DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Metode dan Media dari Model-model
Pembelajaran”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen Pengampu kami yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah ini.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
Bab II Pembahasan
2.1 Metode dan Media Pembelajaran ......................................................... 3
2.2 Metode dan Media Model Pembelajaran Langsung ............................... 18
2.3 Metode dan Media Model Pembelajaran Kooperatif ............................. 21
2.4 Metode dan Media Model Project Based Learning, Problem Based
Learning, dan Problem Solving ........................................................... 36
2.5 Metode dan Media Model Inkuiri dan Learning Cycle .......................... 36
Menurut Sakti, dkk (2012:2), model pembelajaran langsung adalah salah satu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa
yang berkaitan dengan pengetajuan dekleratif dan pengetahuan procedural yang
terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah, terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan
mempertahankan focus pencapaian akademi.
Adapun sintaks didalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini Menurut
Wirahayu, dkk (2011), menjadikan siswa sebagai pusat dalam kegiatan pembelajaran
(Student Centered). Pembelajaran semacam ini akan meningkatkan intensitas
keterlibatan siswa secara aktif di dalam proses pembelajaran. Proses aktif dalam
bertanya dan berargumen ini memberikan kesempatan siswa untuk mengekspresikan
dirinya dan menumbuhkan pemikiran kritis pada siswa. Siswa sebagai pusat dalam
proses pembelajaran memungkinkan siswa untuk menghasilkan solusi yang baru atas
suatu permasalahan yang diberikan oleh guru. Ekspresi diri, pemikiran kritis dan
penemuan yang dilakukan oleh siswa tentunya akan menumbuhkan kreativitas dalam
diri siswa. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap suasana pembelajaran yang
menyenangkan karena tidak ada pemberian penekanan pada siswa.
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk memilih media yang
tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa,
kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan
media yang pembelajaraan yang sesuai dengan materi yang disampaikan demi
tercapainya tujuan pendidikan. Disamping itu guru juga dituntut untuk lebih
berkompeten menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran. Adapun
media yang cocok di dalam Model Pembelajaran Kooperatif STAD ini adalah media
audio visual dalam bentuk video. Dengan menggunakan media audio visual dalam
pembelajaran STAD, maka peserta didik nantinya diharapkan lebih memahami materi
sehingga hasil belajar dapat meningkat ( Hasanah, 2017: 115).
Metode dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD Menurut Timur (2014 : 57),
Metode STAD dapat sekilas terlihat seperti siswa belajar berkelompok, tetapi metode
STAD ini adalah siswa belajar secara berkelompok tetapi dengan langkah-langkah
yang lebih terorganisir (terstruktur). Dimana pada awal penggunaan metode STAD,
guru melakukan pretes terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Hasil pretes tersebut berguna untuk
melakukan langkah metode STAD selanjutnya yaitu mengelompokkan siswa menjadi
beberapa kelompok. Dalam satu kelompok terdiri dari empat atau lima siswa dengan
kemampuan berbeda-beda yang ditentukan dari hasil rangking nilai pretes siswa. Pada
proses pembelajaran menggunakan metode STAD ini guru juga menyajikan konten
(materi) kepada siswa seperti halnya pembelajaran menggunakan 58 metode ceramah.
Namun bedanya, setelah menyampaikan materi, siswa diberikan lembar kerja untuk
diselesaikan secara berkelompok sebelum siswa di uji menggunakan kuis yang bersifat
individual setelah pembelajaran selesai.
3. Langkah 3: Berpikir Bersama (Head Together). Para siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
4. Langkah 4: Pemberian Jawaban (Answering). Guru menyebut satu nomor dan para
siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
1. Bagi Guru
Sulitnya mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari
segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak
sebagai pemegang kendali, teliti dalam menentukan pembagian kelompok. Dan
waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga
melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru
mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
2. Bagi Siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa yang lainnya. Untuk mengatasi
kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang
mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan
pengetahuannya kepada siswa yang lain.
a. Metode Model Teams Games Tournament
Kartu domino merupakan suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menarik minat siswa dalam pembelajaran. Permainan ini akan membantu anak dalam
latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah yang menggunakan
logika.
4. Kartu pertama diambil dari kartu sisa, sebagai kartu pembuka permainan oleh guru.
5. Kartu soal boleh ditutupi oleh peserta yang memiliki jawaban untuk kartu pertama,
dengan cara meletakkan kartu tersebut di atas kartu pertama.
6. Kemudian pemain lain, secara bergiliran menutupi kartu yang sesuai. Giliran akan
dilakukan searah atau berlawanan arah jarum jam.
7. Selama bermain, tiap kali peserta tidak memiliki kartu yang sesuai untuk menutupi
kartu lain, peserta bersangkutan diwajibkan untuk mengambil kartu sisa.
2.4 Metode dan Media dalam Model Pembelajaran Project Based Learning,
Problem Based Learning, dan Problem Solving
Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana dalam Lestari (2015:14), model
pembelajaran Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang
Pelaksanaan Tindakan
Apabila tahap perencanaan tindakan telah matang, maka langkah selanjutnya
yaitu melaksanakan rencana tersebut di kelas dengan berpedoman pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pada tahap ini guru
sebagai tenaga pengajar, melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan
sebelumnya. Guru mempraktekkan bahan ajar dengan menggunakan metode
demonstrasi. Setelah mendemonstrasikan materi ajar guru memberikan pretest
kepada siswa. Setelah selesai pretest guru menerapkan model pembelajaran Project
Based Learning dengan membagi peserta didik dalam kelompok dan memberikan
sebuah project sebagai posttes dengan menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning.
b. Media Model Project Based Learning
Menurut Prabawati (2015: 255), melalui model project based learning (PJBL)
variasi group resume dengan mediapermainan berburu harta karun dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas siswa selama
pembelajaran, menciptaka iklim pembelajaran yang kondusif, kualitas materi yang
lebih baik serta pemanfaatan media pembelajaran juga mengalami peningkatan,
sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran matematika telah meningkat.
Keterampilan guru pada siklus I memperoleh rata-rata skor 32,5 dengan kriteria baik
dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan jumlah ratarata skor 39,5 dengan
kriteria sangat baik.
Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh jumlah rata-rata skor 17,16 dengankriteria
baik dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 24,96 dengan kriteria sangat
baik.
2.5 Metode dan Media dalam Model Pembelajaran Inkuiri dan Learning Cycle
2.5.1 Model Pembelajaran Inkuiri
Model inquiry dengan metode eksperimen adalah suatu cara guru menyajikan
materi yang merujuk pada aktivitas siswa dalam menemukan sendiri pengetahuannya
dengan melakukan eksperimen. Keberhasilan penggunaan model ini ditinjau dari hasil
belajar siswa. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dengan melakukan eksperimen siswa dapat
beraktivitas secara maksimal sehingga diharapkan siswa dapat menguasai konsep
secara maksimal pula (Andiasari, 2015: 16).
Multi representasi merupakan salah satu metode yang baik dan sedang
berkembang untuk menanamkan pemahaman konsep, penyelesaian masalah fisika dan
kesulitan yang disebabkan karena banyaknya keterlibatan gambaran mental, bentuk
dari kemampuan multi repesentasi fisika adalah kemampuan untuk menyelesaikan
masalah-masalah fisika dengan proses representasi yang bermacam cara yaitu
matematis, verbal (tulisan atau oral), dan visual (notasi, gambar, dan grafik). Tantangan
dalam pembentukan kemampuan multi representasi dapat dicapai dengan
menggunakan model inkuiri yang dapat melatihkan kemampuan multi representasi
dengan penyelidikan (inquiry) dan bimbingan. Setiap langkah dalam model inkuiri
membutuhkan kemampuan representasi yang memberi kesempatan para siswa
membangun pengetahuan secara multi representasi dan membantu siswa
mengembangkan pemahaman konsep (Prahani, 2015: 505).
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sehubungan dengan bahasan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnan makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Kepada rekan-rekan mahasiswa agar
lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana metode
dan media yang cocok diterapkan pada model-model pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Anam, K, dkk. 2016. Implementasi Model STAD Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Riset dan Konseptual. Vol. 01. No 01.
Andiasari, Liena. 2015. Penggunaan Model Inquiry dengan Metode Eksperimen dalam
Pembelajaran IPA di SMPN 10 Probolinggo. Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan. Vol. 3. ISSN: 2337-7623.
Arijaya dan Ekayanti. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Media
Video Berpartisipatif Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa UNMAS Denpasar
ditinjau dari Motivasi Berprestasi. Jurnal Santiaji Pendidikan. Vol.6. ISSN:
2087-9016.
Chodijah, Siti., Ahmad, Fauzi dan Ratna Wulan. 2012. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Guided Inquiry yang Dilengkapi
Penilaian Portofolio Pada Materi Gerak Melingkar. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Fisika 1. ISSN: 2252-3014.
Hidayati, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e disertai Kartu
Link and Match untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi
(Pokok Bahasan Ekologi Siswa Kelas X3 SMAN Rambipuji Jember Tahun
Pelajaran 2014/2015). Artikel Ilmiah Mahasiswa.
Hidayati, M dan Mariyaningsih, N. 2018. Teori dan Praktek Berbagai Model dan
Metode Pembelajaran Menerepkan Inovai Pembelajaran di Kelas-Kelas
Inspiratif. Surakarta : CV KEKATA GROUP.
Sukaesih, dkk. 2012. Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Mind Mapping
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Unnes Journal of Biology
Education. ISSN :22526579.
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
C.V. Maulana.
Suyanto, dan Jihad.A. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Esensi Erlangga
group.
Tahar Yusuf & Saiful Anwar. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wekke, dan Suardi. 2014. Model Pembelajaran Bahasa Arab. Sleman: Deepublish.