Ketika dilakukan wawancara kepada perawat baru yang melakukan penyuntikan, ternyata perawat tsb tidak paham prosedur penanganan shock anafilaktik. Perawat tersebut segera minta tolong pada perawat yang lain, tetapi ketika mencari obat shock anafilaktik, obat tidak ditemukan di mana, sehingga harus mencari-cari. Ketika ditanyakan kepada apoteker tentang penempatan obat shock anafilaktik, apoteker tersebut mengatakan bahwa obat shock anafilaktik diletakkan di ruang rawat jalan. Menurut apoteker tsb belum dilakukan identifikasi di mana obat shock anafilaktik harus ditempatkan. Apoteker juga belum melakukan monitoring isi dan penempatan obat shock anafilaktik. Perawat baru ketika diwawancara apakah mengikuti program orientasi, perawat tsb menjawab mengikuti. Ketika ditanya apakah pada program orientasi dijelaskan prosedur penanganan shock anafilaktik, ia menjawab tidak ada dalam program orientasi.. Hal ini diperkuat dengan keterangan yang diberikan oleh ka TU puskesmas.
Tehnik 5 “Why”
Masalah/kejadian Pasien shock anafilaktik tidak tertangani
Mengapa Pasien tidak segera mendapat obat utk penanganan shock anafilaktik Mengapa Petugas tidak dapat menemukan obat shock Petugas tidak tahu anafilaktik prosedur penanganan shock anafilaktik Mengapa Petugas tidak tahu Obat shock Petugas baru dan dimana obat shock anafilaktik tidak belum mendapat anafilaktik tersedia di ruang pelatihan ditempatkan tindakan penanganan shock anafilaktik Mengapa Petugas farmasi tidak Tidak dilakukan Dalam program menyediakan obat monitoring orientasi petugas shock anafilaktik di ketersediaan obat tidak memperoleh ruang tindakan shock anafilatik materi penanganan shock anafilaktik Mengapa Tidak ada kejelasan di Tidak ada ketentuan Kurikulum program mana obat shock monitoring orientasi tidak anafilaktik ketersediaan dan memuat materi seharusnya penempatan obat penanganan shock ditempatkan shock anafilaktik anafilaktik