FEBRIAN KESUMA
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 3. 10 Tumpuan Rol .................................................................................. 26
Gambar 3. 11 Tumpuan Jepit ................................................................................ 27
Gambar 3. 12 Perangkat Pengujian Defleksi ........................................................ 27
Gambar 4. 1 Pembebanan Pertama ........................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 2 Pembebanan kedua ............................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 3 Pembebanan Ketiga ........................... Error! Bookmark not defined.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam kehidupan sehari – hari kita sering kali berjumpa dengan defleksi,baik defleksi
pada baja, pada besi maupun kayu. Oleh sebab itu kita seorangengineer harus memperhitungkan
defleksi atau lendutan yang akan terjadi,contohnya saja pada jembatan. Jika seorang engineer
tidak memperhitungkanmaka akan berakibat fatal bagi pengguna jembatan tersebut, karena
faktor lendutan yang lebih besar akan mengurangi faktor safety pada struktur tersebut.
Oleh sebab itu kita harus mengetahui fenomena apa saja yang akan terjadi padadefleksi
ini. Namun banyak yang belum mengerti terhadap fenomena-fenomena pada defleksi.
1.2 Tujuan
Praktikum defleksi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui fenomena defleksi (lendutan) pada batang atau balok.
2. Membuktikan kebenaran rumus-rumus defleksi teoritis dengan hasil percobaan.
5
1.3 Manfaat
Manfaat dari pratikum ini yaitu Praktikan mengetahui fenomena defleksi (lendutan) yang
terjadi pada batang atau balok. Dan mampu membuktikan rumus-rumus defleksi teoritis dengan
hasil percobaan. Manfaat lain dari praktikum ini adalah untuk menambah wawasan penulis
terkait dengan objek yang dikaji.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2. 1 Balok sebelum terjadi deformasi (b) Balok dalam konfigurasi terdeformasi
Jarak perpindahan y didefinisikan sebagai defleksi balok. Dalam penerapan, kadang kita
harus menentukan defleksi pada setiap nilai x disepanjang balok. Hubungan ini dapat ditulis
dalam bentuk persamaan yang sering disebut persamaan defleksi kurva (atau kurva elastis) dari
balok.
7
2.2 Jenis- jenis defleksi
1. Deflkesi Vertikal (Δw)
Perubahan bentuk suatu batang akibat pembebanan arah vertikal (tarik, tekan)
hingga membentuk sudut defleksi, dan posisi batang vertikal, kemudian kembali ke posisi
semula.
8
terhadap pengaruh beban dalam gedung-gedung, balok lantai tidak dapat melentur secara
berlebihan untuk meniadakan pengaruh psikologis yang tidak diinginkan para penghuni
dan untuk memperkecil atau mencegah dengan bahan-bahan jadi yang rapuh.Begitu pun
kekuatan mengenai karateristik deformasi dari bangunan struktur adalah paling penting
untuk mempelajari getaran mesin seperti juga bangunan-bangunan stasioner dan
penerbangan.
Dalam menjalankan fungsinya, balok meneruskan pengaruh beban gravitasi
keperletakan terutama dengan mengandalakan aksi lentur, yang berkaitan dengan gaya
berupa momen lentur dan geser. kalaupun timbul aksi normal, itu terutama di timbulkan
oleh beban luar yang relatif kecil, misalnya akibat gaya gesek rem kendaraan pada
gelagar jembatan, atau misalnya akibat perletakan yang di buat miring.
9
2.4 Jenis- jenis tumpuan
1. Engsel
Engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal dan gaya
reaksi horizontal. Tumpuan yang berpasak mampu melawan gaya yang bekerja dalam
setiap arah dari bidang. Jadi pada umumnya reaksi pada suatu tumpuan seperti ini
mempunyai dua komponen yang satu dalam arah horizontal dan yang lainnya dalam arah
vertical. Tidak seperti pada perbandingan tumpuan rol atau penghubung,maka
perbandingan antara komponen-komponen reaksi pada tumpuan yang terpasak tidaklah
tetap. Untuk menentukan kedua komponen ini, dua buah komponen statika harus
digunakan.
2. Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanyadapat menerima gaya reaksi vertical. Alat ini
mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang spesifik. Penghubung yang
terlihat pada gambar dibawah ini dapat melawan gaya hanya dalam arah AB rol. Pada
gambar dibawah hanya dapat melawan beban vertical. Sedang rol-rol hanya dapat
melawan suatu tegak lurus pada bidang cp.
10
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical, gaya reaksi
horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan jepit ini mampu melawan
gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suatu kopel atau momen. Secara fisik,
tumpuan ini diperoleh dengan membangun sebuah balok ke dalam suatu dinding batu
bata. Mengecornya ke dalam beton atau mengelas ke dalam bangunan utama. Suatu
komponen gaya dan sebuah momen.
11
Gambar 2. 8 Beban Terdistribusi
3. Beban bervariasi uniform
Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang besarnya tidak
merata.
12
Gambar 2. 11 Batang Kartilever
3. Batang Overhang
Bila balok dibangun melewati tumpuan sederhana.
13
Pada semua konstruksi teknik, bagian-bagian pelengkap suatu bangunan haruslah diberi
ukuran-ukuran fisik yang tertentu. Bagian-bagian tersebut haruslah diukur dengan tepat untuk
menahan gaya–gaya yang sesungguhnya atau yang mungkin akan dibebankan kepadanya. Jadi
poros sebuah mesin haruslah diperlukan dan menahan gaya-gaya luar dan dalam. Demikian pula,
bagian-bagian suatu struktur komposit harus cukup tegar sehingga tidak akan melentung
melebihi batas yang diizinkan bila bekerja dibawah beban yang diizinkan.
14
Gambar 2. 15 Poros Transisi
3. Rangka (chasis) Kendaraan
Kendaraan-kendaraan pengangkut yang berdaya muatan besar, memiliki kemungkinan
terjadi defleksi atau lendutan batang-batang penyusun konstruksinya.
Keterangan rumus
E adalah modulus elastisitas bahan (N/m²)
σ adalah tegangan normal (N/m²)
ε adalah regangan normal
Tabel 2. 1 Nilai Modulus Elastisitas Bahan
16
2. Momen gaya atau momen kopel sebagai penyebab dari perubahan gerak rotasi
Momen Gaya (t) adalah gaya kali jarak/lengan. Arah gaya dan arah jarak harus tegak
lurus.
Untuk benda panjang:
17
2.11 Metode-Metode Perhitungan Lendutan
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan defleksi pada balok.terdiri dari:
1. metode integrasi ganda (”doubel integrations”)
2. metode luas bidang momen (”Momen Area Method”)
3. metode energy.
4. serta metode superposisi.
Metode integrasi ganda sangat cocok dipergunakan untuk mengetahui defleksi
sepanjang bentang sekaligus. Sedangkan metode luas bidang momen sangat cocok dipergunakan
untuk mengetahui lendutan dalam satu tempat saja. Asumsi yang dipergunakan untuk
menyelesaiakan persoalan tersebut adalah hanyalah defleksi yang diakibatkan oleh gaya-gaya
yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu balok, defleksi yang terjadi relative kecil dibandingkan
dengan panjang baloknya, dan irisan yang berbentuk bidang datar akan tetap berupa bidang datar
walaupun berdeformasi.
Suatu struktur sedehana yang mengalami lentur dapat digambarkan sebagaimana
gambar 2.19, dimana y adalah defleksi pada jarak x, dengan x adalah jarak lendutan yang
ditinjau, dx adalah jarak mn, dθ sudut mon, dan r adalah jari-jari lengkung.
18
Gambar 2. 18 Metode Integrasi Ganda
karena besarnya dθ relatif sangat kecil maka tg dθ=dθ saja sehingga persamaannya
dapat ditulis menjadi
Jika dx bergerak kekanan maka besarnya dθ akan semakin mengecil atau semakin
berkurang sehingga didapat persamaan
Persamaan tersebut di atas dapat di terapkan untuk mencari defleksi pada balok sesuai
dengan penelitian seperti pada gambar di bawah ini
19
Gambar 2. 19 Balok Sederhana dengan beban titik
Dari gambar 2.19 diatas maka dapat di tentukan besarnya momen dan reaksi tiap
tumpuan:
20
21
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
1. Alat Uji Defleksi
Alat yang digunakan dalam praktikum pengujian defleksi
22
3. Batang Uji
Batang yang digunakan dalam praktikum terdiri dari 3 batang :
a. Batang Hijau
23
Panjang : 80 cm
Tebal : 5.02 mm
Lebar : 5 cm
c. Batang Silinder
4. Dial Indicator
Dial indicator berfungsi sebagai alat ukur defleksi.
24
5. Mistar
Gambar 3. 7 Mistar
6. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter benda uji
defleksi.
25
Gambar 3. 9 Tumpuan Engsel
8. Tumpuan Rol
26
Gambar 3. 11 Tumpuan Jepit
27
9. Ulangi langkah 1 sampai 3 untuk tumpuan jepit dan rol
3.3 Asumsi-asumsi
1. Defleksi hanya disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu
balok,
2. Defleksi yang terjadi relative kecil dibandingkan dengan panjang baloknya.
3. Bentuk yang terjadi pada batang diantar akan tetap berupa bidang datar walaupun telah
terdeformasi.
28