Kritik Review-5 PDF
Kritik Review-5 PDF
I. PENDAHULUAN
Pernahkah melihat film di televisi, bioskop, ataupun dalam format CD atau
DVD? Tentu kebanyakan orang pernah melihatnya. Akan tetapi, pernahkah
membayangkan bagaimana awal pembuatan film itu? Dari situlah kita akan mulai
membahas masalah itu.
Film itu tidak dibuat tanpa ada acuan pokoknya, yaitu naskah. Jadi, jelas sekali
bahwa sebelum kita membuat film harus dibuat dahulu naskahnya.
Secara umum naskah dapat diartikan sebagai ungkapan ide atau gagasan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Istilah tersebut juga dapat ditemukan dalam film
atau televisi dengan berbagai macam sebutan, seperti: script, scenario, screenplay
atau teleplay. Jadi, apapun sebutannya, itu merupakan rangkaian rencana ide
produksi yang dikoordinasikan secara teliti.
Sebuah naskah video yang lengkap harus memuat semua informasi audio dan
video untuk mentransformasikan kata-kata tertulis menjadi bunyi dan gambar
elektronik. Informasi tersebut penting sekali, artinya agar semua tim yang terlibat
dalam pembuatan atau produksi film video tersebut dapat bekerja dengan acuan
yang jelas sehingga menghasilkan produk yang benar-benar dikehendaki. Dengan
informasi yang jelas dan lengkap, setiap anggota tim tahu apa yang harus dilakukan.
Misalnya, seorang sutradara dengan naskah akan tahu apa yang harus dilakukan,
atau seorang kameramen menggunakan naskah untuk mengetahui gambar-gambar
seperti apa yang harus diambil. Jadi, naskah merupakan suatu cara yang paling
praktis dan efisien untuk melakukan komunikasi dengan semua unsur yang terlibat
dalam kegiatan produksi.
Menulis naskah video berarti merencanakan gambar dan suara sedemikian rupa
sehingga pada waktu ditampilkan dan ditonton dapat menarik minat audien. Tentu
hal tersebut bukan suatu hal yang mudah karena seorang penulis naskah secara
1
mutlak dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara visual. Berpikir secara
visual berarti mampu memberikan penjelasan secara tepat dan rinci mengenai visual
yang akan terlihat dalam bentuk film, adegan demi adegan, berikut suara yang akan
menyertainya.
Penulisan naskah film pembelajaran pada hakekatnya merupakan perpaduan
antara pemaparan imajinatif, faktual, dan teknis. Dikatakan imajinatif karena
seorang penulis naskah harus memiliki kemampuan untuk memaparkan sesuatu
secara khayal. Faktual karena imajinasi tersebut berisi informasi-informasi atau
materi pelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik. Seorang penulis naskah
harus mengetahui teknik penulisan naskah berdasar pada karakteristik audiens atau
dalam hal ini karakteristik peserta didiknya serta materi dan kompetensi dasar yang
harus dicapai. Selain itu, seorang penulis naskah mempunyai kemampuan dalam
memahami istilah-istilah penting yang berkaitan dengan produksi film.1
1
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2010), Cet.I, h.84-85.
2
Ibid., h. 4.
3
Arief S. Sadiman. dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan. Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada, 1996), h. 5.
2
B. Pengertian Media Video Pembelajaran
Azhar Arsyad menyatakan bahwa video merupakan gambar-gambar dalam
frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara
mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.4
Menurut Daryanto, video pembelajaran merupakan bahan ajar non cetak yang
kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. 5
Di samping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran.
Sedangkan, menurut Azhar Arsyad media VCD adalah media dengan sistem
penyimpanan dan perekam video dimana signal audio visual direkam pada disk
plastik bukan pada pita magnetik.6
4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 49.
5
Daryanto, Op.Cit., h. 86.
6
Azhar Arsyad., Op.Cit., h. 36.
7
Daryanto, Op.Cit., h. 86-88.
8
Cheppy Riyana, Pedoman Pengembangan Media Video, (Jakarta: P3AI UPI, 2007), h. 8-11.
3
3. User friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya);
4. Representasi isi;
5. Visualisasi dengan media;
6. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi;
7. Dapat digunakan secara klasikal atau individual.
9
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 37-52.
10
Cheppy Riyana, Op.Cit., h. 6.
4
B. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun
instruktur;
C. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
Kesimpulan dari tujuan video pembelajaran para ahli di atas ialah video
pembelajaran akan mempermudah pembelajaran karena dapat mengatasi berbagai
macam keterbatasan yang tidak dapat dipecahkan oleh penggunaan media lain yang
tidak mempunyai unsur gerak.
11
Azhar Arsyad, Op.Cit., h. 48.
5
1. Kemampuan video dalam memvisualisasikan materi, sehingga dapat
menyampaikan materi yang bersifat dinamis.
2. Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas
karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung.
3. Format sajian video bermacam–macam, sehingga dapat mempermudah
dalam penyampaian pesan.
4. Kemampuan video dalam merekam materi yang bisa digunakan dalam
proses pembelajaran tatap muka (langsung) maupun jarak jauh tanpa
kehadiran guru.
12
Daryanto, Op.Cit., h. 88.
13
Azhar Arsyad, Loc.Cit.
6
Kesimpulan dari keuntungan atau kelebihan video pembelajaran menurut
pendapat dari para ahli di atas yaitu video bisa menyampaikan materi yang bersifat
dinamis, video pembelajaran merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi
dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, serta bisa
digunakan dalam proses pembelajaran tatap muka (langsung) maupun jarak jauh
tanpa kehadiran guru. Keuntungan video pembelajaran ini sangat membantu
pengajar dalam memberikan pemahaman kepada siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
14
Daryanto, Op.Cit., h. 88-89.
7
7. Budget, yakni untuk membuat program video membutuhkan biaya yang
tidak sedikit.
15
Ibid., h. 93-103.
8
B. Istilah-istilah dalam Video
1. Istilah-istilah dalam Pengambilan Gambar
Terdapat beberapa macam istilah yang berkenaan dengan ukuran atau size
obyek gambar, sebagai berikut: Extreem/very Long Shoot (ELS/EVLS),
Long Shoot (LS), Medium Shoot (MS), Close Up (CU), Extreem CloseUp
(ECU), One Shoot, Two Shoot, Multi Shoot, Caption, dan Establishing
Shoot.
2. Istilah dalam Pergerakan Kamera
Istilah dalam pergerakan kamera ada beberapa macam, sebagai berikut:
Zoom in, Zoom out, Fade In, Fade Out, Tilt Up/Tilt Down, Panning, dan
Dolying.
3. Istilah yang Terdapat dalam Pencahayaan (Lighting)
Ada beberapa istilah dalam pencahayaan menurut datangnya arah cahaya
pada obyek, sebagai berikut: Back light, Fill light, Key light, dan Top light.
4. Istilah Pengambilan Gambar Bukan Berdasar Ukuran Gambar Size
Ada beberapa istilah dalam pengambilan gambar bukan berdasar ukuran
gambar size, sebagai berikut: Scene; Shoot; Take; Cut; dan Istilah dalam
musik yakni: Fade In (F/I); Fade Out (F/O); Fade Up (F/U); Fade Down
(F/D); Fade Under; dan Voice of Sound (V/S).
5. Istilah dalam Kejadian Setting
Istilah penyettingan dalam video, sebagai berikut: Exterior (Ext), dan
Interior (Int).
16
Ibid., h. 104-106.
9
B. Rumuskan tujuan;
C. Lakukan survey;
D. Buat garis besar isi;
E. Buat sinopsis;
F. Buat treatment;
G. Buat story board.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan di atas tersebut, maka kritik review dari penjelasan
materi yang berasal dari literatur yang penulis punya yakni dari nama pengarang
Daryanto yang berjudul “Media Pembelajaran”, dari literatur ini yang penulis bahas
adalah pada bab 5 tentang “Pembuatan Media Video” yang terdiri dari sub bab
pembahasannya mulai dari pendahuluan; pengenalan media pembelajaran dan
karakteristik; unsur dan istilah naskah video pembelajaran, dan pengembangan
naskah video pembelajaran.
Jadi, menurut penulis dapat disimpulkan bahwasanya pembahasan yang
disajikan pada literatur tersebut sudah cukup baik hanya saja dalam pemaparannya
ada yang tidak dijadikan poin-poin sendiri atau sub bab tersendiri, seperti yang
penulis temukan pada pembahasan mengenai keuntungan dan kelemahan dalam
menggunakan media video, tetapi digabung dengan pembahasan atau dari sub
babnya mengenai (pengenalan media pembelajaran dan karakteristik media video)
yang sebaiknya pembahasan tersebut dipisah menjadi sub bab tersendiri, jadi penulis
membuat sub bab sendiri agar lebih mudah dipahami.
Pada bab 5 ini, dimulai dengan sub bab I. pendahuluan. Menurut penulis bagian
pendahuluan memang penting untuk disajikan agar mempermudah dalam mengenal
apa yang dibahas dalam bab tersebut. Lanjut, pada sub bab II. tentang pengenalan
media pembelajaran dan karakteristik, disini penulis membuat poin-poin sendiri
tentang pengertian media pembelajaran; pengertian media video pembelajaran; dan
karakteristik media video pembelajaran yang tidak dijadikan poin-poin tersendiri
dalam literatur ini. Dalam sub bab tersebut, pemaparan dari literatur yang penulis
10
punya sudah cukup baik, namun penulis juga menambahkan literatur lain, seperti
literatur dari Arief S. Sadiman. dkk., judulnya “Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan. Pemanfaatannya”; Azhar Arsyad, judul “Media Pembelajaran”
tahun 2004 dan 2011; dan Cheppy Riyana, judul “Pedoman Pengembangan Media
Video”.
Selanjutnya, pada sub bab III yang penulis tambahkan sendiri yakni tentang
tujuan media video pembelajaran, pembahasan mengenai tujuan media video
pembelajaran tidak penulis temukan dalam literatur Daryanto, tetapi penulis
mendapatkannya dari literatur lain yakni dari Cheppy Riyana, dan Azhar Arsyad
tahun 2004.
Pada sub bab selanjutnya, sub bab IV tentang keuntungan dan kelemahan
menggunakan media video; sub bab V tentang unsur dan istilah naskah video
pembelajaran; dan sub bab VI tentang pengembangan naskah video pembelajaran,
sudah baik pembahasan yang telah dipaparkan dalam literatur Daryanto, tetapi pada
sub bab IV penulis juga menambahkan literatur lain yakni literatur dari Azhar
Arsyad tahun 2011, sebagai penambah informasi sehingga wawasan menjadi lebih
luas. Dengan demikian, pembahasan pada bab 5 dari literatur Daryanto sudah cukup
baik. Hanya saja sub bab ataupun poinnya ada yang penulis buat sendiri agar lebih
mudah dimengerti dan juga ada pembahasan yang tidak ada dalam literatur tersebut,
sehingga penulis menambahkannya dari literatur lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyana, Cheppy. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI.
Sadiman, Arief S., dkk. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan.
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.
12