Dalam perencanaan siteplan ini terdapat beberapa pertimbangan yaitu sebagai berikut:
Menempatkan semua fasilitas proyek di luar dari bagian denah bangunan yang
akan dikerjakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu pelaksanaan proyek.
Kecuali jika lahan terlalu sempit dan atau telah tersedia lahan area gedung
(biasanya struktur basement) untuk dapat ditempati.
Menempatkan material bangunan, seperti: besi beton, kayu, panel beton dan
lainnya, harus dipisahkan sesuai dengan jenis dan ukurannya, sehingga
memudahkan penyimpanan dan pengambilannya.
Menempatkan material-material yang harus terlindung dari cuaca, seperti:
semen maupun material finishing lainnya dalam gudang tertutup.
Menempatkan alat-alat berat seperti tower crane pada posisi strategis, agar
dapat menjangkau seluruh area kerja yang diperlukan dengan tetap
memperhatikan aspek kemudahan erection dan dismantling. Di samping itu
perlu juga untuk memperhatikan area lingkungan sekitar yang terlewati oleh jib
TC.
Merencanakan jalur jalan kerja dan arus lalu lintasnya secara benar agar tidak
menimbulkan stagnasi lalu lintas, baik lalu lintas material maupun manuver
alat-alat berat.
Menempatkan los kerja tidak jauh dari penumpukan material.
Menempatkan pos jaga yang tepat sehingga memudahkan mengawasi seluruh
kegiatan proyek.
Merencanakan pagar proyek yang rapi dan memperhitungkan estetika, namun
tetap efisien.
Menempatkan barak pekerja dan base camp staf proyek yang tidak jauh dari
lokasi proyek.
1.1.Ukuran-ukuran bangunan pada site plant proyek
Nama Bangunan Ukuran
Kantor Proyek / direksi keet
Gudang material dan peralatan
Kantor owner / keet owner
Pabrikasi kayu
Pabrikasi baja
Washing bay
Area parkir
Pos jaga
Toilet pekerja
Mess Pekerja
Penempatan Tower Crane
Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat, serta
tidak mengganggu lalu lintas
5. Pemasangan Pagar
Kosnstruksi Pagar peroyek di buat dengan menggunakan dinding seng dan
diperkuat dengan menggunakan tiang –taing besi atau kayu dan di ikat dengan
paku/baut pengikat pada jarak tertentu, sehingga kosnstruksinya kuat dan sesuai dengan
fungsi yakni untuk menjamin keamanan pekerja dalam lingkunngan proyek.
Pekerjaan Tanah
1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian tanah dalam proyek ini menggunakan alat bantu berupa excavator.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau
berada di sekitar area galian (jalur kabel/pipa/telepon, dll).
b) Lakukan pemindahan terhadap prasarana yang berkaitan dengan
penggunaan umum (kabel/pipa/telepon, dll).
c) Galian dilakukan dengan 8 buah excavator yang masing-masing telah
memiliki tempat atau plotting
d) Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain
perlu disiapkan turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan
mencegah terjadinya kelongsoran seperti sheet pile, continuous pile, H pile
dan lain-lain
2. Pekerjaan Urugan
2.1. Persiapan :
a) Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk
pengecekan level akhir urugan.
b) Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah. Siapkan jalur kendaraan dump
truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing material urugan).
1. Pekerjaan Dewatering
Pekerjaan Dewatering (pekerjaan pengeringan) adalah pekerjaan sipil yang
bertujuan untuk dapat mengendalikan air (air tanah/permukaan) agar tidak
mengganggu/menghambat proses pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi,
terutama untuk pelaksanaan bagian struktur yang berada dalam tanah dan di
bawah muka air tanah. Metode pekerjaan dwatering dalam proyek ini adalah
sebagai berikut:
a) Penyediaan alat dewatering
1) Pembuatan sumur di dalam area galian sebanyak 5 buah
2) Pompa-pomba submerible sebanyak 5 unit termasuk
kelengkapannya dengan diameter sumur 8 inchi
3) Sistem switch otomatik untuk pemompaan
4) Pipa selang plastik untuk pembuangan air kesaluran terdekat
b) Penentuan lokasi-lokasi dewatering
c) Pemasangan system dewatering
d) Pengoprasian sistem dewatering selama masa konstruksi hingga
tekanan angkat seimbang dengan beban konstruksi
e) Penutupan bekas lokasi lubang sumur
Penutupan dilakukan dengan flens dan cleanst dengan cara sebagai
berikut;
1) Pabrikasi flange
2) Flange yang sudah jadi dipasang mengurung pipa pvc
3) Penutupan sumur dapat dilakukan
4) Antara flange dan penutup flange dipasang karet / rubber
5) Pasang baut dan kencangkan hingga taka da kebocoran
6) Pengecoran slab
7) Penutupan sumur selesai.
2. Pemasangan Tiang Pancang
a) Tiang pancang dipilih dengan spesifikasi berikut:
1) TP 40x40
2) Strand 5 buah ½ inch
3) Axial Load 320 ton
4) Bending moment 87 kNm
b) Gali tanah pile cap dan tie beam
Gali tanah pile cap dan tie beam. Disertai perataan elevasi
dasar galian pelat lantai. Galian pada pile cap dan tie beam dibuat
dengan memperhitungkan space bekisting dan dengan kemiringan
yang cukup sedemikian lereng galian tidak longsor.
Buat lantai kerja untuk plat tebal 5 cm pada pile cap, tie
beam dan pelat lantai. Lantai kerja dibuat untuk mempermudah
pelaksanaan pekerjaan pile cap di lapangan. Batako/ batu bata
dipasang di sekitar pile cap dan tie beam.