Anda di halaman 1dari 6

Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI)

A. Hakikat Negara
Manusia dalam merealisasikan dan meningkatkan harkat dan
martabatnya tidaklah mungin untuk dipenuhinya sendiri, oleh karena itu
manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain dalam
hidupnya. Dalam pengertian inilah manusia membentuk suatu persekutuan
hidup yang disebut negara. Namun demikian dalam kenyataan sifat-sifat
negara satu dengan lainnya memiliki perbedaan dan hal ini sangat
ditentukan oleh pemahaman ontologis hakikat manusia sebagai pendukung
pokok negara, sekaligus tujuan adanya suatu negara.
Negara sebagai suatu persekutuan hidup bersama dari masyarakat
adalah memiliki kekuasaan politik, mengatur hubungan-hubungan,
kerjasama dalam masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
hidup dalam suatu wilayah tertentu.
Menurut Harold J. Laski, bahwa negara adalah suatu masyarakat
yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang bersifat memaksa
yang secara sah lebih tinggi daripada individu atau kelompok-kelompok
yang ada dalam negara tersebut, untuk mencapai tujuan bersama.
Sementara Robert Maclver menambahkan bahwa negara adalah
asosiasi yang menyelenggarakan ketertiban di dalam suatu masyarakat,
dalam suatu wilayah berdasarkan suatu sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah dan untuk maksud tersebut diberi
kekuasaan memaksa.
 Unsur-Unsur Negara
 Wilayah
 Rakyat (Penduduk)
 Pemerintahan
 dan Kedaulatan

 Wilayah

Wilayah negara Indonesia terdiri atas daratan yang terdiri atas beribu-
beribu pulau serta lautan yang sangat luas bahkan lebih luas daripada daratannya.

 Rakyat (Penduduk)

Penduduk atau rakyat Indonesia nampaknya juga sangat khas, unik


beranekaragam. Penduduk (rakyat) Indonesia tersusun atas unsur suku bangsa
yang jumlahnya sangat banyak dan beranekaragam adat kebiasaan, cirri khas
serta kebudayannya. Selain aspek kultural penduduk atau rakyat Indonesia juga
sebagai bangsa yang religius, yang terdiri atas berbagai macam kepercayaan dan
keyakinan agama. Atas dasar realitas unsur negara yang mencakup wilayah dan
penduduk (rakyat) yang sangat banyak dan beranekaragam itu menyatukan diri
dan bertekad membentuk suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Pemerintah

Pemerintah yaitu setiap negara mempunyai suatu organisasi yang


berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang
mengikat bagi seluruh penduduk bagi seluruh penduduk atau rakyat di dalam
wilayah negara. Keputusan-keputusan ini antara lain berbentuk undang-undang
serta peraturan-peraturan lainnya.

 Kedaulatan

Kedaulatan yaitu suatu kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-


undang dan melaksanakannya dengan berbagai cara.
B. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bangsa Indonesia dalam panggung sejarah berdirinya negara di dunia
memiliki suatu ciri khas yaitu dengan mengangkat nilai-nilai yang telah
dimilikinya sebelum membentuk suatu negara modern. Nilai-nilai tersebut
adalah berupa nila-nilai adat istiadat kebudayaan, serta nilai religius yang
beranek ragam sebagai suatu unsure negara. Bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai macam suku, kelompok, adat istiadat, kebudayaan serta agama.
Indonesia juga tersusun atas unsur-unsur wilayah negara yang terdiri
atas beribu-ribu pulau, sehingga dalam membentuk negara Bangsa
Indonesia menentukan untuk mempersatukan berbagai unsur yang
beraneka ragam tersebut dalam suatu negara. Dalam upayanya untuk
membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara, maka bangsa
Indonesia mendasarkan pada suatu pandangan hidup yang telah dimilikinya
yaitu Pancasila.
Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara,
maka bangsa Indonesia mendirikan suatu negara memiliki suatu
karakteristik, ciri khas tertentu yang karena ditentukan oleh
keanekaragaman, sifat dan karakternya, maka bangsa ini mendirikan suatu
negara berdasarkan Filsafat Pancasila, yaitu suatu Negara Persatuan, suatu
Negara Kebangsaan serta suatu Negara yang Bersifat Integralistik.
Dasar nilai filosofis negara dalam hubungannya dengan bentuk
negara, sebagaimana terkandung dalam Pasal (1) Undang-Undang Dasar
1945 berbunyi: “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik”. Sebagai suatu kajian hermeneutis, pandangan tentang paham
bentuk negara yang dikemukakan tatkala bangsa Indonesia mendirikan
negara, yaitu dalam Sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945.
Sebagaimana dijelaskan di atas Soepomo mengemukakan
pandangannya dengan membahas tiga teori bentuk negara besar di dunia,
yaitu :
(1) Aliran negara yang menyatakan bahwa negara terdiri atas dasar teori
perseorangan (Individualisme), sebagaimana diajarkan oleh Thomas
Hobbes, John Locke, J.J.Rousseau, Herbert Spencer, dan Harold J. Laski.
(2) Aliran lain adalah teori ‘golongan’ dari neagara (class theory)
sebagaimana diajarkan oleh Marx, Engels, dan Lenin.
(3) Aliran negara integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller,
dan Hegel.

Berdasarkan tiga teori tersebut, nampaknya Soepomo


merekomendasikan untuk dikembangkan paham integralistik di negara
Indonesia. Menurut Soepomo hal ini didasarkan pada riwayat hukum
(rechts-geschecte) dan lembaga sosial (socialee structur) dari negara itu
(Feith, 1995:180). Oleh karena itu dalam hubungan dengan bentuk negara,
Soepomo menolak paham individualism maupun negara kelas karena tidak
sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.

Pendapat Soepomo tersebut nampaknya senada dengan pandangan


Soekarno, M.Hatta dan Yamin, yang menekankan pentingnya integrasi baik
individu maupun masyarakat. Negara bukan berdiri hanya di atas
kepentingan individu saja, atau negara juga bukan hanya berdiri di atas
kepentingan golongan tertentu saja meskipun golongan itu yang paling
besar, melainkan negara mengatasi baik kepentingan individu maupun
kepentingan golongan. Para pendiri Republik ini meyakini dan menyadari
bahwa filsafat individualisme-liberalisme tidak sesuai dengan pandangan
hidup bangsa Indonesia.

Esensiasi negara kesatuan adalah terletak pada pandangan


ontologism tentang hakikat manusia sebagai subjek pendukung negara.
Hakikat negara persatuan bahwa negara adalah masyarakat itu sendiri.
Dalam hubungan ini negara tidak memandang masyarakat sebagai suatu
objek yang berada diluar negara, melainkan sebagai sumber genetic dari
dirinya. Masyarakat sebagai suatu unsur dalam negara yang tumbuh
bersama dari berbagai golongan yang ada dalam masyarakat untuk
terselenggaranya kesatuan hidup dalam suatu interaksi saling memberi dan
saling menerima antar warganya.

Negara kesatuan bukan dimaksudkan merupakan suatu kesatuan dari


negara bagian (federasi), melainkan kesatuan dalam arti keseluruhan
unsur-unsur negara yang bersifat fundamental. Demikian juga negara
kesatuan bukanlah suatu kesatuan individu-individu sebagaimana diajarkan
paham individualisme-liberalisme, sebab menurut paham negara kesatuan
bahwa manusia adalah individu sekaligus juga makhluk sosial. Oleh karena
itu sifat kodrat manusia individu-makhluk sosial sebagai basis ontologism
negara kesatuan itu adalah merupakan kodrat yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa.

1. Hakikat Bentuk Negara


Bangsa dan negara Indonesia adalah terdiri atas berbagai macam
unsur yang membentuknya yaitu suku bangsa, kepulauan, kebudayaan,
golongan serta agama yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan.
Oleh karena itu negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan
Pancasila sebagai suatu negara kesatuan sebagaimana termuat dalam
Pembukaan UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 1 ayat (1) ditentukan bahwa Negara adalah Negara Kesatuan yang
Berbentuk Republik. Berdasarkan ketentuan Pasal ini jelas bahwa bentuk
Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan, bentuk pemerintahan Indonesia
adalah Republik.

Bhineka Tunggal Ika

Hakikat makna Bhineka Tunggal Ika yang memberikan suatu


pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas
bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat, kebudayaan
serta karakter yang berbeda-beda, memiliki agama yang berbeda-beda dan
terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun
keseluruhannya adalah merupakan suatu persatuan, yaitu persatuan
bangsa dan negara Indonesia.

2. NKRI adalah Negara Kebangsaan

Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia adalah


sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai
makhluk individu yang memiliki kebebasan dan juga sebagai makhluk sosial
yang senan tiasa membutuhkan orang lain. Dalam pengertian inilah maka
manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai
bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki
tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai negara.

Negara Indonesia bukanlah suatu negara sebagai hasil dari proses


persatuan individu-individu karena persaingan bebas dan penindasan.
Negara Indonesia merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama suatu
bangsa yang tersusun atas berbagai elemen, yaitu etnis, suku, ras,
golongan, budaya, kelompok, maupun agama. Hal ini berdasarkan
keyakinan bahwa hakikat manusia menurut bangsa Indonesia adalah selain
sebagai individu yang memiliki kebebasan, juga sebagai makhluk sosial
(warga masyarakat) yang memiliki tanggung jawab.

a.Hakikat Bangsa

Anda mungkin juga menyukai