Anda di halaman 1dari 28

BAB III

SISTEM PERAWATAN PERUSAHAAN


3.1 Perawatan
3.1.1 Definisi Perawatan
Menurut Kurniawan, 2013 pengertian perawatan adalah
suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam atau memperbaikinya sampai suatu
kondisi yang bisa diterima. Maintenance hal yang sangat penting
agar mesin selalu dalam kondisi yang baik dan siap pakai.
Pekerjaan perawatan ini memonitor dan memelihara fasilitas
pabrik, peralatan, dan fasilitas kerja dengan merancang,
mengatur, menangani, dan memeriksa pekerjaan untuk menjamin
fungsi dari unit selama waktu operasi (uptime) dan meminimisasi
selang waktu berhenti (downtime) yang diakibatkan oleh adanya
kerusakan maupun perbaikan (Manzini, 2010).
3.1.2 Tujuan Perawatan
Menurut Sudradjat (2011) secara umum perawatan
bertujuan untuk :
1. Menjamin ketersediaan, keandalan fasilitas (mesin dan
peralatan) secaraekonomis maupun teknis, sehingga
dalam penggunaannya dapat dilaksanakanseoptimal
mungkin.

2.Memperpanjang usia kegunaan fasilitas.

3.Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang


diperlukan dalamkeadaan darurat.

4.Menjamin keselamatan kerja, keamanan dalam


penggunaannya.
3.1.3 Macam – Macam Perawatan
Menurut Sudradjat (2011) bentuk macam – macam
perawatan adalah sebagai berikut:
1. Preventive Maintenance
Perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukan
sebelum terjadi kerusakan mesin. Tujuan perawatan
pencegahan diarahkan untuk memaksimalkan availability,
dan meminimasikan ongkos melalui peningkatan reability.
2. Breakdown Maintenance
Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai perawatan
dengan cara mesin dioperasikan hingga rusak, kemudian baru
diperbaiki atau diganti. Perawatan ini merupakan strategi
yang kasar dan kurang baik karena dapat menimbulkan biaya
tinggi, kehilangankesempatan bagi perusahaan untuk
mengambil keuntungan karena terhentinya mesin.
3. Scheduled Maintenance
Perawatan ini bertujuan mencegah terjadinya kerusakan
dan perawatannya dilakukan secara periodic dalam rentang
waktu tertentu. Rentang waktu ditentukan berdasarkan data
dari pembuat mesin yang bersangkutan atauapun
pengalaman.
4. Predictive Maintenance
Predictive maintenance merupakan perawatan yang
bersifat prediksi, dalam hal ini meruapkan evaluasi dari
perawatan berkala (Preventive maintenance). Pediksi ini
dapat dievaluasi dari indicator yang terpasang pada instalansi
suatu mesin.
5. Corrective Miantenance
Corrective maintenance merupakan pemeliharaan yang
telah direncanakan, yang didasar pada kelayakan waktu
operasi telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut.
3.2 Sistem Perawatan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Watudakon
Pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Watudakon terdapat
divisi teknik dan pemeliharaan, dimana divisi ini bergerak dalam bidang
perawatan setiap mesin yang terdapat disetiap unit kerja. Jenis
pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Preventive Maintenance
2. Routine Maintenance
3. Breakdown Mainteance
4. Predictive Mainteance
5. Corrective Mainteance
3.3 Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Kimia
Farma (Persero) Tbk. Plant Watudakon meliputi :
1. Komunikasi K3
Komunikasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menilai peforma keselamatan di setiap departemen di PT Kimia
Farma (Persero) Tbk. Plant Watudakon, dilakukan oleh setiap
departemen pada waktu yang bersamaan dalam apel pagi I CARE
pada hari Selasa . Kegiatan apel pagi I CARE ini biasanya
dilakukan pukul 07.30 WIB. Dalam kegiatan ini tidak hanya diisi
dengan pemberian informasi mengenai K3 saja tetapi semua
informasi yang terjadi di PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Watudakon
2. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus dicegah
agar tenaga kerja dapat melaksanaakan pekerjaannya dengan
aman dan selamat, maka diperlukan pengendalian bahaya dan
perlindungan terhadap tenaga kerja itu sendiri. Salah satu upaya
pengendalian bahaya tersebut adalah dengan mewajibkan tenaga
kerja menggunakan APD dengan baik dan benar bagi tenaga kerja
yang bekerja pada tempat berpotensi bahaya tinggi. Tenaga kerja
yang disiplin memakai APD dapat mencegah atau mengurangi
gangguan-gangguan bahaya kecelakaan kerja atau penyakit akibat
kerja.
Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja. Alat Pelindung Diri ini terdiri dari kelengkapan
wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan
risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja
sekaligus orang di sekelilingnya. Kewajiban ini tertuang dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Dan
pengusaha wajib untuk menyediakan Alat Pelindung Diri sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.
Berikut alat – alat keselamatan kerja yang disediakan
perusahaan:
1. Helm Keselamatan
Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi
untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau
kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau
meluncur di udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala
dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun suhu
yang ekstrim.

Gambar 3.1 Safety Helmet


https://ginasf.weebly.com/

2. Sepatu Safety
Sepatu safety berfungsi untuk melindungi kaki dari
benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam,
terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia
berbahaya ataupun permukaan licin.

Gambar 3.2 Safety Shoes


http://megakemayoran.com/
3. Masker
Masker berfungsi untuk melindungi organ
pernafasan dengan cara menyaring vemaran bahan kimia,
mikro-organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap,
ataupun gas.

Gambar 3.3 Masker


http://www.elevenia.co.id/
4. Penutup Telinga
Penutup telinga berfungsi untuk melindungi
telinga dari kebisingan ataupun tekanan.

Gambar 3.4 Penutup Telinga


http://alatsafety.net/
5. Kacamata Pengaman
Kaca mata pengaman berfungsi untuk melindungi
mata dari paparan partikel yang melayang di udara ataupun
di air, percikan benda kecil, benda panas, ataupun uap
panas. Selain itu kacamata pengaman juga berfungsi untuk
menghalangi pancaran cahaya yang langsung ke mata,
benturan serta pukulan benda keras dan tajam.

Gambar 3.5 Kacamata


https://www.tokopedia.com/
6. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi jari-jari
tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, arus
listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda
tajam ataupun infeksi dari zat patogen seperti virus dan
bakteri.
Gambar 3.6 Sarung Tangan
http://alatproyek.com/
7. Pelindung Wajah
Pelindung wajah berfungsi untuk melindungi
wajah dari paparan bahan kimia berbahaya, partikel yang
melayang di udara atau air, percikan benda kecil, panas
ataupun uap panas, benturan atau pukulan benda keras atau
tajam, serta pancaran cahaya.

Gambar 3.7 Pelindung Wajah


https://indonesian.alibaba.com/
8. Tali Pengaman
Tali pengaman berfungsi untuk membatasi gerak
pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi yang
diinginkan.
Gambar 3.8 Tali Pengaman
http://alatsafety.net/
3.4 Pompa
3.4.1 Pengertian Pompa
Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi sebagai
pengubah tenaga mekanis dari sumber tenaga penggerak (motor) menjadi
tenaga kinetis (kecepatan) untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat
ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan
tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
pengaliran.
Hambatan-hambatan pengaliran tersebut dapat berupa :
1. Hambatan Kecepatan
Hambatan ini terjadi karena aliran fluida didalam
tabung atau pipa mempunyai kecepatan tertentu, maka pompa
harus memberikan tekanan yang diinginkan.
2. Hambatan Gesekan
Hambatan ini terjadi pada gesekan sepanjang pipa-pipa
yang dilaluinya.

Gambar 3.9 Pompa


https://hakimhomint.wordpress.com
3.4.2 Klasifikasi Pompa
Pompa dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1. Pompa Perpindahan Positif (Positif Displacmnet Pump)
Pompa perpindahan positif bekerja dengan cara
memberikan gaya tertentu pada volume fluida tetap dari
sisi inlet menuju ke sisi outlet pompa. Kelebihan dari
pengguanaan pompa jenis ini adalah dapat
menghasilkan power density (gaya persatuan berat)
yang lebih berat dan memberikan perpindahan fluida
yang tetap atau stabil di setiap putarannya.
Pompa perpindahan positif memiliki tipe yang
lebih bervariasi dari pada pompa dinamik. Secara
general pompa perpindahan positif dibagi menjadi dua
yaitu jenis pompa rotary dan jenis reciprocating.
a. Pompa Rotary
Pompa rotary ini memindahkan fluida kerja
melalui mekanisme rotary dengan jalan
menimbulkan efek vakum sehingga dapat menghisap
fluida kerja dari sisi inlet, dan memindahkannya ke
sisi outlet. Terperangkapnya udara di dalam rotary,
secara natural pompa ini akan mengeluarkan udara
tersebut. Jenis pompa rotary antara lain pompa roda
gigi, pompa screw dan pompa kipas.
Gambar 3.10 Pompa Rotary
https://www.indiamart.com

b. Pompa Reciprocating

Pompa ini menggunakan piston maju mundur


sebagai komponen kerjanya, serta mengarahhkan
fluida kerja hanya satu arah dengan check valve.
Pompa reciprocating ini memiliki rongga kerja yang
meluas pada saat menghisap fluida dan akan
mendorong dengan mempesempit rongga kerja
tersebut. Check valve digunakan untuk mengatur
arah aliran fluida sehingga akan terjadi proses
pemompaan yang seimbang. Berikut ini adalah
gambar dari pompa reciprocating.
Gambar 3.11 Reciprocating Pump
http://sjitok.blogspot.com
2. Pompa Dinamik ((Dynamic Pump)
Pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam
yaitu pompa sentrifugal, pompa aksial dan pompa spesial
efek atau pompa pengaruh khusus. Pompa-pompa ini
beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi
dan mengkonversi kecepatan menjadi tekanan melalui
perubahan penampang aliran fluida. Jenis pompa ini
biasanya juga memiliki efisiensi yang lebih rendah dari
pada tipe pompa perpindahan positif, tetapi memiliki
biaya yang rendah untuk perawatannya. Pompa dinamik
juga bisa beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan debit
aliran yang juga tinggi. Berikut jenis-jenis pompa
dinamik.
a. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal tersusun atas impeller dan
saluran inlet di tengah – tengahnya. Dengan design
ini maka pada saat impeller berputar fluida
mengalir melalui casing di sekitar impeller.sebagai
akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi
untuk menurunkan kecepatan aliran fluida
sementara kecepatan putar impeller tetap tinggi.
Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan
oleh casing sehingga fluida dapat menuju titik
outlet nya.
Gambar 3.12 Pompa Sentrifugal
https://ezkhelenergy.blogspot.com

b. Pompa Aksial
Pompa aksial bisa juga disebut dengan pompa
propeler. Pompa ini menghasilkan sebagian besar
tekanan dari propeller dan gaya lifting dari sudu
terhadap fluida. Pompa ini banyak digunakan pada
sistem drainase dan irigasi. Pompa aksial vertikal
single stage lebih umum digunakan akan tetapi
kadang pompa aksial two stage lebih ekonomomis
penerapannya. Pompa aksial horisontal digunakan
untuk debit aliran fluida yang besar dengan tekanan
yang kecil dalam alirannya.
Gambar 3.13 Pompa Aksial
http://pompapertanian.blogspot.com

c. Spesial Effect Pump


Pompa ini sering digunakan untuk
kebutuhan industri. Pompa yang termasuk
dalam spesial effect pump yaitu jet (eductor),
gas Lift, hydraulic ram dan elektromagnetic.
Pompa jet digunakan untuk mengkonversi
energi tekanan dari fluida bergerak menjadi
energi gerak sehingga menciptakan area
bertekanan rendah, dan dapat menghisap di sisi
suction. Gas lift pump adalah sebuah cara untuk
mengangkat fluida di dalam sebuah kolom
dengan jalan menginjeksikan suatu gas tertentu
yang menyebabkan turunnya berat hidrostatik
dari fluida tersebut sehingga reservoir dapat
mengangkatnya ke permukaan. Pompa
elektromagnetic adalah pompa yang
menggerakan fluida logam dengan jalan
menggunakan gaya electromagnetic.

Gambar 3.14 Spesial Effect Pump


http://www.hainapump.com/
3.4.3 Karakteristik Pompa
Karakteristik dari pompa sentrifugal merupakan hubungan
antara tekanan yang dibangkitkan (head) dan kecepatan aliran
volum (kapasitas). Karakteristik dapat juga menyertakan kurva
efisiensi dan harga brake horse power- nya. Karakteristik pompa
sentrifugal dapat digambarkan dalam kurva karakteristik yang
melukiskan jalannya lintasan dan besaran-besaran tertentu
terhadap besaran kapasitas, besaran-besaran itu adalah : head
pompa, daya pompa dan efisiensi pompa.
Karakteristik pompa berbeda-beda berdasarkan pada jenis
pompa, putaran spesifik dan pabrik pembuatnya. Contoh
karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan dalam gambar
3.15. Kurva-kurva karakteristik, yang menyatakan besarnya head
total pompa, daya poros, dan efesiensi pompa, terhadap kapasitas.
Kurva performansi tersebut, pada umumnya digambarkan pada
putaran yang tetap. Kurva efesiensi terhadap kapasitas dari
pompa sentrifugal umumnya berbentuk lengkung seperti kurva
berikut ini:

Gambar 3.15 Kurva Head, Efisiensi dan Daya


3.4.4 Penghitungan Pompa
1. Head Total Pompa
Head pompa adalah energi per satuan berat yang
harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah zat cair
yang direncanakan sesuai kondisi instalasi pompa atau
tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang
umumnya dinyatakan dalam satuan panjang. Head dapat
bervariasi pada penampang yang berbeda, tetapi pada
kenyataannya selalu ada rugi energi. Head total pompa
yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air
seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi
instalasi yang akan dilayani oleh pompa.

Hsis = ha + Δhp + hl + .............................. (1)

Dimana Hsis : Head sistem pompa (m)

ha : Head statis total (m)

∆hp : Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua

permukaan (m), ∆hp = hp2 – hp1

hl : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan,

sambungan, dll (m) h1 = hld + hls

vd2/2g : Head kecepatan keluar (m)

g : Percepatan gravitasi (9,81 m/s2)

Head total pompa salah satunya dipengaruhi oleh


berbagai kerugian pada sistem perpipaan yaitu gesekan
dalam pipa, katup, belokan, sambungan, reduser dll.
Untuk menentukan head total yang harus disediakan
pompa, perlu menghitung terlebih dahulu kerugaian-
kerugaian pada instalasi. Dimana kerugian-kerugian
tersebut akan dijumlahkan untuk mengetahui kerugian
head yang terjadi dalam instalasi.
2. Kecepatan Spesifik
Kecepatan spesifik merupakan indeks jenis
pompa yang memakai kapasitas, putaran pompa dan
tinggi tekan yang diperoleh pada titik efesiensi
maksimum pompa, kecepatan spesifik digunakan untuk
menentukan bentuk umum impeler. Kecepatan spesifik
dapat didefinisikan seperti persamaan berikut:
......................... (2)

nS = Putaran spesifik

Q = Kapasitas spesifik (m/s)

H = Head pompa (m)

n = Putaran pompa (rpm)

Persamaan diatas digunakan untuk pompa-


pompa yang sebangun bentuk impelernya, meskipun
ukuran dan putarannya berbeda. Dengan kata lain harga
nS dapat dipakai sebagai parameter untuk menyatakan
jenis pompa. Dalam menghitung nS untuk pompa
sentrifugal jenis isapan ganda (double suction) nilai Q
dari persamaan adalah Q/2. Karena kapasitas aliran
melalui sebelah impeler adalah setengah dari kapasitas
aliran keseluruhan.
3. Daya Pompa
a. Daya hidrolis
Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan untuk
mengalirkan zat cair. Daya hidrolis dapat dihitung
dengan persamaan berikut:

b. Daya poros
Daya poros adalah sama dengan daya hidrolis
ditambah kerugian daya di pompa. Daya poros dapat
dihitung dengan persamaan berikut:

Dimana : ηp : Efisiensi Pompa


Ps: daya poros (kW)
Ph: daya hidrolis (Kw)
c. Daya motor
Pi = V. I . Cos θ
Dimana: Pi : Daya Motor (kW)

V : Tegangan Listrik (volt)


I : Arus Listrik (Amper)

Cos θ : Faktor Daya


4. Efisisensi Pompa
Efisiensi pompa merupakan perbandingan antara
output dan input atau antara daya hidrolis pompa dengan
daya poros pompa. Harga efisiensi yang tertinggi sama
dengan satu harga efisiensi pompa yang didapat dari
pabrik pembuatnya. Rumus efisiensi dapat dilihat seperti
berikut ini.

x 100%

Dimana : ηp : Efisiensi Pompa (%)


Ps : daya poros (kW)
Ph : daya hidrolis (Kw)
3.4.5 Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang
sedang mengalir, karena tekanannya turun sampai dibawah
tekanan uap jenuhnya. Ketika zat cair terhisap pada sisi isap
pompa, tekanan pada permukaan zat cair akan turun, bila
tekanannya turun sampai pada tekanan uap jenuhnya, maka
cairan akan menguap dan membentuk gelembung uap. Selama
bergerak sepanjang impeller, kenaikan tekanan akan
menyebabkan gelembung uap pecah dan menumbuk
permukaan pompa. Jika permukaan saluran/pipa terkena
tumbukan gelembung uap tersebut secara terus menerus dalam
jangka lama akan mengakibatkan terbentuknya lubang-lubang
pada dinding saluran atau sering disebut erosi kavitasi.
Pengaruh lain dari kavitasi adalah timbulnya suara berisik,
getaran dan turunnya performansi pompa. Fenomena tersebut
dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.16 Kavitasi


https://mnhidayat27.blogspot.com

3.4.5.1 Net Positive Suction Head (NPSH)


Seperti uraian di atas kavitasi disebabkan oleh tekanan
aliran zat cair turun di bawah tekanan upayanya. Untuk
menghindari terjadinya kavitasi harus diusahakan agar tidak
ada satu bagianpun dari aliran didalam sistem pompa yang
mempunyai tekanan lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan
pada temperatur yang bersangkutan. Begitu sebaliknya, untuk
menciptakan kavitasi. Dalam hal ini perlu diperhatikan 2
macam tekanan yang memegang peranan penting yaitu:
1. Tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan
dimana pompa dipasang.
2. Tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran didalam
pompa.
Dibawah ini akan diuraikan dua macam NPSH, yaitu :

1. NPSH yang tersedia


NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh
zat cair pada sisi isap pompa, dikurangi dengan tekanan
uap jenuh zat cair ditempat tersebut. Dalam hal ini pompa
yang menghisap dari tempat terbuka dengan tekanan
atmosfer pada permukaan zat cair,
2. NPSH yang diperlukan
NPSH yang diperlukan adalah NPSH minimum yang
dibutuhkan untuk membiarkan pompa bekerja tanpa
kavitasi.
3.4.5.2 Cara Menghindari Kavitasi
Kavitasi pada dasarnya dapat dicegah dengan
membuat NPSH yang tersedia lebih besar dari pada
NPSH yang diperlukan. Dalam perencanaan instalasi
pompa, hal – hal berikut harus diperhitungkan untuk
menghindari kavitasi.
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan
zat cair yang dihisap harus dibuat serendah
mungkin agar head isap statis menjadi rendah
pula.
2. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika
terpaksa dipakai pipa isap yang panjang,
sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu
nomor lebih besar untuk mengurangi kerugian
gesek.
3. Hindari penggunaan katup yang tak perlu dan
menekuk pipa pengisapan.
4. Hindari masuknya udara pada sisi isap pompa.
3.5 Pompa Sentrifugal
3.5.1 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal merupakan pompa yang
menggunakan impeller sebagai penggerak utama. Impeller yang
di pasang pada salah satu ujung poros dan pada ujung yang lain
dipasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak.
Bentuk impeller yang dipasang menyebabkan aliran fluida yang
keluar dari pompa akan membentuk aliran yang tegak lerus
terhadap poros pompa. Pada pompa sentrifugal terdapat
mechanical seal yang digunakan untuk mencegah kebocoran
fluida keluar atau udara masuk ke dalam pompa.
Prinsip kerja pompa ini adalah fluida memasuki nosel
pada sisi masuk menuju titik tengah impeller yang berputar.
Ketika berputar, impeller akan memutar cairan yang ada dan
mendorongnya keluar antara dua siripnya, serta menciptakan
percepatan sentrifugal. Ketika cairan meninggalkan titik tengah
impeller, menciptakan daerah bertekanan rendah sehingga cairan
dibelakangnya mengalir ke arah sisi masuk. Karena sirip
impeller berbentuk kurva, cairan akan terdorong kearah
tangensial dan radial oleh gaya sentrifugal terlihat.
Gaya ini terjadi di dalam pompa seperti halnya yang
dialami air dalam ember yang diputar diujung seutas tali. Intinya
adalah bahwa energi yang diciptakan oleh gaya sentrifugal
adalah energi kinetik. Jumlah energi yang diberikan ke cairan
sebanding dengan kecepatan pada piringan luar impeller.
Semakin cepat impeller berputar maka semakin besar energi
diberikan kepada cairan Energi kinetik cairan yang keluar dari
impeller tertahan dengan penciptaan terhadap aliran. Tahanan
pertama diciptakan oleh rumah pompa (volute) yang menangkap
cairan dan memperlambatnya. Pada nosel keluar, cairan makin
diperlambat dan kecepatannya diubah menjadi tekanan sesuai
dengan prinsip Bernoulli.

Gambar 3.17 Prinsi Kerja Pompa Sentrifugal


http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com
3.5.2 Bagian – Bagian Pompa Sentrifugal
Secara umum bagian – bagian utama dari pompa sentrifugal adalah
sebagai berikut:
1. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada
daerah dimana poros pompa menebus casing.
2. Packing
Digunakan untuh mencegah dan mengurangi kebocoran
cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat
dari asbes dan teflon.
3. Poros
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari
penggerak selama beroprasi dan tempat kedudukan
impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
4. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari
erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa
multi stage dapat sebagai leakage joint, internal
bearing, dan interstage atau distance sleever.
5. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada
impeller
6. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang
berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar,
tempat kedudukan diffusor (guide vane),inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).
7. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis
dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang
dipompakan secara berkelanjutan, sehingga cairan
pada sisi isap secara terus menerus akan masuk
mengisi kekosonga akibat perpindahan dari cairan
yang masuk sebelumnya.
8. Casing Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran
cairan yang melewati bagian depan impeler maupun
bagian belakang impeler, dengan cara memperkecil celah
antara casing dan impeller
9. Discharge Nozzle
Sisi keluar pada arah discharge
Gambar 3.18 Bagian – Bagian Pompa Sentrifugal
https://showfoucentrapump.blogspot.com/
3.5.3 Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Adapun macam – macam pompa sentrifugal adalah sebagai berikut:
A. Klasifikasi Menurut Jenis Impeller
1. Impeller tertutup
Sudu-sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu
kesatuan, digunakan untuk memompa zat cair yang bersih atau
sedikit mengandung kotoran.
2. Impeller setengah terbuka
Impeller jenis ini terbuka di sebelah sisi masuk (depan) dan
tertutup di sebelah belakang. digunakan untuk memompa zat
cair yang mengandung sedikit kotoran, misalnya air yang
bercampur pasir.
3. Impeller terbuka
Impeller jenis ini tidak ada dindingnya di depan ataupun di
belakang, bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan
untuk memperkuat sudu-sudu. Jenis ini banyak digunakan
untuk memompa zat cair yang banyak mengandung kotoran
yang volumenya lebih besar dari butiran pasir.

Gambar 3.19 Impeller


http://uripgumulya.com/berbagai-jenis-impeller-dalam-
pompa-sentrifugal/

B. Klasifikasi Menurut Bentuk Rumah Pompa


1. Pompa volut
Pada sebuah pompa sentrifugal, zat cair pada impeller secara
langsung dibawa ke rumah volut, pompa volut diperlihatkan
seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.20 Pompa Volut


2. Pompa diffuser
Pompa sentrifugal ini dilengkapi dengan sudu diffuser di
keliling luar impeller, konstruksi dan bagian-bagian dari
pompa ini sama dengan pompa volut. Fungsi dari diffuser
adalah untuk meningkatkan efisiensi pompa dan konstruksinya
lebih kuat, maka konstruksi ini sering dpakai pada pompa
besar dengan head tinggi. pompa ini juga sering dipakai
sebagai pompa bertingkat banyak karena aliran dari tingkat
satu ke tingkat berikutnya dapat dilakukan tanpa menggunakan
rumah volut. Pompa diffuser ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.

Gambar 3.21 Pompa Diffuser


C. Klasifikasi Menurut Letak Poros
1. Pompa Jenis Poros Tegak (Vertical)
Pompa aliran campur dan pompa aliran aksial sering dibuat
dengan poros tegak (vertical). Poros ini dipegang di beberapa
tempat sepanjang pipa kolom oleh bantalan yang terbuat dari
karet. pompa ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
2. Pompa Jenis Poros Mendatar (Horizontal)
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi mendatar, pompa
jenis ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.22 Pompa Poros Vertical Horizontal

Anda mungkin juga menyukai