Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui dewasa ini sistem informasi akuntansi bukan lagi menjadi suatu
hal yang baru di kalangan perusahaan. Kebutuhan akan suatu informasi menjadi hal yang penting
dan berperan besar terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dengan menerapkan sistem
informasi akuntansi yang baik maka dapat memberikan keuntungan-keuntungan atau nilai tambah
bagi perusahaan baik dalam memperoleh informasi dengan lebih cepat, tepat, dan akurat dalam
membantu pengambilan keputusan serta membantu mengatasi kelemahan dan masalah yang belum
dapat diatasi oleh sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan.
Dalam menghadapi persaingan yang ketat di zaman sekarang ini, perusahaan perlu suatu
sistem informasi akuntansi yang dapat mendukung, meningkatkan efisiensi, dan efektivitas bagi
perusahaan. Selain itu penerapan sistem informasi akuntansi juga dapat membantu perusahaan
untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Salah satu perkembangan teknologi informasi saat ini adalah sistem informasi jasa yang
berbasis komputer. Sistem ini sangat membantu perusahaan yang bergerak di bidang jasa dalam
mencatat transaksi yang terjadi setiap harinya. Dengan adanya sistem ini, maka penyimpanan dan
pengolahan data transaksi serta pembuatan laporan transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan
akurat.
Bidang keuangan merupakan bidang yang berperan penting di dalam suatu perusahaan.
Perusahaan dapat bertahan atau dapat tumbuh berkembang apabila perusahaan dapat mencermati
kondisi dan kinerja perusahaan terutama dibidang keuangan ini. Media yang dapat digunakan
untuk menilai kinerja perusahaan dalam bidang keuangan adalah pengelolaan laporan keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akutansi dari suatu priode
tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan yang dapat digunakan sebagai alat bantu bagi para pemakai didalam menilai kinerja
perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat. Namun sering kali terjadi
kesalahan dalam pengolahan laporan keuangan di suatu perusahaan yang menyebabkan tugas
pokok dari perusahaan menjadi terganggu.

1
Pengolahan laporan keuangan banyak sekali terjadi kendala dikarenakan proses
pelaporannya masih dilakukan secara manual yang menyebabkan tidak akuratnya hasil
perhitungan. Selain itu proses manual yang ada membutuhkan waktu yang relatif lama. Penerapan
Accounting Controls Manual diperlukan guna memahami pengendalian yang dapat digunakan
untuk memastikan bahwa transaksi akuntansi yang telah diselesaikan dengan kemungkinan
kecurangan (fraud) yang rendah.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan mengidentifikasi masalah
yang berkaitan yaitu:
1. Apa pengertian dari Accounting Control Manual dan bagaimana penerapannya dalam
suatu perusahaan?
2. Fixed Assets (aktiva tetap), Property, Plant and Equipment (PPE) dan Long Live Assets ?
3. Apa pengertian dari Foreign Currency (Kurs Mata Uang Asing ) dan Risk Management
(Manajemen Risiko) dalam penerapan Accounting Controls Manual ?
4. Bagaimana perlakuan Funding dan Financial Risk Management dalam penerapannya
Accounting Controls Manual ?
5. Bagaimana peranan dan fungsi auditor eksternal dalam Accounting Controls Manual ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka
tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami pengertian dari Accounting Control Manual dan penerapannya dalam suatu
perusahaan.
2. Memahami pengertian dari Fixed Assets (aktiva tetap), Property, Plant and Equipment
(PPE) dan Long Live Assets.
3. Memahami pengertian dari Foreign Currency (Kurs Mata Uang Asing) dan Risk
Management (Manajemen Risiko) dalam penerapan Accounting Controls Manual.
4. Memahami pengertian dari Funding dan Financial Risk Management dalam penerapannya
Accounting Controls Manual.

2
5. Memahami peranan dan fungsi auditor eksternal dalam penerapan Accounting Controls
Manual.

1.4 Manfaat Penulisan


Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak. Adapun kegunaan dalam
penelitian ini diarahkan pada kegunaan praktis dan kegunaan teoritis, sebagai berikut:
1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Penulis
a. Untuk membandingkan antara teori yang dipelajari dengan praktik yang sesungguhnya
yang diterapkan pada perusahaan.
b. Sebagai dasar untuk mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam teori-teori
yang telah dipelajari.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan penulisan makalah ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan mengenai
Accounting Controls Manual yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa transaksi
akuntansi yang telah diselesaikan dengan kemungkinan fraud (kecurangan) yang rendah.
3. Bagi Pihak Lainnya
Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat sebagai referensi khususnya untuk mengkaji
topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Introduction
Pengertian Pengawasan Akuntansi dalam setiap organisasi baik publik maupun swasta
memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapain tujuan organisasi tersebut
diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas. Sejalan dengan
pelimpahan wewenang dan tanggungjawab, maka diperlukan suatu alat pengendalian untuk
mengontrol dan mengendalikan jika terjadi penyimpangan.
Pengendalian dalam pengendalian manual akuntansi ini dapat digunakan sebagai daftar
periksa untuk memastikan kelengkapan sistem pengendalian yang diterapkan untuk semua
transaksi akuntansi. Sistem pengendaliaan intern meliputi struktur organisasi, metode, dan
ukuran yang diorganisasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi untuk dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem
pengendalian intern merupakan kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan organisasi
untuk mencapai empat tujuan utama :
1. Untuk menjaga aktiva perusahaan
2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkan catatan dan informasi akuntansi
3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan
4. Untuk mengukur kesesuaian kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen.

2.2 Fixed Asset, Property Plan and Equipment, and Long Live Assets
Menurut PSAK 16 tetang Aktiva Tetap, aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan
dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila:
(a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang
berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
(b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.

4
Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva perusahaan, dan karenanya signifikan
dalam penyajian posisi keuangan. Dalam menentukan apakah suatu pos memenuhi kriteria
pertama untuk pengakuan, suatu perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian
masa yang akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Kriteria kedua
untuk pengakuan biasanya dapat dipenuhi langsung karena transaksi pertukaran mempunyai bukti
pembelian aktiva mengidentifikasikan biayanya.
Dalam mengidentifikasikan suatu pos terpisah dari aktiva tetap, pertimbangan dibutuhkan dalam
mengaplikasikan kriteria dalam definisi untuk keadaan khusus atau jenis perusahaan khusus. Aktiva
tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aktiva tetap semacam itu, di
mana tidak secara langsung meningkatkan manfaat keekonomian masa yang akan datang dari
suatu aktiva tetap tertentu yang ada dapat diperlukan bagi perusahaan untuk memperoleh manfaat
keekonomian masa yang akan datang dari aktiva yang lain.

2.2.1 Pengawasan Aktiva tetap


Kontrol utama atas aktiva tetap mencakup akuisisi atas aset sampai dengan penghapusan
aset. Pengawasan pada aktiva tetap adalah sebagai berikut:
 Memisahkan kewajiban dan tanggung jawab atas aktiva tetap. Pemeriksa akan memastikan
bahwa tanggung jawab untuk akuisisi pada aktiva tetap, pencatatan transaksi, penggunaan
aset, pelepasan aset, dan rekonsiliasi atas aset telah ditugaskan kepada karyawan yang
berbeda.
 Menggunakan formulir akuisisi dan pemisahan aset yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bagian keuangan akan memilih akuisisi atau pemisahan aset yang telah dibayar
sebelumnya, dan mencari status setiap asset.
 Diperlukan formulir persetujuan penanaman modal yang ditandatangani. Manajer
perusahaan harus melengkapi formulir akuisisi aset, lalu formulir tersebut ditinjau dan
ditandatangani sebelumnya untuk mendapatkan asset modal
 Sertakan persetujuan dana dalam anggaran tahunan. Bagian keuangan akan memasukkan
permintaan belanja modal di bagian pengeluaran modal anggaran tahunan, yang
memerlukan proses persetujuan standar sebelum penyertaan.

5
 Buat perhitungan pengembalian investasi. Analis keuangan akan bekerjasama dengan
analis kredit untuk mendapatkan nilai sekarang bersih dan payback period masing-masing
modal investasi dimana aplikasi sedang dibuat
 Catat pembelian sebagai aktiva tetap. Petugas pembayaran akan mengajukan faktur untuk
pembelian lebih besar dari $ sebagai aktiva tetap.
 Buat catatan aktiva tetap. Asisten controller akan membuat dan merawat catatan rinci setiap
aktiva tetap dalam arsip induk aktiva tetap.
 Rekonsiliasi penambahan aktiva tetap dengan otorisasi. Staf audit internal akan secara
berkala memeriksa semua penambahan aktiva tetap ke file pengeluaran modal yang
disetujui otorisasi, dan mengecek bila perbedaan.
 Lakukan analisis proyek pasca penyelesaian. Analis keuangan akan melakukan regular
review dari hasil akuisisi aset dibandingkan dengan prediksi awal, dan laporkan hasilnya
ke manajemen senior.
 Pemberian nomor pada aktiva tetap.
 Bandingkan nomor seri aktiva tetap. Staf audit internal akan secara berkala bandingkan
nomor seri semua aset yang diperoleh untuk mendapatkan nomor duplikat. Ini menrupakan
control untuk perlindungan aktiva tetap perusahaan, jika karyawan mencuri aset dari
perusahaan dan menjualnya kembali kepada perusahaan lain
 Batasi akses ke file induk aktiva tetap. Sistem komputer akan membatasi akses ke file induk
aktiva tetap ke petugas yang berwenang.
 Tinjau penambahan file master aktiva tetap. Staf audit internal akan secara berkala
meninjau keakuratan penambahan file induk aktiva tetap untuk klasifikasi aset, kode lokasi,
dan harga, dan selidiki varians
 Verifikasi perhitungan penyusutan. Staf audit internal akan meninjau secara berkala
kategori aset dimana aset dicatat, dan juga penyusutannya periode dan nilai penyelamatan
yang diberikan pada aset tersebut
 Melakukan audit aktiva tetap periodik. Staf audit internal akan secara berkala melakukan
perbandingan keberadaan fisik aktiva tetap terhadap catatan buku, dan menyelidiki
perbedaan.
 Tentukan tanggung jawab atas aset. Pengontrol akan secara formal menugaskan tanggung
jawab untuk setiap aset yang diperoleh ke manajer departemen yang stafnya menggunakan

6
aset tersebut, dan laporan akan dikirimkan kepada semua manajer untuk pemberitahuan
kuartalan tentang aset apa yang berada di bawah kendali mereka.
 Verifikasi asumsi nilai wajar pada pertukaran aset. Appraisial secara berkala akan
memverifikasi asumsi nilai wajar yang digunakan dalam pencatatan keuntungan atau
kerugian atas pertukaran aset berbeda.
 Uji penurunan nilai aset. Pengawas secara berkala akan meninjau potensi penurunan nilai
aset signifikan dan mengurangi biaya tercatat menjadi nilai wajar, jika perlu.
 Otorisasi perubahan asumsi kewajiban pensiun aset. Pengendali akan meninjau dan
menyetujui semua asumsi perubahan yang terkait dengan jumlah uang tunai di masa depan
arus yang berhubungan dengan kewajiban pensiun aset.
 Gunakan dokumen transfer untuk menggeser lokasi aset. Manajer perusahaan akan mengisi
dokumen transfer resmi untuk mengalihkan aset ke lokasi baru, yang harus dilakukan
ditandatangani oleh pengelola lokasi pengiriman dan penerimaan.
 Lakukan review disposisi aset. Analis keuangan akan berkoordinasi secara periodik
peninjauan kembali aktiva tetap untuk menentukan apakah aset harus dibuang sebelum aset
tersebut dilakukan kehilangan nilai jual kembali mereka
 Dapatkan persetujuan resmi sebelum disposisi. Petugas operasi akan menandatangani
bentuk disposisi aset modal sebelum aset dengan biaya asli melebihi $ dibuang
 Selidiki penanganan penerimaan kas dari penjualan aset. Staf audit internal akan secara
berkala verifikasi bahwa tagihan penjualan atau penerimaan dari pembeli menyertai file
tersebut untuk setiap aset yang telah dibuang, dan menyelidiki perbedaan apapun.
 Peringatkan penghapusan aset. Sistem komputer akan secara otomatis mengeluarkan
peringatan jika aset RFID-tagged dihapus dari tempat.

2.2.2 Ketentuan umum Aktiva Tetap (Fixed Asset)


Ketentuan umum dalam pembelian dan perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
 Bagian General Affair wajib melakukan fungsi akuntansi sebagai internal check terhadap
laporan bagian akuntansi mengenai perkiraan aktiva tetap ( Fixed Asset)
 Rencana pengadaan atau pembelian fixed asset harus dimasukkan kedalam rencana
anggaran tahunan yang dibuat oleh masing-masing divisi / Departement dan disampaikan
ke Bagian Pembelian

7
 Bagian Pembelian dengan team dari General Affair wajib melakukan tender ulang seluruh
Supplier/Vendor dalam waktu selama setahun sekali
 Khusus pembelian aktiva tetap dengan harga perolehan diatas Rp. 5.000.000/unit harus
diperoleh penawaran harga tertulis minimal dari 3 Supplier/Vendor yang berbeda dan harus
memiliki reputasi yang baik.
 Seluruh Pembelian, Penjualan dan penghapus bukuan aktiva tetap, harus
dimintakan persetujuannya kepada Direktur Utama

2.2.3 Kebijakan Aktiva Tetap


Kebijakan Aktiva tetap yang diterapkan pada perusahaan umumnya mencakup:
 Aktiva berwujud, kecuali perabotan, dengan nilai kurang dari Rp 500.000 dan umur
ekonomis lebih dari satu (1) tahun harus dikategorikan sebagai aktiva bernilai rendah yang
tidak diperhitungkan, tapi tetap harus dicatat secara terpisah dari daftar aktiva tetap. Dalam
hal ini, Accounting Team untuk aktiva tetap (FA) bertanggungjawab dalam pengawasan
dan pencatatan daftar aktiva bernilai rendah tersebut.
 Perusahaan harus melakukan pengujian risiko atas aktiva tetapnya dan CIP serta
mengasuransikan aktiva tetap dan CIP dengan perlindungan asuransi yang memadai
(mengacu kepada kebijakan Manajemen Asuransi Perusahaan).
 Jika kemampuan dan/atau umur ekonomis dari aktiva tetap telah ditingkatkan dan
perusahaan telah menggunakan sebagian dari pengeluarannya untuk meningkatkan
produktifitas dan/atau umur ekonomis dari aktiva tersebut, maka seluruh biaya yang
disebabkan oleh peningkatan dan rekondisi tersebut harus diperhitungkan dan didepresiasi
sepanjang sisa umur ekonomisnya.
 Biaya perbaikan dan pemeliharaan harus dibiayakan sesuai dengan terjadinya
 Departemen user bertanggungjawab untuk memelihara garansi aktiva, termasuk sertifikat
garansi dan persyaratan garansi yang ditetapkan oleh manufacturer di dalam sertifikat.
 Aktiva berwujud harus dianggap sebagai aktiva dan dikategorikan sebagai aktiva tetap jika
memenuhi kriteria berikut:
1. Aktiva berwujud tersebut diperoleh dan/atau dibentuk oleh perusahaan untuk
digunakan dalam operasi perusahaan selama lebih dari satu (1) tahun, tidak untuk

8
dijual dalam kegiatan-kegiatan normal perusahaan dan ada kemungkinan besar
perusahaan nantinya akan memperoleh keuntungan ekonomis dari asset tersebut.
2. Biaya perolehan aktiva tetap dapat dihitung secara pasti.
3. Aktiva bernilai lebih dari Rp 500.000/satuan.
4. Kitchen Equipment dicatat sebagai persediaan dan dibebankan selama umur
proyek.
Penyimpangan dari kriteria-kriteria yang telah disebut diatas, keputusan mengenai apakah aktiva
tetap akan diperhitungkan merupakan kewenangan dari masing-masing Admin site lokasi.

2.2.4 Pengelolaan Daftar Aktiva Tetap


 Pencatatan aktiva tetap (misalnya: metode depresiasi, umur ekonomis, klasifikasi aktiva
tetap,dll) harus berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang
diterapkan oleh Perusahaan.
 Aktiva tetap harus memiliki nomor identifikasi yang unik. Nomor identifikasi untuk setiap
aktiva tetap harus terdiri dari informasi berikut antara lain: Kode Perusahaan, Lokasi
aktiva, Kategori aktiva, Nomor aktiva
 Semua penambahan aktiva tetap, transfer, transaksi penghapusan / pemusnahan harus
dicatat dalam Daftar Aktiva Tetap tepat waktu.
 Aktiva tetap harus dicatat dalam Daftar Aktiva Tetap oleh Asisten Akun Aktiva Tetap.
Informasi mengenai aktiva tetap yang dicatat dalam sistem antara lain :
1. Nomor perusahaan
2. Unit bisnis yang bertanggung jawab
3. Klasifikasi aktiva tetap
4. Tanggal perolehan
5. Harga perolehan
6. Deskripsi dari aktiva tetap
7. Lokasi aktiva tetap
8. Umur ekonomis
9. Nilai sisa
10. Metode depresiasi
11. Nomor aktiva tetap

9
12. Nilai asuransi
13. Unit/User yang bertanggung jawab

2.2.5 Transfer Aktiva Tetap


Kebijakan dalam melakukan transfer aktiva tetap adalah dengan cara:
1. Transfer permanen dari aktiva tetap harus dilakukan berdasarkan nilai buku bersih dan
harus dikoordinasikan dengan Bagian Pajak dan Finance & Accounting untuk
mengantisipasi dampak potensial dari transaksi tersebut.
2. Asisten Akun Aktiva Tetap dari pemilik aktiva bertanggung jawab untuk
menginformasikan kepada Asisten Pajak mengenai transfer permanen tersebut dan
mengirimkan copy tagihan untuk membuat faktur pajak.
3. Setiap transfer permanen harus disetujui sebelumnya oleh Dewan Direksi. Untuk transfer
sementara persetujuan harus diperoleh dari General Manager.
4. Semua transfer aktiva tetap harus menggunakan formulir transfer dan penghapusan aktiva.
5. Semua transfer aktiva tetap harus dikelola dengan baik dalam Daftar Aktiva Tetap oleh
Asisten Akun Aktiva Tetap untuk memantau pergerakan semua aktiva.
6. Jika aktiva tetap tersebut dibawa keluar dari wilayah perusahaan misalnya sedang
diperbaiki diluar tempat perbaikan mesin perusahaan atau dipinjam oleh perusahaan lain,
daftar ijin keluar wilayah perusahaan harus dibuat oleh Asisten Akun Aktiva Tetap dan
disetujui oleh General Manager.
Ada 2 (dua) tipe transfer aktiva tetap sebagai berikut:
1. Transfer permanen, transfer aktiva tetap disertai transfer kepemilikan. Jika transfer
permanen tersebut dilakukan antara dua perusahaan (antar perusahaan) maka, transfer
permanen tersebut dianggap sebagai penjualan aktiva.
2. Transfer sementara, transfer aktiva tetap tanpa disertai transfer kepemilikan dan tidak ada
kewajiban untuk meng-update Daftar Aktiva Tetap bagi pemilik aktiva. Sementara
peminjam aktiva harus mendaftarkan aktiva dalam Daftar Aktiva Tetap dengan jumlah Rp.
1,- sehingga sistem dapat menghitung biaya yang berhubungan dengan aktiva tersebut
(kecuali biaya depresiaisi yang ditanggung oleh pemilik aktiva).

10
2.2.6 Penghitungan Fisik Aktiva Tetap
Kebijakan dalam perhitungan aktiva tetap:
 Penghitungan fisik aktiva tetap harus dilakukan minimal setahun sekali oleh Tim
penghitungan fisik aktiva tetap untuk memastikan keberadaan dan kondisi fisik aktiva
tetap.
 Tim penghitungan fisik aktiva tetap ditunjuk oleh masing-masing Financial Controller.
 Semua perbedaan yang dicatat selama penghitungan fisik aktiva tetap harus segera
ditindaklanjuti dan dilaporkan dalam laporan penghitungan fisik aktiva tetap.
 Laporan penghitungan fisik aktiva tetap harus disetujui oleh Dewan Direksi.

2.2.7 Penghapusan Aktiva Tetap


Alasan mengapa perusahaan memutuskan untuk melakukan penghapusan aktiva tetap adalah
sebagai berikut:
1. Suatu aktiva tetap dihapus dari neraca jika tidak dapat digunakan lagi atau secara permanen
berhenti beroperasi dan tidak memiliki nilai ekonomis di masa yang akan datang.
Penghapusan aktiva tetap dapat disebabkan oleh aktiva yang hilang, rusak atau tidak
digunakan lagi, dll.
2. Penghapusan dapat juga dilakukan jika aktiva tetap tidak sesuai untuk digunakan atau tidak
dapat digunakan meskipun masih tersisa umur ekonomisnya.Untuk kasus seperti ini,
penggantian aktiva tetap tersebut dapat dilakukan melalui proses persetujuan yang layak.
3. Rekomendasi berdasarkan penghitungan fisik aktiva tetap dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk mengajukan penghapusan aktiva tetap.
4. Penghapusan aktiva tetap dapat dilakukan melalui penjualan, lelang, atau aktiva tidak dapat
digunakan lagi. Pada saat aktiva tersebut dihapus, nilai yang tercatat dan akumulasi
penyusutan harus dihilangkan dari laporan keuangan, dan keuntungan atau kerugian dari
transaksi tersebut harus diakui.
5. Transaksi penghapusan aktiva tetap harus disetujui oleh Pejabat yang berwenang
sebagaimana yang tercantum dalam “Manual of authority’ dan harus sesuai dengan
peraturan pemerintah. Penghapusan aktiva tetap harus dikomunikasikan dan
dikoordinasikan dengan Bagian Pajak untuk hal-hal yang berkaitan dengan pajak.

11
6. Laporan sebagai bukti bahwa aktivitas penghapusan telah dilakukan (misalnya ; laporan
lelang, laporan bahwa aktiva tidak dapat digunakan lagi, dll) harus dibuat sebagai dasar
untuk melakukan penghapusan aktiva dari neraca keuangan perusahaan.
7. Sehubungan dengan penghapusan aktiva tetap, Daftar Aktiva Tetap harus di-update secara
akurat dan tepat waktu (untuk aktiva tetap yang dihapus) pada akhir bulan penghapusan
setelah dilakukan penghitungan penyusutan.

2.2.8 Penilaian Kembali/Penurunan Aktiva Tetap


Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap perusahaan dilakukan dengan cara:
1. Perlakuan akuntansi terhadap penilaian kembali/penurunan aktiva tetap harus mengacu
kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterapkan oleh Perusahaan
dan peraturan-peraturan yang berlaku lainnya.
2. Penilaian kembali/penurunan aktiva tetap harus dikoordinasikan dengan Bagian Pajak
sebelum dilaksanakan untuk mengantisipasi dampaknya terhadap aspek-aspek pajak.
3. Penilaian kembali/penurunan aktiva tetap harus disetujui oleh Pejabat yang berwenang
sebagaimana yang tercantum dalam “manual of authority”.
4. Penilaian kembali aktiva tetap harus dihitung berdasarkan nilai pasar atau nilai yang wajar
yang ditentukan oleh Appraiser/Penilai independen yang berlisensi.
5. Perusahaan dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk mengetahui apakah ada indikasi
bahwa sebuah aktiva mengalami penurunan. Jika indikasi tersebut ada, atau jika uji
penurunan aktiva tahunan diperlukan, perusahaan memperkirakan nilai jual kembali dari
aktiva tersebut. Jika nilai buku dari suatu aktiva melebihi nilai jual kembalinya, aktiva
tersebut dianggap mengalami penurunan dan nilainya diturunkan sesuai dengan nilai jual
kembalinya.
6. Jika terjadi penilaian kembali aktiva tetap, perusahaan harus mengungkapkan antara lain:
1. Tanggal penilaian kembali
2. Nama Appraiser independen
3. Metode dan asumsi-asumsi penting yang digunakan untuk memperkirakan nilai
wajar
4. Sejauh mana nilai wajar ditentukan secara langsung atau diperkirakan

12
5. Nilai buku dari masing-masing golongan aktiva yang dinilai kembali dengan cost
model (model harga perolehan dan revaluasi)
6. Nilai lebih dari penilaian kembali aktiva tetap termasuk pergerakan dan batasannya
sebagai bagian dari ekuitas (pemegang saham).

2.2.9 Fixed Asset Period End Closing


 Semua aktiva tetap kecuali tanah disusutkan.
 Penyusutan nilai aktiva tetap harus dialokasikan sepanjang umur ekonomisnya secara
sistematis. Perusahaan menerapkan metode garis lurus untuk menyusutkan seluruh aktiva
tetapnya. Perkiraan umur ekonomis dari setiap kategori aktiva tetap adalah sebagai
berikut: Kategori Gedung umur ekonomis 20 tahun, Kendaraan bermotor 4 tahun.
 Untuk perolehan aktiva tetap biaya-biaya penyusutan dimulai dari bulan berikut setelah
perolehan (sebelum tanggal 15 dicatat pada bulan yang sama, setelah tanggal 15 dicatat
pada bulan berikutnya). Sementara untuk penghapusan aktiva tetap biaya-biaya
penyusutan dibiayakan penuh pada bulan penghapusan tersebut.
 Nilai sisa umur ekonomis dan metode penyusutan harus ditinjau ulang secara berkala dan
disesuaikan jika perlu minimum setiap akhir tahun keuangan.
 Penyusutan untuk setiap periode harus diakui sebagai biaya untuk periode tersebut.
 Aktiva tetap yang telah disusutkan penuh harus tetap tercatat dalam Daftar Aktiva Tetap
sampai saat aktiva tersebut dihapuskan.
 Asisten Akun Aktiva Tetap bertanggung jawab melakukan rekonsiliasi antara General
Ledger dan Subsidiary Ledger setiap bulan untuk memastikan bahwa pembukuan-
pembukuan tersebut tepat dan penyesuaian-penyesuaian telah diproses dengan benar.

2.2.10 Fungsi dan Tanggung Jawab


Dalam mengelola aktiva tetap perusahaan, dibutuhkan bagian yang memiliki fungsi dan
tanggung jawab atas aktiva tersebut, berikut ini adalah bagian yang terkait dengan aktiva tetap
yang dimiliki perusahan, yaitu:
 Semua permintaan pembelian aktiva tetap untuk kebutuhan perusahaan dipusatkan pada
bagian General Affair. Tujuannya perusahaan adalah menyediakan barang-barang
perlengkapan, peralatan dan lainnya pada kondisi yang paling menguntungkan perusahaan.

13
 Seluruh aktiva tetap yang dibeli dicatat sebagai harga perolehan adalah seluruh
pengeluaran yang terjadi dalam rangka mendapatkan dan menempatkan aktiva tersebut
pada kondisi dan tempat yang siap untuk digunakanWewenang bagian general affair
adalah: Menberi masukan ke bagian pembelian tentang Supplier/Vendor yang paling
menguntungkan perusahaan, Menentukan, Supplier/Vendor untuk direkomendasikan,
Menentukan cara/syarat pembayaran.
 Tanggung jawab Bagian General Affair adalah :
1. Memeriksa Formulir ”Permintaan/Pembelian/Perbaikan barang” dengan lengkap,
benar, ditandatangani oleh pemohon, sesuai budget tahunan, disetujui oleh atasan
dan BOD
2. Meminta ke Supplier untuk dibuatkan surat penawaran harga yang akan
disampaikan ke bagian pembelian, minimal 3 (tiga) Penawaran jika Pembelian
diatas Rp.5 juta/unit barang
3. Memonitor Order Pengadaan Barang kepada supplier/Vendor yang telah ditunjuk
dan dimintakan persetujuannya kepada Direksi, dan jika telah disetujui maka
lembar pertama (asli) agar dikirimkan kepada Supplier dan lembar
kedua (copy) di file.
4. Memeriksa dan pastikan dengan teliti bahwa aktiva tetap yang diterima dari
supplier/vendor sesuai dengan order Pengadaan Barang.
5. Cap order pengadaan barang asli dengan “ Barang telah diterima sesuai pesanan
dan dalam keadaan baik” Cantumkan tanggal dan tanda tangan petugas yang
berwenang untuk menerima
6. Serahkan kembali asli Order Pengadaan barang kepada supplier sebagai tanda bukti
penerimaan barang, yang fungsinya untuk melakukan penagihan
7. Simpan aktiva tetap yang telah diterima di gudang atau dapat langsung diserahkan
kepada yang mengajukan permohonan pembelian Barang
8. General Affair mengetahui tagihan dari Supplier/Vendor/Pemasok : Faktur
Penagihan/Kwitansi penagihan bermaterai cukup, Faktur Pajak untuk pembelian
barang kena pajak bila supplier PKP, Order Pengadaan barang /SPK dan
dicap “Barang telah diterima” dan ditanda tangani oleh petugas yang
berwenang untuk menerima barang.

14
9. Tagihan yang telah ditahui & diverifikasi oleh bagian GA, seluruh dokumen
penagihan yang telah lengkap diserahkan ke bagian keuangan untuk proses
pembayaran
10. Mencatat pembelian fixed asset kedalam laporan Fixed Asset
11. Membuat daftar laporan penambahan fixed asset
12. Membuat laporan penjualan fixed asset
13. Monitoring Fisik fixed asset minimal 3 (Tiga) bulan sekali
14. Membuat laporan inventaris yang sudah rusak dan tidak terpakai lagi
15. Membuat usulan penghapusan asset yang tidak terpakai lagi dan atau sudah rusak
16. Memonitoring seluruh dokumen kepemilikan , STNK, Polis Asuransi dan masa
berlakunya surat-surat tersebut.
17. Melakukan/memeriksa labetisasi asset pada inventaris aktiva tetap setahun sekali.
18. Monitoring, melakukan pencatatan, dan menyampaikan ke bagian akuntansi bila
terjadi pemindahan aktiva tetap dari /ke lokasi lain.
19. Melakukan lelang baik kekaryawan ataupun kefihak ketiga jia ada aktiva tetap
yang akan dijual
20. Membuat laporan mutasi fixed asset terdiri dari :
 Nomor Urut
 Kode Fixed Asset
 No. Indentifikasi Fixed Asset
 Saat Perolehan : Tanggal, Bulan, Tahun,
 Harga Perolehan
 Akumulasi Penyusutan
 Nilai Buku
 Penjamin
 Polis
 No Surat Bukti Kepemilikan
Aktiva tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan methode saldo
menurun ganda (Double Declining Method), Bangunan disusutkan dengan menggunakan methode
garis lurus (Straingt Line Method). Tarif penyusutan adalah sebagai berikut :

15
Tarif Penyusutan
Bangunan 5%
Mesin & Peralatan 25 % - 50 %
Peralatan Pengangkutan 25 % - 50 %
Peralatan Kantor & Perabot 25 % - 50 %

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aktiva Tetap yang
tidak digunakan sebesar jumlah terndah antara jumlah yang dicatat dan nilai realisasi bersih. Bila
nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated
recoverable) Maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang
ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan labarugi pada saat terjadinya,
pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis dimasa yang
akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja
dikapitalissasi.
Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva
tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap
tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi dalam tahun yang bersangkutan.

2.2.11 Cara Perolehan Aktiva Tetap


Cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut :
1. Perolehan aktiva tetap dengan pembelian
Aktiva tetap siap pakai , biaya perolehannya terdiri dari harga beli, termasuk biaya import,
PPn masukan tak boleh direstitusi (non Refundable) dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut dalam kondisi yang
membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap
potongan dagang dan rabat dipotongkan dari harga pembelian. Contoh biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung adalah:
 Biaya penyiapan tempat
 Biaya penyiapan awal (initial delivery) , biaya simpan & bongkar muat (Handling
cost)

16
 Biaya pemasangan ( Instalation cost)
 Biaya frofesional seperti arsitek dan insinyur
Pembeliannya dapat local purchases atau Import ( Tunai, Kredit, TT, Straight L/C
maupun usen L/C)
2. Perolehan dengan pembangunan sendiri
Perolehan aktiva tetap dengan pembangunan sendiri meliputi pemakaian
modal berupa pengeluaran kas, pemakaian bahan baku, distribusi gaji & Upah, dan
pembebanan biaya overhead dan sumber daya lain yang dipakai dalam memproduksi aktiva
tersebut.
3. Perolehan aktiva tetap dari sumbangan / donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga
pasar yang layak dengan mengkreditkan akum “Modal Donasi”
4. Perolehan aktiva tetap dengan kapitalisasi pengeluaran setelah perolehan
Perolehan aktiva tetap yang didapat dari kapitalisasi pengeluaran setelah perolehan awal
suatu aktiva tetap yang memperpanjang masa manfaat atau kemungkinan besar memberi
manfaat keekonomian dimasa yang akan datang dengan bentuk meningkatkan kapasitas,
mutu produksi, atau meningkatkan standar kinerja.
Pengeluaran setelah perolehan awal pada property, pabrik, dan peralatan lainnya hanya
diakui suatu aktiva jika pengeluaran meningkatkan kondisi aktiva melebihi standar aktiva
semula.
Contoh peningkatan yang menghasilkan peningkatan manfaat keekonomian masa yang
akan datang mencakup :
 Modifikasi suatu pos sarana pabrik untuk memperpanjang usia manfaatnya , termasuk
suatu peningkatan kapasitasnya.
 Peningkatan kemampuan mesin (upgrade machenes part) untuk memcapai
peningkatan besar dalam kualitas output,
 Penerapan proses produksi baru yang meningkatkan suatu pengurangan besar biaya
operasi

17
5. Perolehan aktiva tetap dengan leasing
Perolehan aktiva tetap dengan leasing adalah dengan Capital Lease
 Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva tersebut pada masa sewa
guna usaha dengan harga yang telah disetujui pada saat dimulainya perjnjian sewa
guna usaha tersebut.
 Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah nilai
sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewa guna usaha
serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full pay out lease).
 Masa sewa guna usaha minimal 2 tahun.
6. Perolehan aktiva tetap dengan pertukaran
Perolehan aktiva tetap dengan pertukaran antara lain;
 Pertukaran aktiva tetap tidak serupa dimana biaya dari pos tersebut diukur dari nilai
wajar aktiva yang dilepaskan atau diperoleh, yang mana yang lebih andal,
equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah
setiap kas atau setara kas yang ditransfer
 Pertukaran aktiva tetap yang serupa yang memiliki masa manfaat yang serupa dalam
bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aktiva tetap
dapat dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan aktiva yang serupa.
 Dalam hal keduanya dimana proses perolehan penghasilan tidak lengkap maka tidak
diakui keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut, sebaliknya biaya perolehan
aktiva baru adalah jumlah tercatat dari aktiva yang dilepaskan. Tetapi nilai wajar
aktiva yang diterima dapat menyediakan bukti dari suatu pengurangan (impairment)
aktiva yang dilepaskan, maka nilai aktiva yang dilepas diturun nilai buku kan (Written
down) dan nilai turun nilai buku ditetapkan untuk aktiva

Dokumen :
Dokumen yang digunakan dalam mencatat data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva
tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah :
1. Surat permintaan otorisasi investasi ( Expenditure Autorization request)
2. Surat permintaan reparasi ( Reparasi request)
3. Surat permintaan transfer aktiva tetap

18
4. Surat permintaan penghentian aktiva tetap
5. Surat Perintah kerja (Work Order)
6. Surat Order Pembelian
7. Laporan Penerimaan Barang
8. Faktur dari pemasok
9. Bukti Kas Keluar
10. Bukti memorial

2.2.12 Pemindahan Fixed asset dari/ke lokasi lain


Pemindahan Fixed Asset dapat dilakukan karena beberapa hal antara lain :
 Permintaan pembelian dari cabang/Representative/lokasi atau kantor pusat , tetapi setelah
dianalisa ternyata dicabang/representative/kolasi lainnya terdapat barang yang diminta
dan tidak digunakan
 Karena lokasi tersebut habis masa operasionalnya dan Fixed assetnya harus
dipindahkan fisik dan pencatatannya
 Aktiva tersebut tidak sesuai dilokasi/cabang yang satu tetapi dibutuhkan dicabang/lokasi
yang lainnya. Dan lain sebagainya
Guna pemindahan Fixed Asset tersebut digunakan formulir pemindahan Fixed Assed dengan
terlebih dahulu disetujui oleh Direksi atas usulan General Affair atau direksi itu sendiri. Formulir
pemindahan fixed asset ini menjelaskan antara lain :
1. Nomor berisi nomor formulir pemindahan
2. Tanggal berisi tanggal pembuatan form pemindahan
3. Tempat asal Aktiva tetap tersebut
4. Tujuan / ketempat tujuan Fixed Asset
5. No. nerisi nomor urut aktiva yang dipindahkan
6. Kode Aktiva : kode nomer label semula aktiva tersebut
7. Kolom tanggal Perolehan berisi tanggal perolehan awal
8. Nama Aktiva berisi Nama aktiva yang dipindahkan
9. Jumlah unit berisi jumlah unit aktiva yang dipindahkan
10. Jenis asset berisi golongan asset yang dipindahkan (Bangunan, Mesin, Kendaraan dan
lainnya)

19
11. Alasan pemindahan berisi alasan kenapa asset dipindahkan
12. Pemohon berisi Tanda tangan & Nama jelas pemohon
13. Diketahui atasan berisi Tandatangan atasan dan Nama jelas
14. Kolom Nilai Perolehan adalah nilai perolehan awal asset
15. Kolom Akumulasi penyusutan berisi jumlah nilai yang telah disusutkan atas Fixed asset
tersebut
16. Nilai Buku berisi Nilai tercatat (net) : Nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
17. Kolom penjelasan/komentar general affair atas pemindahan fixed asset dan tanda tangan
18. Kolom komentar Direksi atas pemindahan tersebut & tandatangan persetujuannya

Yang berhak menandatangani pemindahan fixed asset diatur sebagai berikut:

Keterangan Pemohon Kepala General Dir. Keu Dir Ops Direktur


divisi Affair utama
Inv Kantor<100 jt Ya Ya Ya Ya - -
Perl Ops <100 jt Ya Ya Ya - Ya -
FixedAsset>100jt Ya Ya Ya - - Ya

2.2.13 Formulir Order Pembelian/Perbaikan Fixed Asset


Formulir Order Pembelian/Perbaikan Fixed Asset adalah surat perjanjian yang sah dari perusahaan
atas transaksi pembelian/perbaikan Fixed Asset. Semua PO berdasarkan formulir
Permintaan pembelian / perbaikan fixed asset yang telah disetujui
Formulir order Pembelian/Perbaikan fixed asset ini menjelaskan antara lain:
1. Nama Rekanan yang dituju
2. Tanggal Penerbitan PO
3. Term Of Payment
4. Nama aktiva tetap yang dibeli/diperbaiki
5. Jumlah unit aktiva tetap yang dibeli/diperbaiki
6. Harga Satuan Barang/ harga perbaikan
7. Jumlah harga yang dibeli/harga perbaikan
8. Dasar pengenaan PPn

20
9. Total penggantian

Yang berhak menandatangani Order Pembelian/Perbaikan Fixed asset diatur sebagai berikut:
Keterangan General Purchasing Dir. Keu Dir Ops Direktur
affair utama
Inv Kantor < 100 jt Ya Ya Ya - -
Perl Ops < 100 jt Ya Ya - Ya -
FixedAsset > 100jt Ya Ya - - Ya

2.3 Kurs Valas dan Manajemen Risiko (Foreign Currency and Risk Management)
2.3.1 Kurs Valas (Foreign Currency)
Ada banyak definisi tentang risiko. Salahsatunya ialah risiko dapat ditafsirkan sebagai
bentuk keadaan ketidakpastiaan tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya. Sedangkan
pengertian valuta asing ialah mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan diterima sebagai alat
pembayaran oleh banyak negara dalam perdagangan internasional. Contoh: Misalkan pada tanggal
10 oktober 2016 ; 1 $ USA = Rp 1.000,00. Pada tanggal 15 oktober 2016 ; 1$ USA = 1.150,00.
Maka kenaikan 1$ USA selama 5 hari adalah Rp 150,00.
PSAK 10 mengatur tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. Tujuan dari Pernyataan
ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta asing dan kegiatan usaha luar
negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam
mata uang penyajian.
Pernyataan ini diterapkan pada:
a. Akuntansi transaksi dan saldo dalam valuta asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif
yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55:Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran;
b. Penjabaran hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk
dalam laporan keuangan entitas dengan cara konsolidasi atau metode ekuitas; dan
c. Penjabaran hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian.

21
Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas
beroperasi, sedangkan mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian
laporan keuangan.
Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional. Jumlah
valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional
dan valuta asing pada tanggal transaksi.
Pada akhir setiap periode pelaporan:
a. Pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;
b. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan
c. Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan menggunakan
kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur.
Entitas mengungkapkan:
a. Jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs yang timbul pada
instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK
55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan
b. Selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasikan
dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal
dan akhir periode.
Ruang Lingkup PSAK 10 tentang Perubahan Kurs Valuta Asing yaitu:
a. Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif
(PSAK 55);
b. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk
dalam laoran keuangan entitas secara konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas;
c. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian;
d. Derivatif mata uang asing, kecuali derivative yang tidak termasuk lingkup PSAK 55 misal
derivative yang melekat pada kontrak lain;
e. Akuntansi lindung nilai mata uang asing termasuk lindung nilai investasi di LN;
f. Penyajian laporan arus kas yang timbul dari transaksi mata uang asing atau penjabaran arus
kas dari kegiatan usaha LN.

22
2.3.2 Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga
komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan banyak menawarkan
produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument
keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang
melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan
penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi
dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-
produk keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal
dan masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
1. Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai
atas suatu transaksi tidak tersedia.
2. Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang
dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
3. Counterparty (pihak lawan): Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
4. Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas
kewajibannya.
5. Derivatif: Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan
nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
6. Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap
biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
7. Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan strukturdalam perusahaan
untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap laba.
8. Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen
penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
9. Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau
lebih.
10. Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan suatu
instrument keuangan dengan tepat waktu.

23
11. Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara mendadak dan
signifikan.
12. Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga
valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
13. Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi aktiva
terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
14. Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih): Kelebihan posisi
kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
15. Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi
pada suatu perusahaan.
16. National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk
menentukan penyelesaian.
17. Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang
memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan
dalam mata uang asing.
18. Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak keuangan
sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
19. Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public akan
membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
20. Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar
dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan
menganalisis kemungkinan terjadinya.
21. Structural hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk
mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
22. Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
23. Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata uang induk
perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
dalam mata uang asing.
24. Transaction potential risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian valuta
asing yang timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang asing.

24
25. Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
26. Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yangmempengaruhi
nilai perusahaan.

2.3.3 Tugas Dalam Mengelola Mata Uang Asing


Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi,
mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan
menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat
dibenarkan dengan beberapa alasan berikut:
1. Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan.
Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan
nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal
bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi
pembayaran jasa utang kontraktual.
2. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada
risiko bisnisnya yang utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan
lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada
produksi dan pemasaran.
3. Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari
manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang lebih
rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan
untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi. Produk
derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi kerja memperoleh
imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk berinvestasi dalam
instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual instrument terkait secara nyata.
Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan
kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi
risiko yang dihadapi oleh konsumen.

25
2.3.4 Pendefinisian dan Perhitungan Risiko Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman
yang holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata
uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata
uang lainnya disebut translasi. Translasi tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran
dari satu mata uang ke mata uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit
moneter, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai
ekuivalen DollarAS.
Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki
oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan
eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
1. Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban
(yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi
mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun)
menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang asing
meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
2. Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus
ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi
mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini
juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan
dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi
dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap
arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam
laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti

26
kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna
usaha jangka panjang.

2.3.5 Menghindari Risiko Valuta Asing


Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi lindung
nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
1. Penerapan Accounting/translation exposure, yaitu melakukan kebijakan untuk
mengkonversi aktiva dan pasiva perusahaan dalam bentuk valas yang jangka panjang ke
dalam bentuk mata uang domestik negara yang bersangkutan;
2. Penerapan Transaction exposure, yaitu melakukan kebijakan berupa perlakuan pendapatan
dan biaya (cost) valas dalam buku.
3. Penerapan Economic exposure (operating/competitive exposure), yaitu melakukan
research dan analisis secara mendalam terhadap tren kurs valas yang terjadi pada masa
yang akan datang.
4. Lindung Nilai Neraca, Strategi perlindungan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai
denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar, yang akan dapat
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
Contoh metode lindung nilai pada suatu anak perusahaan yang berlokasi di negara yang
rentan terhadap devaluasi adalah:
 Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang
diperlukan untuk mendukung operasi berjalan.
 Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untukekspansi modal
kepada induk perusahaan.
 Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagangyang beredar
dalam mata uang local.
 Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang local.
 Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
 Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan danaktiva lainnya
dalam mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
 Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat

27
2.3.6 Cara Mengantisipasi Risiko Valuta Asing
Salah satu cara juga sering dipakai dalam mengantisipasi risiko yaitu dengan
menerapkan future dan option, atau yang biasa disebut dengan foreign currency
future dan foreign currency option . Dimana keempatnya termasuk dalam kategori surat
berharga derivatif atau sekuritas derivatif.
Sekuritas derivatif adalah sebuah sekuritas yang nilainya tergantung pada aset lain yang
lebih elementer atau aset yang mendasarinya (underlying asset). Adapun pengertian dari sekuritas
itu sendiri adalah surat berharga, yaitu surat yang memiliki nilai nominal, nama penerbit, tanggal
penerbit dan lain-lain sesuai aturan mekanisme yang berlaku dimana terjelaskan bahwa pemiliknya
adalah pemegang yang sah terhadap aset tersebut.
1. Future Contract
Future Contract adalah kontrak standar antara dua pihak untuk membeli atau menjual
suatu aset dengan harga tertentu, untuk penyerahan dimasa depan melalui mekanisme
bursa yang terorganisasi. Artinya untuk bermain dan mengambil keuntungan
di Future kontrak harus terdaftar dan menjadi salah satu menjadi anggota bursa, atau
cara lain yang dapat dilakukan melalui broker, atau pialang dimana organisasi mereka
telah terdaftar resmi sebagai anggota bursa.
2. Forward Contract
Forward serupa dengan future. Dalam hal konsep tidak ada perbedaan yang signifikan
antara futures dan forward. Yang membedakan adalah future mempunyai kekuatan
hukum yang lebih kuat dibandingkan forward, karena diperdagangkan secara resmi di
bursa efek dan kontrak yang telah terstandardisasi. Sementara forward diperdagangkan
melalui over the counter market sehingga kontrak dapat diformulasikan sesuai
kebutuhan kedua belah pihak. Perbedaan lainnya terletak pada delivery date.
Dalam future terdapat beberapa delivery date dalam satu rentang waktu, namun dalam
forward hanya terdapat satu delivery date.
3. Swaps Contract
Swaps adalah kontrak antara dua pihak (perusahaan) untuk saling mempertukarkan arus
kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Dalam
kesepakatan di tentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung
jumlah tunai yang akan saling di pertukarkan (dibayarkan masing-masing pihak).

28
Biasanya di dalam perhitungan telah di pertimbangkan nilai yang akan datang, tingkat
bunga, kurs mata uang, dan variabel lainya yang relevan.
4. Option Contract
Opsi adalah kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang
kontrak itu untuk membeli (call options) atau menjual (put options) suatu aset tertentu
(strike price/exercise price atau harga patokan) dalam jangka waktu tertentu.

2.3.7 Masalah Akuntansi dan Pengendalian Terkait Dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar
Mata Uang Asing
Perusahaan-perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-
strategi baru untuk memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang
saham. Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-
strategi lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar negeri bisa sangat berbeda
dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan kesempatan timbulnya peningkatan arus kas
perusahaan.
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau berkurang,
mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan internasional.
Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi perusahaan multinasional
(multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam
suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan
harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi
tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC
harus membuat keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan
domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas,
yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan,
kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan
karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada
seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat

29
mempengaruhi arus kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu
praktek bisnis yang berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-
metode berikut:
1. Perdagangan internasional
2. Licensing
3. Franchising
4. Usaha patungan
5. Akuisisi perusahaan
6. Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di luar
negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI). Perdagangan
internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena keduanya tidak
melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar negeri. Franchising dan usaha patungan
cenderung meminta investasi langsung, tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian
anak perusahaan baru merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul.
Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi
ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC
terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar
bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan
pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan
pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan
untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu, ketika
perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk
tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan
lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas
program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan akan membantu
untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja

30
program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah
tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan
sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup,
tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri.
Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram
manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan
hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen risiko valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat
perusahaan. Hal ini memungkinkan para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada
usaha intinya. Namun demikian, ketika membandingkan hasil actual dan hasil yang diperkirakan,
sistem evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan untukmembandingkan keberhasilan
perlindungan risiko perusahaan.

2.4 Pendanaan dan Manajemen Risiko Keuangan (Funding and Financial Risk Management)
2.4.1 Pengertian Pendanaan (Funding)
Kebijakan pendanaan (Financing Policy) merupakan salah satu dari tiga kebijakan
fundamental manajemen keuangan, di samping kebijakan investasi dan kebijakan dividen.
Kebijakan pendanaan merupakan keputusan tentang pemilihan alternative yang paling
menguntungkan (rasional) dalam pemenuhan kebutuhan dana perusahaan. Kebijakan ini
mencakup dua hal yaitu pemilihan jenis sumber dana dan penentuan jumlah dana yang sebaiknya
diperoleh dari sumber alternative pendanaan yang dianggap memiliki kontribusi paling tinggi bagi
penciptaan atau peningkatan nilai perusahaan.
Di pasar keuangan tersedia berbagai alternative sumber yang bisa dimanfaatkan oleh
perushaan untuk memperoleh dana yang dibutuhkan. Perusahaan hendaknya tidak hanya
bergantung pada satu sumber pendanaan melainkan perlu mencermati peluang alternative lainnya
yang tersedia, kemudian dipilih yang dianggap paling menguntungkan bagi perusahaan, termasuk
kemungkinan pemilihan alternatif gabungan dari beberapa sumber dana sekaligus. Disinilah
oentingnya kebijakan pendanaan diambil secara cermat dengan melibatkan analisis yang rasional.

31
Kebutuhan dana secara garis besar bisa dipenuhi dari dua kelompok sumber yaitu sumber
utang atau sumber modal sendiri (ekuitas). Kebijakan pendanaan harus mengasilkan ketetapan
pilihan pendanaan, apakah kebutuhan dana tertentu dipenuhi dari sumber utang atau dari modal
sendiri atau kombinasi keduanya.

2.4.2 Manajemen Risiko Keuangan (Funding and Financial Risk Managements)


Chief Financial Officer (CFO) or Chief Financial and Operating Officer (CFOO) adalah
seseorang di perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengelola risiko keuangan
perusahaan, perencanaan keuangan dan pencatatan serta pelaporan keuangan kepada manajemen
yang lebih tinggi.
CFO mirip dengan Treasurer atau Controller yang bertanggung jawab untuk mengawasi
departemen akuntansi dan keuangan dan untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan
yang akurat dan selesai tepat waktu, sebagai nilai tambah CFO adalah “he have a strong fund-
raising backgrounds”.
Sebagai contoh CFO memiliki staf yang tepat untuk mengatasi fungsi akuntansi dan keuangan,
maka posisi ini sering diisi oleh orang-orang dengan penggalangan danalatar belakang yang
kuat, daripada mereka dengan keahlian akuntansi ini sangat mungkin terjadi ketika controller kuat
adalah pada staf yang dapat menangani semua fungsi akuntansi.
Basic function dari Chief Financial Officer (CFO) adalah:
“The chief financial officer position is accountable for the administrative, financial, and risk
management operations of the company, to include the development of a financial and
operational strategy, metrics tied to that strategy, and the ongoing development and
monitoring of control systems designed to preserve company assets and report accurate
financial results.”
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa Chief Financial Officer (CFO) adalah
Posisi Chief Financial Officer (CFO) bertanggung jawab atas operasi pengelolaan administrasi,
keuangan, dan risiko perusahaan, untuk memasukkan pengembangan strategi keuangan dan
operasional, metrik terkait dengan strategi tersebut, dan pengembangan dan pemantauan sistem
pengendalian yang sedang berjalan yang dirancang untuk melestarikan aset perusahaan dan
melaporkan hasil keuangan yang akurat.

32
2.4.2.1 Perencanaan dari Chief Financial Officer (Planning of CFO)
Perencanaan dari seorang Chief Financial Officer (CFO) adalah sebagai berikut:
2. Assist in formulating the company’s future direction and supporting tactical initiatives;
3. Monitor and direct the implementation of strategic business plans;
4. Develop financial and tax strategies;
5. Manage the capital request and budgeting processes;
6. Develop performance measures that support the company’s strategic direction.
Berdasarkan penjelasan mengenai perencanaan dari seorang Chief Financial Officer (CFO)
maka dapat disimpulkan bahwa seorang Chief Financial Officer (CFO) harus dapat melakukan
perencanaan dalam menjalankan tugasnya seperti:
1. Membantu merumuskan arah masa depan perusahaan dan mendukung inisiatif taktis;
2. Memantau dan mengarahkan pelaksanaan rencana bisnis strategis;
3. Mengembangkan strategi keuangan dan pajak;
4. Mengelola proses permintaan dan penganggaran modal;
5. Mengembangkan ukuran kinerja yang mendukung arahan strategis perusahaan.

2.4.2.2 Risk Management dari Chief Financial Officer (Operation of CFO)


Berikut merupakan tugas dari Chief Financial Officer (CFO) dalam hal risiko manajemen
yaitu:
1. Understand and mitigate key elements of the company’s risk profile;
2. Monitor all open legal issues involving the company, and legal issues affecting the
industry;
3. Construct and monitor reliable control systems;
4. Maintain appropriate insurance coverage;
5. Ensure that the company complies with all legal and regulatory requirements;
6. Ensure that record keeping meets the requirements of auditors and government
agencies;
7. Report risk issues to the audit committee of the board of directors;
8. Maintain relations with external auditors and investigate their findings and
recommendations.

33
Berdasarkan penjelasan mengenai tugas dari seorang Chief Financial Officer (CFO)
dalam hal meminimalisasi risiko manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa seorang Chief
Financial Officer (CFO) harus dapat melakukan manajemen risiko keuangan dengan cara:
1. Memahami dan memitigasi elemen-elemen kunci dari profil risiko perusahaan;
2. Melakukan monitoring semua isu-isu legal dalam perusahaan, dan isu legal yang
berhubungan dengan industri;
3. Membangun dan memonitor sistem pengendalian yang andal;
4. Melakukan pemantauan terhadap pertanggungan asuransi yang tepat;
5. Memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan hukum dan
peraturan;
6. Memastikan bahwa pencatatan telah memenuhi persyaratan auditor dan instansi
pemerintah serta undang-undang yang berlaku;
7. Melaporkan masalah risiko ke komite audit dewan direksi;
8. Menjaga hubungan dengan auditor eksternal dan menyelidiki temuan dan rekomendasi
dari auditor eksternal.
Selain dalam hal melakukan atau memitigasi risiko manajemen keuangan dalam
perusahaan, seorang Chief Financial Officer (CFO) harus dapat melakukan dan melaksanakan
tugas-tugasnya dalam hal memonitoring pendanaan (funding). Cara yang dilakukan oleh seorang
Chief Financial Officer (CFO) dalam hal memonitoring pendanaan (funding) diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Monitor cash balances and cash forecasts;
2. Arrange for debt and equity financing;
3. Invest funds;
4. Invest pension funds;
Berdasarkan penjelasan mengenai tugas dari seorang Chief Financial Officer (CFO) yang
harus dilaksanakan dalam hal memonitoring pendanaan (funding) adalah sebagai berikut:
1. Memonitor saldo kas dan anggaran kas dimasa mendatang;
2. Mengatur pembiayaan ats hutang dan ekuitas;
3. Melakukan investasi pendanaan berupa pemisahan uang cash untuk sesuatu tujuan
penggunan khusus di masa yang akan datang;
4. Melakukan investasi pada dana pension (Pension Funds).

34
2.4.3 Prosedur dari Pendanaan dan Manajemen Risiko Keuangan
Tujuan pendanaan dan pendanaan menurut Steven (2007:156) meliputi:
1. Melaksanakan program pendanaan dan pendanaan untuk melayani visi Perusahaan dan
disetujui proyek, konsisten dengan struktur modal yang optimal seperti yang disetujui oleh
Chief Financial Officer (CFO);
2. Mematuhi semua peraturan dan peraturan yang mengatur semua pinjaman, termasuk
namun tidak terbatas pada bank garansi, letter of credit, dan penerbitan hutang dan ekuitas;
3. Segera melunasi bila karena pokok dan bunga atas seluruh hutang dan dividen pada
perusahaan dengan saham beredar;
4. Memastikan bahwa kelebihan likuiditas Perusahaan diinvestasikan dalam investasi yang
aman, likuid dan dapat menghasilkan tingkat pengembalian pasar yang kompetitif.
5. Menerapkan ide-ide penataan inovatif saat mereka berhati-hati dan konsisten dengan
pernyataan di atas.
Steven (2007:157) menyebutkan bahwa pendanaan bisa berasal dari berbagai sumber
internal atau eksternal. Sumber pendanaan internal diidentifikasi dalam arus kas dari operasi
Cash Flow From Operation (CFFO). Sumber pendanaan eksternal mencakup menjangkau
semua bentuk investor swasta dan publik global.
Treasury atau Controller melaksanakan rencana pendanaan dan pendanaan sesuai dengan
yang disetujui dan memastikan bahwa ada campuran sumber internal dan eksternal yang tepat
dan penggunaan dana. Kontrak pendanaan dan pendanaan harus ditinjau dan disetujui oleh
Corporate Legal sebelum memasuki sebuah pengaturan. Treasury atau Controller memantau
transaksi pendanaan melalui penggunaan Cash Flow From Operation (CFFO).
Pengungkapan eksternal dalam kiriman triwulanan dan tahunan ke Securities and
Exchange Commission mensyaratkan bahwa kontrak dan komitmen dianalisis dan dievaluasi
setidaknya setiap tiga bulan.

2.4.4 Upaya Meminimalkan Risiko Keuangan


Upaya meminimalkan risiko keuangan pada dasarnya adalah dilakukan dengan cara
menerapkan Manajemen Keuangan yang baik yaitu sebagai berikut:
a. Analisis dan diagnosis terhadap biaya-biaya perusahaan;
b. Melakukan perencanaan dan pengendalian biaya yang baik;

35
c. Melakukan analisis dan diagnosis terhadap sumber-sumber dana serta alokasi
penggunaannya yang tepat;
d. Perusahaan harus beroperasi pada skala yang ekonomis, kapasitas yang optimal,
menerapkan Manajemen Mutu yang baik, perencanaan dan pengendalian persediaan
yang baik, dapat menekan biaya-biaya overhead melalui sewa alat, tenaga kerja kontrak,
sub kontrak, dan berbagai alternatif yang dapat dipertimbangkan;
e. Dalam menerapkan penjualan secara kredit perusahaan harus melakukan secara hati-
hati dan selektif, dengan kata lain dengan menerapkan Manajemen Kredit yang efektif;
f. Dalam melakukan pinjaman, perusahaan juga akan melakukan perhitungan dengan teliti
dan hati-hati, dengan memperhitungkan kebutuhan/penggunaan dari dana pinjaman
tersebut, kemampuan dan kemungkinan pengembaliannya, persyaratan pinjaman dan
risiko-risiko bila terjadi masalah dalam pengembalian pinjamannya.
Jika terjadi krisis keuangan ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:
a. Menghentikan pembelian yang tidak esensial terhadap kelangsungan jangka pendek
perusahaan;
b. Menutup kegiatan yang banyak mengeluarkan biaya;
c. Mengurangi ongkos untuk kegiatan yang tidak produktif;
d. Mengumpulkan piutang yang penting;
e. Menjual aset atau divisi yang kurang produktif;
f. Berkomunikasi dengan bank dan kreditur lainnya.

2.4.5 Risiko Keuangan dan Peranan Akuntansi dalam Manajemen Risiko Keuangan
2.4.5.1 Risiko Keuangan dan Tujuan Manajemen Risiko Keuangan
Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung pada
pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung operasi yang sedang
berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-
balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan hal lainnya yang
mengurangi fleksibilitas keuangan.
Perusahaan yang mengandalkan pada pihak eksternal untuk pembiayaan berisiko lebih
besar daripada yang menggunakan dana sendiri yang dihasilkan secara internal. Risiko keuangan

36
adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata
uang asing.
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian
yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan equitas.
Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam
berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu
mempertimbangkan risiko lainnya seperti:
1. Risiko likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas;
2. Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap;
3. Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
risikotidak dapat memenuhi kewajibannya;
4. Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu;
5. Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan;
6. Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai
bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Jika perusahaan
menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat
dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar
dan kebangkrutan atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa utang
kontraktual.

2.4.5.2 Peran Akuntansi dalam Manajemen Risiko Keuangan


Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen.
Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan
yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi

37
perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi
program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market
berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas
hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu
nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang
mempengaruhi nilai suatu perusahaan.
Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga
komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai
relatifterhadap mata uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing
domestic mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif
mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian
probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi
proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respon risiko. Risiko
kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh
perusahaan multinasional.

2.5 Penggunaan Auditor Eksternal (Hire and Use of External Auditors)


Menurut Steven, et al (2007: 158) Perusahaan melakukan audit independen oleh auditor
eksternal setiap tahun untuk mengaudit catatan keuangan, memberikan opini atas hasil keuangan,
dan membuktikan dan melaporkan efektifitas struktur pengendalian internal perusahaan.
Independensi perusahaan semacam itu baru-baru ini mendapat sorotan oleh publik dan juga
regulator seperti Securities and Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange
(NYSE). Selain itu, Kongres A.S. telah memberlakukan undang-undang untuk memperbaiki tata
kelola perusahaan pada perusahaan publik.
Untuk memastikan bahwa Auditor Eksternal Perusahaan tetap independen berdasarkan
peraturan yang berlaku, maka perusahaan tidak berwenang untuk:
1. Menggunakan atau memperpanjang tawaran perekrutan kepada calon dari perusahaan
auditor eksternal di dalam dalam batasan periode satu tahun;

38
2. Melibatkan jasa auditor eksternal tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Audit dan Komite
Kepatuhan Direksi.
Berdasarkan Bagian 201 dari Sarbanes-Oxley Act, kegiatan berikut mungkin tidak dilakukan
oleh Auditor Eksternal diantaranya sebagai berikut:
g. Jasa pembukuan;
h. Perancangan dan implementasi sistem keuangan;
i. Penilaian terhadap opini kewajaran atau kesetaraan;
j. Jasa aktuaria;
k. Audit Internal outsourcing;
l. Fungsi manajemen atau Sumber Daya Manusia;
m. Layanan perbankan investasi;
n. Layanan hukum.
Chief Financial Officer (CFO) tidak akan menyetujui permintaan untuk menggunakan
Auditor Eksternal untuk layanan di atas. Komite Audit dan Kepatuhan Direksi telah mengadopsi
sebuah kebijakan yang mensyaratkan persetujuan sebelumnya atas layanan audit dan nonaudit
yang diberikan oleh auditor eksternal.
Perusahaan telah mengidentifikasi beberapa layanan nonaudit tertentu yang mungkin sesuai
dan menguntungkan bagi Perusahaan untuk melibatkan auditor eksternal atau meminta mereka
berpartisipasi dalam proses penawaran. Layanannya adalah sebagai berikut:
a. Audit hukum;
b. Audit pensiun;
c. Layanan pajak tertentu;
d. Uji kelayakan.

2.5.1 Pengertian Auditor Eksternal


Auditor Eksternal adalah profesi audit yang melakukan audit atas laporan keuangan dari
perusahaan, pemerintah, individu, atau organisasi lainnya. Eksternal auditor merupakan anggota
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memberikan jasa pada klien. Sebagai auditor eksternal,
auditor tersebut tidak memiliki keterikatan secara langsung terhadap perusahaan tersebut
(independen). Auditor melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan
memberikan laporan yang menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

39
2.5.2 Tujuan Auditor Eksternal
Tujuan dari audit eksternal adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan tahunan
perusahaan atau organisasi menyajikan kondisi yang riil tentang keadaan finansial perusahaan atau
organisasi terkait. Selain itu apakah dana milik instansi tersebut telah benar-benar dimanfaatkan
sesuai dengan tujuan yang telah disepakati atau dimuat dalam konstitusi.
Auditor Eksternal memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Membentuk dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan;
2. Mendokumentasikan semua penilaian dan simpulan yang telah dicapai;
3. Memastikan sifat cakupan tugas yang dilaksanakan oleh pemeriksa Internal untuk
manajemen dan memastikan apakah manajemen mempertimbangkan rekomendasi
pemeriksaan internal dan bagaimana rekomendasi tersebut dibuktikan.
Alasan mengapa audit eksternal perlu untuk dilakukan adalah, agar masyarakat dapat
mengakses informasi tentang penanganan sumber daya ekonomi umum karena masyarakat
memang memiliki hal untuk itu. Karena tak semua orang, terutama bagi para awam kesulitan
memahami transaksi keuangan dalam bentuk laporan yang rumit, sehingga dibutuhkan jasa
seorang profesional untuk memeriksa informasi sekaligus melakukan analisis dalam laporan
keuangan tersebut. Untuk memperkecil peluang terjadinya kesalahan di masa mendatang sehingga
manajemen perlu melakukan verifikasi akurasi laporan keuangan.
Laporan keuangan yang benar akan membantu menambah kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan atau organisasi terkait, termasuk untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penyajian
laporan keuangan dengan benar sesuai standar adalah kewajiban di mata hukum, dan sebagai
warga negara yang baik selayaknya kita patuh terhadap hukum dan peraturan yang telah diatur.
Dan terakhir, audit eksternal akan membantu mengidentifikasi bila sistem yang dijalankan selama
ini masih kurang efektif dan efisien.

2.5.3 Tugas Auditor dalam Audit Eksternal


Auditor tidak memeriksa seluruh laporan keuangan satu demi satu secara mendetail karena
akan membutuhkan waktu yang sangat lama, sementara mereka hanya memiliki waktu yang
terbatas dalam menyelesaikan tugasnya. Jadi auditor hanya menguji beberapa sample transaksi
untuk mengetahui validitasnya. Setelah proses auditing selesai akan dihasilkan suatu laporan

40
kepada anggota atau publik yang menggambarkan suatu opini audit tentang akurasi dan kewajaran
laporan keuangan tersebut, termasuk keadaan perusahaan atau organisasi dan aktifitas-aktifitas
selama jangka waktu yang dimaksud.
Jadi jika auditor mendapatkan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi
tidak baik, maka auditor berhak menyatakan hal tersebut dalam laporan hasil auditing sesuai
dengan opini mereka. Setelah itu auditor akan memberikan konsultasi untuk melakukan perubahan
atau penyesuaian pada rancangan laporan keuangan yang akan disetujui oleh Dewan. Auditor juga
pada umumnya akan membuat Surat Manajemen yang diperuntukkan bagi divisi manajemen yang
memuat kelemahan atau kurang efektifnya sistem kontrol intern.
Dalam surat tersebut juga tercantum solusi yang merupakan rekomendasi dari auditor cara
memperbaiki kondisi tersebut. Manajer kemudian akan melakukan feed back dan menjabarkan
langkah perbaikan yang kemudian akan dilakukan. Sangat penting untuk menyatakan secara jelas
ruang lingkup pertanggungjawaban auditor setiap saat akan dilakukan proses auditing. Hal ini
meliputi periode waktu dan kesatuan ekonomi yang dimaksud.

BAB III
KESIMPULAN

41
3.1 Kesimpulan

Dalam kebijakan akuntansi, pengendalian yang berlaku dalam perusahaan/entitas


merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas
tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya,
Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan yang
material dalam proses akuntansi.
Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :
1. keandalan pelaporan keuangan,
2. efektivitas dan efisiensi operasi, dan
3. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Arti pentingnya pengendalian bagi manajemen dan auditor independen karena manajemen
tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya
perusahaan. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat
akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpngan yang
akan terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau
secara detail untuk hampir semua transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.
Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi
adalah untuk digunakan dalam kegiatan mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan, salah saji
material yang potensial dapat terjadi, resiko deteksi, perancangan pengujian substantif.

42

Anda mungkin juga menyukai