PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pengertian Negara
Menurut blog Fisip Unsil, pengertian negara dapat dikelompokkan :
a. Pengertian negara ditinjau dari Organisasi Kekuasaan.
Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski.
Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang
bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara
sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata
kerja sama untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau
bersikap sesuai dengan kehendak negara itu.
b. Pengertian negara ditinjau dari organisasi Politik.
Dari sudut organisasi politik, negara merupakan integrasi dari kekuasaan
politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai
organisasi politik, negara berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan
sekaligus menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan
yang muncul dalam masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam
pendapat Robert M. Mac Iver menyatakan : “Negara ialah persekutuan
manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat
dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan
oleh pemerintah yang dilengkapi kekuasaan memaksa”.
Negara sebagai organisasi politik mempunyai 2 (dua) tugas :
1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial
agar tidak menjadi antagonisme yang membahayakan.
2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan
golongan–golongan kearah tercapainya tujuan masyarakat
seluruhnya.
Dengan demikian negara sebagai organisasi politik mempunyai
pengertian bahwa negara melalui kekuasaan dan wewenang yang
dimilki hendak mewujudkan suatu tujuan demi kepentingan umum.
4
5
1. Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat merupakan unsur
terpenting dari terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung utama
keberadaan sebuah negara. Hal ini karena rakyatlah yang merencanakan,
mengendalikan, dan menyelenggarakan sebuah negara. Dalam hal ini
rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah suatu negara serta
tunduk pada kekuasaan negara tersebut.
2. Wilayah
Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah
adalah tempat bangsa atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap.
Wilayah yang dimaksud dalam hal ini meliputi daratan, lautan, udara,
ekstrateritorial, dan batas wilayah negara. Wilayah merupakan unsur
kedua setelah rakyat. Dengan adanya wilayah yang didiami oleh
manusia, negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati
secara permanen oleh manusia, mustahil untuk membentuk suatu
negara.
Wilayah memiliki batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku.
Wilayah suatu negara sebagai berikut.
Wilayah daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas-
batas tertentu dengan negara lain.
Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan
batas-batas yang ditentukan menurut hukum internasional.
Wilayah udara atau dirgantara, meliputi wilayah di atas daratan dan
lautan negara yang bersangkutan.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Kedaulatan sangat diperlukan bagi sebuah negara. Tanpa kedaulatan,
sebuah negara tidak akan berdiri tegak. Negara tidak memiliki
kekuasaan untuk mengatur rakyatnya sendiri, terlebih mempertahankan
diri dari negara lain. Oleh karena itu, kedaulatan merupakan unsur
penting berdirinya negara. Jadi, pemerintah yang berdaulat berarti
pemerintah yang mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintah baik
ke dalam maupun ke luar.
8
2. Monopoli
Sifat monopoli yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai
dengan tujuan bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan
hukuman kepada setiap warga negara yang melanggar peraturan,
menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga negaranya untuk
mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh, memungut pajak,
menentukan mata uang yang berlaku dalam wilayahnya, serta melarang
aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu yang dinilai bertentangan
dengan tujuan masyarakat.
3. Mencakup semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan
(misalnya keharusan membayar pajak) barlaku untuk semua orang
tanpa terkecuali. Hal ini memang diperlukan karena kalau sesorang
dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha
negara kearah tercapainya cita-cita negara.
Menurut Wikipedia, “Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik
yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara
suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat negara”.
Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution” dan
berasal dari bahasa belanda “constitue” dalam bahasa latin
(contitutio,constituere) dalam bahasa prancis yaitu “constiture” dalam
bahasa jerman “vertassung” dalam ketatanegaraan RI diartikan sama
dengan Undang – undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan
peraturan dasar dan yang memuat ketentuan – ketentuan pokok dan
menjadi satu sumber perundang- undangan.
10
Indonesia juga tersusun atas unsur-unsur wilayah negara yang terdiri atas
beribu-ribu pulau, sehingga dalam membentuk negara, Bangsa Indonesia
menentukan untuk mempersatukan berbagai unsur yang beraneka ragam
tersebut dalam suatu negara. Dalam upayanya untuk membentuk suatu
persekutuan hidup yang disebut negara, maka bangsa Indonesia
mendasarkan pada suatu pandangan hidup yang telah dimilikinya yaitu
Pancasila.
Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara,
maka bangsa Indonesia memiliki suatu karakteristik, ciri khas tertentu yang
karena ditentukan oleh keanekaragaman, sifat dan karakternya, maka bangsa
ini mendirikan suatu negara berdasarkan filsafat Pancasila, yaitu suatu
Negara Persatuan, suatu Negara Kebangsaan serta suatu Negara yang
Bersifat Integralistik.
Dasar nilai filosofis negara dalam hubungannya dengan bentuk negara,
sebagaimana terkandung dalam Pasal (1) Undang-Undang Dasar 1945
berbunyi: “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik”. Sebagai suatu kajian hermeneutis, pandangan tentang paham
bentuk negara yang dikemukakan tatkala bangsa Indonesia mendirikan
negara, yaitu dalam Sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945.
Sebagaimana dijelaskan di atas Soepomo mengemukakan pandangannya
dengan membahas tiga teori bentuk negara besar di dunia, yaitu :
(1) Aliran negara yang menyatakan bahwa negara terdiri atas dasar teori
perseorangan (Individualisme), sebagaimana diajarkan oleh Thomas
Hobbes, John Locke, J.J.Rousseau, Herbert Spencer, dan Harold J.
Laski.
(2) Aliran lain adalah teori ‘golongan’ dari neagara (class theory)
sebagaimana diajarkan oleh Marx, Engels, dan Lenin.
(3) Aliran negara integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller,
dan Hegel.