Anda di halaman 1dari 12

Pekerjaan Persiapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu pekerjaan konstruksi, pekerjaan


yang pertama harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan ini, baik
untuk proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat, proyek pembangunan airport,
jembatan, jalan, pelabuhan, dermaga maupun proyek lainnya, secara umum tidak
banyak berbeda. Besar kecilnya, mudah atau sulitnya tergantung pada masing-masing
proyek yang akan dikerjakan.
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu
proyek konstruksi dan pada saat tender. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup
segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
Adapun pekerjaan persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proyek
konstruksi, antara lain:
 Perencanaan site plan
 Pengadaan material untuk pekerjaan persiapan
 Persiapan Listrik dan Air proyek
 Mobilisasi peralatan
 Pelaksanaan di lapangan
1. Perencanaan Siteplan
Siteplan dalam pekerjaan ini mencakup fasilitas-fasilitas sebagai berikut
a) Kantor Proyek / direksi keet
b) Gudang material dan peralatan
c) Kantor owner / keet owner
d) Pabrikasi kayu
e) Pabrikasi baja
f) Washing bay
g) Area parkir
h) Pos jaga
i) Toilet pekerja
j) Mess Pekerja
k) Penempatan Tower Crane

Dalam perencanaan siteplan ini terdapat beberapa pertimbangan yaitu sebagai berikut:
 Menempatkan semua fasilitas proyek di luar dari bagian denah bangunan yang
akan dikerjakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu pelaksanaan proyek.
Kecuali jika lahan terlalu sempit dan atau telah tersedia lahan area gedung
(biasanya struktur basement) untuk dapat ditempati.
 Menempatkan material bangunan, seperti: besi beton, kayu, panel beton dan
lainnya, harus dipisahkan sesuai dengan jenis dan ukurannya, sehingga
memudahkan penyimpanan dan pengambilannya.
 Menempatkan material-material yang harus terlindung dari cuaca, seperti:
semen maupun material finishing lainnya dalam gudang tertutup.
 Menempatkan alat-alat berat seperti tower crane pada posisi strategis, agar
dapat menjangkau seluruh area kerja yang diperlukan dengan tetap
memperhatikan aspek kemudahan erection dan dismantling. Di samping itu
perlu juga untuk memperhatikan area lingkungan sekitar yang terlewati oleh jib
TC.
 Merencanakan jalur jalan kerja dan arus lalu lintasnya secara benar agar tidak
menimbulkan stagnasi lalu lintas, baik lalu lintas material maupun manuver
alat-alat berat.
 Menempatkan los kerja tidak jauh dari penumpukan material.
 Menempatkan pos jaga yang tepat sehingga memudahkan mengawasi seluruh
kegiatan proyek.
 Merencanakan pagar proyek yang rapi dan memperhitungkan estetika, namun
tetap efisien.
 Menempatkan barak pekerja dan base camp staf proyek yang tidak jauh dari
lokasi proyek.
1.1.Ukuran-ukuran bangunan pada site plant proyek
Nama Bangunan Ukuran
Kantor Proyek / direksi keet
Gudang material dan peralatan
Kantor owner / keet owner
Pabrikasi kayu
Pabrikasi baja
Washing bay
Area parkir
Pos jaga
Toilet pekerja
Mess Pekerja
Penempatan Tower Crane

2. Pengadaan Material Untuk Pekerjaan Persiapan


Metode pelaksanaan untuk pengadaan material tidak ada yang khusus. Untuk
pekerjaan persiapan, tidak begitu banyak memerlukan material. Material yang
dibutuhkan terutama hanya untuk kebutuhan pembuatan perakitan kantor proyek,
kantor konsultan dan pengawas, gudang, Barak pekerja, Base camp staf, Pagar proyek,
dan bangunan-bangunan yang bersifat sementara lainnya.
3. Persiapan Listrik dan Air proyek
Sumber daya listrik biasanya diperoleh dari PLN maupun penyediaan genset
sendiri, tergantung penggunaannya. Daya listrik yang diperlukan oleh proyek, meliputi:
• Penerangan
• Air Conditioner (AC) di kantor
• Peralatan kerja
• Peralatan kantor
Jumlah daya listrik yang diperlukan, harus memenuhi berbagai keperluan
tersebut. Sedangkan besar kecilnya daya listrik yang diperlukan tergantung pada besar
kecilnya fasilitas kerja yang dibutuhkan untuk bangunan kantor maupun sarana
pendukung lainnya.
Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau
PAM (Perusahaan Air Minum). Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
sebagai berikut:
• Toilet di kantor proyek
• Base camp staf
• Barak pekerja
• Pencucian kendaraan proyek
• Perawatan beton, termasuk untuk benda uji beton.
• Batching plan untuk pembuatan mortar
• Test peralatan makanikal
• Perawatan plesteran dinding
• Keperluan lokasi-lokasi kerja lainnya.
Air dari sumber air disimpan pada tangki-tangki penampungan air sesuai
dengan kapasitasnya. Volume air yang diperlukan dihitung berdasarkan kebutuhan
volume air setiap harinya.
4. Mobilisasi peralatan
Peralatan yang dimobilisasi pada tahap awal, adalah peralatan yang diperlukan
untuk membangun fasilitas-fasilitas proyek, seperti: kantor proyek, gudang, stock yard
(gudang terbuka), dan bangunan-bangunan sementara lainnya. Pada tahap ini, peralatan
yang dibutuhkan masih terbatas pada peralatan-peralatan ringan, seperti alat-alat untuk
pengukuran.
Mobilisasi alat-alat berat, seperti alat-alat pancang maupun alat-alat bor untuk
pekerjaan pondasi, mulai dilakukan setelah tahapan pekerjaan persiapan selesai dan
pengukuran titik-titik pondasi telah ditetapkan.
Untuk perlatan-peralatan berat seperti tower crane dapat di mobilisasi setelah
pekerjaan pembersihan selesai dilakukan, penempatan tower crane biasanya dilakukan
setelah penetapan titik titik pondasi yang akan di gunakan.
Pekerjaan Pembersihan

Setelah pekerjaan persiapan selesai dilakukan pekerjaan selanjutnya, yaitu pekerjaan


pembersihan. Pekerjaan pembersihan dilakukan untuk membuka lahan dan pemasngan batas
batas area pekerjaan, adapun item-item pekerjaan yang dilakukan dalam proyek ini adalah
sebagai berikut:

1. Pembongkaran dan peruntuhan bangunan di lokasi proyek


Ukuran bangunan menentukan apa jenis pembongkaran yang paling cocok
untuk proyek tersebut. Jenis, jumlah, dan jarak ke struktur di sekitarnya juga
menentukan apa jenis teknik pembongkaran dapat digunakan untuk menghancurkan
struktur. Berdasarkan peraturan tahapan pembongkaran terdiri dari:
A. Tahap penetapan
 Identifikasi bangunan gedung yang akan ditetapkan untuk dibongkar
berdasarkan hasil pemeriksaan yang meliputi bangunan yang tidak layak fungsi
dan tidak dapat diperbaiki lagi, pemanfaatannya menimbulkan bahaya bagi
pengguna, masyarakat dan lingkungan, tidak memiliki izin mendirikan gedung
 Rencana pekerjaan pengangkutan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum
peker-jaan pembongkaran dimulai.
 Semua instalasi, listrik, gas, air, dan uap harus dimatikan, kecuali apabila
diperlukan sepanjang tidak membahayakan.
 Semua bagian-bagian kaca, bagian-bagian yang lepas, bagian-bagian yang
mencuat harus disingkirkan sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai.
 Pekerjaan pembongkaran harus dilakukan tingkat demi tingkat dimulai dari atap
dan seterusnya ke bawah.
 Tindakan-tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan bahaya
rubuhnya bangunan.
B. Tahap Pelaksanaaan
 Pembongkaran bangunan gedung dapat dilakukan oleh pemilik dan/atau
pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa
pembongkaran bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan
peraturan perundangundangan.
 Khusus untuk pembongkaran bangunan gedung yang menggunakan peralatan
berat dan/atau bahan peledak harus dilaksanakan oleh penyedia
jasapembongkaran bangunan gedung.
 Dalam hal pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang
pembongkarannya ditetapkan dengan surat sebagaimana dimaksud dalam tidak
melaksanakan pembongkaran dalam batas waktu yang ditetapkan, surat
persetujuan pembongkaran dicabut kembali.
 Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat menimbulkan
dampak luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan
berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang disusun oleh penyedia
jasaperencanaan teknis yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
 Rencana teknis pembongkaran harus disetujui oleh pemerintah daerah, kecuali
bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, setelah
mendapatpertimbangan dari tim ahli bangunan gedung.
 Dalam hal pelaksanaan pembongkaran berdampak luas terhadap keselamatan
umum dan lingkungan, pemilik dan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
melakukan sosialisasi dan pemberitahuan tertulis kepada masyarakat di sekitar
bangunan gedung, sebelum pelaksanaan pembongkaran.
 Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung mengikuti prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
 Dalam hal tenaga kerja atau orang lain mungkin tertimpa bahaya yang
disebabkan oleh kejatuhan bahan atau benda dari tempat kerja yang lebih tinggi,
harus dilengkapi dengan penadah yang kuat atau daerah berbahaya tersebut
 harus dipagar.
 Dinding-dinding tidak boleh dirubuhkan kecuali lantai dapat menahan tekanan
yang diakibatkan oleh runtuhnya dinding tersebut.
 Tenaga kerja harus dilindungi terhadap debu dan pecahan-pecahan yang
berhamburan.
 Apabila tenaga kerja sedang membongkar lantai harus tersedia papan yang kuat
yang ditumpu tersendiri bebas dari lantai yang sedang dibongkar.
2. Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Pembersihan ini dilakukan secara menyeluruh, dilakukan dengan memulai
membersihkan sisa-sisa dari pembongkaran bangunan dan pembersihan semak-semak
belukar yang nantinya dapat menganggu jalannya proyek
3. Pemasangan Bowplank
Pekerjaan ini dilakukan untuk menentukan dimana lokasi pembangunan yang
akan dilaksanakan nantinya dan jugadalam pekerjaan ini akan ditentukan ketinggian
lantai yang akan dilaksanakan.Pemasangan Bouwplank/Pengukuran ini dilakukan
bersama-sama dengan Pemilik Proyek, Pelaksana Proyek, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Instansi Lain yang terkait.
4. Pemasangan Papan Nama Proyek
Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Papan Nama Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm,
ditopang kayu kaso (5/7) kelas 2 (borneo)dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah
dan dicat dasar warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi
mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :
• Nama Kegiatan
• Pekerjaan yang harus dilaksanakan
• Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
• Sumber dana
• Jangka waktu
• Nama penyedia jasa

Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat, serta
tidak mengganggu lalu lintas
5. Pemasangan Pagar
Kosnstruksi Pagar peroyek di buat dengan menggunakan dinding seng dan
diperkuat dengan menggunakan tiang –taing besi atau kayu dan di ikat dengan
paku/baut pengikat pada jarak tertentu, sehingga kosnstruksinya kuat dan sesuai dengan
fungsi yakni untuk menjamin keamanan pekerja dalam lingkunngan proyek.
Pekerjaan Tanah
1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian tanah dalam proyek ini menggunakan alat bantu berupa excavator.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau
berada di sekitar area galian (jalur kabel/pipa/telepon, dll).
b) Lakukan pemindahan terhadap prasarana yang berkaitan dengan
penggunaan umum (kabel/pipa/telepon, dll).
c) Galian dilakukan dengan 8 buah excavator yang masing-masing telah
memiliki tempat atau plotting
d) Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain
perlu disiapkan turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan
mencegah terjadinya kelongsoran seperti sheet pile, continuous pile, H pile
dan lain-lain
2. Pekerjaan Urugan
2.1. Persiapan :
a) Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk
pengecekan level akhir urugan.
b) Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah. Siapkan jalur kendaraan dump
truck sesuai urutan pengurugan (apabila outsoucing material urugan).

2.2. Pengurungan dan pemadatan :


a) Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
b) Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah,
dll.
c) Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
d) Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya
terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
e) Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa
tempat sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
f) Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40
cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
g) Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper,
baby roller atau alat pemadatan).
h) Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila
diperlukan).
i) Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
Pekerjaan Pondasi

1. Pekerjaan Dewatering
Pekerjaan Dewatering (pekerjaan pengeringan) adalah pekerjaan sipil yang
bertujuan untuk dapat mengendalikan air (air tanah/permukaan) agar tidak
mengganggu/menghambat proses pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi,
terutama untuk pelaksanaan bagian struktur yang berada dalam tanah dan di
bawah muka air tanah. Metode pekerjaan dwatering dalam proyek ini adalah
sebagai berikut:
a) Penyediaan alat dewatering
1) Pembuatan sumur di dalam area galian sebanyak 5 buah
2) Pompa-pomba submerible sebanyak 5 unit termasuk
kelengkapannya dengan diameter sumur 8 inchi
3) Sistem switch otomatik untuk pemompaan
4) Pipa selang plastik untuk pembuangan air kesaluran terdekat
b) Penentuan lokasi-lokasi dewatering
c) Pemasangan system dewatering
d) Pengoprasian sistem dewatering selama masa konstruksi hingga
tekanan angkat seimbang dengan beban konstruksi
e) Penutupan bekas lokasi lubang sumur
Penutupan dilakukan dengan flens dan cleanst dengan cara sebagai
berikut;
1) Pabrikasi flange
2) Flange yang sudah jadi dipasang mengurung pipa pvc
3) Penutupan sumur dapat dilakukan
4) Antara flange dan penutup flange dipasang karet / rubber
5) Pasang baut dan kencangkan hingga taka da kebocoran
6) Pengecoran slab
7) Penutupan sumur selesai.
2. Pemasangan Tiang Pancang
a) Tiang pancang dipilih dengan spesifikasi berikut:
1) TP 40x40
2) Strand 5 buah ½ inch
3) Axial Load 320 ton
4) Bending moment 87 kNm
b) Gali tanah pile cap dan tie beam

Gali tanah pile cap dan tie beam. Disertai perataan elevasi
dasar galian pelat lantai. Galian pada pile cap dan tie beam dibuat
dengan memperhitungkan space bekisting dan dengan kemiringan
yang cukup sedemikian lereng galian tidak longsor.

c) Potong dan bengkokkan kepala pile cap


Pemotongan kepala tiang pondasi. Pemotongan ini dengan
memperhitungkan batas atas kepala tiang yang harus sesuai dengan
shop drawing.
Pembengkokan tulangan pondasi sesuai dengan gambar
shopdrawing yang telah disetujui bersama. Apabila jarak penyaluran
tulangan mencukupi dengan tinggi dari pile cap dan pelat lantai,
maka tulangan pada dasarnya tidak perlu dibengkokkan tegak lurus,
tapi cukup dimiringkan maks 45 derajat.
d) Pembuatan urugan pasir padat, lantai kerja dan batako
Urug pasir padat tebal 10 cm pada pile cap, tie beam dan pelat
lantai. Urugan pasir dibuat sebagai landasan untuk lantai kerja agar
permukaannya rata.

Buat lantai kerja untuk plat tebal 5 cm pada pile cap, tie
beam dan pelat lantai. Lantai kerja dibuat untuk mempermudah
pelaksanaan pekerjaan pile cap di lapangan. Batako/ batu bata
dipasang di sekitar pile cap dan tie beam.

e) Pembesian Pile cap dan tie beam


Instal pembesian pile cap, tie beam dan besi kolom. Pemasangan
dilakukan sesuai dengan gambar rencana.
f) Pengecoran pile cap
Pengecoran pile cap, tie beam dapat dilakukan dengan
menggunakan concrete pump. Pengecoran pile cap, tie beam dapat
dilakukan dengan menggunakan concrete pump.

Anda mungkin juga menyukai