PENDAHULUAN
1
Pengolahan laporan keuangan banyak sekali terjadi kendala dikarenakan proses
pelaporannya masih dilakukan secara manual yang menyebabkan tidak akuratnya hasil
perhitungan. Selain itu proses manual yang ada membutuhkan waktu yang relatif lama. Penerapan
Accounting Controls Manual diperlukan guna memahami pengendalian yang dapat digunakan
untuk memastikan bahwa transaksi akuntansi yang telah diselesaikan dengan kemungkinan
kecurangan (fraud) yang rendah.
2
5. Memahami peranan dan fungsi auditor eksternal dalam penerapan Accounting Controls
Manual.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Introduction
Pengertian Pengawasan Akuntansi dalam setiap organisasi baik publik maupun swasta
memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapain tujuan organisasi tersebut
diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas. Sejalan dengan
pelimpahan wewenang dan tanggungjawab, maka diperlukan suatu alat pengendalian untuk
mengontrol dan mengendalikan jika terjadi penyimpangan.
Pengendalian dalam pengendalian manual akuntansi ini dapat digunakan sebagai daftar
periksa untuk memastikan kelengkapan sistem pengendalian yang diterapkan untuk semua
transaksi akuntansi. Sistem pengendaliaan intern meliputi struktur organisasi, metode, dan
ukuran yang diorganisasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi untuk dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem
pengendalian intern merupakan kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan organisasi
untuk mencapai empat tujuan utama :
1. Untuk menjaga aktiva perusahaan
2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkan catatan dan informasi akuntansi
3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan
4. Untuk mengukur kesesuaian kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen.
2.2 Fixed Asset, Property Plan and Equipment, and Long Live Assets
Menurut PSAK 16 tetang Aktiva Tetap, aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan
dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila:
(a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang
berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
(b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
4
Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva perusahaan, dan karenanya signifikan
dalam penyajian posisi keuangan. Dalam menentukan apakah suatu pos memenuhi kriteria
pertama untuk pengakuan, suatu perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian
masa yang akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Kriteria kedua
untuk pengakuan biasanya dapat dipenuhi langsung karena transaksi pertukaran mempunyai bukti
pembelian aktiva mengidentifikasikan biayanya.
Dalam mengidentifikasikan suatu pos terpisah dari aktiva tetap, pertimbangan dibutuhkan dalam
mengaplikasikan kriteria dalam definisi untuk keadaan khusus atau jenis perusahaan khusus. Aktiva
tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aktiva tetap semacam itu, di
mana tidak secara langsung meningkatkan manfaat keekonomian masa yang akan datang dari
suatu aktiva tetap tertentu yang ada dapat diperlukan bagi perusahaan untuk memperoleh manfaat
keekonomian masa yang akan datang dari aktiva yang lain.
5
Buat perhitungan pengembalian investasi. Analis keuangan akan bekerjasama dengan
analis kredit untuk mendapatkan nilai sekarang bersih dan payback period masing-masing
modal investasi dimana aplikasi sedang dibuat
Catat pembelian sebagai aktiva tetap. Petugas pembayaran akan mengajukan faktur untuk
pembelian lebih besar dari $ sebagai aktiva tetap.
Buat catatan aktiva tetap. Asisten controller akan membuat dan merawat catatan rinci setiap
aktiva tetap dalam arsip induk aktiva tetap.
Rekonsiliasi penambahan aktiva tetap dengan otorisasi. Staf audit internal akan secara
berkala memeriksa semua penambahan aktiva tetap ke file pengeluaran modal yang
disetujui otorisasi, dan mengecek bila perbedaan.
Lakukan analisis proyek pasca penyelesaian. Analis keuangan akan melakukan regular
review dari hasil akuisisi aset dibandingkan dengan prediksi awal, dan laporkan hasilnya
ke manajemen senior.
Pemberian nomor pada aktiva tetap.
Bandingkan nomor seri aktiva tetap. Staf audit internal akan secara berkala bandingkan
nomor seri semua aset yang diperoleh untuk mendapatkan nomor duplikat. Ini menrupakan
control untuk perlindungan aktiva tetap perusahaan, jika karyawan mencuri aset dari
perusahaan dan menjualnya kembali kepada perusahaan lain
Batasi akses ke file induk aktiva tetap. Sistem komputer akan membatasi akses ke file induk
aktiva tetap ke petugas yang berwenang.
Tinjau penambahan file master aktiva tetap. Staf audit internal akan secara berkala
meninjau keakuratan penambahan file induk aktiva tetap untuk klasifikasi aset, kode lokasi,
dan harga, dan selidiki varians
Verifikasi perhitungan penyusutan. Staf audit internal akan meninjau secara berkala
kategori aset dimana aset dicatat, dan juga penyusutannya periode dan nilai penyelamatan
yang diberikan pada aset tersebut
Melakukan audit aktiva tetap periodik. Staf audit internal akan secara berkala melakukan
perbandingan keberadaan fisik aktiva tetap terhadap catatan buku, dan menyelidiki
perbedaan.
Tentukan tanggung jawab atas aset. Pengontrol akan secara formal menugaskan tanggung
jawab untuk setiap aset yang diperoleh ke manajer departemen yang stafnya menggunakan
6
aset tersebut, dan laporan akan dikirimkan kepada semua manajer untuk pemberitahuan
kuartalan tentang aset apa yang berada di bawah kendali mereka.
Verifikasi asumsi nilai wajar pada pertukaran aset. Appraisial secara berkala akan
memverifikasi asumsi nilai wajar yang digunakan dalam pencatatan keuntungan atau
kerugian atas pertukaran aset berbeda.
Uji penurunan nilai aset. Pengawas secara berkala akan meninjau potensi penurunan nilai
aset signifikan dan mengurangi biaya tercatat menjadi nilai wajar, jika perlu.
Otorisasi perubahan asumsi kewajiban pensiun aset. Pengendali akan meninjau dan
menyetujui semua asumsi perubahan yang terkait dengan jumlah uang tunai di masa depan
arus yang berhubungan dengan kewajiban pensiun aset.
Gunakan dokumen transfer untuk menggeser lokasi aset. Manajer perusahaan akan mengisi
dokumen transfer resmi untuk mengalihkan aset ke lokasi baru, yang harus dilakukan
ditandatangani oleh pengelola lokasi pengiriman dan penerimaan.
Lakukan review disposisi aset. Analis keuangan akan berkoordinasi secara periodik
peninjauan kembali aktiva tetap untuk menentukan apakah aset harus dibuang sebelum aset
tersebut dilakukan kehilangan nilai jual kembali mereka
Dapatkan persetujuan resmi sebelum disposisi. Petugas operasi akan menandatangani
bentuk disposisi aset modal sebelum aset dengan biaya asli melebihi $ dibuang
Selidiki penanganan penerimaan kas dari penjualan aset. Staf audit internal akan secara
berkala verifikasi bahwa tagihan penjualan atau penerimaan dari pembeli menyertai file
tersebut untuk setiap aset yang telah dibuang, dan menyelidiki perbedaan apapun.
Peringatkan penghapusan aset. Sistem komputer akan secara otomatis mengeluarkan
peringatan jika aset RFID-tagged dihapus dari tempat.
7
Bagian Pembelian dengan team dari General Affair wajib melakukan tender ulang seluruh
Supplier/Vendor dalam waktu selama setahun sekali
Khusus pembelian aktiva tetap dengan harga perolehan diatas Rp. 5.000.000/unit harus
diperoleh penawaran harga tertulis minimal dari 3 Supplier/Vendor yang berbeda dan harus
memiliki reputasi yang baik.
Seluruh Pembelian, Penjualan dan penghapus bukuan aktiva tetap, harus
dimintakan persetujuannya kepada Direktur Utama
8
dijual dalam kegiatan-kegiatan normal perusahaan dan ada kemungkinan besar
perusahaan nantinya akan memperoleh keuntungan ekonomis dari asset tersebut.
2. Biaya perolehan aktiva tetap dapat dihitung secara pasti.
3. Aktiva bernilai lebih dari Rp 500.000/satuan.
4. Kitchen Equipment dicatat sebagai persediaan dan dibebankan selama umur
proyek.
Penyimpangan dari kriteria-kriteria yang telah disebut diatas, keputusan mengenai apakah aktiva
tetap akan diperhitungkan merupakan kewenangan dari masing-masing Admin site lokasi.
9
12. Nilai asuransi
13. Unit/User yang bertanggung jawab
10
2.2.6 Penghitungan Fisik Aktiva Tetap
Kebijakan dalam perhitungan aktiva tetap:
Penghitungan fisik aktiva tetap harus dilakukan minimal setahun sekali oleh Tim
penghitungan fisik aktiva tetap untuk memastikan keberadaan dan kondisi fisik aktiva
tetap.
Tim penghitungan fisik aktiva tetap ditunjuk oleh masing-masing Financial Controller.
Semua perbedaan yang dicatat selama penghitungan fisik aktiva tetap harus segera
ditindaklanjuti dan dilaporkan dalam laporan penghitungan fisik aktiva tetap.
Laporan penghitungan fisik aktiva tetap harus disetujui oleh Dewan Direksi.
11
6. Laporan sebagai bukti bahwa aktivitas penghapusan telah dilakukan (misalnya ; laporan
lelang, laporan bahwa aktiva tidak dapat digunakan lagi, dll) harus dibuat sebagai dasar
untuk melakukan penghapusan aktiva dari neraca keuangan perusahaan.
7. Sehubungan dengan penghapusan aktiva tetap, Daftar Aktiva Tetap harus di-update secara
akurat dan tepat waktu (untuk aktiva tetap yang dihapus) pada akhir bulan penghapusan
setelah dilakukan penghitungan penyusutan.
12
5. Nilai buku dari masing-masing golongan aktiva yang dinilai kembali dengan cost
model (model harga perolehan dan revaluasi)
6. Nilai lebih dari penilaian kembali aktiva tetap termasuk pergerakan dan batasannya
sebagai bagian dari ekuitas (pemegang saham).
13
Seluruh aktiva tetap yang dibeli dicatat sebagai harga perolehan adalah seluruh
pengeluaran yang terjadi dalam rangka mendapatkan dan menempatkan aktiva tersebut
pada kondisi dan tempat yang siap untuk digunakanWewenang bagian general affair
adalah: Menberi masukan ke bagian pembelian tentang Supplier/Vendor yang paling
menguntungkan perusahaan, Menentukan, Supplier/Vendor untuk direkomendasikan,
Menentukan cara/syarat pembayaran.
Tanggung jawab Bagian General Affair adalah :
1. Memeriksa Formulir ”Permintaan/Pembelian/Perbaikan barang” dengan lengkap,
benar, ditandatangani oleh pemohon, sesuai budget tahunan, disetujui oleh atasan
dan BOD
2. Meminta ke Supplier untuk dibuatkan surat penawaran harga yang akan
disampaikan ke bagian pembelian, minimal 3 (tiga) Penawaran jika Pembelian
diatas Rp.5 juta/unit barang
3. Memonitor Order Pengadaan Barang kepada supplier/Vendor yang telah ditunjuk
dan dimintakan persetujuannya kepada Direksi, dan jika telah disetujui maka
lembar pertama (asli) agar dikirimkan kepada Supplier dan lembar
kedua (copy) di file.
4. Memeriksa dan pastikan dengan teliti bahwa aktiva tetap yang diterima dari
supplier/vendor sesuai dengan order Pengadaan Barang.
5. Cap order pengadaan barang asli dengan “ Barang telah diterima sesuai pesanan
dan dalam keadaan baik” Cantumkan tanggal dan tanda tangan petugas yang
berwenang untuk menerima
6. Serahkan kembali asli Order Pengadaan barang kepada supplier sebagai tanda bukti
penerimaan barang, yang fungsinya untuk melakukan penagihan
7. Simpan aktiva tetap yang telah diterima di gudang atau dapat langsung diserahkan
kepada yang mengajukan permohonan pembelian Barang
8. General Affair mengetahui tagihan dari Supplier/Vendor/Pemasok : Faktur
Penagihan/Kwitansi penagihan bermaterai cukup, Faktur Pajak untuk pembelian
barang kena pajak bila supplier PKP, Order Pengadaan barang /SPK dan
dicap “Barang telah diterima” dan ditanda tangani oleh petugas yang
berwenang untuk menerima barang.
14
9. Tagihan yang telah ditahui & diverifikasi oleh bagian GA, seluruh dokumen
penagihan yang telah lengkap diserahkan ke bagian keuangan untuk proses
pembayaran
10. Mencatat pembelian fixed asset kedalam laporan Fixed Asset
11. Membuat daftar laporan penambahan fixed asset
12. Membuat laporan penjualan fixed asset
13. Monitoring Fisik fixed asset minimal 3 (Tiga) bulan sekali
14. Membuat laporan inventaris yang sudah rusak dan tidak terpakai lagi
15. Membuat usulan penghapusan asset yang tidak terpakai lagi dan atau sudah rusak
16. Memonitoring seluruh dokumen kepemilikan , STNK, Polis Asuransi dan masa
berlakunya surat-surat tersebut.
17. Melakukan/memeriksa labetisasi asset pada inventaris aktiva tetap setahun sekali.
18. Monitoring, melakukan pencatatan, dan menyampaikan ke bagian akuntansi bila
terjadi pemindahan aktiva tetap dari /ke lokasi lain.
19. Melakukan lelang baik kekaryawan ataupun kefihak ketiga jia ada aktiva tetap
yang akan dijual
20. Membuat laporan mutasi fixed asset terdiri dari :
Nomor Urut
Kode Fixed Asset
No. Indentifikasi Fixed Asset
Saat Perolehan : Tanggal, Bulan, Tahun,
Harga Perolehan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
Penjamin
Polis
No Surat Bukti Kepemilikan
Aktiva tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan methode saldo
menurun ganda (Double Declining Method), Bangunan disusutkan dengan menggunakan methode
garis lurus (Straingt Line Method). Tarif penyusutan adalah sebagai berikut :
15
Tarif Penyusutan
Bangunan 5%
Mesin & Peralatan 25 % - 50 %
Peralatan Pengangkutan 25 % - 50 %
Peralatan Kantor & Perabot 25 % - 50 %
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aktiva Tetap yang
tidak digunakan sebesar jumlah terndah antara jumlah yang dicatat dan nilai realisasi bersih. Bila
nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated
recoverable) Maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang
ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan labarugi pada saat terjadinya,
pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis dimasa yang
akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja
dikapitalissasi.
Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva
tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap
tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi dalam tahun yang bersangkutan.
16
Biaya pemasangan ( Instalation cost)
Biaya frofesional seperti arsitek dan insinyur
Pembeliannya dapat local purchases atau Import ( Tunai, Kredit, TT, Straight L/C
maupun usen L/C)
2. Perolehan dengan pembangunan sendiri
Perolehan aktiva tetap dengan pembangunan sendiri meliputi pemakaian
modal berupa pengeluaran kas, pemakaian bahan baku, distribusi gaji & Upah, dan
pembebanan biaya overhead dan sumber daya lain yang dipakai dalam memproduksi aktiva
tersebut.
3. Perolehan aktiva tetap dari sumbangan / donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga
pasar yang layak dengan mengkreditkan akum “Modal Donasi”
4. Perolehan aktiva tetap dengan kapitalisasi pengeluaran setelah perolehan
Perolehan aktiva tetap yang didapat dari kapitalisasi pengeluaran setelah perolehan awal
suatu aktiva tetap yang memperpanjang masa manfaat atau kemungkinan besar memberi
manfaat keekonomian dimasa yang akan datang dengan bentuk meningkatkan kapasitas,
mutu produksi, atau meningkatkan standar kinerja.
Pengeluaran setelah perolehan awal pada property, pabrik, dan peralatan lainnya hanya
diakui suatu aktiva jika pengeluaran meningkatkan kondisi aktiva melebihi standar aktiva
semula.
Contoh peningkatan yang menghasilkan peningkatan manfaat keekonomian masa yang
akan datang mencakup :
Modifikasi suatu pos sarana pabrik untuk memperpanjang usia manfaatnya , termasuk
suatu peningkatan kapasitasnya.
Peningkatan kemampuan mesin (upgrade machenes part) untuk memcapai
peningkatan besar dalam kualitas output,
Penerapan proses produksi baru yang meningkatkan suatu pengurangan besar biaya
operasi
17
5. Perolehan aktiva tetap dengan leasing
Perolehan aktiva tetap dengan leasing adalah dengan Capital Lease
Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva tersebut pada masa sewa
guna usaha dengan harga yang telah disetujui pada saat dimulainya perjnjian sewa
guna usaha tersebut.
Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah nilai
sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewa guna usaha
serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full pay out lease).
Masa sewa guna usaha minimal 2 tahun.
6. Perolehan aktiva tetap dengan pertukaran
Perolehan aktiva tetap dengan pertukaran antara lain;
Pertukaran aktiva tetap tidak serupa dimana biaya dari pos tersebut diukur dari nilai
wajar aktiva yang dilepaskan atau diperoleh, yang mana yang lebih andal,
equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah
setiap kas atau setara kas yang ditransfer
Pertukaran aktiva tetap yang serupa yang memiliki masa manfaat yang serupa dalam
bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aktiva tetap
dapat dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan aktiva yang serupa.
Dalam hal keduanya dimana proses perolehan penghasilan tidak lengkap maka tidak
diakui keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut, sebaliknya biaya perolehan
aktiva baru adalah jumlah tercatat dari aktiva yang dilepaskan. Tetapi nilai wajar
aktiva yang diterima dapat menyediakan bukti dari suatu pengurangan (impairment)
aktiva yang dilepaskan, maka nilai aktiva yang dilepas diturun nilai buku kan (Written
down) dan nilai turun nilai buku ditetapkan untuk aktiva
Dokumen :
Dokumen yang digunakan dalam mencatat data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva
tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah :
1. Surat permintaan otorisasi investasi ( Expenditure Autorization request)
2. Surat permintaan reparasi ( Reparasi request)
3. Surat permintaan transfer aktiva tetap
18
4. Surat permintaan penghentian aktiva tetap
5. Surat Perintah kerja (Work Order)
6. Surat Order Pembelian
7. Laporan Penerimaan Barang
8. Faktur dari pemasok
9. Bukti Kas Keluar
10. Bukti memorial
19
11. Alasan pemindahan berisi alasan kenapa asset dipindahkan
12. Pemohon berisi Tanda tangan & Nama jelas pemohon
13. Diketahui atasan berisi Tandatangan atasan dan Nama jelas
14. Kolom Nilai Perolehan adalah nilai perolehan awal asset
15. Kolom Akumulasi penyusutan berisi jumlah nilai yang telah disusutkan atas Fixed asset
tersebut
16. Nilai Buku berisi Nilai tercatat (net) : Nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
17. Kolom penjelasan/komentar general affair atas pemindahan fixed asset dan tanda tangan
18. Kolom komentar Direksi atas pemindahan tersebut & tandatangan persetujuannya
20
9. Total penggantian
Yang berhak menandatangani Order Pembelian/Perbaikan Fixed asset diatur sebagai berikut:
Keterangan General Purchasing Dir. Keu Dir Ops Direktur
affair utama
Inv Kantor < 100 jt Ya Ya Ya - -
Perl Ops < 100 jt Ya Ya - Ya -
FixedAsset > 100jt Ya Ya - - Ya
2.3 Kurs Valas dan Manajemen Risiko (Foreign Currency and Risk Management)
2.3.1 Kurs Valas (Foreign Currency)
Ada banyak definisi tentang risiko. Salahsatunya ialah risiko dapat ditafsirkan sebagai
bentuk keadaan ketidakpastiaan tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya. Sedangkan
pengertian valuta asing ialah mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan diterima sebagai alat
pembayaran oleh banyak negara dalam perdagangan internasional. Contoh: Misalkan pada tanggal
10 oktober 2016 ; 1 $ USA = Rp 1.000,00. Pada tanggal 15 oktober 2016 ; 1$ USA = 1.150,00.
Maka kenaikan 1$ USA selama 5 hari adalah Rp 150,00.
PSAK 10 mengatur tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. Tujuan dari Pernyataan
ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta asing dan kegiatan usaha luar
negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam
mata uang penyajian.
Pernyataan ini diterapkan pada:
a. Akuntansi transaksi dan saldo dalam valuta asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif
yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55:Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran;
b. Penjabaran hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk
dalam laporan keuangan entitas dengan cara konsolidasi atau metode ekuitas; dan
c. Penjabaran hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian.
21
Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas
beroperasi, sedangkan mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian
laporan keuangan.
Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional. Jumlah
valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional
dan valuta asing pada tanggal transaksi.
Pada akhir setiap periode pelaporan:
a. Pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;
b. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan
c. Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan menggunakan
kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur.
Entitas mengungkapkan:
a. Jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs yang timbul pada
instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK
55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan
b. Selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasikan
dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal
dan akhir periode.
Ruang Lingkup PSAK 10 tentang Perubahan Kurs Valuta Asing yaitu:
a. Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif
(PSAK 55);
b. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk
dalam laoran keuangan entitas secara konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas;
c. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian;
d. Derivatif mata uang asing, kecuali derivative yang tidak termasuk lingkup PSAK 55 misal
derivative yang melekat pada kontrak lain;
e. Akuntansi lindung nilai mata uang asing termasuk lindung nilai investasi di LN;
f. Penyajian laporan arus kas yang timbul dari transaksi mata uang asing atau penjabaran arus
kas dari kegiatan usaha LN.
22
2.3.2 Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga
komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan banyak menawarkan
produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument
keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang
melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan
penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi
dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-
produk keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal
dan masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
1. Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai
atas suatu transaksi tidak tersedia.
2. Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang
dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
3. Counterparty (pihak lawan): Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
4. Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas
kewajibannya.
5. Derivatif: Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan
nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
6. Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap
biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
7. Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan strukturdalam perusahaan
untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap laba.
8. Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen
penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
9. Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau
lebih.
10. Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan suatu
instrument keuangan dengan tepat waktu.
23
11. Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara mendadak dan
signifikan.
12. Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga
valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
13. Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi aktiva
terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
14. Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih): Kelebihan posisi
kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
15. Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi
pada suatu perusahaan.
16. National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk
menentukan penyelesaian.
17. Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang
memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan
dalam mata uang asing.
18. Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak keuangan
sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
19. Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public akan
membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
20. Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar
dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan
menganalisis kemungkinan terjadinya.
21. Structural hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk
mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
22. Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
23. Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata uang induk
perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
dalam mata uang asing.
24. Transaction potential risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian valuta
asing yang timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang asing.
24
25. Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
26. Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yangmempengaruhi
nilai perusahaan.
25
2.3.4 Pendefinisian dan Perhitungan Risiko Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman
yang holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata
uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata
uang lainnya disebut translasi. Translasi tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran
dari satu mata uang ke mata uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit
moneter, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai
ekuivalen DollarAS.
Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki
oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan
eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
1. Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban
(yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi
mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun)
menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang asing
meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
2. Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus
ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi
mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini
juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan
dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi
dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap
arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam
laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti
26
kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna
usaha jangka panjang.
27
2.3.6 Cara Mengantisipasi Risiko Valuta Asing
Salah satu cara juga sering dipakai dalam mengantisipasi risiko yaitu dengan
menerapkan future dan option, atau yang biasa disebut dengan foreign currency
future dan foreign currency option . Dimana keempatnya termasuk dalam kategori surat
berharga derivatif atau sekuritas derivatif.
Sekuritas derivatif adalah sebuah sekuritas yang nilainya tergantung pada aset lain yang
lebih elementer atau aset yang mendasarinya (underlying asset). Adapun pengertian dari sekuritas
itu sendiri adalah surat berharga, yaitu surat yang memiliki nilai nominal, nama penerbit, tanggal
penerbit dan lain-lain sesuai aturan mekanisme yang berlaku dimana terjelaskan bahwa pemiliknya
adalah pemegang yang sah terhadap aset tersebut.
1. Future Contract
Future Contract adalah kontrak standar antara dua pihak untuk membeli atau menjual
suatu aset dengan harga tertentu, untuk penyerahan dimasa depan melalui mekanisme
bursa yang terorganisasi. Artinya untuk bermain dan mengambil keuntungan
di Future kontrak harus terdaftar dan menjadi salah satu menjadi anggota bursa, atau
cara lain yang dapat dilakukan melalui broker, atau pialang dimana organisasi mereka
telah terdaftar resmi sebagai anggota bursa.
2. Forward Contract
Forward serupa dengan future. Dalam hal konsep tidak ada perbedaan yang signifikan
antara futures dan forward. Yang membedakan adalah future mempunyai kekuatan
hukum yang lebih kuat dibandingkan forward, karena diperdagangkan secara resmi di
bursa efek dan kontrak yang telah terstandardisasi. Sementara forward diperdagangkan
melalui over the counter market sehingga kontrak dapat diformulasikan sesuai
kebutuhan kedua belah pihak. Perbedaan lainnya terletak pada delivery date.
Dalam future terdapat beberapa delivery date dalam satu rentang waktu, namun dalam
forward hanya terdapat satu delivery date.
3. Swaps Contract
Swaps adalah kontrak antara dua pihak (perusahaan) untuk saling mempertukarkan arus
kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Dalam
kesepakatan di tentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung
jumlah tunai yang akan saling di pertukarkan (dibayarkan masing-masing pihak).
28
Biasanya di dalam perhitungan telah di pertimbangkan nilai yang akan datang, tingkat
bunga, kurs mata uang, dan variabel lainya yang relevan.
4. Option Contract
Opsi adalah kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang
kontrak itu untuk membeli (call options) atau menjual (put options) suatu aset tertentu
(strike price/exercise price atau harga patokan) dalam jangka waktu tertentu.
2.3.7 Masalah Akuntansi dan Pengendalian Terkait Dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar
Mata Uang Asing
Perusahaan-perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-
strategi baru untuk memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang
saham. Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-
strategi lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar negeri bisa sangat berbeda
dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan kesempatan timbulnya peningkatan arus kas
perusahaan.
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau berkurang,
mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan internasional.
Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi perusahaan multinasional
(multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam
suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan
harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi
tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC
harus membuat keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan
domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas,
yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan,
kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan
karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada
seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat
29
mempengaruhi arus kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu
praktek bisnis yang berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-
metode berikut:
1. Perdagangan internasional
2. Licensing
3. Franchising
4. Usaha patungan
5. Akuisisi perusahaan
6. Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di luar
negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI). Perdagangan
internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena keduanya tidak
melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar negeri. Franchising dan usaha patungan
cenderung meminta investasi langsung, tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian
anak perusahaan baru merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul.
Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi
ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC
terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar
bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan
pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan
pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan
untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu, ketika
perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk
tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan
lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas
program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan akan membantu
untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja
30
program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah
tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan
sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup,
tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri.
Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram
manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan
hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen risiko valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat
perusahaan. Hal ini memungkinkan para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada
usaha intinya. Namun demikian, ketika membandingkan hasil actual dan hasil yang diperkirakan,
sistem evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan untukmembandingkan keberhasilan
perlindungan risiko perusahaan.
2.4 Pendanaan dan Manajemen Risiko Keuangan (Funding and Financial Risk Management)
2.4.1 Pengertian Pendanaan (Funding)
Kebijakan pendanaan (Financing Policy) merupakan salah satu dari tiga kebijakan
fundamental manajemen keuangan, di samping kebijakan investasi dan kebijakan dividen.
Kebijakan pendanaan merupakan keputusan tentang pemilihan alternative yang paling
menguntungkan (rasional) dalam pemenuhan kebutuhan dana perusahaan. Kebijakan ini
mencakup dua hal yaitu pemilihan jenis sumber dana dan penentuan jumlah dana yang sebaiknya
diperoleh dari sumber alternative pendanaan yang dianggap memiliki kontribusi paling tinggi bagi
penciptaan atau peningkatan nilai perusahaan.
Di pasar keuangan tersedia berbagai alternative sumber yang bisa dimanfaatkan oleh
perushaan untuk memperoleh dana yang dibutuhkan. Perusahaan hendaknya tidak hanya
bergantung pada satu sumber pendanaan melainkan perlu mencermati peluang alternative lainnya
yang tersedia, kemudian dipilih yang dianggap paling menguntungkan bagi perusahaan, termasuk
kemungkinan pemilihan alternatif gabungan dari beberapa sumber dana sekaligus. Disinilah
oentingnya kebijakan pendanaan diambil secara cermat dengan melibatkan analisis yang rasional.
31
Kebutuhan dana secara garis besar bisa dipenuhi dari dua kelompok sumber yaitu sumber
utang atau sumber modal sendiri (ekuitas). Kebijakan pendanaan harus mengasilkan ketetapan
pilihan pendanaan, apakah kebutuhan dana tertentu dipenuhi dari sumber utang atau dari modal
sendiri atau kombinasi keduanya.
32
2.4.2.1 Perencanaan dari Chief Financial Officer (Planning of CFO)
Perencanaan dari seorang Chief Financial Officer (CFO) adalah sebagai berikut:
2. Assist in formulating the company’s future direction and supporting tactical initiatives;
3. Monitor and direct the implementation of strategic business plans;
4. Develop financial and tax strategies;
5. Manage the capital request and budgeting processes;
6. Develop performance measures that support the company’s strategic direction.
Berdasarkan penjelasan mengenai perencanaan dari seorang Chief Financial Officer (CFO)
maka dapat disimpulkan bahwa seorang Chief Financial Officer (CFO) harus dapat melakukan
perencanaan dalam menjalankan tugasnya seperti:
1. Membantu merumuskan arah masa depan perusahaan dan mendukung inisiatif taktis;
2. Memantau dan mengarahkan pelaksanaan rencana bisnis strategis;
3. Mengembangkan strategi keuangan dan pajak;
4. Mengelola proses permintaan dan penganggaran modal;
5. Mengembangkan ukuran kinerja yang mendukung arahan strategis perusahaan.
33
Berdasarkan penjelasan mengenai tugas dari seorang Chief Financial Officer (CFO)
dalam hal meminimalisasi risiko manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa seorang Chief
Financial Officer (CFO) harus dapat melakukan manajemen risiko keuangan dengan cara:
1. Memahami dan memitigasi elemen-elemen kunci dari profil risiko perusahaan;
2. Melakukan monitoring semua isu-isu legal dalam perusahaan, dan isu legal yang
berhubungan dengan industri;
3. Membangun dan memonitor sistem pengendalian yang andal;
4. Melakukan pemantauan terhadap pertanggungan asuransi yang tepat;
5. Memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan hukum dan
peraturan;
6. Memastikan bahwa pencatatan telah memenuhi persyaratan auditor dan instansi
pemerintah serta undang-undang yang berlaku;
7. Melaporkan masalah risiko ke komite audit dewan direksi;
8. Menjaga hubungan dengan auditor eksternal dan menyelidiki temuan dan rekomendasi
dari auditor eksternal.
Selain dalam hal melakukan atau memitigasi risiko manajemen keuangan dalam
perusahaan, seorang Chief Financial Officer (CFO) harus dapat melakukan dan melaksanakan
tugas-tugasnya dalam hal memonitoring pendanaan (funding). Cara yang dilakukan oleh seorang
Chief Financial Officer (CFO) dalam hal memonitoring pendanaan (funding) diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Monitor cash balances and cash forecasts;
2. Arrange for debt and equity financing;
3. Invest funds;
4. Invest pension funds;
Berdasarkan penjelasan mengenai tugas dari seorang Chief Financial Officer (CFO) yang
harus dilaksanakan dalam hal memonitoring pendanaan (funding) adalah sebagai berikut:
1. Memonitor saldo kas dan anggaran kas dimasa mendatang;
2. Mengatur pembiayaan ats hutang dan ekuitas;
3. Melakukan investasi pendanaan berupa pemisahan uang cash untuk sesuatu tujuan
penggunan khusus di masa yang akan datang;
4. Melakukan investasi pada dana pension (Pension Funds).
34
2.4.3 Prosedur dari Pendanaan dan Manajemen Risiko Keuangan
Tujuan pendanaan dan pendanaan menurut Steven (2007:156) meliputi:
1. Melaksanakan program pendanaan dan pendanaan untuk melayani visi Perusahaan dan
disetujui proyek, konsisten dengan struktur modal yang optimal seperti yang disetujui oleh
Chief Financial Officer (CFO);
2. Mematuhi semua peraturan dan peraturan yang mengatur semua pinjaman, termasuk
namun tidak terbatas pada bank garansi, letter of credit, dan penerbitan hutang dan ekuitas;
3. Segera melunasi bila karena pokok dan bunga atas seluruh hutang dan dividen pada
perusahaan dengan saham beredar;
4. Memastikan bahwa kelebihan likuiditas Perusahaan diinvestasikan dalam investasi yang
aman, likuid dan dapat menghasilkan tingkat pengembalian pasar yang kompetitif.
5. Menerapkan ide-ide penataan inovatif saat mereka berhati-hati dan konsisten dengan
pernyataan di atas.
Steven (2007:157) menyebutkan bahwa pendanaan bisa berasal dari berbagai sumber
internal atau eksternal. Sumber pendanaan internal diidentifikasi dalam arus kas dari operasi
Cash Flow From Operation (CFFO). Sumber pendanaan eksternal mencakup menjangkau
semua bentuk investor swasta dan publik global.
Treasury atau Controller melaksanakan rencana pendanaan dan pendanaan sesuai dengan
yang disetujui dan memastikan bahwa ada campuran sumber internal dan eksternal yang tepat
dan penggunaan dana. Kontrak pendanaan dan pendanaan harus ditinjau dan disetujui oleh
Corporate Legal sebelum memasuki sebuah pengaturan. Treasury atau Controller memantau
transaksi pendanaan melalui penggunaan Cash Flow From Operation (CFFO).
Pengungkapan eksternal dalam kiriman triwulanan dan tahunan ke Securities and
Exchange Commission mensyaratkan bahwa kontrak dan komitmen dianalisis dan dievaluasi
setidaknya setiap tiga bulan.
35
c. Melakukan analisis dan diagnosis terhadap sumber-sumber dana serta alokasi
penggunaannya yang tepat;
d. Perusahaan harus beroperasi pada skala yang ekonomis, kapasitas yang optimal,
menerapkan Manajemen Mutu yang baik, perencanaan dan pengendalian persediaan
yang baik, dapat menekan biaya-biaya overhead melalui sewa alat, tenaga kerja kontrak,
sub kontrak, dan berbagai alternatif yang dapat dipertimbangkan;
e. Dalam menerapkan penjualan secara kredit perusahaan harus melakukan secara hati-
hati dan selektif, dengan kata lain dengan menerapkan Manajemen Kredit yang efektif;
f. Dalam melakukan pinjaman, perusahaan juga akan melakukan perhitungan dengan teliti
dan hati-hati, dengan memperhitungkan kebutuhan/penggunaan dari dana pinjaman
tersebut, kemampuan dan kemungkinan pengembaliannya, persyaratan pinjaman dan
risiko-risiko bila terjadi masalah dalam pengembalian pinjamannya.
Jika terjadi krisis keuangan ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:
a. Menghentikan pembelian yang tidak esensial terhadap kelangsungan jangka pendek
perusahaan;
b. Menutup kegiatan yang banyak mengeluarkan biaya;
c. Mengurangi ongkos untuk kegiatan yang tidak produktif;
d. Mengumpulkan piutang yang penting;
e. Menjual aset atau divisi yang kurang produktif;
f. Berkomunikasi dengan bank dan kreditur lainnya.
2.4.5 Risiko Keuangan dan Peranan Akuntansi dalam Manajemen Risiko Keuangan
2.4.5.1 Risiko Keuangan dan Tujuan Manajemen Risiko Keuangan
Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung pada
pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung operasi yang sedang
berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-
balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan hal lainnya yang
mengurangi fleksibilitas keuangan.
Perusahaan yang mengandalkan pada pihak eksternal untuk pembiayaan berisiko lebih
besar daripada yang menggunakan dana sendiri yang dihasilkan secara internal. Risiko keuangan
36
adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata
uang asing.
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian
yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan equitas.
Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam
berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu
mempertimbangkan risiko lainnya seperti:
1. Risiko likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas;
2. Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap;
3. Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
risikotidak dapat memenuhi kewajibannya;
4. Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu;
5. Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan;
6. Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai
bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Jika perusahaan
menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat
dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar
dan kebangkrutan atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa utang
kontraktual.
37
perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi
program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market
berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas
hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu
nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang
mempengaruhi nilai suatu perusahaan.
Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga
komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai
relatifterhadap mata uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing
domestic mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif
mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian
probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi
proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respon risiko. Risiko
kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh
perusahaan multinasional.
38
2. Melibatkan jasa auditor eksternal tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Audit dan Komite
Kepatuhan Direksi.
Berdasarkan Bagian 201 dari Sarbanes-Oxley Act, kegiatan berikut mungkin tidak dilakukan
oleh Auditor Eksternal diantaranya sebagai berikut:
g. Jasa pembukuan;
h. Perancangan dan implementasi sistem keuangan;
i. Penilaian terhadap opini kewajaran atau kesetaraan;
j. Jasa aktuaria;
k. Audit Internal outsourcing;
l. Fungsi manajemen atau Sumber Daya Manusia;
m. Layanan perbankan investasi;
n. Layanan hukum.
Chief Financial Officer (CFO) tidak akan menyetujui permintaan untuk menggunakan
Auditor Eksternal untuk layanan di atas. Komite Audit dan Kepatuhan Direksi telah mengadopsi
sebuah kebijakan yang mensyaratkan persetujuan sebelumnya atas layanan audit dan nonaudit
yang diberikan oleh auditor eksternal.
Perusahaan telah mengidentifikasi beberapa layanan nonaudit tertentu yang mungkin sesuai
dan menguntungkan bagi Perusahaan untuk melibatkan auditor eksternal atau meminta mereka
berpartisipasi dalam proses penawaran. Layanannya adalah sebagai berikut:
a. Audit hukum;
b. Audit pensiun;
c. Layanan pajak tertentu;
d. Uji kelayakan.
39
2.5.2 Tujuan Auditor Eksternal
Tujuan dari audit eksternal adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan tahunan
perusahaan atau organisasi menyajikan kondisi yang riil tentang keadaan finansial perusahaan atau
organisasi terkait. Selain itu apakah dana milik instansi tersebut telah benar-benar dimanfaatkan
sesuai dengan tujuan yang telah disepakati atau dimuat dalam konstitusi.
Auditor Eksternal memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Membentuk dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan;
2. Mendokumentasikan semua penilaian dan simpulan yang telah dicapai;
3. Memastikan sifat cakupan tugas yang dilaksanakan oleh pemeriksa Internal untuk
manajemen dan memastikan apakah manajemen mempertimbangkan rekomendasi
pemeriksaan internal dan bagaimana rekomendasi tersebut dibuktikan.
Alasan mengapa audit eksternal perlu untuk dilakukan adalah, agar masyarakat dapat
mengakses informasi tentang penanganan sumber daya ekonomi umum karena masyarakat
memang memiliki hal untuk itu. Karena tak semua orang, terutama bagi para awam kesulitan
memahami transaksi keuangan dalam bentuk laporan yang rumit, sehingga dibutuhkan jasa
seorang profesional untuk memeriksa informasi sekaligus melakukan analisis dalam laporan
keuangan tersebut. Untuk memperkecil peluang terjadinya kesalahan di masa mendatang sehingga
manajemen perlu melakukan verifikasi akurasi laporan keuangan.
Laporan keuangan yang benar akan membantu menambah kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan atau organisasi terkait, termasuk untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penyajian
laporan keuangan dengan benar sesuai standar adalah kewajiban di mata hukum, dan sebagai
warga negara yang baik selayaknya kita patuh terhadap hukum dan peraturan yang telah diatur.
Dan terakhir, audit eksternal akan membantu mengidentifikasi bila sistem yang dijalankan selama
ini masih kurang efektif dan efisien.
40
kepada anggota atau publik yang menggambarkan suatu opini audit tentang akurasi dan kewajaran
laporan keuangan tersebut, termasuk keadaan perusahaan atau organisasi dan aktifitas-aktifitas
selama jangka waktu yang dimaksud.
Jadi jika auditor mendapatkan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi
tidak baik, maka auditor berhak menyatakan hal tersebut dalam laporan hasil auditing sesuai
dengan opini mereka. Setelah itu auditor akan memberikan konsultasi untuk melakukan perubahan
atau penyesuaian pada rancangan laporan keuangan yang akan disetujui oleh Dewan. Auditor juga
pada umumnya akan membuat Surat Manajemen yang diperuntukkan bagi divisi manajemen yang
memuat kelemahan atau kurang efektifnya sistem kontrol intern.
Dalam surat tersebut juga tercantum solusi yang merupakan rekomendasi dari auditor cara
memperbaiki kondisi tersebut. Manajer kemudian akan melakukan feed back dan menjabarkan
langkah perbaikan yang kemudian akan dilakukan. Sangat penting untuk menyatakan secara jelas
ruang lingkup pertanggungjawaban auditor setiap saat akan dilakukan proses auditing. Hal ini
meliputi periode waktu dan kesatuan ekonomi yang dimaksud.
BAB III
KESIMPULAN
41
3.1 Kesimpulan
42