BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Bagaimana Analisa Metode Jurnal?
1.3.2 Bagaimana Analisa Isi Jurnal berdasarkan Evidence Base?
1.3.3 Bagaimana Analisa Kesimpulan Jurnal?
1.3.4 Bagaimana Analisa Saran dan Penerapan Isi Jurnal ?
1.4 Manfaat
Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang cara
menganalisis jurnal terkait evidence based kebidanan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada jurnal ini ada 3 kelompok perlakuan yaitu : kelompok yang diberi
taburia, kelompok yang diberi biskuit, kelompok yang diberi biskuit dan taburia.
Perlakuan diberikan selama 120 hari dengan anjuran atau dosis taburia adalah 1
sachet ukuran 1 gram setiap 2 hari sekali dan dosis biskuit 1 bungkus ukuran 120
gram setiap hari. Pembagian taburia dan biskuit kepada subjek dilakukan oleh
kader setiap minggu. Pemantauan konsumsi dilakukan setiap minggu bersamaan
dengan pemberian taburia dan biskuit. Populasi penelitian ini adalah semua balita
gizi kurang berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan ( BB/TB )
dan tinggal di wilayah desa NICE di Kabupaten Lombok Timur. Subjek penelitian
adalah anak balita gizi kurang dengan kriteria inklusi yaitu berumur 24-55 bulan
pada saat penelitian dan kriteria eksklusi jika anak balita mempunyai kelainan
atau cacat bawaan yang dapat mengganggu proses pertumbuhan balita dan ibunya
tidak bersedia ikut penelitian ini. Jumlah subjek penelitian adalah 117 anak balita
di 3 Kecamatan yang mempunyai proporsi gizi kurang tertinggi di Kabupaten
Lombok Timur.
Ic All or none case series ( when all patiens died before a new therapy
was introduced but patient receiveng the new therapy now survive )
II a Systematic review of cohort studies
II b Individual study of randomized controlled trials with < 80 % follow
up
III a Systematic review of case – control studies
V Expert opinion
(worse)
Hasil analisa jurnal yang didapatkan jumlah subjek 117 balita, dibagi menjadi
3 kelompok perlakuan yaitu sebanyak 39 (33,3 %) mendapat taburia, 41 (35,04
%) mendapat biskuit, dan 37 (31,62 %) mendapt taburia + biskuit. Proporsi jenis
kelamin perempuan (56,41 %) lebih banyak dibandingkan laki-laki tetapi tidak
bermakna secara statistik anatar 3 kelompok sedangkan penggolongan usia
proporsi anak umur 24-36 bulan (89,74 %) lebih tinggi dibandingkan proporsi
umur 37-55 bulan. Proporsi pendidikan ibu maupun ayah pada ketiga kelompok
tidak berbeda yaiut pendidikan ibu dan ayah subjek lebih banyak berpendidikan
sekolah lanjutan tingkat pertam (SLTP) atau sederajat kebawah berturut turut
sebesar 83,76 % dan 75,21 % . Rata-rata pendapatan subjek sebagian besar kurang
dari atau sama dengan Rp.300.000,-(median pendapatan keluarga) dan tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna. Rata-rata kadar Hb sebelum perlakuan
pada ketiga kelompok tidak berbeda secara bermakna(p>0,05) dengan rata-rata
kelompok sebesar 10,03+_0,57 g/dl. Rata-rata skor –z BB/TB; BB/U; dan TB/U
Sebelum perlakuan sebesar -2,41+_0,28; -3,34+_0,70; dan -2,66+_1,6. Tidak ada
6
perbedaan yang bermakna (p>0,05) skor –z baik dengan parameter BB/TB, BB/U,
TB/U antara ketiga kelompok perlakuan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa konsumsi taburia antara kelompok tidak
ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Rata-rata konsumsi taburia padad
kelompok taburia sebesar 87,2% keadaan ini lebih tinggi 6,1% dibandingkan
kelompok taburia+biskuit. Berdasarkan kelompok umur, diperoleh kelompok
umur 37-55 bulan lebih banyak mengkonsumsi taburia lebih dari 80%
dibandingkan kelompok umur 24-36 bulan baik pada kelompok taburia maupun
kelompok taburia+biskuit., berturut-turut sebesar 92,9% dan 80%.
Konsumsi zat gizi makanan subjek dikumpulkan dengan metode recall 3x24
jam tidak berturut-turut yang dilakukan sebelum penelitian, pada 2 bulan
penelitian dan pada akhir penelitian. Asupan energi pada kelompok taburia,
kelompok biskuit, kelompok taburia+biskuit dari sebelum penelitian sampai akhir
penelitian menunjukkan peningkatan tetapi sampai akhir penelitian belum
memenuhi kecukupan untuk anak usia 24-55 bulan. Ketiga kelompok perlakuan
mempunyai asupan protein yang sebanding. Rata-rata asupan protein setiap
kelompok perlakuan terlihat meningkat sampai akhir perlakuan, peningkatan dari
awal perlakuan menuju 2 bulan perlakuan terlihat tren tertinggi pada kelompok
yang diberi taburia yaitu sebesar 7,27 gram.
Demikian juga dengan asupan vitamib pada ketiga kelompok perlakuan yang
menunjukkan asupan vitamin A yang sebanding. Rata-rata asupan vitamin A
setiap perlakuan terlihat meningkat sampai akhir perlakuan dengan tren tertinggi
pada kelompok yang diberi taburia+biskuit. Untuk asupan vitamin C pada akhir
perlakuan cenderung tertinggi pada kelompok yang diberi taburia+biskuit.
Terjadi dari 2 bulan perlakuan menuju akhir perlakuan yaitu sebesar 9,41+_1,3
mg.
Peningkatan tren pada rata-rata asupan Fe pada ketiga kelompok baik dari
awal perlakuan sampai akhir perlakuan. Yang tertinggi pada kelompok
taburia+biskuit dengan rata-rata asupan akhir perlakuan sebesar 23,4 mg.
Demikian juga dengan rata-rata asupan Zn dari sebelum sampai akhir perlakuan
terjadi peningkatan pada ketiga kelompok perlakuan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberia Taburia dapat memperbaiki status anemia dan status gizi anak
balita gizi kurang dengan tetap memperhatikan asupan zat gizi terutama energi
dan protein yang cukup. Jurnal ini termasuk TTG berupa prosedur yang dapat
diaplikasikan pada balita gizi kurang untuk meningkatkan status gizinya.
3.2 Saran
Bagi seorang bidan di Indonesia penting untuk meng-update perkembangan
pengetahuannya dengan memperbanyak membaca literatur dari jurnal penelitian
yang ada baik jurnal internasional maupun nasional. Bidan juga harus mampu
membuat penelitian ilmiah sesuai dengan bidang yang ditekuni untuk menunjang
agar dunia kebidanan semakin exist di setiap masanya dan dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Hal tersebut tentu dapat dilakukan
dengan memperbanyak telaah jurnal yang ada dan mempelajari struktur
penyusunannya
DAFTAR PUSTAKA
10
http://www.up2m.pkr.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/6.-Yan-sartika.pdf
(Diakses pada 14 November 2018, pukul 05.30 WIB)