadi, kewarganegraan ini hanya bisa
dimiliki ketika masih anak-anak dan setelah anak tersebut berumur 18 (delapan belas)
tahun, maka ia harus memilih atau menentukan salah satu kewarganegaraannya. Jadi,
sebagai se!rang warga negara tidak boleh memiliki lebih dari satu kewarganegaraan dan
jika seseorang berhak mendapatkan status kewarganegaraan karena kelahiran dan
keturunan sekaligus, maka ia harus memilih salah satu diantaranya ketika ia sudah
berumur 18 tahun.
b. Asas Kewarganegaraan Khusus
Asas ini terdiri atas beberapa macam asas atau pedoman kewarganegaraan, yaitu

KEWARGANEGARAAN 12
a. Asas kepentingan Nasional a dalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang
bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang
memiliki cita-cita dan tujuan sendiri.
b. Asas Perlidungan Maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah
wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga negara Indonesia
dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar negeri.
c.Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan adalah asas yang
menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan
yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
d. Asas Kebenaran Substantif adalah asas dimana prosedur kewarganegaraan
seseorang tidak hanya bersifat administratif,tetapi juga disertai substansi dan
syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
e. Asas Non Diskriminatif
Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis
kelamin, serta harus menjamin,melindungi, dan memuliakan HAM pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
f. Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM adalah asas yang dalam
segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya, dan hak warga negara
pada khususnya.
g. Asas Keterbukaan adalah asas yang menetukan bahwa segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
h. Asas Publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh dan atau kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam
berita negara RI agar masyarakat mengetahuinya. Jadi, pada asas
kewarganegaraan khusus ini lebih membahas atau mengatur berdasarkan
hubungan timbal balik antara negara dan warga negaranya dalam hal hak dan
kewajiban diantara keduanya, seperti menjaga kedaulatan negara, menjamin
hak asasi manusia, dan sebagainya.

KEWARGANEGARAAN 13
2.3 Perolehan Kewarganegaraan
Ada beberapa cara orang memperoleh status kewarganegaraan dan kehilangan
kewarganegaraan. Cara memperoleh kewarganegaraan yaitu Citizenship by birth, memperoleh
kewarganegaraan karena kelahiran. Jadi setiap orang yang lahir diwilayah negara dianggap sah
sebagai warga negara karena suatu negara menganut asas ius sanguinis.
1. Citizenship by descent, memperoleh kewarganegaraan karena keturunan. Jadi orang
yang lahir diluar wilayah negara dianggap sebagai warga negara apabila orangtuanya
adalah warga negara dari negara tersebut karena negaranya menganut asas ius
sanguinis.
2. Citizenship by naturalization, pewarganegaraan orang asing atas kehendak sendiri
atas permohonan menjadi warga negara suatu negara dengan memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan.
3. Citizenship by registration, pewarganegaraan bagi mereka yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu yang dianggap cukup dilakukan melalui prosedur asministrasi
yang lebih sederhana dibandingkan naturalisasi.
4. Citizenship by incorporation of territory, proses kewarganegaraan karena terjadi
perluasan wilayah negara.
2.3.1 Perolehan Kewarganegaraan Indonesia
Untuk mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia, pemerintah mengatur
dalam Undang-undang. Hal ini diatur sedemikian rupa, sehingga mampu
mengantisipasi berbagai permasalahan baik sosial maupun permasalahan hukum yang
terjadi. Karena permasalahan yang menyangkut status warga negara dapat terjadi pada
wilayah dalam negeri maupun aktivitas yang berkaitan dengan interaksi antar negara.
Sebagai contoh, kehadiran beberapa artis muda di Indonesia yang berasal dari
negara lain, saat ini tengah berurusan dengan pihak imigrasi karena visa dan status
kewarganegaraan mereka. Terkait dengan kejahatan, berbagai kasus penyebaran
narkoba oleh warga negara kulit hitam di Indonesia melibatkan jaringan internasional.
Dengan pengaturan status kewarganegaraan, pihak kepolisian memiliki bukti yang
kuat untuk mencekal maupun menangkap dan mengembalikannya ke negara asalnya.
Berdasarkan UU No. 12 tahun 2006 kewarganegaraan Republik Indonesia dapat di
peroleh melalui:
1. Kelahiran
Setiap anak yang lahir dari orang tua (ayah atau ibunya) berkewargaan negara
indonesia akan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia.

KEWARGANEGARAAN 14
2. Pengangkatan
Anak warga negara asing yang berumur 5 tahun yang diangkat secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara negara indonesia memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia.
3. Perkawinan/Pernyataan
Orang asing yang menikah dengan warga negara indonesia dapat memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia apabila memenuhi persyaratan sebagaimana
diatur dalam pasal 19.
4. Turut Ayah atau Ibu
Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal
diwilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia dengan sendirinya berkewarganegaraan
Republik Indonesia.
5. Pemberian
Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan
kepentingan negara dapat diberi kewarganegaraan Republik Indonesia oleh presiden
setelah memperoleh petimbangan DPR Republik Indonesia, kecuali dengan pemberian
kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan
ganda (pasal 20).
6. Pewarganegaraan
Syarat dan tatacara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
pewarganegaraan diatur dalam pasal 9 s/d 18 Undang-Undang ini.

2.3.2 Kehilangan Kewarganegaraan


Selanjutnya orang dapat kehilangan kewarganegaraan karena tiga
kemungkinan/cara, yaitu:
1. Renunciation, tindakan sukarela seseorang untuk meninggalkan status
kewarganegaraan yang diperoleh di dua negara atau lebih.
2. Termination, penghentian status kewarganegaraan sebagai tindakan hukum karena
yang bersangkutan mendapat kewarganegaraan negara lain.
3. Deprivation, pencabutan secara paksa status kewarganegaraan karena yang
bersangkutan dianggap telah melakukan kesalahan, pelanggaran atau terbukti tidak
setia kepada negara berdasar undang-undang.
2.3.2.1 Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia

KEWARGANEGARAAN 15
Perihal kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam pasal
123 UU No.12 tahun 2006 yang menyatakan bahwa warga negara indonesia
kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal diluar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik
Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu dari presiden.
5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan semacam itu di
indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan hanya boleh dijabat oleh
warga negara indonesia.
6. Secara sukarela menyatakan sumpah atau janji setia kepada negra asing.
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
8. Mempunyai paspor dari negra asing atau surat yang dapat diartikan sebagai
kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya.
9. Bertempat tinggal diluar wilayah negara republik indonesia selama 5 tahun terus
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara
indonesia sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya
yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi warga negara
indonesia kepada perwakilan negara republik indonesia.
2.3.3 Cara Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
Dalam pasal 31 UU No.12 tahun 2006 dinyatakan bahwa seseorang
yang kehilngan kewarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh kembali
kewarganegaraannya melalui procedur pewarganegaraan dengan mengajukan
permohonan tertulis pada Menteri. Bila pemohon bertemapat tinggal diluar
wilayah negara indonesia, permohonan disampaikan melalui perwakilan negara
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.
Permohonan untuk memperoleh kembali kewarganegaraan Republik
Indonesia dapat juga diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang kehilangan

KEWARGANEGARAAN 16
kewarganegaraannya akibat perkawinan dengan orang asing sejak putusnya
perkawinan. Kepala Perwakilan Republik Indonesia akan merumuskan
permohonan tersebut kepada Menteri dalam waktu paling lama 14 hari setelah
menerima permohanan.
2.4 Penentuan Kewarganegaraan
Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang dikenal dengan adanya asas
kewarganegaraan yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis. Asas ius adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau negara tempat dimana orang
tersebut dilahirkan.Asas ius soli disebut juga asas daerah kelahiran. Sedang asas ius
sanguinis ialah asas yang menentukankewarganegaraan seseorang menurut pertalian
daerah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Asas ius soli dan asas ius sanguinis
dianggap sebagai asas yang utama dalam menentukan status hukum kewarganegaraan.
Pada sekarang ini umumnya negaramenganut kedua asas tersebut secara simultan.
negara-negara imigran yaitu negara yang sebagian besar warganya merupakan kaum
pendatang atau cenderung didatangi orang asing, maka kecenderungannya menggunakan
asas ius soli sebagai asas kewarganegaraannya. Adapun dasar pertimbangannya adalah
negara menghendaki warga baru segera melebur diri sebagaiwarga negara di negara
tersebut. :
Contoh Amerika Serikat menerapkan asas ius soli ,yaitu menentukan kewarganegaraan
berdasarkan faktor tanah kelahiran. Sebaliknya negara-negara emigran yaitu negara yang
warganya cenderung keluar dari negara, maka kecenderungannya lebih menggunakan asas
ius sanguinis. Penentuan asas kewarganegaraan yang berbeda-beda Oleh setiap warga
negara dapat menimbulkan masalah kewarganegaraan bagi seorang warga. Masalah
kewarganegaraan tersebut adalah timbulnya apatride dan bipatride.

2.5 Permasalahan Kewarganegaraan


a. Apatride yakni timbulnya 2 kewarganegaraan. Hal ini terjadi karena orang tua darianak
tersebut berasal dari negara yang menganut asas ius sanguinis, melahirkan seorang anak
di negara yang menganut asas ius soli, sehingga kedua negara (negara asal dan negara
tempat kelahiran) sama-sama memberikan status kewarganegaraannya.
b. Bipatride yakni kasus dimana seorang anak tidak memiliki kewarganegaraan. Keadaan
ini terjadi karena orang tua dari anak tersebut berasal dari negara yang menganut asas
ius soli melahirkan seorang anak di negara yang menganut asas ius sanguinis. Sehingga

KEWARGANEGARAAN 17
tidak ada negara baik itu negara asal orang tuanya ataupun negara kelahirannya yang
mengakui kewarganegaraan anak tersebut.
Dalam UU RI No. 12 Tahun 2000, memang tidak dibenarkan seseorang memiliki 2
kewarganegaraan atau tidak memiliki kewarganegaraan. Tetapi untuk anak-anak ada
pengecualian dengan catatan setelah anak tersebut berusia 18 tahun. dia harus memilih
status kewarganegaraannya. Status kewarganegaraan tersebut dapat diperoleh dengan cara
Naturalisasi, yakni dapat berupa pengajuan atau penolakan kewarganegaraan (disertai
penerimaan status kewarganegaraan yang lain) tentunya dengan memenuhi persyaratan
dari negara yang diajukan.

2.5 Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Seperti yang telah disampaikan di muka, bahwa warga negara merupakan anggota
negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan
hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Dengan demikian, warga
negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negaranya. Dalam konteks Indonesia, hak
warga negara terhadap negaranya telah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan
berbagai peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-hak umum yang digariskan
dalam UUD 1945. Hak-hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam Pasal 27 sampai
dengan Pasal 34 UUD 1945.Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain:
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Pasal ini menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan
Hak membela negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” Selain itu, dalam Pasal 30 ayat
(1) juga dinyatakan “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”.
Hak berpendapat, berserikat dan berkumpul, seperti yang tercantum dalam Pasal 28
UUD 1945 yang berbunyi “ Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang” .
Hak kebebasan beragama dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya, sesuai dengan
Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945, di Pasal 29 ayat (2) dinyatakan “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.”

KEWARGANEGARAAN 18
Hak untuk mendapatkan pengajaran, seperti yang tercantum dalam Pasal 31 ayat (1)
dan (2) UUD 1945. (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran (2)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang
diatur dengan UUD 1945.
Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Hal ini
dijelaskan dalam Pasal 32 UUD 1945 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial. Pasal 33 ayat (1), (2),
(3), (4), dan (5) UUD 1945 berbunyi: (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar asas kekeluargaan (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara (3) Bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini
diatur dalam undang-undang.
Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial. Dalam Pasal 34 UUD 1945 dijelaskan
bahwa “ Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.”
Kewajiban warga negara terhadap negara Indonesia, antara lain: Kewajiban menaati
hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “ Segala warga negara
bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” Kewajiban membela negara, seperti
yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang telah ditulis sebelumnya.
Kewajiban dalam upaya pertahanan negara, seperti yang sudah dituliskan di atas pada Pasal
30 ayat (1) UUD 1945. Kewajiban Warga Negara Indonesia
Kewajiban warga negara indonesia antara lain diatur diatur dalam pasal 27 ayat 1 dan
3,pasal 28 J,pasal 30 ayat 2 UUD 1945 yaitu:
1. Wajib menjunjung/mentaati hukum dan pemerintahan.
2. Wajib membela negara.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia.
4. Wajib tunduk pada pembatasan yang di tetapkan dengan undang-undang.
5. Wajib ikut serta dalam upaya pertahanan dan keamanan negara.

KEWARGANEGARAAN 19
6. Wajib untuk mengikuti pendidikan dasar.
Kewajiban warga negara ini pada dasarnya adalah hak negara. Oleh karena negara
memiliki sifat memaksa dan mencakup semuanya, maka negara memiliki hak untuk
menuntut warga negaranya untuk mentaati dan melaksankan hukum-hukum yang berlaku
dinegara tersebut.
Sedangkan hak warga negara merupakan kewajiban negara terhadap negaranya. Hak-
hak warga negara wajib diakui, wajib dihormati, dilindungi, dan difasilitasi, serta dipenuhi
oleh negara. Negara didirikan dan dibentuk memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup warganya.

KEWARGANEGARAAN 20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan
anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya pada negara itu,
menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut serta dalam proses politik.
Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang tidak terputus dengan negaranya meskipun
yang bersangkutan telah didomisili diluar negeri, asalkan ia tidak memutuskan
kewarganegaraannya.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum
serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Kewarganegaraan menghasilkan akibat
hukum yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara maupun negara. Disamping itu akibat
hukum yang lain adalah bahwa orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada
kekuasaan atau kewenangan negara lain.negara lain juga tidak berhak memperlakukan kaidah-
kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya.
Asas ius adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah
atau negara tempat dimana orang tersebut dilahirkan.Asas ius soli disebut juga asas daerah
kelahiran. Sedang asas ius sanguinis ialah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
menurut pertalian daerah atau keturunan dari orang yang bersangkutan.
Asas ius solidan asas ius sanguinis dianggap sebagai asas yang utama dalam
menentukan status hukum kewarganegaraan. Pada sekarang ini umumnya negara menganut
kedua asas tersebut secara simultan.
Negara-negara imigran yaitu negara yang sebagian besar warganya merupakan kaum
pendatang atau cenderung didatangi orang asing, maka kecenderungannya menggunakan asas
ius soli sebagai asas kewarganegaraannya.
Sebaliknya negara-negara emigran yaitu negara yang warganya cenderung keluar dari
negara, maka kecenderungannya lebih menggunakan asas ius sanguinis. Penentuan asas
kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap warga negara dapat menimbulkan masalah
kewarganegaraan bagi seorang warga. Masalah kewarganegaraan tersebut adalah timbulnya
apatride dan bipatride.

KEWARGANEGARAAN 21
DAFTAR PUSTAKA

 Bambang S. Sulasmono. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. FKIP UKSW Salatiga


 Dwi Winarno. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Bumi Aksara
 Winarno. 2009. Kewarganegaraan Indonesia Dari Sosiologi Menuju Yuridis. Bandung Alfa
Beta
 Gultom ( Ed ). 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
 Kewrganegaraan dan Demokrasi Jurusan Studi PPKN-FKIP-UKSW Salatiga
 Hestu Cipto Handoyo. 2003. Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia.
 Universitas Atma Jaya Yogyakarta
https://www.scribd.com/doc/300494342/Asas-Kewarganegaraan

https://www.scribd.com/presentation/360990430/KEWARGANEGARAAN-1B

https://www.scribd.com/doc/30905714/MAKALAH-KEWARGANEGARAAN

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195202151983011-
M._UMAR_DJANI_MARTASUTA/A%20Dikwar/1%20Pendidikan%20Kewarganegaraan
/PENGANTAR/WARGA%20NEGARA.pdf

https://www.academia.edu/8394522/Makalah_kewarganegaraan

https://www.academia.edu/24986271/MAKALAH_KEWARGANEGARAAN

KEWARGANEGARAAN 22

Anda mungkin juga menyukai