DINAMIKA STRUKTUR i
KATA PENGANTAR
Buku ajar ini disusun dalam enam bab. Bab I memperkenalkan konsep-
konsep dasar mengenai dinamika struktur, respon struktur terhadap beban
dinamik, analisa dinamis pada struktur, serta derajat kebebasan. Bab II membahas
sistem berderajat kebebasan tunggal (SDOF) yang meliputi pemodelan parameter,
pemodelan matematis, free body diagram,
diagram, dan persamaan gerak dari suatu
struktur. Getaran bebas sistem SDOF untuk kondisi tak teredam dan teredam
dibahas pada bab III. Selain itu juga dijelaskan mengenai eksperimen penentuan
frekuensi alami dasar dan faktor damping, serta getaran bebas dengan coulomb
damping dari sebuah sistem SDOF. Sistem SDOF terhadap gerak harmonis untuk
sistem tak teredam dan sistem dengan redaman viskous dijelaskan pada bab IV.
Bab V membahas respon sistem SDOF terhadap bentuk spasial dari eksitasi,
meliputi respon sistem redaman viskous untuk step input ideal, respon sistem tak
teredam pada rectangular pulse dan pembebanan ram, serta impuls dengan durasi
pendek, unit respon impuls. Bab VI dibahas tentang respon sistem SDOF pada
eksitasi dinamis dengan metode integral duhamel. Akhirnya, pada bab VIII dan IX
membahas mengenai sistem berderajat kebebasan banyak (MDOF).
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ajar ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh
Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat kepada siapapun yang
ingin mengkaji dinamika struktur.
Hormat kami,
Penyusun
DINAMIKA STRUKTUR ii
DAFTAR ISI
3.2 Getaran Bebas Pada Sistem SDOF Tak Teredam (Undamped) .......................... 22
3.4 Eksperimen Penentuan dari Frekuensi Alami Dasar dan Faktor Damping dari
sebuah sistem SDOF ..........................................................................................
.......................................................................................... 26
3.5 Getaran Bebas dari sebuah sistem SDOF dengan Coloumb Damping............... 32
4.2 Respon Sistem SDOF Redaman Viskous Terhadap Gerakan Harmonis ............. 39
BAB V Respon Sistem SDOF Terhadap Bentuk Spesial Dari Eksitasi ............... 44
5.1 Respon Dari Sebuah Viscous-Damped System SDOF Untuk Sebuah Step Input
yang Ideal.....................................................
Ideal...........................................................................................................
...................................................... 44
5.2 Persamaan Respon dari sebuah Sistem Undamped SDOF pada Rectangular
Pulse dan Pembebanan Ram .............................................................................
............................................................................. 45
DINAMIKA STRUKTUR iii
5.3 Respon Dari Sistem SDOF Tak Teredam untuk Impuls dengan Durasi Pendek,
Unit Respon Impuls ............................................................
...........................................................................................
............................... 49
9.4 Solusi Persamaan Getaran Bebas pada Sistem Tak teredam ............................ 83
BAB I PENDAHULUAN
(a) (b)
Gambar 1.1.
1.1 . Balok kantilever dengan (a) beban statis dan (b) beban dinamis.
Pada gambar diatas terlihat balok kantilever dengan dua jenis pembebanan
berbeda yaitu beban statis dan dinamis.
a. gambar 1.1 (a) menunjukan
menunjukan balok kantilever
kantilever dengan beban statis, responnya
responnya
dipengaruhi oleh beban P.
b. gambar 1.11.1 (b) menunjukan balok
balok kantilever dengan beban dinamis atau
beban yang bervariasi terhadap waktu P(t).
Lendutan dan tegangan internal yang timbul dalam kasus beban statis hanya
ditimbulkan langsung oleh beban P, sedangkan dalam kasus beban dinamis,
percepatan yang dialami oleh balok akibat P(t) menimbulkan gaya inersia yang
terdistribusi pada seluruh bagian balok. Lendutan dan tegangan pada balok sangat
dipengaruhi pula oleh gaya inersia yang ditimbulkan oleh massa balok ketika
mengalami percepatan. Jika pengaruh gaya inersia yang terjadi sangat signifikan,
maka perlu dilakukan analisa dinamis. Perbedaan respon untuk beban statis dan
dinamis juga dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut.
DINAMIKA STRUKTUR 2
STATIS DINAMIS
P P(t)
Gambar 1.2.
1.2. Balok dengan (a) beban statis dan (b) beban dinamis
Gambar 1.3.
1.3. Langkah-langkah dalam analisa dinamis.
DINAMIKA STRUKTUR 3
(a)
(b)
(c)
Gambar 1.4.
1.4. Model analitis berkesinambungan ( continues)
continues) dan diskrit (discrete-parameter
(discrete-parameter )
pada sebuah balok kantilever.
kantilever.
Model Struktur
Model SDOF
Model MDOF
Model Struktur
Model SDOF
Model MDOF
Gambar 1.5. Beberapa model struktur dengan derajat kebebasan SDOF (Single Degree of
Freedom) dan MDOF (Multiple Degree of Freedom).
DINAMIKA STRUKTUR 6
Gambar 2.1.
2.1. Gaya-deformasi pada pegas.
dimana energi tegangan dinyatakan sebagai area dibawah kurva f s terhadap e.
Model analitis yang paling umum dari redaman dalam analisa dinamika struktur
adalah model tahanan dashpot, yang dapat diilustrasikan pada gambar 2.2.
Gaya redaman f
redaman f D dinyatakan :
Dari fungsi linear dari kecepatan relatif antara dua ujung dashpot.
DINAMIKA STRUKTUR 7
dimana m adalah massa dan a adalah percepatan relatif dari suatu bidang
referensi inersia. Besaran massa adalah lb.det/in atau N.det/in.
Untuk permasalahan dinamika struktur seringkali sangat berguna untuk
memperkenalkan gaya inersia.
dengan resultan gaya inersia yang ditambahkan pada resultan gaya lain yang
bekerja pada partikel.
m
K K
EI
m
y
Model Struktur Model SDOF Model Matematis
m
P(t)
P(t)
K
m
P(t)
K1 K2 K
Gambar 2.3.
2.3 . Model matematis sistem berderajat kebebasan tunggal.
Pada model diatas, massa m dihambat oleh pegas k dan bergerak menurut
garis lurus sepanjang satu sumber koordinat. Karakteristik mekanis pegas
digambarkan antara gaya Fs pada ujung pegas dan hasil perpindahan y dapat
dilihat pada gambar 2.4 (a) sedangkan tiga jenis pegas ditunjukan secara grafis
pada gambar 2.4 (b).
Fs (gaya)
hard spring
linier spring
soft spring
y
Fs
(a) y (perpindahan)
(perpindahan)
(b)
Gambar 2.4.
2.4. Hubungan gaya dan perpindahan pada pegas.
Lengkungan pada pegas kuat (hard spring) menyatakan sifat dimana gaya
harus memberikan pengaruh lebih besar untuk suatu perpindahan yang
diisyaratkan seiring dengan terdeformasinya pegas. Karakteristik garis lurus pada
pegas liniear (linear spring) menggambarkan deformasi yang selaras
sel aras dengan gaya.
Konstanta keselarasan antara gaya dan perpindahan dari pegas linier disebut
konstanta pegas (spring constant) k . Sedangkan pada pegas lemah (soft spring),
DINAMIKA STRUKTUR 9
K1 K2
K1 K2
y
m 1 1 1
y
k e k 1 k 2
P
k e k 1 k 2
(a) (b)
Gambar 2.5.
2.5 . Kombinasi pegas (a) pegas paralel (b) pegas seri.
Untuk n
Untuk n pegas yang dipasang parallel, konstanta pegas ekivalennya:
n
k e k
i 1
i ……………(2.7)
……………(2.7)
Sedangkan untuk n
untuk n pegas yang terpasang seri :
n
1 1
……………(2.8)
……………(2.8)
k e i 1 k i
K
m P(t) f s P(t)
Gambar 2.6. Free Body Diagram dari sebuah sistem berderajat kebebasan tunggal.
DINAMIKA STRUKTUR 10
Dari gambar free body diagram diatas, menunjukan bahwa massa m yang
dipindahkan dengan adanya gaya luar sebesar P(t)
sebesar P(t),, dan memberikan gaya pegas
sebesar F
F s=ky serta gaya inersia I .
Contoh 2.1
Solusi:
Gambar diagram free
diagram free body dari partikel.
(Catat bahwa ini adalah persamaan diferensial ordiner ordo dua, linier, non
homogen dengan koefisien konstan).
mg
y
K
m f s = ky m
I my
N
(a) (b)
Gambar 2.7. Sistem berderajat kebebasan tunggal, (a) model matematis dan
(b) diagram Free Body.
Dengan: y = simpangan
d 2 y dt 2 = percepatan
y
m = massa
k = kekakuan elemen
DINAMIKA STRUKTUR 13
Satuan:
k lb
in
w lb
m in
g sec 2
g 386 in
sec 2
K K1 K1
yo
m y
m I
W
A B C
Keterangan:
f s
V 0
fs W 0
m
W fs
W k . yo
W
DINAMIKA STRUKTUR 14
V 0
f s fs I W
fs k yo y
I m. y
m W k . yo
I
fs I W
W
k yo y m. y
k . yo
k . yo k . y m. y
k . yo
Contoh 2.2
Gunakan metode gaya D’Alembert
D’ Alembert untuk menentukan persamaan gerakan
dari massa m, asumsikan bahwa gaya redaman pada sistem bisa diwakili dengan
viskous dashpot linier seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah.
Asumsikan bahwa eksitasi terdukung
terdukung z(t) diketahui. ketika u = z = 0, pegas belum
diregangkan.
Solusi:
Gambarkan diagram free body dari massa termasuk gaya inersia bersama dengan
gaya sesungguhnya.
DINAMIKA STRUKTUR 15
Persamaan (2.20) adalah persamaan dari gerakan dari perpindahan aktual dari
massa yang berada dalam kerangka acuan inersia yakni untuk u(t)
w u z ……………(2.21)
……………(2.21)
Dengan mengalihkan m z pada persamaan (2.19) dan menggunakan persamaan
(2.21) bisa didapatkan persamaan berikut :
mw cw kw p m z
……………(2.22)
……………(2.22)
k
→ Frekuensi Alami Struktur [rad/dt] ……………(2.27)
……………(2.27)
m
Sebenarnya persamaan (2.25) juga solusi, maka solusi umumnya adalah:
y A Cos t B Sin t ……………(2.28)
……………(2.28)
y A Sin t B Cos t ……………(2.29)
……………(2.29)
Jika dimasukkan masalah kondisi awal (t = 0) yaitu:
Perpindahan awal : yt y0 yo ……………(2.30)
……………(2.30)
yo
tan
V o
1
f → Frekuensi Alami [Siklus/dt]
T 2
2
T → Periode Getar
DINAMIKA STRUKTUR 17
Contoh 2.3
SDOF
200 lb/ft
m Model Struktur :
F(t)
F(t)
E = 30.106 psi
I = 82,5 in4
W8x24 15 ft
W = 200 x 25 = 5000 lb
g = 386 ft/dt 2
K Model Matematis
m F(t)
Persamaan Kesetimbangan:
I fs F t
k . y F t
m. y (Equation of Motion)
12 E 2 I 12.30.106 2.82,5
K 10,185 lb / in
L3 15.123
W 5000
m
g 386
k 10,185.386
rad / dt
m 5000
1 10,185.386
f 4.46 sps
2 2 5000
DINAMIKA STRUKTUR 18
Latihan.
P K . yo
P
K
yo
yo
P PL3
yo
48 EI
P P 48 EI
EI K
yo yo PL3 L3
48 EI
yo
P
Ph3
yo
12 EI
EI P P 12 EI
h K
yo Ph3 h3
12 EI
P
Pl 3
EI yo
3 EI
yo
P P 3 EI
K 3
yo Pl L3
L 3 EI
DINAMIKA STRUKTUR 20
yo
Ph
yo
EA
P P EA
h K
yo Ph h
EA
m
P(t) m
P(t)
K1 K2 K,c
K
m
P(t)
I
c
f s
P(t)
f d I
3.1 Pendahuluan
Pada semua kasus, persamaan gerak sistem linier berderajat kebebasan
tunggal mempunyai bentuk
cu ku p(t )
mu ……………(3.1)
……………(3.1)
m
dan
c
ccr
2k
ccr 2m n 2 km
n
Untuk getaran bebas →P(t)
→P(t) = 0, maka persamaan (3.1) dan (3.3) menjadi:
mu cu ku 0 ……………(3.4)
……………(3.4)
2 nu n u 0
u
2
……………(3.5)
……………(3.5)
n adalah frekuensi alami sudut tak teredam (rad/s), adalah faktor redaman liat
dan ccr adalah koefisien redaman kritis.
Respon total:
……………(3.6)
……………(3.6)
u(t ) u p (t ) uc (t )
Di dalam istilah matematika, penyelesaian umum dari persamaan diferensial
terdiri dari penyelesaian sesungguhnya u p(t) dan penyelesaian
komplemen/pelengkap uc(t). (t). Untuk memenuhi persamaan (3.4) dan (3.5), maka
digunakan asumsi
u C e st ……………(3.7)
……………(3.7)
Dengan mensubstitusikan persamaan (3.7) kedalam (3.5), maka diperoleh
2
s 2 2 n s n C e st 0 ……………(3.8)
……………(3.8)
Agar persamaan (3.8) valid untuk semua nilai t , kita harus menentukan
s 2 2 n s n 0
2
……………(3.9)
……………(3.9)
DINAMIKA STRUKTUR 22
.
Gambar 3.1. Getaran bebas dari sistem SDOF tak teredam dengan u(0) 0 .
DINAMIKA STRUKTUR 23
Gambar 3.2. Respon getaran bebas secara umum dari sistem SDOF tak teredam.
Gambar 3.3. Respon dari sistem SDOF dengan redaman viskous dan variasi tingkat redaman.
Kasus Underdamped
Underdamped (ζ<1) (redaman subkritis)
subkritis)
Untuk < 1, lebih mudah bila menulis persamaan (3.25) dalam bentuk
Untuk
s1, 2 n i d ……………(3.26)
……………(3.26)
dimana i 1 adalah unit imajiner dan d
d adalah frekuensi alami "damped
circular" yang diberikan oleh
d n 1 2 ……………(3.27)
……………(3.27)
2
u nu0 ……………(3.32)
……………(3.32)
U u0 0
2
d
jika harga ζ=20%, maka pada persamaan (3.27)
(3.27)
d 0,98 n ……………(3.33)
……………(3.33)
d n
DINAMIKA STRUKTUR 25
Substitusi persamaan (3.33) ke dalam persamaan (3.30), maka solusi gerak dapat
digambarkan sebagai berikut
Contoh 3.1
Tentukan frekuensi natural dari sistem pegas-massa dengan menggunakan
pengukuran perpindahan
perpindahan secara statis.
Solusi:
k Lo k
fs=kust
ust
w
w
u st
( < 0.2), persamaan 3.32 menunjukkan
apabila redaman dalam sistem kecil (
bahwa nilai d
d kurang lebih sama dengan n. Sedangkan dari contoh 3.3 dapat
diketahui bagaimana sebuah eksperimen getaran bebas dapat digunakan untuk
menentukan frekuensi alami dari sebuah sistem SDOF.
Contoh 3.2
Solusi:
Terdapat dua metode yang hampir sama untuk menentukan faktor redaman
( ) menggunakan rekaman melemahnya getaran bebas dari sistem SDOF, yaitu
metode pengurangan logaritmik dan metode setengah amplitudo dimana ke duanya
didasarkan pada persamaan 3.31.
ni lai cos d t kembali lagi ke nilai pada awal putaran.
periode (satu putaran) nilai
Dari persamaan 3.31, didapatkan rumus:
u P
e nT d ……………(3.38)
……………(3.38)
uQ
Persamaan pengurangan logaritmik adalah:
u P
ln nT d ……………(3.39)
……………(3.39)
uQ
Dimana Td adalah periode natural teredam yang dirumuskan sebagai berikut.
2 2
T d ……………(3.40)
……………(3.40)
d n 1 2
Dari persamaan 3.38 dan 3.39 didapatkan
2
nT d ……………(3.41)
……………(3.41)
1 2
……………(3.44)
……………(3.44)
Pada dua titik P dan R dimana:
uP ……………(3.45)
……………(3.45)
u R
ˆ
2
Titik-titik tersebut sejarak periode redaman N, dimana N bukan sebuah bilangan
bulat. Selanjutnya,
u P ……………(3.46)
……………(3.46)
e n NT d
2
ˆ
u R
ˆ
Gambar 3.8. Faktor redaman vs. jumlah putaran untuk mengurangi ampitudo sebesar 50%.
2
Untuk nilai faktor redaman yang kecil, << 1, persamaan 3.47 menjadi:
N
2 ln(
ln(2) ……………(3.48)
……………(3.48)
Sehingga,
0.11 ……………(3.49)
……………(3.49)
N
Persamaan 3.49 memberikan cara yang mudah untuk memperkirakan redaman
ri ngan ( < 0.1, misal N > 1)
dalam sebuah sistem yang teredam secara ringan
Contoh 3.3
Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 10 lb dan pegas dengan
kekakuan K = 20 lb/in. Akibat redaman viskous (liat) sehingga terjadi amplitudo
puncak 1,0 dan 0,85.
Tentukan:
a) n
y1
b) Pengurangan logaritma ln
y2
c)
d) c
e) D
Solusi:
a) K K = 20 lb/in
n
m W 10 lb
m 2
g 386 in/sec
20
n 27,78 rad
rad
10 386 sec
DINAMIKA STRUKTUR 31
27,78
f 4,42 SP
SPS
S
2 2
c ) (untuk ξ kecil)
2
0,163
0,026
2
c
d ) ccr 2 k m 2 10 20
ccr 386
c ccr
0,026
2 10 20 386
lb dt
0,037
in
Contoh 3.4
Gunakan metode setengah amplitudo untuk memperkirakan redaman dari
sebuah sistem yang gerakannya terekam dalam gambar 3.10
Solusi:
Gambar sketsa dari kurva envelope (terdapat pada gambar)
Ambil titik P pada salah satu puncak dan ukur u p u p = 0,44 in
DINAMIKA STRUKTUR 32
Jadi,
u P U exp( nt P )
e ……………(3.51)
……………(3.51)
uS U exp[ n (t P )]
Atau,
e
n
e ……………(3.52)
……………(3.52)
Dengan menggunakan logaitma pada kedua sisi, kita dapatkan:
n 1 ……………(3.53)
……………(3.53)
Dari persamaan 1/e = 1 / 2,718 = 0,368. Maka, konstanta waktu, ,adalah waktu
yang diperlukan amplitudo gerakan untuk berkurang sekitar 63 %.
3.5 Getaran Bebas dari sebuah sistem SDOF dengan Coloumb Damping
Struktur dengan redaman couloumb mempunyai persamaan gerakan
diferensial linier sehingga menjadi lebih mudah diselesaikan untuk kasus respon
getaran bebas ataupun respon akibat adanya gaya luar. Dalam praktek, redaman
ini biasanya terjadi akibat hilangnya sambungan, gesekan antar komponen dan
redaman dari material yang semuanya menyebabkan perilaku struktur menjadi
nonlinier. Gambar 3.123.12 menunjukkan sebuah massa meluncur pada permukaan
kasar yang menghasilkan gaya gesekan.
DINAMIKA STRUKTUR 33
Gerakan yang dihasilkan kemudian diplot dalam gambar 3.10. Yang perlu dicatat
pada gambar 3.10 adalah bahwa sistem redaman couloumb berlaku seperti sistem
SDOF tak teredam yang posisi seimbangnya berubah pada tiap akhir dari setengah
putaran. Tampilan yang beda dari gambar 3.9 adalah amplitudo
amplit udo berkurang secara
linier terhadap waktu, tidak secara eksponen seperti pada kasus redaman viskous.
DINAMIKA STRUKTUR 35
Pada bab ini, dibahas respon sistem SDOF baik yang tidak teredam maupun
dengan redaman viskous terhadap gaya luar, dalam bentuk gerakan harmonis,
yaitu struktur yang dibebani oleh gaya atau perpindahan yang besarnya
dinyatakan oleh fungsi sinus atau cosinus dari waktu (p( t) = sin Ωt atau p(t) = cos
Ωt).
Ωt). Contoh gerakan harmonis adalah gerakan mesin-mesin rotasi yang
menghasilkan pengaruh harmonis akibat adanya eksentrisitas massa yang berotasi.
p ……………(4.4)
……………(4.4)
U 0 0
k
Kombinasi dari persamaan 4.3 dan 4.4 menghasilkan persamaan fungsi respon
frekuensi:
p0
U k
m
1 2
k
U 0 m 1
U
m k n2
1 2
k
1
H () , r 1 ……………(4.5)
……………(4.5)
1 r 2
DINAMIKA STRUKTUR 36
dimana:
……………(4.6)
……………(4.6)
r 2
n
dan
U ……………(4.7)
……………(4.7)
H ()
U 0
r = rasio rekuensi
H(Ω) = fungsi respon frekuensi
Gambar 4.1.
4.1 . Gerak harmonis dari sistem SDOF tak teredam.
Gambar 4.2. Faktor pembesaran untuk sistem SDOF tak teredam (p(t) = po sin Ωt).
Ωt).
DINAMIKA STRUKTUR 37
Jika r < 1, maka responnya sefase / terdapat di dalam fase gerakan karena (1-r 2)
bernilai positif.
Jika r > 1, maka responnya 180° diluar fase / tidak sefase dengan gerakan,
sehingga u p dapat ditulis:
U 0
u p 2
cos
cos t ……………(4.10)
……………(4.10)
1 r
Persamaan respon total terdri dari solusi komplementer (uc) yang memenuhi
persamaan homogen dan solusi partikulir (u p) yang memenuhi persamaan
differensial nonhomogen.
u u p uc
uc A1 cos
cos n t A2 sin n t
U 0 ……………(4.11)
……………(4.11)
u 2
cos t A1 cos n t A2 sin n t
cos
1 r
digunakan bila r = 1 atau Ω = n yang
Persamaan 4.9 dan 4.11 tidak dapat digunakan
Contoh 4.1
Sistem pada gambar 4.1 mempunyai k = 40 lb/in, dan berat benda 38,6 lb.
Jika uo uo 0 dan gaya luar P(t) = 10 cos (10t), tentukan persamaan gerakannya
dan sketsa hasil pergerakannya.
DINAMIKA STRUKTUR 38
Solusi:
Dari persamaan 4.11, respon total adalah:
U 0
u 2
cos t A1 cos n t A2 sin n t
cos
1 r
Selanjutnya, persamaan gerakan diturunkan untuk mendapatkan persamaan
kecepatan:
U 0
u sin t A1 n sin n t A2 n cos n t
1 r 2
Persamaan 3.4a
1 1
k 2 kg 2
40(386)
n 20 rad/s
m W (38.6)
Persamaan 4.4:
p 10
U 0 0 0.25 in.
k 40
Persamaan 4.7:
10
r 0.5
n 20
Sehingga,
U 0 0.25 0.25
0.33 in
1 r 2 1 (0.5) 2 1 0.25
Gunakan kondisi awal untuk menghitung A1 dan A2.
U 0
u (0) 0 A1
1 r 2
Maka:
U 0
A1 0.33 in
1 r 2
u (0) 0 A2 n
Jadi,
A2 = 0
u = 0,33[cos (10t) –
(10t) – cos
cos (20t)] in
DINAMIKA STRUKTUR 39
Kemudian, dengan
dengan mnsubstitusikan persamaan (4.13) ke persamaan (4.1),
didapat:
p0 ……………(4.14)
……………(4.14)
C
2m n
Atau:
u p 12 (U 0 nt ) sin nt ……………(4.15)
……………(4.15)
Akibat adanya
adanya redaman pada persamaan
persamaan (4.16), respon steady-state tidak akan
berada dalam satu fase dengan respon steady-state:
u U cos( t ) ……………(4.17)
……………(4.17)
p
Vektor posisi dari gaya luar, perpindahan, kecepatan dan percepatan terlihat pada
gambar 4.4.
Gambar 4.4.
4.4 . Vektor gaya, perpindahan, kecepatan dan percepatan.
vektor dengan garis putus-putus pada gambar tersebut ditulis pada bagian kiri
persamaan 4.19. Sedangkan proyeksi vektor dengan garis penuh ditulis pada
bagian kanan persamaan 4.19. Dari gambar 4.5 juga bias diperoleh hubungan
persamaan sebagai berikut:
p0 (kU m 2U ) 2 (cU ) 2
2
…………(4.20a)
…………(4.20a)
c
tan …………(4.20b)
…………(4.20b)
k m 2
Sehingga nilai faktor pembesaran steady-state
pembesaran steady-state dirumuskan dengan persamaan:
U 1
D s …………(4.21a)
…………(4.21a)
1 r 2 r
1
U 0 2 2 2 2
2ζ r
tan α …………(4.21b)
…………(4.21b)
1 r
2
Gambar 4.6 . Kurva faktor pembesaran vs rasio frekuensi untuk berbagai nilai redaman.
DINAMIKA STRUKTUR 42
Contoh 4.2
Jika = 0,2 ditambahkan pada sistem contoh 4.1, dengan kondisi dan
perlakuan yang sama, tentukan persamaan gerakannya.
gerakannya. Sketsa pergerakannya.
Solusi:
n
k 2
20 rad/s
m
p0 10
U 0 0.25 in
k 40
10
r 0.5
n 20
n (0.2)(20) 4 rad/s
Oleh karenanya:
0.25
U 0.32 in
1 0.5 2(0.2)(0.5)
1
2 2 2 2
2 r 2(0.2)(5)
tan 0.267
1 r 2
1 (0.5) 2
α = 0,26 rad
DINAMIKA STRUKTUR 43
Pada berbagai situasi riil di lapangan, eksitasi dinamik yang terjadi tidaklah
harmonik maupun periodik. Oleh karena itu, pada bab ini akan dibahas respon
dinamik dari suatu sistem SDOF terhadap eksitasi.
Po
Suatu cara yang berguna untuk menentukan respon dinamis suatu sistem adalah
dengan memperhitungkan rasio respon atau suatu faktor beban dinamik, R(t ) ,
yang didefinisikan oleh:
ku(t )
R(t ) ……………(5.6)
……………(5.6)
pmax
max
Suatu faktor beban dinamik adalah rasio dari respon dinamis terhadap deformasi
statis. Untuk step input ideal, R(t ) diberikan oleh:
n
cos d t sin d t
nt
R(t ) 1 e ……………(5.7)
……………(5.7)
d
Suatu faktor beban dinamik yang sejenis diilustrasikan pada gambar 5.2. Pada
rasio respon plot R(t ) 1 sesuai dengan posisi dari perpindahan statis. Karena
beban diberikan secara langsung, terdapat overshoot, kemudian sistem akan tetap
tet ap
bertahan pada nilai statis yaitu 1 setelah melalui sejumlah gerakan bolak-balik
yang teredam.
Gambar 5.2. Plot dari faktor beban dinamik untuk sebuah step input.
Gambar 5.3.
5.3 . Respon dari sebuah input rectangular pulse, (a) rectangular pulse dan
(b) rasio reaksi.
Dari gambar di atas terlihat bahwa ketika ketika t d T n 2 , maka respon
maksimum terjadi sepanjang Force-vibration era, sedangkan jika t d T n 2 , maka
sepanjang Force-vibration era,
respon maksimum terjadi di Residual-vibration era, era, dimana nilai maksimumnya
dapat ditentukan pada tiap kasusnya.
a. Kasus 1 : F orced
orced-vib
-vibration
ration era (0 t td)
Gambar 5.3 (b) memperlihatkan R(t) untuk sebuah pulse dengan durasi
pembebanan sebesar t d 5 4T n , dimana R(max) terjadi selama force-
vibration era.
era. Untuk kasus ini, R(t) adalah sama untuk sebuah step ideal
yang nilainya diperoleh dari persamaan (5.5) untuk sistem undamped,
dimana:
R (t ) 1 cos t , 0 t t ……………(5.9)
……………(5.9)
1 n d
T n ……………(5.10)
……………(5.10)
max R1
( R1 ) max 2
2
Gambar 5.4. Rotasi vektor yang merepresentasikan vibrasi bebas tak teredam.
Dari gambar 5.4 dapat dilihat bahwa amplitude U , dan sudut pada
pada
persamaan 3.21 ditentukan dengan
dengan
2
u
U 2 uo2 o
n
dan
uo n
tan
uo
Persamaan amplitude U tersebut dapat digunakan untuk menentukan
amplitude dan respon ini.
1
R (t )
2
2
……………(5.12)
……………(5.12)
R2 max R1 (t d )
2 1 d
max
n
Persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut:
t d
( R2 ) max 2 sin ……………(5.13)
……………(5.13)
T
n
Untuk memperhitungkan pengaruh dari durasi pembebanan pada respon
maksimum, maka selanjutnya akan dibahas mengenai pengaruh dari
peningkatan waktu pembebanan. Gambar 5.4 memperlihatkan hubungan
antara beban ramp dengan peningkatan waktu t r r yang diterapkan pada
sistem undamped SDOF.
DINAMIKA STRUKTUR 48
P(t)
Po
tr t
t p
u p 0 ……………(5.16)
……………(5.16)
t r k
Kemudian,
t p0 ……………(5.17)
……………(5.17)
u A1 cos
cos nt A2 sin nt
t
r k
Dengan menggunakan kondisi awal dari persamaan 5.15, kita dapatkan
p0 1
u 1 sin n t t r sin nt ……………(5.19)
……………(5.19)
k nt r
5.6a memperlihatkan respon sebuah masukan dengan t r T n serta
Gambar 5.6a
maksimum.
DINAMIKA STRUKTUR 49
(a)
(b)
Gambar 5.6 . Respon dari sistem SDOF tak teredam terhadap
terhadap input ramp. (a) Respon terhadap
input ramp. (b) Respon maksimum terhadap input ramp.
t p ……………(5.20)
……………(5.20)
u pseud ostat ic 0 , 0 t t r
t r k
5.3 Respon Dari Sistem SDOF Tak Teredam untuk Impuls dengan Durasi
Pendek, Unit Respon Impuls
Pembebanan impuls adalah pembebanan yang berlangsung dalam selang
waktu yang singkat. Impuls pada pembebanan ini didefinisikan sebagai perkalian
dari gaya dan selang waktu bekerjanya gaya tersebut. Mengingat sistem SDOF tak
teredam menyebabkan gaya dari durasi t d << Tn menghasilkan sebuah impuls
t d
……………(5.21)
……………(5.21)
I p(t ) dt
0
DINAMIKA STRUKTUR 50
Gambar 5.7. Sistem SDOF tak teredam yang menerima impuls dengan durasi pendek.
Akan tetapi, sebuah impuls yang terdiri atas sebuah gaya yang besar dan bekerja
pada waktu yang singkat berefek
berefek memberikan kecepatan awal yang besar, yaitu
I
u (0 ) …………(5.26a)
…………(5.26a)
m
Akan tetapi abaikan dengan diganti perpindahan a wal, yakni
u (0 ) 0 …………(5.26b)
…………(5.26b)
Hal ini bisa digunakan sebagai “awal” kondisi bagi permasalahan getaran bebas
pada persamaan 5.22b. Dengan menggunakan persamaan 3.17, kita dapatkan
respon dari impuls
I ……………(5.27)
……………(5.27)
u (t ) sin nt
m
n
Fungsi respon dari impuls untuk sistem SDOF tak teredam didapatkan dari
persamaan 5.27 dengan I = 1. Secara konvensi, unit fungsi respon dari impuls
seringkali disebut h(t),
h(t), sehingga
1 ……………(5.28)
……………(5.28)
h(t ) sin nt
m
n
DINAMIKA STRUKTUR 51
Untuk sistem SDOF teredam-kental (viscous damped) dengan < 1, fungsi respon
dari impuls dapat diperlihatkan sebagai
I t ……………(5.29)
……………(5.29)
u (t ) e n
sin d t
m
d
dan kesetaraan fungsi respon dari impuls didapat
1 t ……………(5.30)
……………(5.30)
h(t ) e sin d t
n
m
d
Contoh 5.1
Asumsikan bahwa impuls I p(t )dt berasal dari gaya konstan po yang
terjadi
terjadi pada interval waktu 0 < t ≤ td hingga sistem SDOF tak teredam
teredam berada
pada t = 0. Buktikan bahwa untuk td ≤ Tn, persamaan 5.11 dapat diringkas
menjadi persamaan 5.27.
Solusi:
(1 cos n t d )
1
2
nt d 2
sin n t d
n t d
k 2 m
……………(3)
……………(3)
p I
u (t d )
n 0 ( n t d )
k m
Jadi untuk td → 0
I
u (t ) sin nt ...................(5)
m
n
Total respon pada waktu t adalah jumlah dari respons pada waktu t adalah jumlah
dari respons yang berasal dari keseluruhan pias-pias impuls mulai dari waktu awal
hingga waktu t, sehingga
1 t
u (t ) p( ) sin n (t )d ……………(6.2)
……………(6.2)
m
n 0
Atau
t
u(t ) 0
p( )h(t )d ……………(6.3)
……………(6.3)
DINAMIKA STRUKTUR 54
dimana h(t- τ) didapat dari persamaan 5.28 untuk sistem tak teredam. Persamaan
6.3 adalah valid untuk sistem teredam jika persamaan 5.30 digunakan untuk
mendapatkan h(t- τ). Sehingga, untuk sistem teredam yang mulai dari waktu awal
1 t
u(t ) p( )e (t ) sin d (t )d
n
……………(6.4a)
……………(6.4a)
m d 0
atau
1 t
u(t ) I p( )e (i )(t ) d
d n ……………(6.4b)
……………(6.4b)
m d 0
Persamaan 6.2 dan 6.4 menjelaskan pernyataan integral duhamel untuk respons
dari sistem SDOF baik yang tak teredam maupun yang teredam. Persamaan 6.3
seringkali menjelaskan sebagai integral konvulasi, dimana bentuk yang lebih
umum adalah :
x(t ) f ( ) f 2 (t
1
)d ……………(6.5)
……………(6.5)
Persamaan 6.2 atau 6.4 mungkin akan digunakan untuk menentukan respons dari
sistem SDOF hingga eksitasi dinamis secara umum jika sistem ini dimulai dari
waktu awal. Jika sistem memiliki kondisi awal tidak sama dengan nol, kemudian
respons dari kondisi awal di tentukan dari persamaan 3.17 atau untuk ζ < 1, dari
persamaan 3.33. Oleh karena itu, untuk sistem tak teredam
1 t u
u(t ) p( ) sin n (t )d u0 cos
cos n t 0 sin n t ……(6.6)
……(6.6)
m
n 0
n
dan untuk sistem di bawah teredam (under damped)
1 t
u (t ) p( )e (t ) sin d (t )d u0 e t cos d t
n n
m d 0
1
u0 nu0 e t sin d t
n ……………(6.7)
……………(6.7)
d
adalah tepat untuk menggunakan identitas trigonometri ketika mengevaluasi
integrasi Duhamel
sin (t ) sin t cos cos t sin ……………(6.8)
……………(6.8)
DINAMIKA STRUKTUR 55
Contoh 6.1
Gunakan integral Duhamel untuk menentukan respons dari sistem SDOF tak
teredam dari sebuah beban “ledakan” yang ditentukan oleh pulsa triangular yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Solusi:
a. Untuk 0 ≤ t ≤ t d
1 t
u (t ) p0 1 sin n (t )d
m
n o t d
p t
0 sin n t 1 cos n d ( n )
k o
t d
p t
0 coscos n t 1 sin n d ( n )
k o
t d
Gunakan integral parsial, kita dapatkan
1
cos n d ( n ) sin n
sin n d ( n )
n
1
sin n cos
cos n
n
Juga,
DINAMIKA STRUKTUR 56
1
sin n d ( n ) cos n
sin n
n
Sehingga,
p0
t 1 1
u(t ) sin nt sin nt sin nt cos nt
k
t
d t
n d t
n d
t 1
cos nt 1 cos nt
cos n t cos sin nt
t d nt d
Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi
t 1
R1 (t ) 1 cos nt sin n t
t
d t
n d
1 t
u(t ) po 1 sin n (t )d
d
m n o t d
Jadi,
p0
1 1
u(t ) sin nt cos
cos n t d
k
nt d nt d
1
cos n t 1
cos sin n t d
nt d
sehingga,
1
R2 (t ) sin nt (1 cos cos nt ( nt d sin nt d )
cos nt d ) cos
t
n d
Contoh 6.2
Sebuah gedung yang ditujukan untuk mendapatkan gaya ledak dibuat model
dengan sistem SDOF. Tentukan gaya ledak maksimum yang dapat ditahan bila
perpindahan dibatasi sampai 5 mm dan apabila
apabila : (1) t d
d = 0.4 s, (2) t d
d = 0.04 s
DINAMIKA STRUKTUR 57
k = 9.0 GN/m, m = 10 Mg
Solusi :
n
k
9 109
30 rad / s
m 1010 6
n
f n 4.77 Hz
2
Rmax
max
Untuk kasus 1
9 109 5 103
po 1
1.75
25.7 M N
Untuk kasus 2
DINAMIKA STRUKTUR 58
po 2
9 109 5 10
3
0.58
77.6 M N
z(t)
k
m
c
2 1
ω
f τ e
n ζωn t τ ……………(6.12)
……………(6.12)
R(t) a sin ωd t τ d τ
τ
ωd 0
R(t) n f a sin n t d
0
……………(6.13)
……………(6.13)
Jumlah kedua yang menjadi perhatian ialah akselerasi maksimum mutlak, umax .
Persamaan 6.10 dapat ditulis
cw
kw 0 ……………(6.15)
……………(6.15)
mu
Untuk sistem yang tak teredam, umax dapat dengan mudah ditentukan dari
persamaan 6.14 dan 6.15
……………(6.17)
……………(6.17)
max R max z max
umax max (c 0)
Contoh 6.3
Sistem SDOF tak teredam seperti pada gambar 6.3 mengambarkan
akselerasi dasar seperti gambar di bawah. Semua kondisi awal nol. Tentukan
persamaan untuk w
untuk wmax dan umax dan plot log-log dari wmax dengan f n.
Gambar 6.3a.
6.3a. Pemodelan kendaraan yang bergerak di atas lintasan bump.
dimana
DINAMIKA STRUKTUR 60
t
1
t d 0 t 2t d
f a (t)
0 2t d t
Solusi :
1
nt m 2 tan nt d dengan (
( nt m /2)
/2) berdasarkan pada kuadran
pertama
nt m 2 tan1 nt d p
-1
dimana p
dimana p ialah integer terbesar untuk
untuk nt m < 2
2 nt d
d dan tan (
n t d
d )
diambil
pada kuadran pertama.
Kemudian,
DINAMIKA STRUKTUR 61
nt m 1
R1 max
max
1 cos
cos nt m sin nt m
t
n d t
n d
dimana R dan Ŕ1(2t d
dimana R1(2t d
d ) d )
berdasarkan pada persamaan 1.
dimana Rmax adalah reaksi maximax yang diambil nilai terbesar antara
(R1 )max dan (R2 )max.
Perpindahan relatif
|y-ys|max
y
k k
Frekuensi
Natural f
ys (t)
(t)
(a) (b)
Gambar 7.1 (a) Sistem SDOF yang dipengaruhi pergerakan tanah, (b) Bentuk spektrum respons.
y
F(t)
k F(t)
Fo
m
t
td
(a) (b)
m y
ky F(t )
(c)
Gambar 7.2 (a) Osilator sederhana tak teredam yang dipengaruhi beban F(t), (b) Fungsi beban
F t F o sin t 0 t t d , dan (c) Free body diagram.
Persamaan gerak SDOF tak teredam :
ky F (t )
m y ……………(7.1)
……………(7.1)
dengan,
……………(7.3)
……………(7.3)
t d
F o
C ……………(7.7)
……………(7.7)
(k m )
2
y 1 t T t
2
sin sin 2 untuk 0 t t d ………(7.10a)
………(7.10a)
y st T t
d 2t
d T
1
2t d
Solusi pada persamaan (7.10a) untuk t > td adalah
T
y t d t d t t d
2
cos sin 2 …………(7.10b)
…………(7.10b)
y st T T T 2T
1
2t
d
Pada persamaan (7.10) terlhat bahwa respon dalam besaran y y st adalah
fungsi dari rasio waktu pulsa (pulse duration) dengan periode natural dari sistem
(t d
d /T
) dan dari waktu yang dinyatakan dengan t/T . Jadi dari harga tertentu
parameter t
parameter t d
d /T akan
/T
akan diperoleh respon maksimum pada persamaan (7.10). Gambar
7.3 menunjukan respons spektrum dari persamaan (7.10).
y
y st
T 2 m
k
t d T
Gambar 7.3 Respons spektrum untuk setengah gaya sinusoidal dengan selang waktu t d
d .
k
k c k
m
(a)
f S I m. y
I f S k ( y y s )
f D f D c( y y s )
(b)
DINAMIKA STRUKTUR 66
Gambar 7.4 Osilator sederhana teredam yang dipengaruhi oleh p enyokongnya, (b) diagram free
body.
t
Gambar 7.5 Fungsi percepatan yang memmpengaruhi penyokong dari osilator pada Gambar 7.4.
Persamaan gerak sistem pada diagram free body dapat ditulis
c( y y s ) k ( y ys ) 0
m y ……………(7.11)
……………(7.11)
dengan,
c
k , , ccr 2 k .m
m ccr
maka persamaan (7.11) menjadi:
2 y 2 y 2 y s (t ) 2 y s (t )
y ……………(7.12)
……………(7.12)
yang merupakan persamaan differensial gerak dari osilator teredam dalam besaran
gerak absolut. Jika dirumuskan perpindahan relatif u yang didefinisikan sebagai
u y y s
……………(7.13)
……………(7.13)
S a ……………(7.17)
……………(7.17)
S V S D
DINAMIKA STRUKTUR 67
Gambar 7.6 Respons
7.6 Respons spektrum perpindahan untuk sistem elastis yang dipengaruhi pergerakan
tanah akibat gempa di El Centro 1940.
Gambar 7.7 Rekaman
7.7 Rekaman percepatan tanah untuk gempa El Centro, California 18 Mei 1940 konponen
utara-selatan.
Pada Gambar 7.8, bentuk data yang sama digunakan untuk mendapatkan
respons spektrum perpindahan pada Gambar 7.6, yang diplot dalam besaran
spektrum kecepatan untuk beberapa harga koefisien redaman, dengan perbedaan
absis dan ordinat dalam skala logaritmis.
DINAMIKA STRUKTUR 68
Gambar 7.8 Respons spektrum sistem elastis untuk gempa El Centro 1940.
Untuk menyatakan bentuk dari diagram tiga besaran pada Gambar 7.8,
persamaan (7.17) ditulis dalam besaran frekuensi natural f
natural f dalam
dalam siklus per detik
(spd) dan mengambil harga logaritmanya, akan didapat
S V S D 2 f S D
……………(7.18)
……………(7.18)
log S V log f log( 2 S D )
S a S a
S V
2
f
S a ……………(7.19)
……………(7.19)
log S V log f log
2
Contoh 7.1
Struktur dengan model sistem berderajat kebebasan tunggal mempunyai
perioda alami Tn= 1 detik. Metoda spektrum respons untuk menentukan
percepatan absolut maksimum, perpindahan relatif maksimum dan kecepatan
(pseudovelocity) relatif maksimum untuk:
a) gerakan pondasi yang sama dengan gempa El Centro 1940
b) gempa rencana dengan percepatan tanah maksimum sebesar 0.32g .
Dengan anggapan redaman sebesar 10% redaman kritis.
Solusi :
a. Dari spectrum respons pada gambar 8.8 dengan f=1/T=1.0 spd dan ξ=0.10,
maka
S D = 3.3 in
S V
V = 18.5 in/dt
S a = 0.30 g
b. Dari spectrum dasar rencana pada gambar 8.9, dengan f=1/T=1.0 spd dan
ξ=0.10,
ξ=0.10, untuk percepatan tanah maksimum 0.32g, maka
S D = 9.5 x 0.32 = 3.04 in,
DINAMIKA STRUKTUR 70
S V
V = 60 x 0.32 = 19.2 in/det,
S a = 0.95 x 0.32g = 0.304g.
BAB VIII SISTEM BERDERAJAT
BERDERAJAT KEBEBASAN
KEBEBASAN BANYAK
BANYAK
(MDOF)
Gambar 8.1.
8.1. (a) Struktur portal tingkat dua (b) gaya yang bekerja pada kedua massa
Pada idealisasi tersebut balok dan lantai adalah kaku. Massa yang
terdistribusi pada seluruh gedung. akan diidealisasikan terpusat pada bidang
lantai. Asumsi tersebut umumnya sesuai untuk bangunan bertingkat. Pada gambar
8.1a diatas, portal tingkat dua dengan massa terpusat pada setiap lantai memiliki
dua DOF : perpindahan lateral u1 dan u2 pada kedua lantai dalam arah x.
Gaya-gaya yang bekerja untuk setiap massa lantai m j dapat dilihat pada
gambar 8.1b., termasuk gaya luar p
p j(t),
(t), gaya elastic f
elastic f Sj
Sj dan gaya redaman f
redaman f Dj. Gaya
elastis dan redaman menunjukan arah yang berlawan, karena kedua gaya tersebut
adalah gaya dalam yang menahan gerakan.
dimana
u1 m1 0 f D1 f S 1 p1
u m f D f S p
u2 0 m2 f
D 2 f S 2 p1
sistem pada gambar 8.1a, free body diagram dan gaya inersianyanya dapat dilihat
pada gambar 8.2, dimana untuk setiap gaya inersia adalah perkalian massa dengan
percepatannya.
Gambar 8.2.
8.2. Free Body Diagram
Massa – Pegas
8.4 Sistem Massa – – Redaman
Pegas – Redaman
Gambar 8.3.
8.3. (a) Sistem berderajat dua; (b) free body diagram
Persamaan gerak untuk sistem diatas telah ditunjukan oleh persamaan (8.10),
sehingga;
m1 0 u1 c1 c2 c2 u1 k 1 k 2 k 2 u1 p1 (t )
0 m u c
c2 u2 k 2
k 2 u2 p2 (t )
……(8.11)
……(8.11)
2 2 2
Contoh 8.1
Buat persamaan gerak untuk portal dua tingkat dibawah ini.
DINAMIKA STRUKTUR 73
Solusi:
m1 2m m2 m
12( 2 EI c ) 48 EI c 12(EI
(EI c ) 24 EI
EI c
k 1 2 3
3
k 2 2 3
h h h h3
Substitusikan ke persamaan (8.2) dan (8.7), sehingga diperoleh matrik massa dan
matrik kekakuan:
2 0 24 EI c 3 1
m m k 1 1
0 1 h3
Jadi persamaan gerak untuk sistem ini adalah
2 0 u1 24 EI c 3 1 u1 p1 (t )
m
0 1
u h3 1 1 u p (t )
2 2 2
f I2
f I1
Contoh 8.2
Buat persamaan gerak untuk portal tiga tingkat (bangunan berlantai tiga) dibawah
ini.
u3
p3(t) p3(t) m3u
3
k 3 (u 3 u 2 )
u2
k 3 (u 3 u 2 )
p2(t) p2(t) m2 u
2
k 2 (u 2 u1 )
u1
k 2 (u 2 u1 )
p1(t) p1(t) m1u1
k 1u1
DINAMIKA STRUKTUR 74
Solusi:
u1 u2 u3
p1(t) p2(t) p3(t)
u1 u2 u3
p1(t) p2(t)
m1u1 m2 u
2 p3(t)
m3u
3
k 1u1 k 2 (u 2 u1 ) k 3 (u 3 u 2 )
Sehingga persamaan gerak dalam bentuk matrik dari sistem ini adalah
m1 0 0 u
1 (k 1 k 2 ) k 2 0 u1 p1 (t )
0 m k
0 u
(k 2 k 3 ) k 3 u2 p2 (t )
2 2 2
0 0
m3 u3 0 k 3 k 3
u3 p3 (t )
Contoh 8.3
Buat persamaan gerak pada contoh soal 8.1 dengan menggunakan koefisien
kekakuan.
Solusi:
Matrik kekakuan
Pertama, kita tentukan matriks kekakuan dengan menentukan nilai u1 = 1 dan u2 =
0. Koefisien kekakuan adalah k i1 i1 . Diperlukan gaya pada bagian atas dan bawah
untuk setiap lantai atau tingkat untuk menahan perubahan bentuk pada struktur,
yang digambarkan oleh kekakuan k 1 dan k 2. Dari contoh 8.1, diperoleh
48 EI c 24 EI c
k 1 3
k 2
h h3
Dua gaya pada gambar (a) dan (b) diatas,
72 EI c 24 EI c
k 11 k 1 k 2 k 21 k
2
h3 h3
Kedua, kita tentukan matriks kekakuan dengan menentukan nilai u1 = 0 dan u2 =
1. Koefisien kekakuan adalah k i2 i2 . Diperlukan gaya untuk menahan perubahan
bentuk yang digambarkan oleh gambar (d). Dua gaya pada gambar (c) dan (d)
diatas,
24 EI c 24 EI c
k 12 k 2 3
k 22 k 2
h h3
Dengan koefisien kekakuan yang telah ditentukan, maka matriks kekakuannya
adalah
k 11 k 12 24 EI c 3 1
k 1 1
k 21 k 22 h3
DINAMIKA STRUKTUR 76
Gambar 9.1.
9.1. Getaran bebas pada sistem tak teredam dengan pola natural pertama dari getaran
(a) Struktur portal tingkat dua; (b) perubahan bentuk struktur pada waktu a,b,c;
(c) modal coordinate qn(t) (d) perpindahan
DINAMIKA STRUKTUR 78
Gambar 9.2.
9.2 . Getaran bebas pada sistem tak teredam dengan pola natural kedua dari getaran
(a) Struktur portal tingkat dua; (b) perubahan bentuk struktur pada waktu a,b,c;
(c) koordinat modal qn(t) (d) perpindahan
Perioda alami dari getaran T n pada sistem MDOF adalah waktu yang
diperlukan untuk satu siklus dari gerak harmonis sederhana dalam satu pola
natural. Hubungan terhadap frekuensi natural sudut dari getaran adalah ωn dan
frekuensi natural adalah f
adalah f n,
2 1
T n f n ……………(9.2)
……………(9.2)
n T n
Gambar 9.1dan 9.2 menunjukan perioda alami T n dan frekuensi natural sudut dari
ωn (n=1,2) dari getaran bangunan 2 tingkat dengan pola natural n ( 1n 2n )T .
Frekuensi natural sudut yang lebih kecil diberi notasi ω1 sedangkan yang lebih
besar dinotasikan ω2. Sedangkan untuk perioda alami yang lebih panjang
dinotasikan T 1 dan yang lebih pendek adalah T 2.
(a) (a)
Gambar 9.2.
9.2 . Model sejumlah massa dan perpindahan pada struktur bertingkat dua
(a) Sistem I; (b) Sistem II
Persamaan diatas disebut hubungan ortogonalitas antara pola dasar dari sistem
berderajad –
berderajad – kebebasan
kebebasan dua. Untuk sebuah sistem berderajat kebebasan n dimana
matriks massa adalah matrik diagonal maka kondisi ortogonalitas antara pola n
dan r dapat
r dapat dinyatakan sebagai
nT k r 0 nT m r 0 ……………(9.13)
……………(9.13)
Atau kondisi orthogonal untuk pola n dan r dapat diperoleh melalui penjabaran
sebagai berikut
[ K ]{ n } n2 [ M ]{ n } ……………(9.14)
……………(9.14)
[ K ]{ r } r 2 [ M ]{ r } ……………(9.15)
……………(9.15)
Jika ωn≠ ωr , maka didapatkan nilai yang sama dengan persamaan sebelumnya
(9.13)
{ n }T [ M ]{ r } 0 juga
juga { n }T [ K ]{ r } 0 …………(9.18)
…………(9.18)
Contoh 9.1
Tentukan frekuensi alami dan pola pada sistem yang ditunjukan gambar dibawah
ini.(lihat contoh 8.1)
Solusi:
Dari contoh 8.1 diperoleh nilai matriks massa dan matriks kekakuan sebagai
berikut
2 0 2m 0 24 EI c 3 1 3k k 24 EI c
m m 0 k 1 1 k k k h3
0 1 m h3
Nilai frekuensi alami ωn dapat diselesaikan dari persamaan (9.9)
det[k n2m] 0
3k 2m n2 k
det
det 2
0
k k m
n
2k k 11
k 0.5k 0
21
Biasanya pola natural atau normal ditentukan dengan menentukan satu satuan
untuk salah satu pola, jadi ditentukan untuk 21 =1 dan diperoleh nilai 11
harga untuk
=0.5
Pola natural untuk sistem II diperoleh dengan mensubstitusikan ωn = ω2 pada
persamaan (9.8), sehingga
3k 2m 22 k 12 2k
0 2
k k m 22 22 2
m
k k 12
k k 0
22
Biasanya pola natural atau normal ditentukan dengan menentukan satu satuan
untuk salah satu pola, jadi ditentukan untuk 22 =1 dan diperoleh nilai 12
harga untuk
=-1
Jadi,
11
12
12 1
1 1
21
1 22 1
2 0 1
m1 / 2 1 1 0
0 1
DINAMIKA STRUKTUR 83
n
u (t ) q (0)
n 1
n n
……………(9.22)
……………(9.22)
n
q n (0)
u (t ) B
n 1
n n n Bn
n
……………(9.24)
……………(9.24)
Jadi,
n n
q n (0)
u(t ) (q (0) cos t
n1
n n n
n
sin nt ) q (t ) ………(9.25)
n1
n n………(9.25)
Contoh 9.2
Tentukan respon getaran bebas pada portal dua tingkat untuk contoh 9.1. Dengan
nilai q1 (0) 1, q2 (0) 1 dan
dan q1 (0) 0, q 2 (0) 0
Solusi:
Dari persamaan (9.20) didapatkan
q1 (t ) 1cos
cos 1t q2 (t ) 1cos
cos 2t
Dengan mensubstitusikan nilai n dari hasil perhitungan contoh 9.1 dan nilai qn (t )
diatas ke persamaan (9.20)
u1 (t ) 1/ 2 1
cos
cos 1t cos
cos 2t
u (t )
2 1 1
DINAMIKA STRUKTUR 84
Misal:
M i { i } [ M ]{ i }
T
Contoh 9.3
Diketahui struktur portal tingkat tiga dengan pembebanan, berat per lantai
dan kekakuan kolom seperti tergambar.
W1
m1
W3
m3
w3 = 4414 kg, K 3 = 2400 kg/cm
Hitung :
1. Frekuensi alami dan waktu getar alami dari sistem struktur di atas.
2. Gambar mode shape dari masing-masing waktu getar alami yang terjadi.
3. Hitung gaya gempa disetiap lantai dari sistem struktur tersebut jika berada
di wilayah gempa 3 dengan jenis tanah lunak SNI .
Solusi:
Solusi :
a. Menghitung massa beban tiap lantai
W 1 2943
W 1 2943 kg m1 3
g 981
W 2 4414
W 2 4414 kg m2 4,5
g 981
W 3 4414
W 1 4414 kg m3 4,5
g 981
DINAMIKA STRUKTUR 86
c. Persamaan Frekuensi
K M 0
2
n
0 2000 4400 4,5
2
n
0 2000 4400 4,5
2
n
1600 3 n2 3600 4,5 n2 4400 4,5 n2 1600 16004400 4,5 n2
1600 3 n2 2000 2000 0
n 2311 n 1343210 n 1,26410 0
6 4 2 8
Dengan cara yang sama dan dengan menggantikan atau memberikan harga-
harga 2 dan 3 adalam persamaan K M 0 ,
2
n maka akan
dapat pula :
21 1
2 22 0,419
0,9844
23
31 1
3 32 1,696
1,634
33
DINAMIKA STRUKTUR 89
W2 - 1.696
m2 0.782 - 0.419
W3 1.634
0.403 - 0.984
m3
T1 0,58 det
det T2 0,23det
det T3 0,17 det
det
1 10,8 rad/det 2 27,5 rad/det 1 37,92 rad/det
Dari kontrol orthogonal tersebut di atas menunjukkan harga mode 1, 2 , 3
sudah benar.
d. Persamaan untuk harga adalah harga relatif dari simpangan tiap-tiap
lantai, dan bagaimana harga mutlaknya, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 10,8 rad/det T1 0,58 det
det cd 1 0.75
2 27,5 rad/det T2 0,23 det
det cd 2 0.75
3 37,92 rad/det T3 0,17 det
det cd 3 0.55
Dimana harga cd (respon percepatan maksimum dengan satuan “gravitasi”)
diperoleh dari grafik
grafik koeffisien gempa dasar wilayah zone
zone (SNI).
DINAMIKA STRUKTUR 90
3
1 0,782 0,4034,5 8,33 kg.det 2 /cm
/cm
4,5
R2 2,65 kg.det 2 /cm
/cm
R3 2,91 kg.det 2 /cm
/cm
Menghitung nilai M
nilai M i :
M 1 1 M 1
T
3 0 0 1
1 0,782 0,403 0 4,5 0 0,782 7,97 kg.det/cm
0 0 4,5 0,403
Dengan cara yang sama akan diperoleh :
M 2 7,00 kg.det 2 /cm
/cm
M 3 28,03 kg.det 2 /cm
/cm
Menghitung A
Menghitung Ai
R .c 8,33 0,75981
A1 12 d 1 0,316 cm
1 M 1 10,82 7,97
2,65 0,75981
R2 .cd 2
A2 0,368 cm
2
2 M 2 27,52 7
R .c 2.91 0,55981
A3 32 d 3 0,036 cm
3 M 3 39,7 2 28.03
DINAMIKA STRUKTUR 91
Menghitung umax
umax
max
[( A1{ 1}2 ) ( A2{ 2 }2 ) ( A3{ 3}2 )]0.5
0.5
1
2
1
2
1
2
umax
max
0.3160.782 0.368 0.419 0.036 1.696
0.403 0.9844 1.634
u1 0.486
umax
max
u2 0.298cm
u3 0.388