Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan keadaan fisiologis yang akan
dialami oleh sebagian besar wanita. Namun dalam perjalanannya keadaan tersebut dapat menjadi patologis oleh beberapa faktor, dan berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 90% kematian ibu disebabkan komplikasi obstetri, yang sering tak dapat diramalkan pada saat kehamilan. Upaya yang dilakukan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi yaitu dengan melakukan kunjungan sesuai dengan standar. Standar pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester ketiga, sehingga pemantauan kunjungan ibu hamil tidak lepas dari petugas kesehatan (Kemenkes RI, 2010:8-9). Pelayanan kebidanan pada masa persalinan harus sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal dan dipantau menggunakan partograf. Program dan kebijakan teknis kunjungan pada masa nifas adalah paling sedikit 4 kali kunjungan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadwal kunjungan masa nifas dibagi menjadi 4, yaitu 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan dan 6 minggu setelah persalinan (Saifuddin, 2009: 123). Pada pelaksanaan asuhan kebidanan, penulis melaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi ibu. Dari hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa kehamilan resiko tinggi dengan masalah insomnia, persalinan dengan KPD, neonatus dengan miliariasis dan vitiligo, nifas dengan bengkak di kaki dan bendungan ASI dan KB normal. Dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus pada asuhan kebidanan Ny. S. Secara keseluruhan tidak ada komplikasi yang terjadi dari masalah selama masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus serta memenuhi syarat KB MAL dan kondom. Diharapkan asuhan kebidanan dapat dilakukan secara continuity of care sehingga komplikasi pada ibu dapat terdeteksi secara dini dan dapat ditangani oleh tenaga kesehatan.