Anda di halaman 1dari 7

PENCEGAHAN INFEKSI

Diposkan pada 25 Mei 2015 oleh henititilestari

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada negara-negara berkembang seperti halnya indonesia, penyakit infeksi masih merupakan
penyebab utama tingginya angka kesakitan ( mordibity) dan angka kematian (mortality).
Lihat saja kasus-kasus demam berdarah, diare, tuberkolosis, dan lain-lain, yang masih
merebak di beberapa wilayah, termasuk di daerah DKI Jakarta.

Mencegah infeksi setelah tindakan operasi adalah sebuah proses kompleks yang bermula di
kamar operasi dengan mempersiapkan dan mempertahankan lingkungan yang aman untuk
melakukan pembedahan. Teknik aseptic bedah didesain untuk menciptakan lingkungan
seperti ini dengan mengontrol empat sumber utama organisme infeksi yaitu pasien, staf
pembedahan,peralatan, dan lingkungan kamar operasi. Walaupun pasien sering menjadi
sumber infeksi pembedahan, tetapi tiga sumber lainnya juga penting dan sebaiknya tidak
diabaikan.

Pengetahuan keamanan di unit pembedahan, apakah disebuah rumah sakit khusus besar atau
klinik pelayan kesehatan, mengikuti perkembangan strategi pencegahan sebagai suatu
kebutuhan yang penting. Sebagai anjuran spesifik yang dipresentasikan

1. Rumusan Masalah
2. Apa Pengertian Pencegahan Infeksi ?
3. Apa Tujuan Infeksi Dalam Pelayanan Asuhan Kebidanan ?
4. Apa Definisi Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi ?
5. Apa Prinsip- Prinsip Pencegahan Infeksi ?
6. Apa Tindakan- Tindakan Pencegahan Infeksi ?
7. Apa Kewaspadaan Pencegahan Infeksi ?
8. Apa Perlengkapan Pelindungan Pribadi ?
9. Apa Cara Lain Menceegah Infeksi ?

1. Tujuan
2. Mengetahui Tujuan Infeksi Dalam Pelayanan Asuhan Kebidanan
3. Mengetahui Definisi Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi
4. Mengetahui Prinsip- Prinsip Pencegahan Infeksi
5. Mengetahui Tindakan- Tindakan Pencegahan Infeksi
6. Mengetahui Kewaspadaan Pencegahan Infeksi
7. Mengetahui Perlengkapan Pelindungan Pribadi
8. Mengetahui Cara Lain Menceegah Infeksi
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pencegahan Infeksi

Infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru
lahir.komponen perawatan bayi baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.
Sebab sistem imunitasnya masih kurang sempurna. Konsekuensi akibat tidak mengikuti
prinsip pencegahan infeksi biasanya sangat merugikan. Latar belakang prinsip dan kunci
praktik pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Infeksi Dalam Pelayanan Asuhan Kebidanan

Tujuan Pencegahan Infeksi (PI) adalah melindungi ibu, BBL, keluarga, penolong persalinan
dan tenaga kesehatan lain sehingga mengurangi infeksi karena bakteri, Virus, dan Jamur. PI
juga bertujuan untuk menurunkan resiko penularan penyakit berbahaya ( hepatitis, HIV/AIDS
).

Ada beberapa tindakan yang akan sering kita temui dalam PI, yang perlu diketahui
pengertiannya. Tindakan tersebut antara lain adalah asepsis, tehnik aseptik, antiseptik,
dekontaminasi, desinfeksi, cuci bilas, desinfeksi tingkat tinggi, dan sterilisasi.

1. Definisi Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi


2. Asepsis adalah suatu tindakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam
tubuh.
3. Tehnik Aseptik adalah suatu tindakan membuat prosedure lebih aman dengan
menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh mikroorganisme pada kulit, jaringan
dan instrumen hingga tingkat yang aman.
4. Antiseptis adalah suatu tindakan Pencegahan Infeksi dengan cara membunuh /
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit/ jaringan tubuh.
5. Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
petugas kesehatan dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi
darah, cairan tubuh.
6. Mencuci dan membilas adalah suatu tindakan untuk menghilangkan darah, cairan
tubuh atau benda asing dari kulit/ instrumen.
7. Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan hampir semua
mikroorganisme pada benda mati/ instrumen.
8. Desinfeksi Tingkat Tinggi/ DTT adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali endospora bakteri.
9. Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
termasukendospora pada benda mati/ instrumen.

1. Prinsip- Prinsip Pencegahan Infeksi


2. Setiap orang harus dianggap menularkan penyakit
3. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
4. Permukaan benda yang akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang
tidak utuh harus dianggap terkontaminasi dan harus diproses secara benar
5. Jika ragu alat/ benda telah diproses maka alat/ benda tersebut dianggap
terkontaminasi.
6. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan total, tapi dikurangi sekecil mungkin dengan
menarapkan PI secara benar dan konsisten.

1. Tindakan- Tindakan Pencegahan Infeksi


2. Membersihkan tangan
3. Cuci tangan dengan sabun, air atau menggunakan cairan oembersih tangan berbasisi
alkohol :

 Sebelum dan sesudah merawat bayi dan melakukan tindakan.


 Sesudah melepaskan sarung tangan.
 Sesudah memegang instrumen atau barang yang kotor.

1. Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya untuk mencuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi.
2. Cara cuci tangan :

 Basahi ke dua tangan ;


 Cuci tangan selama 10-15 detik dengan sabun dan air mengalir ;
 Biarkan tangan kering di udara atau dikeringkan dengan kertas bersih atau handuk
pribadi.

1. Membersihkan tangan dengan cairan berbassis alkohol (dibuat dari 2 ml gliserin dan
100 ml alkohol 60%) lebih efektif di bandingkan dengan cuci tangan, kecuali kalau
tangan memang kelihatan kotor. Cara membersihkan tangan dengan memakai cairan
pembersih tangan berbasis alkohol :

 Basahi seluruh permukaan tangan dan jari dengan cairan pembersih tangan;
 Basuh atau gosokkan cairan ke tangan sampai kering.

2. Memakai sarung tangan dan perlengkapan perlindungan lain

 Ganti sarung tangan untuk setiap ibu dan BBL


 Proses sarung tangan jangan > 3x proses
 Sarung tangan steril/ DTT dipergunakan untuk tindakan yang kontak dengan jaringan
dibawah kulit
 Sarung tangan bersih dipergunakan untuk menangani darah dan cairan tubuh.
 Sarung tangan tebal dipergunakan untuk cuci peralatan, menangani sampah.

3. Menggunakan tehnik aseptik

Penggunaan pelindung diri, antisepsis (cuci tangan, pengelolaan larutan antiseptik), menjaga
tingkat sterilitas/ DTT.

4. Memproses alat bekas pakai ( Dekontaminasi, cuci bilas, DTT/ sterilisasi)


5. Menangani peralatan tajam dan aman
6. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan ( pengelolaan sampah).

Proses pengelolaan alat yang sudah dipakai

Dekontaminasi

Cuci Bilas

Sterilisasi desinfeksi tingkat tinggi

Otoklaf panas kering rebus kukus kimiawi

Efektivitas proses eradikasi mikroorganisme pada alat bekas pakai

Cuci / detergen/
dekontaminasi Pencucian/air DTT Steril
bilas
Membunuh virus Hingga 50 % 80 % 95% 100%
Cuci hingga Cuci hingga Kukus 20’-30’
Rendam 10’ 20’
bersih terlihat bersih panas kering 60’

1. Kewaspadaan Pencegahan Infeksi

Amati praktek praktek di bawah ini yang melindungi ibu dan bayi, dan petugas
kesehatan terhadap infeksi. Berikut ini adalah hal hal yang harus di perhatikan untuk
mencegah penyebaran infeksi.

1. Anggaplah setiap orang (pasien atau kariawan) berpotensi menularkan infeksi.


2. Cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan dengan basis alkohol sebelum dan
sesudah merawat bayi.
3. Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan.
4. Pakai pakaian pelindung( misal celemek atau gaun dan lain lain bila di perkirakan
akan terjadi kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya.
5. Bersihkan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan dan barang yang sudah di gunakan
sebelum daur ulang.
6. Bersihkan ruang perawatan pasien secara rutin.
7. Letakkan bayi yang mungkin dapat mengkontaminasi lingkungan( misal bayi dengan
diare yang infeksius) di dalam ruang khusus.

1. Perlengkapan Pelindungan Pribadi

Cegah paparan terhadap infeksi dengan menggunakan barier atau pelindung untk melindungi
diri dari semburan dan jejas dari benda tajam.

1. Bila mungkin pakai sepatu tertutup, jangan telanjang kaki.


2. Bila sarung tangan di perlukan untuk melakukan tindakan, pasang sarung tangan
setelah di gunakan. Gumakan sarung tangan yang berbeda untuk setiap situasi :

 Gunakan sarung tangan steril atau sarung tangan desinfeksi tingkst tinggi bila
memegang atau kontak dengn kulit lecet, jaringan di bawah kulit atau darah.
 Gunakan sarung tangan yang berrsih bila ada kontak dengan membrrane mukosa atau
cairan tubuh (misal mengambil sampel darah);
 Gunakan sarung tangan tebal dan bahan karet atau lateks untuk memengang barang
terkontaminasi serta akan membersihkan membuang kotoran.

Sarung tangan seekali pakai sangat di anjurkan di beberapa tempat karena keterbatasan sarana
sarung tangan untuk tindakan bedah dapat di pakai ulang setelah

1. Dilakukan dekontaminasi dengan merndam di dalam larutan klorin 0,5 %selama


seepuluh menit.di cuci dan di bilas.
2. Disterilkan dengan autoklat untuk membunuh organisme atau di desinffeksi tingkat
tinggi dengan cara di rebus atau di kukus (un membunuh organisme kecuali beberapa
bakteri endospora).
3. Catatan bila sarung tangan edah di pakai ulang, tidak boleh lebih dari 3 kali kara di
khawatirkan terladi robekan yang tidak dapat di lihat.

1. Cara Lain Menceegah Infeksi


2. Ruang perawatan bayi resiko dialokasida di daerah yang tidak terlalu banyak di lewati
orang dan jalur masuk terbatas.
3. Bila mungkin, sediakan ruangan khusus untuk bayi baru lahir.
4. Yakinkan bahwa tenaga yang berhubungan langsung dengan bayi baru lahir telah di
imunisasi rubella ,campak, hepatitis b dan parotitis serta mendapatkan vaksin influza
setiap tahun
5. Tenanga yang mempunyai lesi atau infeksi kulit tidak boleh datang dan berhubungan
langsung dengan bayi yang baru lahir.
6. Pengunjung atau staf yang sedang menderita infeksi akut (misalnya virus pernafasan)
tidak diperbolehkan masuk ke runag perawatan bayi beresiko tinggi.
7. Hindari staf yang berlebihan atau kurang jangan meletakkan bayi dalann bok atau
inkubator yang sama.
8. Batasi jumlah tenaga-tenaga yang menangani bayi.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pencegahan infeksi membantu semua petugas pelayanan kesehatan rumah sakit dan klinik,
untuk memahami prinsip-prinsip dasar pencegahan infeksi, termasuk siklus penyebaran
penyakit dan konsep-konsep lainnya yang penting. Pencegahan infeksi merupakan bagian
terpenting dalam dan dari setiap komponen perawatan BBL. Pencegahan yang dilakukan
antara lain adalah imunisasi maternal (tetanus, rubella, varisela, hepatitis B). Dengan
demikian risiko infeksi bayi baru lahir dapat di minimalkan.

Tujuan Pencegahan Infeksi (PI) adalah melindungi ibu, BBL, keluarga, penolong persalinan
dan tenaga kesehatan lain sehingga mengurangi infeksi karena bakteri, Virus, dan Jamur. PI
juga bertujuan untuk menurunkan resiko penularan penyakit berbahaya ( hepatitis, HIV/AIDS
).

Asepsis adalah suatu tindakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam


tubuh.Tehnik Aseptik adalah suatu tindakan membuat prosedure lebih aman dengan
menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh mikroorganisme pada kulit, jaringan dan
instrumen hingga tingkat yang aman.

1. Saran

Semoga makalah tentang Pencegahan Infeksi ini bisa menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan bagi yang membaca. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarti, Endang Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Rukiah Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 2 ( Persalinan). Jakarta : TIM.

Hidayat, asri dan sujiyatini.2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta. Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai