Anda di halaman 1dari 70

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN PUSKESMAS

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS MARET 2019


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

LAPORAN ANALISIS MASALAH PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT MENULAR, PROMOSI KESEHATAN DAN PENGOBATAN DASAR
PUSKESMAS ABELI
PERIODE JANUARI 2019

Oleh
L.M. Yakdatamare Yakub, S.Ked
K1A1 13 152

Pembimbing
dr. I Putu Sudayasa, M.Kes.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:


Nama : L.M. Yakdatamare Yakub, S.Ked
Judul Laporan : Laporan Analisis Manajemen Puskesmas Abeli Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Menular, Promosi Kesehatan dan
Pengobatan Dasar Periode Januari 2019
Telah menyelesaikan tugas laporan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo.

Kendari, Maret 2019


Mengetahui,
Pembimbing

dr. I Putu Sudayasa, M.Kes


NIP. 19690730 200212 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan modul satu identifikasi masalah kesehatan ini.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai pelaksanaan kegiatan investigasi lapangan di Puskesmas Abeli
sebagai bentuk pembelajaran dalam mengidentifikasi masalah-masalah
kesehatan yang terdapat di puskesmas perawatan Abeli dengan menentukan
prioritas masalah yang ada dan pemecahan masalah yang akan dipaparkan
serta adanya Plan of Action (POA) sebagai hasil akhir yang diharapkan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini,
baik dari segi materi maupun teknik penyajiannya,oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamua’laikum Warohamatullohi Wabarokatuh

Kendari, Maret 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ..... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ..... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ..... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ..... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ..... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... ..... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... ..... 3
C. Tujuan ....................................................................................... ..... 4
D. Manfaat...................................................................................... ..... 4
E. Metodologi ................................................................................. ..... 5
BAB II. ANALISIS SITUASIPELAYANAN KESEHATAN
A. Visi, Misi dan Motto ................................................................... ..... 6
B. Sosio-Demografis ...................................................................... ..... 7
C. Sosio-Geografis ......................................................................... ..... 10
D. Sruktur Organisasi ..................................................................... ..... 12
E. Sumber Daya Kesehatan........................................................... ..... 12
F. Derajat Kesehatan Masyarakat ................................................. ..... 19
G. Realisaasi Pembiayaan Kesehaan ............................................ ..... 31
H. Cakupan Pelayanan Kesehatan ................................................ ..... 32
BAB III. IDENTIFIKASI MASALAH
A. Analisis Masalah ........................................................................ ..... 34
B. Prioritas Masalah ....................................................................... ..... 35
C. Analisis Penyebab Masalah....................................................... ..... 43
D. Prioritas Penyebab Masalah ...................................................... ..... 45
E. Alternatif Pemecahan Masalah .................................................. ..... 47
F. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan........................... ..... 47
BAB IV. PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................... ..... 49
B. Saran ......................................................................................... ..... 50
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 52
LAMPIRAN .................................................................................................... 53

iv
DAFTAR TABEL

Nomor
Judul Tabel Halaman
Tabel
Tabel 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja 7
Puskesmas Abeli Tahun 2018
Tabel 2. Banyaknya Sekolah Negeri Menurut 9
Tingkatan Pendidikan dan Kelurahan di
Kecamatan Abeli 2018
Tabel 3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan 14
Menurut Kepemilikan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli
Tabel 4. Jumlah Posyandu Menurut Strata, 15
Kecamatan dan Puskesmas diWilayah
Kerja Puskesmas Abeli
Tabel 5 Daftar Nama Staf Puskesmas Abeli 16
Tahun 2017
Tabel 6 Jumlah Kelahiran dan Kematian Menurut 20
Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Bulan Juli-Oktober
tahun 2018
Tabel 7 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan 21
Balita Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah
Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017
Tabel 8. Kasus Baru TB BTA + dan Seluruh 23
Kasus TB Pada AnakBerdasarkan
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Bulan
Juli-Oktober Tahun 2018
Tabel 9 Penemuan Kasus Pneumonia Balita 24
Menurut Jenis KelaminBerdasarkan
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Bulan
Juli-Oktober Tahun 2018

v
Tabel 10 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut 25
Jenis KelaminBerdasarkan Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Bulan Juli-Oktober
Tahun 2018
Tabel 11 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis 26
KelaminBerdasarkan Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Bulan Juli-Oktober
Tahun 2018
Tabel 12 Pengukuran Tekanan Darah Menurut 29
Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Bulan Juli-Oktober
Tahun 2018
Tabel 13 Cakupan Upaya Kesehatan Puskesmas 30
Abeli 2018
Tabel 14 Analisis Masalah Upaya Kesehatan 34
Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular, Promosi Kesehatan
dan Program Pengobatan Dasar di
Puskesmas Abeli periode Januari 2019
Tabel 15 Penentuan Besar Masalah Terhadap 36
Pencapaian Program
Tabel 16 3 Faktor Tingkat Kegawatan 37
Tabel 17 Kegawatan Masalah 37
Tabel 18 Kriteria Kemudahan Penanggulangan 38
Tabel 19 Kemudahan Penanggulangan 39
Tabel 20 PEARL Factor 40
Tabel 21 Nilai Prioritas Masalah 41
Tabel 22 Urutan Prioritas Masalah 42
Tabel 23 Analisis Kemungkinan Penyebab 43
Masalah dalam PHBS Rumah Tangga
Tabel 24 Analisa Prioritas Penyebab Masalah 45
dengan Menggunakan Tabel Paired

vi
Comparison
Tabel 25 Prioritas Penyebab Masalah 46
Menggunakan Tabel Kumulatif
Tabel 26 Kriteria Mutlak dapat atau tidaknya RUK 47
dilakukan
Tabel 27 Plan of Action (PoA) Masalah Kesehatan 48
Program Kesehatan Puskesmas Abeli
Periode Januari 2019

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor
Judul Gambar Halaman
Gambar
Gambar 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja 8
Puskesmas Abeli Berdasarkan
Kelurahan Tahun 2018
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Abeli 11
Gambar 3. Struktur Organisasi Puskesmas Abeli 12

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (1). Setiap kegiatan dalam
upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,
partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya
manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa
bagi pembangunan nasional (1).
Definisi sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah
keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak
terbatas hanya pada bebas dari penyakit dan kelemahan saja. Menurut UU
Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur untuk mencapai
kesejahteraan yang sesuai dengan salah satu cita-cita bangsa Indonesia dan
untuk menunjang kesehatan masyarakat dengan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.(1)
Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Program
prioritas Pembangunan Kesehatan pada periode 2015 – 2019 dilaksanakan
melalui Program Indonesia Sehat dengan mewujudkan paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan, dan jaminan kesehatan nasional.(3)
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

1
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta kesinambungan
dengan upayaupaya yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya(4).
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan beberapa
indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan
morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas angka kematian
neonatal, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA),
Indeks Pembangunan Manusia termasuk angka harapan hidup, Angka
Morbiditas; angka kesakitan beberapa penyakit balita dan dewasa. Selain
dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan
ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga
dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan
sosial, serta faktor lain yang kondisinya telah dijelaskan pada bab
sebelumnya (5).
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan beberapa
indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan
morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas angka kematian
neonatal, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA),
Indeks Pembangunan Manusia termasuk angka harapan hidup, Angka
Morbiditas; angka kesakitan beberapa penyakit balita dan dewasa. Selain
dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan
ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga
dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan
sosial, serta faktor lain yang kondisinya telah dijelaskan pada bab
sebelumnya (5).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

2
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam menjalankan fungsinya
sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Puskesmas
harus menyelenggarakan UKM esensial dalam rangka mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) kabupaten/kota bidang
kesehatan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan
Pengobatan Dasar, pelayanan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana,
pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Selain melaksanakan UKM esensial (3).
Puskesmas juga melaksanakan UKM pengembangan yang
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja
dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas.
Sebagai contoh UKM pengembangan yaitu Pelayanan Kesehatan Kerja,
Pelayanan Kesehatan Olahraga, dan Pelayanan Kesehatan Tradisional.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui prioritas masalah Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular, Promosi Kesehatan dan Pengobatan Dasar di
puskesmas Abeli ?
2. Bagaimana mengetahui penyebab masalah Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular, Promosi Kesehatan dan Pengobatan
Dasar puskesmas Abeli ?

3
3. Bagaimana proses pemecahan masalah Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular, Promosi Kesehatan dan Pengobatan Dasar puskesmas
Abeli ?
4. Bagaimana menyusun rencana usulan kegiatan puskesmas secara
sistematik berdasarkan permasalahan yang ada di puskesmas Abeli?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pada
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Promosi Kesehatan
dan Pengobatan Dasar periode Januari 2019 di Puskesmas Abeli serta
dapat menyusun perencanaan puskesmas secara sistematis dan bertahap
berdasarkan masalah yang ditemukan

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui analisis masalah, prioritas penyebab, dan alternatif
pemecahan masalah yang ada.
b. Untuk menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas dalam
upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan
masyarakat

D. Manfaat

1. Manfaat praktis
a. Memberi gambaran mengenai pelaksanaan manajemen program upaya
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Promosi Kesehatan
dan Pengobatan Dasar Puskesmas Abeli periode Januari 2019.
b. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Puskesmas dan pelaksana
program upaya pengembangan mengenai prioritas masalah yang
ditemukan melalui analisis program sehingga menjadi bahan
pertimbangan arah kebijakan dan kegiatan.

4
2. Manfaat teknis
Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan
khususnya mengenai manajemen puskesmas dan menjadi bahan rujukan
bagi penulis selanjutnya.
3. Manfaat bagi penulis
Menerapkan dan memperkaya ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan manajemen puskesmas.

E. Metodologi
Metode dalam pengumpulan data dalam Laporan Manajemen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Promosi Kesehatan dan
Pengobatan Dasar Puskesmas Abeli ini yaitu dengan metode observasi,
wawancara, dan pengolahan data sekunder puskesmas Abeli periode
Januari 2019.

5
BAB II
ANALISIS SITUASI PELAYANAN KESEHATAN

A. Visi, Misi dan Motto Puskesmas


Puskesmas Abeli mempunyai rencana strategis, untuk pengembangan
kedepan. Adapun visi, misi dan motto Puskesmas Abeli yaitu:
1. Visi Puskesmas
Visi Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah“Memberi Pelayanan Bermutu dan Mandiri,
Menuju Masyarakat Abeli Sehat Tahun 2020”.
Memberi pelayanan bermutu adalah memberi pelayanan
prima yang sesuai dengan prosedur tenaga kesehatan yang profesional
di bidangnya sehingga terjamin kualitas pelayanan yang lebih baik.
Mandiri adalah masyarakat Abeli mampu memberdayakan diri
sendiri dalam bidang kesehatan dengan memberikan kesadaran, untuk
mau dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan
kesehatan yang di hadapi sehingga bebas dari gangguan kesehatan
akibat bencana, lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk
hidup sehat.
Abeli Sehat adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Abeli memiliki kondisi sehat baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap masyarakat untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
2. Misi Puskesmas
Puskesmas Abeli mempunyai misipegawaiyaitu sebagai berikut :
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, merata
dan terjangkau oleh masyarakat secara efisien dan efektif
b. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berprilaku sehat dan hidup
dalam lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara
komprehensif

6
d. Meningkatkan kualitas Sumber daya manusia, sarana dan prasarana
dalam pelayanan kesehatan

3. Motto Puskesmas
Puskesmas Abeli mempunyai motto dan janji serta etika pegawai
puskesmas yaitu:
a. SENYUM : Kepada setiap pengguna jasa pelayanan kesehatan di
puskesmasAbeli.
b. SALAM : Kepada setiap pasien yang berkunjung ke puskesmas.
c. SAPA : Kepada setiap pengunjung yang membutuhkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Abeli.
d. SANTUN : Kepada setiap orang yang berkunjung di Puskesmas.
e. SABAR : Melayani setiap pasien dalam keadaan apapun.

B. Sosio-Demografis
1. Disribusi Penduduk
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati
suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang
kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran
jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan.
Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan
survey penduduk.
Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Abeli pada Tahun
2018 sebanyak 19.482, Adapun untuk lebih jelasnya distribusi penduduk
perkelurahan, disajikan dalam tabel berikut.6
Tabel 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2018
No Kelurahan Jumlah Penduduk Jml Rmh
Pria Wanita Total Tangga
1 Lapulu 2464 2420 4884 963
2 Talia 964 922 1886 320
3 Tobimeita 1275 1219 2494 463
4 Abeli 1186 1093 2279 421
5 Puday 1102 942 2044 362

7
6 Poasia 1005 912 1917 302
7 Anggalomelai 995 992 1987 430
8 Benua Nirae 986 1005 1991 434
TOTAL 9.977 9.505 19.482 3.695
Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2018
Tabel diatas menujukkan bahwa jumlah pria terbanyak terdapat
padaKelurahan Lapulu sebanyak 2.464 Jiwa, yang terkecil terdapat pada
Kelurahan Talia sebanyak 964 Jiwa. Adapun jumlah wanita terbanyak
terdapat pada Kelurahan Lapulu sebanyak 2.420Jiwa dan yang terkecil
terdapat pada Kelurahan Poasia sebanyak 912Jiwa. Sedangkan jumlah
rumah terbanyak terdapat pada Kelurahan Lapulu sebanyak 963 Rumah
dan yang terkecil terdapat pada Kelurahan Poasia sebanyak 302 Rumah.
(5)

5000
4500
4000
Jumlah Penduduk

3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Lapulu Talia Tobim Abeli Puday Poasia Anggal Benua
eita omelai Nirae
PRIA 2464 964 1275 1186 1102 1005 995 986
WANITA 2420 922 1219 1093 942 912 992 1005
TOTAL 4884 1886 2494 2279 2044 1917 1987 1991

Gambar 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Abeli


Berdasarkan Kelurahan Tahun 2018

8
2. Keadaan Sosial
Dalam pelaksanaan pembangunan sosial, pemerintah telah
mengupayakan berbagai usaha guna terciptanya kesejahteraan
masyarakat di bidang sosial yang lebih baik. Usaha tersebut meliputi
kegiatan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, keluarga berencana,
keamanan, dan ketertiban masyarakat, serta urusan sosial lainnya.
Sasaran pembangunan pendidikan dititik beratkan pada
peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar di semua jenjang
pendidikan, dimulai dari kegiatan prasekolah (Taman Kanak-Kanak)
sampai dengan Perguruan Tinggi. Jumlah sekolah negeri di Kecamatan
Abeli yang tercatat di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota
Kendari dan Kementerian Agama Kota Kendari terdiri dari sekolah
setingkat TK/RA sebanyak 1 unit, SD/MI sebanyak 13 unit, SMP/MTs
sebanyak 2 unit dan tidak terdapat SMA/MA. Jumlah sekolah swasta di
Kecamatan Abeli yang tercatat di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan
Olahraga Kota Kendari dan Kementerian Agama Kota Kendari terdiri dari
sekolah setingkat TK/RA sebanyak 5 unit, SD/MI sebanyak 1 unit, dan
tidak terdapat SMP/MTs dan SMA/MA. (5)
Tabel 2. Banyaknya Sekolah Negeri Menurut Tingkatan Pendidikan dan
Kelurahan di Kecamatan Abeli 2017
NO Kelurahan TK/RA SD/MI SMP/MTS SMA/MA
Negeri Negeri Negeri Negeri
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Benuanirae - 1 - -
2 Pudai - 2 1 -
3 Lapulu - 1 - -
4 Abeli - 1 - -
5 anggalomelai - - 1 -
6 Tobimeita - 2 - -
7 poasia - 2 - -
8 Talia 1 2 - -
Sumber : Profil Puskesmas Abeli 2017

9
C. Sosio-Geografis
Puskesmas Abeli merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang ada
di kota kendari, sekitar 12 KM dari Ibukota Propinsi. Puskesmas Abeli
terletak di kelurahan Abeli kecamatan Abeli yang secara geografis terletak di
bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan diantara
3”58”34”- 4”4”02” Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur
diantara 122”34”13”- 122”39”14” Bujur Timur. Kecamatan Abeli memiliki luas
Daerah daratan seluas ± 46,98 km2 sebagian besar wilayahnya berada di
pesisir pantai, dan terdapat satu buah pulau yaitu Pulau Bungkutoko yang
mempunyai luas 2,64 km2 atau 5,6 persen dari luas keseluruhan wilayah
Kecamatan Abeli. Puskesmas Abeli terdiri dari 8 (delapan) wilayah
Kelurahan, yaitu6 :
a. Kelurahan Benuanirae
b. Kelurahan Pudai
c. Kelurahan Lapulu
d. Kelurahan Abeli
e. Kelurahan Anggalomelai
f. Kelurahan Tobimeita
g. Kelurahan Poasia
h. Kelurahan Talia

Adapun perbatasan dari kecamatan Abeli sebagai berikut :


a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Matabubu Kecamatan Abeli

10
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Abeli

Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan sebagian


merupakan perbukitan sehingga sangat ideal untuk pemukiman. Keadaan alam
di wilayah kerja puskesmas Abeli terdiri dari dataran (53 %), pegunungan/bukit
(47 %).Seperti halnya wilayah lain yang memiliki iklim tropis, kecamatan
Abelihanya memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan.
Menurut data yang ada di Kecamatan Abeli pada tahun 2016 terjadi sebanyak
205 hari hujan dengan rata - rata curah hujan 179 mm. Suhu udara rata-rata
selama tahun 2016 adalah 27,6 derajat celcius.

11
D. Struktur Organisasi

Gambar 3. Struktur Organisasi Puskesmas Abeli

E. Sumber Daya Kesehatan


1. Sarana Puskesmas
Puskesmas Abeli dalam melaksanakan kegiatannya baik promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh :
a. Puskesmas Pembantu sebanyak 3 unit tediri dari:
1) Pustu Lapulu
2) Pustu Talia
3) Pustu Benua Nirae
b. Pondok bidan Kelurahan sebanyak 0 buah
c. Kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 unit
d. Kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 10 unit
e. Posyandu aktif sebanyak 17 unit
f. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 4 unit

12
g. Dukun terlatih sebanyak 5 orang
h. Kader posyandu sebanyak 97 orang
i. Toko obat berizin sebanyak 1 buah
Puskesmas Abeli merupakan puskesmas perawatan dengan
kapasitas tempat tidur 10 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan
dengan kapasitas tempar tidur 2 buah dan perawatan umum dengan
kapasitas tempat tidur 8 buah. (5)
2. Kondisi Fisik Gedung Puskesmas Abeli
Jumlah seluruh ruangan puskesmas sebanyak 15 ruangan dengan
luas sangat bervariasi, dari seluruh ruangan tersebut difungsikan sebagai
Ruang Kartu, Ruang Kepala Puskesmas, Ruang Tata Usaha, Poliklinik
KIA dan KB, Ruang Apotik, Ruang Anak (Poli MTBS), Poliklinik Gigi dan
Mulut, Poliklinik Umum, Ruang Imunisasi/P2M/PKM, Gudang Obat, 1 unit
ruang UGD dan rawat Inap dan ruang PONED dan14 Kamar Mandi/WC
Jumlah tenaga pegawai puskesmas (PNS) Abeli sebanyak 41
orang, terdiri atas dokter umum sebanyak 2 orang, dokter gigi sebanyak 1
orang, S1 keperawatan sebanyak 4 orang, kesehatan masyarakat
sebanyak 6 orang, perawat sebanyak 3 orang, perawat gigi sebanyak 1
orang, bidan sebanyak 9 orang, tenaga gizi sebanyak 3 orang, sanitarian
sebanyak 1 orang, SMA/SPK dan sejajarnya sebanyak 8 orang, asisten
apoteker sebanyak 1 orang, S1 Non Kesehatan lainnya sebanyak 1 orang,
dan D4 bidan sebanyak 1 orang. (5)
Dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
juga ditunjang oleh adanya tenaga sukarela/honor, terdiri dari tenaga
perawat, bidan dan petugas cleaning services. (5)

13
3. Sarana Kesehatan
Tabel 3.Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli
Fasilitas Kepemilikan/Pengelola
Kesehatan Kemenkes Pem Pem. TNI/ BUMN Swasta
Prov kab/Kota Polri
Puskesmas 0 0 1 0 0 0
Perawatan
Puskesmas Non 0 0 0 0 0 0
Perawatan
Puskesmas Keliling 0 0 8 0 0 0
Puskesmas 0 0 3 0 0 0
Pembantu
Rumah Bersalin 0 0 0 0 0 0
Balai 0 0 0 0 0 0
Pengobatan/Klinik
Praktek Dokter 0 0 0 0 0 0
Bersama
Praktek 0 0 0 0 0 0
Pengobatan
Tradisional
Poskesdes 0 0 0 0 0 0
Posyandu 0 0 0 0 0 17
Apotek 0 0 0 0 0 2
Toko Obat 0 0 0 0 0 1
Jumlah 0 0 5 0 0 20
Sumber : Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017

14
Tabel 4. Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas
diWilayah Kerja Puskesmas Abeli
Posyandu Posyandu
Kelurahan
Pratama Madya Purnama Mandiri Total Aktif
Lapulu 0 0 2 1 3 3
Talia 0 0 0 2 2 2
Tobimeita 0 0 1 1 2 2
Abeli 0 0 1 1 2 2
Puday 0 0 1 1 2 2
Poasia 0 0 1 1 2 2
Anggalo- 0 0 2 0 2 2
Melai
Benua 0 0 1 1 2 2
Nirae
Jumlah 0 0 9 8 17 17
Sumber :Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017

4. Tenaga Kesehatan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas Abeli memiliki beberapa staf sebagai pelaksana
tugasnya, yang masing-masing bekerja sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing. Jenis Ketenagaan di Puskesmas Abeli sampai Tahun
2017 adalah sebagai berikut6:
a. PNS
1) Dokter Umum : 2 orang
2) Dokter Gigi : 1 orang
3) Pekarya : 1 orang
4) Administrasi : 1 orang
5) S1 Kesmas : 7 orang
6) S1 Keperawatan : 3 orang
7) Bidan (D3) : 3 orang
8) Bidan (D1) : 2 orang

15
9) Sanitasi (AKL) : 1 orang
10) Perawat ( D3 ) : 4 orang
11) SPK : 7 orang
12) Perawat Gigi : 5 orang
13) Tenaga Gizi : 5 orang
14) SMU : 3 orang
b. Tenaga Sukarela/ PTT
1) Dokter Internship : 0 orang
2) S1 Kesmas : 5 orang
3) S1 Keperawatan : 1 orang
4) Bidan (D3) : 2 orang
5) Sanitasi (AKL) : 1 orang
6) Perawat ( D3 ) : 11 orang
7) Perawat Gigi : 1 orang
8) Tenaga Gizi (SPAG) : 1 orang

Tabel 5. Daftar Nama Staf Puskesmas Abeli Tahun 2017


Nama
No JK NIP/NRPT Pendidikan Jabatan
Pegawai
1 dr. P 19760916 201407 2 S1 Kapus
Rahmiyanti 008 Kedokteran
2. dr. Leila P - S1 Dokter
khaerani Kedokteran Umum
3. Drg Iyan Budi L - S1 Dokter Gigi
Akbar. Kedokteran
Gigi
4. Hj. Rosnawati P 19700117 199002 2 SPK Perawat
001
5 Sumiati P 19710916 199202 2 SPK_Bidan Bidan
001
6.. Faridah P P 19701210 199102 2 SPK Perawat
003

16
7. Erni Said, P 19700814 199002 2 S1 Kesmas Kesmas
SKM 002
8. Muh. Ridwan, L 19750511 199603 1 S1 Kesmas Kesmas
SKM 002
9. Mincewarti, P 19741220 199603 2 S1 Kesmas KTU
SKM 003
10. Hj. Hartina P 19631214 198903 2 SMA Pekarya
009
12. Kumala Sari, P 19830902 2009032 S1 Perawat
S. Kep, Ns 007 Keperawatan
13. Sitti Murni, P 19730531 199212 2 D3 Bidan
AM. Keb 002 Kebidanan
14. Misiahlianti, P 19820909 201001 2 S1 Kesmas Kesmas
SKM 012
15. Rahmah Wati, P 19741228 199703 2 D3 Gizi Gizi
AMG 002
16. Hj. Sarmila, P 19761227 200704 2 D3 Perawat
AMK 016 Keperawatan
17. Triatmojo A S, L 19730330 199403 1 D3 Perawat
AMK 005 Keperawatan
18. Islijah, S. Kep P 19841028 201001 2 S 1. Perawat
001 Keperawatan
19. Vivianti, AMK P 19801006 200604 2 D3 Perawat
027 Keperawatan
20. Darmin OS, L 19711129 200604 1 SI Staf
S. Kep 016 Keperawatan
21. Nur Izza A, P 19810602 200701 2 D3 Gizi Gizi
AMG 011
22. Hasrita, AM. P 19740824 200604 2 D3 Bidan
Keb 003 Kebidanan
23. Marwan L 19800427 200112 1 SPK Perawat
005

17
24. Mey, SKM P 19771023 200312 2 S1 Kesmas Perawat
009
25. Fitriani,AM KL P 19780903 200801 2 D3 Kesling Petugas
015 Kesling
26. Fauziah S, P 19870625 201001 2 D3 Bidan
AM. Keb 004 Kebidanan
27 Jumiatin, P 19870507 201101 2 D3 Perawat
AMK 024 Keperawatan
28 Sarman, AMF L 19830925 201001 1 D3 Farmasi Farmasi
010
29 Wirnayuni P 19790624 200502 2 SMF Farmas
Mahdi 003
30 Dewi Susilo P 19840918 200502 2 S1 Kesmas Perawat Gigi
003
31 Sri Rahayu P 19770104 200701 2 S1 Kesmas Bidan
Kadir, SKM 016
32 Nursaidi P 19760725 200604 2 SPK Perawat
019
33 Leni wati P 19750529 200604 2 SPK_Bidan Bidan
004
34 Lisria, AM. P 19740105 200604 2 D3 Bidan
Keb 013 Kebidanan
35 Sitti Fatimah P 19790127 200604 2 SPK_Bidan Bidan
021
36 Rasman L 19710422 201001 1 SMU Administrasi
001
37 Hidayatullah L 19770512 200901 1 SMU Supir
Malaka 011
38 Siti Ampi P SMU Kesling
Munasia
39 Histina P SMU Epidemiologi
Sumber : Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017

18
F. Derajat Kesehatan Masyarakat
Derajat kesehatan masyarakat di pengaruhi oleh multi faktor. Faktor
kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan
prasarana kesehatan sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Faktor lain di luar kesehatan yang tak kalah penting berperan dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan sosial
ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
Pada bagian ini derajat kesehatan masyarakat di kelurahan Abeli di
gambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita
(AKABA), Angka kematian Ibu (AKI) dan angka Morbiditas beberapa
penyakit yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Abeli.

19
1. Mortalitas

Tabel 6. Jumlah Kelahiran dan Kematian Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah


Kerja Puskesmas Abeli Di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli
Jumlah Kelahiran
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki +
Perempuan
No Kelurahan
Hidup + Mati

Hidup + Mati

Hidup + Mati
Hidup

Hidup

Hidup
Mati

Mati

Mati
1 Lapulu 57 0 57 61 0 61 118 0 118
2 Talia 35 0 35 27 0 27 62 0 62
3 Tobimeita 20 0 20 31 0 31 51 0 51
4 Abeli 30 0 30 20 0 20 50 0 50
5 Puday 34 0 34 20 0 20 54 0 54
6 Poasia 29 0 29 21 0 21 50 0 50
7 25 0 25 22 0 22 47 0 47
Anggalomelai
8 Benua Nirae 17 0 17 28 0 28 45 0 45
Jumlah 24 0 247 230 0 230 477 0 477
7
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah kelahiran jenis kelamin
hidup tahun 2017 terbanyak pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 247
jiwa di bandingkan dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 230 Jiwa.
Angka kelahiran bayi tertinggi pada Kelurahan Lapulu yaitu 118 jiwa.
Tidak didapatkan bayi lahir mati di seluruh kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Abeli.

20
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi merujuk kepada jumlah bayi yang
meninggal pada pase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai
umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Adapun jumlah kematian
Neonatal, bayi dan balita menurut jenis kelamin di wilayah kerja
Puskesmas Abeli pada Tahun 2017 yang dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :

Tabel 7. Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin Di
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017
Jumlah Kematian
Laki – Laki Perempuan Laki - Laki +
Perempuan
No Kelurahan
Anak Balita

Anak Balita

Anak Balita
Neonatal

Neonatal

Neonatal
Balita

Balita

Balita
Bayi

Bayi

1 Lapulu 1 0 0 0 0 0 0 0 1 Bayi
0 0 0
2 Talia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tobimeita 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
4 Abeli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puday 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
6 Poasia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Anggalome 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
lai
8 Benua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nirae
Jumlah 3 1 0 0 0 0 1 0 3 1 1 0

Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa kematian neonatal terdapat di


kelurahan Puday sebanyak 2 orang, kematian bayi terdapat di kelurahan

21
Anggalomelai sebanyak 1 orang dan kematian anak Balita terdapat di
Kelurahan Tobimeita sebanyak 1 orang.
b. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian Balita atau AKABA menggambarkan peluang
untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5
tahun. Di wilayah Puskesmas Abeli, jumlah angka kematian balita
(AKABA) berjumlah 1 orang yang terdapat pada Kelurahan
Tobimeita.

c. Angka Kematian Ibu (AKI)


Dalam Upaya penurunan angka kematian ibu, puskesmas
Abeli, pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk
menjamin setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan
ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan
dari tenaga kesehatan terlatih, perawatan pasca persalinan bagi ibu
dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi,
memperoleh cuti hamil dan melahirkan, serta akses terhadap
keluarga berencana. Disamping itu, pentingnya melakukan
intervensi lebih dahulu yakni kepada kelompok remaja dan dewasa
muda dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI). Di wilayah puskesmas Abeli jumlah angka kematian ibu
Maternal (AKI) berjumlah 0 orang.

2. Morbiditas
Angka Kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari
masyarakat (community based data) yang dapat diperoleh dengan
melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari sarana
pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui system
pencatatan dan pelaporan dalam meningkatkan dan lebih meratakan
upaya pelayanan kesehatan maka dalam pelaksanaannya tidak terlepas
dari penyakit-penyakit utama yang didapatkan dalam kurun waktu 1
tahun pelaksanaan program.

22
a. Penyakit Menular
1) Penyakit TB Paru

Tabel 8. Kasus Baru TB BTA + dan Seluruh Kasus TB Pada Anak Berdasarkan
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017
JML KASUS JML SLRH KASUS
BARU TB BTA+ KASUS TB TB ANAK
NO KELURAHAN
L P L + L P L + 0 – 14
P P THN
1 Lapulu 5 1 6 10 10 20 0
2 Talia 1 0 1 2 1 3 0
3 Tobimeita 2 2 4 6 0 6 0
4 Abeli 6 2 8 8 3 11 0
5 Puday 1 1 2 2 1 3 0
6 Poasia 2 0 2 1 4 5 0
7 Anggalomelai 1 1 2 7 1 8 0
8 Benua Nirae 6 2 8 8 3 11 0
TOTAL 24 9 33 50 31 81 0
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
Berdasarkan data tersebut, menunjukkan kasus BTA (+)
pada tahun 2017 sebanyak 81 orang, Jumlah Kasus baru TB BTA
+ sebanyak 33 orang dan Jumlah Kasus lama TB BTA +
sebanyak 48 orang sedangkan Kasus TB anak 0 – 14 sebanyak 0
orang. Jumlah kejadian kasus TB baru terbanyak bersal dari
Kelurahan Lapulu sebanyak 20 orang. Sedangkan kejadian yang
paling sedikit berasal dari Kelurahan Talia dan Puday yang
berjumlah 3 orang.

2) Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )


ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan
balita.Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi
saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan

23
dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat. Adapun Kasus
Pneumonia yang di tangani menurut jenis kelamin di wilayah kerja
Puskesmas Abeli pada Tahun 2017 dapat di lihat dalam tabel
berikut ini:

Tabel 9. Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis


KelaminBerdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017
Penderita Di temukan
Jml Balita
NO KELURAHAN dan Ditangani
L P L+P L P L+P
1 Lapulu 276 287 563 6 5 11
2 Talia 104 108 212 1 2 3
3 Tobimeita 140 142 282 5 1 6
4 Abeli 131 126 257 3 4 7
5 Puday 114 117 231 1 1 2
6 Poasia 117 122 239 1 2 3
7 Anggalomelai 109 112 221 2 1 3
8 Benua Nirae 110 112 222 1 1 2
TOTAL 1101 1126 2227 20 17 37
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
Tabel diatas menunjukkan bahwa kasus pneumonia tertinggi
terdapat pada kelurahan Lapulu sebanyak 11 orang, sedangkan
kasus pneumonia terendah terdapat di kelurahan puday sebanyak
2 orang.
3) Diare
Diare dapat di definisikan sebagai kejadian buang air besar
berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila
disertai dengan darah di sebut disentri. CFR diare secara nasional
adalah 2,48 % sedangkan kasus diare yang di tangani di
Puskesmas Abeli Tahun 2017 sebanyak 734 orang. Penyakit
diare masih merupakan masalah kesehatan. Adapun kasus diare
yang di tangani menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Abeli pada Tahun 2017 dapat di lihat dalam tabel berikut ini:

24
Tabel 10. Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis KelaminBerdasarkan
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017
DIARE DI TANGANI
NO KELURAHAN
L P L+P
1 Lapulu 77 33 110
2 Talia 51 38 89
3 Tobimeita 49 39 88
4 Abeli 67 36 103
5 Puday 41 35 76
6 Poasia 35 50 85
7 Anggalomelai 43 54 97
8 Benua Nirae 40 46 86
TOTAL 403 331 734
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa kasus Diare tertinggi


terdapat pada kelurahan Lapulu sebanyak 110 orang, sedangkan
kasus Diare terendah terdapat di kelurahan puday sebanyak 76
orang.

4) Penyakit Kusta
Penyakit kusta dapat mengakibatkan kecacatan pada
penderita. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma
dikalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi
ini sebagian penderita dan mantan penderita dikucilkan sehingga
tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan
yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.

25
Adapun jumlah kasus kusta yang di tangani menurut jenis kelamin di
wilayah kerja Puskesmas Abeli pada Tahun 2017 dapat di lihat dalam tabel
berikut ini:

Tabel 11.Kasus Baru Kusta Menurut Jenis KelaminBerdasarkan Wilayah Kerja


Puskesmas Abeli Tahun 2017
Kasus Baru

Pausi Basiler Multi Basiler (MB)/


No Kelurahan (PB)/ Kusta Kusta Basah PB + MB
Kering
L P L+P L P L+P L P L+P

1. Abeli 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Anggalom 0 0 0 0 0 0 0 0 0
elai
3. Tobimeita 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Benua 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nirae
5. Talia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Poasia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7. Lapulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Puday 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017


Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak didaptkan kasus
kusta di wilayah kerja Puskesmas Abeli dalam kurun waktu tahun
2017.
5) Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan
peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan
penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas
penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra

26
pembangunan ekonomi di Indonesia., meningkatnya perilaku
seksual yang tidak aman dan meningkatnya penyalahgunaan
NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar
tingkat resiko penyebaran HIV/AIDS.
Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai
fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh
lebih kecil dari pada jumlah yang sebenarnya. Hal ini berarti
bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya
belum diketahui dengan pasti. Di puskesmas Abeli sampai dengan
Desember 2017 tidak ditemukan satu pun penderita HIV/AIDS.

b. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi


1) Polio
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah
menular dan menyerang sistem syaraf, khususnya pada Balita
yang belum melakukan Vaksinasi polio. Pada kasus yang parah,
penyakit ini bisa menyebabkan kesulitan bernafas, kelumpuhan
dan kematian. Pada tahun 2017 tidak didaptkan kasus polio di
wilayah kerja Puskesmas Abeli.
2) Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan
kejadian luar biasa. Sepanjang tahun 2017 di Wilayah
Puskesmas Abeli tidak ada KLB campak.
3) Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative
rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya
program imunisasi.Jumlah kasus penyakit difteri di Puskesmas
Abeli tahun 2017 sebesar 0 kasus ( 0 %).
4) Pertusis
Jumlah kasus pertusis di Puskesmas Abeli pada tahun 2017
adalah 0

27
5) Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati yang di sebabkan oleh
virus hepatitis B (HBV). Jumlah kasus Hepatitis pada tahun 2017
sebanyak 0 kasus.

c. Penyakit Potensi KLB/Wabah


1) Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke
seluruh wilayah. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan
angka kesakitan angka kematian relative tinggi.Upaya
pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi
masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan
sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan angka bebas jentik
(ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah
tangga. Kasus penyakit DBD di Puskesmas Abeli pada tahun
2017 tidak di temukan.
2) Filariasis
Filariasis merupakan penyakit infeksi pembuluh getah bening
yang disebabkan oleh tiga spesies cacing yaitu Wuchereria
bancrofti, Brugia Malayi dan Brugia Timori. Bagi yang tinggal di
daerah endemis penyakit ini tentunya sangat beresiko terinfeksi
mikrofilaria. Namun, perlu diketahui bahwa diperlukan gigitan
nyamuk berulang selama beberapa bulan bahkan bertahun tahun
sebelum mikrofilarial menjadi infeksius di dalam tubuh manusia.
Jadi, kecil kemungkinannya bagi turis yang bepergian ke daerah
endemis untuk terinfeksi penyakit ini. Kasus penyakit Filariasis di
Puskesmas Abeli pada Tahun 2017 sebanyak 0 kasus, yang
ditangani 0 kasus (0 %)

28
d. Penyakit Tidak Menular
1) Nyeri Sendi/Rematik
Sakit persendian/rematik adalah penyakit radang kronis yang
menyerang persendian dan mengganggu fungsi persendian.
Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan 11 % penduduk
berumur 35 tahun keatas atau lebih pernah mengalami penyakit
persendian.

2) Hipertensi
Pengukuran Tekanan Darah Penduduk > 18 Tahun yang di
tangani menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Abeli
pada Tahun 2017 dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah


Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017

Dilakukan Pengukuran TD Hipertensi


No Kelurahan
L P L+P L P L+P
1. Abeli 392 390 782 91 67 158
2. Anggalomelai 366 378 744 106 110 216
3. Tobimeita 396 431 827 87 96 183
4. Benua Nirae 282 340 622 96 88 184
5. Talia 452 405 857 103 98 201
6. Poasia 401 415 816 112 142 254
7. Lapulu 371 396 767 96 83 179
8. Puday 392 388 780 88 94 182
JUMLAH 3.052 3.143 6.195 779 778 1.557
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
3. Status Gizi
a. Bayi Dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR)
Jumlah BBLR di Kecamatan Abeli sebanyak 11 Balita. Balita dengan
BBLR yang ditangani sebesar 11 Balita dari jumlah bayi yang BBLR.

29
b. Status Gizi Balita
Penilaian status gizi balita secara anthropometric yang menggunakan
indeks berat badan menurut umur (BB/U). Adapun jumlah Balita di
timbang menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Abeli
pada Tahun 2017 dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Tahun 2017
Balita
Jumlah Balita Ditimbang BGM
No Kelurahan
Dilaporkan (S) Jumlah (D)
L P L+P
L P L+P L P L+P
1. Abeli 137 119 256 119 103 222 0 0 0
2. Anggalomelai 132 116 248 85 100 185 0 0 0
3. Tobimeita 154 137 291 133 119 252 0 0 0
4. Benua Nirae 102 120 222 88 104 192 1 1 2
5. Talia 101 115 216 87 101 188 4 2 6
6. Poasia 132 116 248 122 99 221 0 0 0
7. Lapulu 206 292 498 179 254 433 2 1 3
8. Puday 116 115 231 100 102 202 0 0 0

Jumlah 1.080 1.130 2.210 913 982 1.895 7 4 11

Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017


c. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)
Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia
Subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa
digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa
besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi
BBLR. Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar
LILA <23,5cm. Jumlah status gizi wanita usia subur kurang energi
kronik (KEK) di puskesmas Abeli berjumlah 64 orang atau 13,3%.

30
G. Realisasi Pembiayaan Kesehatan
Definisi pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Di negara berkembang seperti
Indonesia biaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari campur
tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatan antara lain sebagai
berikut :
a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah
b. Sebagian ditanggung masyarakat
c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun
bantuan luar negeri.
Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan
kesehatan yang dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci
antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki
sumber pembiayaan antara lain sebagai berikut.
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota
b. Pendapatan Puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan
pemerintah kabupaten atau kota setempat
c. Sumber lain dari BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah
datang dari APBD. Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari
alokasi APBD provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK).
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni
dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan
gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran
rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan,
pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK) ke Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD

31
Kabupaten/Kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan
untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Anggaran yang telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan
diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat
dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut
dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran
yang diterima Puskesmas adalah Kepala Puskesmas sedangkan
administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan Puskesmas
yakni staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas
usulan Kepala Puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan
kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

H. Cakupan Pelayanan Kesehatan


Untuk melaksanakan fungsinya, puskesmas Abeli bertanggung jawab
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama dan
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama, sesuai dengan
PERMENKESNomor 74 Tahun 2015 tentang Puskesmas.
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi Upaya
Kesehatan Masyarakat Esensial dan Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengembangan. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial terdiri dari :
Pelayanan Promosi Kesehatan, Pelayanan Pengobatan Dasar, Pelayanan
Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana (KIA/KB), Pelayanan Gizi,
dan Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Upaya Kesehatan
tersebut dilaksanakan untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan
Minimal Kota Kendari di bidang Kesehatan.
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Abeli, merupakan kegiatan yang sifatnya inovatif dan/ atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan prioritas

32
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
yang tersedia. UKM pengembangan di puskesmas Abeli terdiri dari :
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Mata
5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di puskesmas
Abeli dilaksanakan dalam bentuk :
1. Pelayanan satu hari (One Day care)
2. Rawat Inap sesuai kebutuhan Pelayanan Kesehatan
3. Home care / Home Visite ( Kunjungan Rumah)
4. Pelayanan UGD Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam
5. Laboratorium
6. PONED (Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar)
7. BATRACOM (Pengobatan Tradisional dan Komplementer)
Upaya Kesehatan Perseorangan tersebut diatas dilaksanakan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar
Pelayanan.Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan UKM dan UKP,
puskesmas Abeli menyelenggarakan pelayanan pendukung, berupa :
1. Manajemen Puskesmas
2. Palayanan Kefarmasian berupa Apotek dan Gudang Obat
3. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
4. Pelayanan Laboratorium
5. Pelayanan Gizi
Agar penyelenggaraan pembangunan kesehatan, khususnya dalam
melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan dan penilaian dapat berjalan efektif dan efisien sangat di
perlukan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan dan
pendukungnya.

33
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
A. Analisis Masalah
Analisis penyebab masalah kesehatan ProgramPencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular, Promosi Kesehatan dan Program
Pengobatan Dasar di Puskesmas Abeli periode Januari 2019 dijabarkan
pada tabel dibawah ini :

Tabel 14. Analisis Masalah Upaya Kesehatan Program Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit Menular, Promosi Kesehatan dan Program
Pengobatan Dasar di Puskesmas Abeli periode Januari 2019
Target Pencapaian Selisih
NO Indikator
(%) (%) (%)

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

1 Pemberantasan Penyakit Diare 8,3 12 0


2 Pemberantasan Penyakit ISPA 8,3 10 0
3 Pemberantasan Penyakit Kusta 8,3 8,3 0
Pemberantasan Penyakit
4 8,3 8,3 0
Tuberkulosis
Pemberantasan Penyakit Demam
5 8,3 8,5 0
Berdarah Dengue
6 Pelacakan Penyakit Rabies 8,3 8,4 0

Promosi Kesehatan

7 PHBS Rumah Tangga 8,3 5,2 3,1


8 PHBS Institusi Pendidikan 8,3 12 0
9 PHBS Institusi Kesehatan 8,3 9,3 0
10 PHBS TTU 8,3 6,2 2,1
11 PHBS Tempat Kerja 8,3 8,5 0
Pengobatan Dasar
12 Rawat Jalan Poli Umum 8,3 8,3 0
13 Rawat Jalan Poli Lansia 8,3 6,3 2

34
14 Rawat Jalan Poli MTBS 8,3 8,3 0
Sumber : Data Primer 2019

B. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah harus melalui beberapa serangkaian
tahapan, yaitu dengan menilai besar masalah, kegawatan masalah,
kemudahan penanggulangan dan PEARL faktor. Dibawah ini akan dibahas
beberapa tahapan tersebut :
1. Besar masalah (Kriteria A)
Penilaian besar masalah dengan interval menggunakan rumus
sebagai berikut :
a. Kelas N = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 14
= 1 + 3,3 (1,255)
= 1 + 4,142
= 5,142
=5
(Nilai Tertinggi−Nilai Terendah)
b. Interval = Jumlah Kelas
(3,1−0)
= 5
3,1
= 5

= 0,6

35
Tabel 15. Penentuan Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program
Besar Masalah Terhadap Pencapaian
Program
Interval
No Indikator 0-0,6 0,7-1,3 1,4-2 2,1- 2,8-3,4 Nilai
2,7
Nilai
2 4 6 8 10
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
1 Pemberantasan 2
X
Penyakit Diare
2 Pemberantasan 2
X
Penyakit ISPA
3 Pemberantasan 2
X
Penyakit Kusta
4 Pemberantasan 2
Penyakit X
Tuberkulosis
5 Pemberantasan 2
Penyakit
Demam X
Berdarah
Dengue
6 Pelacakan 2
X
Penyakit Rabies
Promosi Kesehatan
7 PHBS Rumah 10
X
Tangga
8 PHBS Institusi 2
X
Pendidikan
9 PHBS Institusi 2
X
Kesehatan
10 PHBS TTU X 8
11 PHBS Tempat 2
X
Kerja

36
Pengobatan Dasar
Rawat Jalan Poli
12 X 6
Lansia
Rawat Jalan Poli
13 X 2
MTBS
Rawat Jalan Poli
14 X 2
Umum

2. Kegawatan masalah (Kriteria B)


Kegawatan masalah merupakan hasil dari rata-rata pengambilan
suara mengenai 3 faktor tingkat kegawatan yaitu keganasan, biaya, dan
urgensi. Dibawah ini akan dijelakan 3 faktor kegawatan :

Tabel 16. 3 Faktor Tingkat Kegawatan


Nilai Keganasan Nilai Biaya Nilai Urgensi
5 Sangat Ganas 5 Sangat Murah 5 Sangat
Mendesak
4 Ganas 4 Murah 4 Mendesak
3 Cukup Berpengaruh 3 Cukup Murah 3 Cukup Mendesak
2 Kurang Ganas 2 Mahal 2 Kurang
Mendesak
1 Tidak Ganas 1 Sangat Mahal 1 Tidak Mendesak

Tabel 17. Kegawatan Masalah


Kegawatan Masalah
No Indikator Tingkat
Keganasan Biaya Nilai
Urgensi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Pemberantasan Penyakit 3 5 4 12
1
Diare
Pemberantasan Penyakit 4 5 4 13
2
ISPA

37
Pemberantasan Penyakit 4 3 3 10
3
Kusta
Pemberantasan Penyakit 3 5 4 12
4
Tuberkulosis
Pemberantasan Penyakit 3 5 2 10
5
Demam Berdarah Dengue
Pelacakan Penyakit 3 5 2 10
6
Rabies
Promosi Kesehatan
1 PHBS Rumah Tangga 4 5 5 14
2 PHBS Institusi Pendidikan 3 4 3 10
3 PHBS Institusi Kesehatan 3 2 2 7
4 PHBS TTU 3 2 2 7
5 PHBS Tempat Kerja 2 2 2 6
Pengobatan Dasar
1 Rawat Jalan Poli Lansia 3 3 2 8
2 Rawat Jalan Poli MTBS 2 2 3 7
3 Rawat Jalan Poli Umum 3 2 3 7

3. Kemudahan penanggulangan (Kriteria C)


Kriteria kemudahan penanggulangan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 18. Kriteria Kemudahan Penanggulangan
Kriteria Nilai
Sangat Mudah 1
Mudah 2
Cukup Mudah 3
Agak Mudah 4
Tidak Mudah 5

38
Tabel 19. Kemudahan Penanggulangan
Kemudahan
No Indikator
Penanggulangan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
1 Pemberantasan Penyakit Diare 2
2 Pemberantasan Penyakit ISPA 4
3 Pemberantasan Penyakit Kusta 2
4 Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis 2
Pemberantasan Penyakit Demam 1
5
Berdarah Dengue
6 Pelacakan Penyakit Rabies 2
Promosi Kesehatan
1 PHBS Rumah Tangga 4
2 PHBS Institusi Pendidikan 3
3 PHBS Institusi Kesehatan 2
4 PHBS TTU 3
5 PHBS Tempat Kerja 2
Pengobatan Dasar
1 Rawat Jalan Poli Lansia 3
2 Rawat Jalan Poli MTBS 2
3 Rawat Jalan Poli Umum 3

4. PEARL Factor (kriteria D)


Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan yaitu :
a. Propriety : Kesesuaian dengan program daerah/ nasional/
dunia
b. Economy : Memenuhi syarat ekonomi untuk
melaksanakannya
c. Acceptability : Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan/
lembaga terkait
d. Resources : Tersedianya sumber daya
e. Legality : Tidak melanggar hukum dan etika

39
Skor yang digunakan:
1 = Setuju
0 = Tidak setuju

Tabel 20. PEARL Factor


No Indikator PEARL
P E A R L Hasil
Kali
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
1 Pemberantasan Penyakit Diare 1 1 1 1 1 1
2 Pemberantasan Penyakit ISPA 1 1 1 1 1 1
3 Pemberantasan Penyakit Kusta 1 1 1 1 1 1
4 Pemberantasan Penyakit 1 1 1 1 1 1
Tuberkulosis
5 Pemberantasan Penyakit Demam 1 1 1 1 1 1
Berdarah Dengue
6 Pelacakan Penyakit Rabies 1 1 1 1 1 1
Promosi Kesehatan
1 PHBS Rumah Tangga 1 1 1 1 1 1
2 PHBS Institusi Pendidikan 1 1 1 1 1 1
3 PHBS Institusi Kesehatan 1 1 1 1 1 1
4 PHBS TTU 1 1 1 1 1 1
5 PHBS Tempat Kerja 1 1 1 1 1 1
Pengobatan Dasar
1 Rawat Jalan Poli Lansia 1 1 1 1 1 1
2 Rawat Jalan Poli MTBS 1 1 1 1 1 1
3 Rawat Jalan Poli Umum 1 1 1 1 1 1

40
4. Nilai Prioritas Masalah
Setelah Kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukan
ke dalam rumus :
a. Nilai Prioritas Dasar (NPD) = ( A+B ) x C
b. Nilai Prioritas Total ( NPT) = ( A+B ) x C x D

Tabel 21. Nilai Prioritas Masalah


No Indikator A B C D NPD NPT
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
1 Pemberantasan 12 2 1 28 28
2
Penyakit Diare
2 Pemberantasan 13 4 1 60 60
2
Penyakit ISPA
3 Pemberantasan 10 2 1 24 24
2
Penyakit Kusta
4 Pemberantasan
Penyakit 2 12 2 1 28 28
Tuberkulosis
5 Pemberantasan
Penyakit
Demam 2 10 1 1 12 12
Berdarah
Dengue
6 Pelacakan
Penyakit 2 10 2 1 24 24
Rabies
Promosi Kesehatan
7 PHBS Rumah 14 4 1 96 96
10
Tangga
8 PHBS Institusi 10 3 1 36 48
2
Pendidikan
9 PHBS Institusi 7 2 1 18 18
2
Kesehatan
10 PHBS TTU 8 7 3 1 45 27
11 PHBS Tempat 6 2 1 16 16
2
Kerja
Pengobatan Dasar
12 Rawat Jalan 6 8 3 1 42 42

41
Poli Lansia
Rawat Jalan
13 2 7 2 1 18 18
Poli MTBS
Rawat Jalan
14 2 7 3 1 27 27
Poli Umum

5. Urutan Prioritas masalah


Tabel 22. Urutan Prioritas Masalah
No Prioritas Masalah
1 PHBS Rumah Tangga
2 Pemberantasan Penyakit ISPA
3 PHBS Institusi Pendidikan
4 Rawat Jalan Poli Lansia
5 Pemberantasan Penyakit Diare
6 Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis
7 PHBS TTU
8 Rawat Jalan Poli Umum
9 Pemberantasan Penyakit Kusta
10 Pelacakan Penyakit Rabies
11 PHBS Institusi Kesehatan
12 Rawat Jalan Poli MTBS
13 PHBS Tempat Kerja
14 Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue

Adapun yang menjadi masalah dari program promosi kesehatan dan


Pengobatan Dasar dari Puskesmas Abeli adalah PHBS Rumah Tangga.

42
C. Analisis Penyebab Masalah
1. Metode pendekatan sistem
Analisis masalah dilakukan untuk menentukan kemungkinan
penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem (input, proses,
lingkungan, dan output). Pendekatan input meliputi 5M (Man, Money,
Methode, Material, Machine). Berikut di bawah ini penjelasannya:
Tabel 23. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dalam PHBS Rumah
Tangga
Komponen Kemungkinan Penyebab
Input Man 1. Kurangnya Tenaga Kesehatan bagian
promosi kesehatan
2. Kurangnya pengetahuan sikap dan praktek
Tenaga Kesehatan bidang promosi
kesehatan dalam menjalankan program
PHBS rumah tangga.
3. Tidak ada kader kesehatan yang dapat
membantu masyarakat dalam menjalakan
PHBS rumah tangga.
4. Kurangnya koordinasi/pemantauan antara
Petugas dengan masyarakat terkait PHBS
dalam rumah tangga
Money Tidak terdapat masalah dalam hal ini
Material 1. Kurangnya media promosi dalam
menyosialisasikan PHBS baik berupa poster
maupun brosur.
Metode 1. Kurangnya kegiatan sosialisasi pada
masyarakat tentang pentingnya melakukan
PHBS dalam rumah tangga
2. Pemberian penyuluhan oleh petugas saat
jam kerja masyarakat.
3. Kurangnya kerjasama lintas program dan
lintar sector yang dapat membantu jalannya

43
program PHBS rumah tangga.
4. Kurang tertibnya pencatatan PHBS rumah
tangga.
Marketing Tidak terdapat masalah dalam hal ini
Lingkungan Kurangnya kesadaran, pemahaman, dan
partisipasi masyarakat untuk saling
mengingatkan dalam PHBS rumah tangga
Proses P1 Tidak Ada Masalah
(Perencanaan)
P2 Kurangnya koordinasi lintas sektor dalam
(Pelaksanaan) upaya sosialisasi PHBS rumah tangga
P3 Rendahnya pengawasan dan evaluasi
(Pengawasan) terhadap kegiatan PHBS rumah tangga
terhadap masyarakat
Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka penyebab masalah yang
ditetapkan sebagai berikut:
A. Kurangnya Tenaga Kesehatan bagian promosi kesehatan.
B. Kurangnya pengetahuan sikap dan praktek Tenaga Kesehatan bidang
promosi kesehatan dalam menjalankan program PHBS rumah tangga
C. Tidak ada kader kesehatan yang dapat membantu masyarakat dalam
menjalakan PHBS rumah tangga.
D. Kurangnya koordinasi/pemantauan antara Petugas dengan masyarakat
terkait PHBS dalam rumah tangga.
E. Kurangnya media promosi dalam menyosialisasikan PHBS baik berupa
poster maupun brosur.
F. Kurangnya kegiatan sosialisasi pada masyarakat tentang pentingnya
melakukan PHBS dalam rumah tangga.
G. Pemberian penyuluhan oleh petugas saat jam kerja masyarakat.
H. Kurangnya kerjasama lintas program dan lintar sektor yang dapat
membantu jalannya program PHBS rumah tangga.
I. Kurang tertibnya pencatatan PHBS rumah tangga.

44
D. Prioritas Penyebab Masalah
Analisa prioritas penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan
tabel Paired comparison yaitu membandingkan tiap masalah yang telah
ditentukan untuk menentukan mana diantaranya yang lebih penting dan
lebih memungkinkan untuk diselesaikan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
agar penyelesaian masalah lebih efektif dan efisien disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada di Puskesmas.
Tabel 24. Analisa Prioritas Penyebab Masalah dengan Menggunakan Tabel
Paired Comparison
A B C D E F G H I Total
A A C D E F G H A 2

B C B E F B H B 2

C C E F G C C 3

D D D D D D 4

E E E E I 3

F F F I 2

G H I 0

H I 0

I 0

Total Vertikal 0 0 2 1 3 3 2 3 4 18

Total 2 2 3 4 3 2 0 0 0 16
Horizontal
Total 2 2 5 5 6 5 2 3 4 34

45
Tabel 25. Prioritas Penyebab Masalah Menggunakan Tabel Kumulatif
Jenis Perhitungan Kumulatif
Jumlah Perhitungan
Masalah (%) (%)
E 6 6/34 17,6 17,6
C 5 5/34 14,7 32,3
D 5 5/34 14,7 47
F 5 5/34 14,7 61,7
I 4 4/34 11,7 73,4
H 3 3/34 8,8 82,2
A 2 2/34 5,8 88
B 2 2/34 5,8 93,8
G 2 2/34 5,8 99,6

Jumlah 34 99,6

Berdasarkan nilai kumulatif di atas, maka ditetapkan penyebab


masalah 4 (dengan nilai kumulatif dibawah 80%) sebagai berikut :
1. Kurangnya media promosi dalam menyosialisasikan PHBS baik berupa
poster maupun brosur.
2. Tidak ada kader kesehatan yang dapat membantu masyarakat dalam
menjalakan PHBS rumah tangga.
3. Kurangnya koordinasi/pemantauan antara Petugas dengan masyarakat
terkait PHBS dalam rumah tangga.
4. Kurangnya kegiatan sosialisasi pada masyarakat tentang pentingnya
melakukan PHBS dalam rumah tangga.

46
E. Alternatif Pemecahan Masalah
A= Melakukan pembuatan media promosi program PHBS dalam bentuk
pamphlet, brosur, dan baliho kemudian dibagikan kepada warga agar
menarik minat warga untuk membaca dan memperhatikan PHBS
rumah tangga masing-masing warga.
B= Mencari serta mengajar kader kesehatan agar dapat turut serta
membantu dalam menjalankan program PHBS rumah tangga.
C= Melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan PHBS rumah tangga
yang dilakukan oleh masyarakat.
D= Melakukan kegiatan sosialiasi yang teratur tentang pentingnya kegiatan
PHBS rumah tangga.
Setelah membuat beberapa alternatif pemecahan masalah, maka
dapat dibuat beberapa kriteria yang dapat digunakan, sebagai berikut :
Tabel 26. Kriteria Mutlak dapat atau tidaknya RUK dilakukan
Input
Kriteria Output Keterangan
Man Money Material Metode Marketing
Dapat
A 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
B 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
C 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
D 1 1 1 1 1 1
dilakukan

F. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Berdasarkan uraian di atas, maka yang dapat dijadikan perencanaan/
Plan of Action (PoA), yaitu Melakukan pembuatan media promosi program
PHBS dalam bentuk pamflet, brosur, dan baliho kemudian dibagikan
kepada warga agar menarik minat warga untuk membaca dan
memperhatikan PHBS rumah tangga masing-masing

47
Tabel 27.Plan of Action (PoA) Masalah Kesehatan Program Kesehatan Puskesmas Abeli Periode Januari 2019

Tujuan Kegiatan Sasaran Target Lokasi Waktu Personil Biaya


Memberikan Informasi Membuat media Masyarakat 100% Seluruh 2 kali 2 Petugas Transportasi
2 x
kepada masyarakat tentang promosi seperti brosur di wilayah rumah dalam Promkes
Rp.50.000 x
pentingnya melaksanakan dan poster mengenai kerja warga dan sebulan Puskesmas 6 =
Rp.600.000
PHBS rumah tangga pentingnya PHBS Puskesmas posyandu Abeli
Pembuatan
khususnya dalam rumah tangga sekaligus Abeli wilayah brosur
150x2000x6
mencegah penyakit melakukan sosialisasi. kerja
= Rp.
Puskesmas 1.800.000
Pembuatan
Abeli
Poster
7x40.000=
280.000
Memberdayakan warga Mencari dan melakukan 1 kali 4 Kader Transportasi
2 x
untuk dapat menggerakkan pembinaan terhadap dalam disetiap
Rp.50.000 x
masyarakat disekitar kader PHBS yang dapat setahun kelurahan 6 =
Rp.600.000
lingkungan tempat tinggal membantu memberikan wilayah kerja
masing-masing untuk sadar informasi pentingnya Puskesmas
pentingnya hidup sehat hidup sehat. Abeli

48
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pengelolaan data primer mengenai masalah upaya
kesehatan program Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular, Promosi Kesehatan dan Pengobatan DasarPuskesmas Abeli
periode Januari 2019, dapat disimpulakan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Prioritas masalah upaya kesehatan program Promosi Kesehatan dan
Pengobatan Dasar Puskesmas Abeli periode Januari 2019, yaitu pada
Program Promosi Kesehatan dengan masalah “PHBS Rumah
Tangga”.
2. Prioritas penyebab masalah yang ditetapkan pada upaya kesehatan
Program Promosi Kesehatan Puskesmas Abeli periode Januari 2019,
yaitu :
a. Kurangnya media promosi dalam menyosialisasikan PHBS baik
berupa poster maupun brosur.
b. Tidak ada kader kesehatan yang dapat membantu masyarakat
dalam menjalakan PHBS rumah tangga.
c. Kurangnya koordinasi/pemantauan antara Petugas dengan
masyarakat terkait PHBS dalam rumah tangga.
d. Kurangnya kegiatan sosialisasi pada masyarakat tentang
pentingnya melakukan PHBS dalam rumah tangga.

49
3. Sebagai Alternatif pemecahan masalah yang ditetapkan pada upaya
kesehatan Program Promosi Kesehatan Puskesmas Abeli periode
Januari 2019, yaitu :

A= Melakukan pembuatan media promosi program PHBS dalam


bentuk pamphlet, brosur, dan baliho kemudian dibagikan
kepada warga agar menarik minat warga untuk membaca dan
memperhatikan PHBS rumah tangga masing-masing warga.
B= Mencari serta mengajar kader kesehatan agar dapat turut serta
membantu dalam menjalankan program PHBS rumah tangga.
C= Melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan PHBS rumah
tangga yang dilakukan oleh masyarakat.
D= Melakukan kegiatan sosialiasi yang teratur tentang pentingnya
kegiatan PHBS rumah tangga.

B. Saran
Permasalahan yang sedang dihadapi saat ini adalah kurangnya
cakupan PHBS rumah tangga dalam wilayah kerja Puskesmas. Melalui
tulisan ini, penulis menuangkan beberapa saran yang diharapkan dapat
memberi sumbangsi sehingga membantu dalam tindakan pencegahan
penyakit yang dapat dicegah dengan PHBS rumah tangga, yaitu :
1. Menyediakan media promosi sebagai sarana untuk mengenalkan
program PHBS rumah tangga kepada masyarakat sehingga
meningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
2. Membina kader disetiap kelurahan untuk membantu petugas promkes
dalam memberdayakan hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah
tangga di lingkungan terdekat tempat tinggalnya.

50
3. Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui
penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa
dan penggerakan masyarakat.
4. Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh
masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam pembinaan PHBS di
RumahTangga

51
DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan.
3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Kesehatan, serta Sarana dan Prasarana Penunjang
Subbidang Sarpras Kesehatan.
5. Puskesmas Abeli. Profil Puskesmas Abeli Periode 2017.

52
Lampiran 1

GRAFIK PWS PROGRAM P2M


KESEHATAN
GRAFIK PWS DIARE

16
14
12
Cakupan Program (%)

10
8
6
4
2
0
Tobimei Anggalo Puskem
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B. Nirae
ta melai as
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 13 12 12 13 11 14 11 12 10

GRAFIK PWS PEMBERANTASAN PENYAKIT


ISPA
14
12
10
Axis Title

8
6
4
2
0
Tobimei Anggalo Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B. Nirae
ta melai mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 9 6 13 10 10 11 11 10 10

53
GRAFIK PEMBERANTASAN PENYAKIT KUSTA

9.4
9.2
9
8.8
Axis Title

8.6
8.4
8.2
8
7.8
7.6
7.4
Tobimei Anggalo Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B. Nirae
ta melai mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%CAPAIAN 8.3 8 8 8 9 9.2 8.5 8.3 8.2

GRAFIK PWS PEMBERANTASAN PENYAKIT TB

8.6
8.5
8.4
8.3
Axis Title

8.2
8.1
8
7.9
7.8
7.7
Tobime Anggal Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B. Nirae
ita omelai mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 8 8.5 8.5 8.1 8.3 8.3 8.3 8.2 8.4

54
GRAFIK PWS PENYAKIT DBD

12

10

8
Axis Title

0
Tobimei Anggalo Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B. Nirae
ta melai mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 6.5 8 8 8 10 10 8.5 9 8

GRAFIK PWS PELACAKAN PENYAKIT RABIES


8.45

8.4

8.35
Axis Title

8.3

8.25

8.2

8.15

8.1
Tobim Anggal Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B.Nirae
eita omelai mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 8.3 8.4 8.4 8.3 8.2 8.4 8.4 8.3 8.4

55
GRAFIK PWS PHBS RUMAH TANGGA

9
8
7
6
Axis Title

5
4
3
2
1
0
Tobimei Anggalo Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B.Nirae
ta melai mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 5.1 5.3 5.1 5.2 5.2 5.2 5.3 5.2 5.2

GRAFIK PWS PHBS INSTITUSI PENDIDIKAN

14
12
10
Axis Title

8
6
4
2
0
Tobimei Anggalo Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B.Nirae
ta melai mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 12 12 12 11 12 11 12 11 12

56
GRAFIK PWS PHBS INSTITUSI KESEHATAN

9.4
9.2
9
8.8
Axis Title

8.6
8.4
8.2
8
7.8
Tobime Anggal Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B.Nirae
ita omelai mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 9.3 9.3 9.2 9.1 9.3 9.3 9.2 9.3 9.3

GRAFIK PWS PHBS TTU

GRAFIK PWS D/S

9
8
7
6
Axis Title

5
4
3
2
1
0
Tobimei Anggalo Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia B.Nirae
ta melai mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 6.1 6 6.2 6.3 6.3 6.3 6.2 6.3 6.3

57
GRAFIK PWS PHBS TEMPAT KERJA

GRAFIK PWS N/S

8.55
8.5
8.45
Axis Title

8.4
8.35
8.3
8.25
8.2
Tobime Anggal B. Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia
ita omelai Neirae mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 8.5 8.5 8.3 8.5 8.4 8.5 8.3 8.5 8.5

GRAFIK PWS RAWAT JALAN POLI UMUM

GRAFIK PWS N/S

8.35
8.3
8.25
Axis Title

8.2
8.15
8.1
8.05
8
Tobime Anggal B. Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia
ita omelai Neirae mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 8.2 8.3 8.2 8.1 8.3 8.2 8.3 8.3 8.3

58
GRAFIK PWS RAWAT JALAN POLI LANSIA

GRAFIK PWS N/S

9
8
7
6
Axis Title

5
4
3
2
1
0
Tobimei Anggalo B. Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia
ta melai Neirae mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 6.2 6.3 6.3 6.3 6.2 6.3 6.1 6.3 6.3

GRAFIK PWS RAWAT JALAN POLI MTBS

GRAFIK PWS N/S

8.35
8.3
8.25
Axis Title

8.2
8.15
8.1
8.05
8
Tobime Anggal B. Puskes
Lapulu Talia Abeli Puday Poasia
ita omelai Neirae mas
%TARGET 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
%PENCAPAIAN 8.3 8.1 8.2 8.2 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3

59
Lampiran 2

Penyuluhan Kesehatan Di Pasar Lapulu

60
Kunjungan Rumah Pasien DM

Penyuluhan Posyandu Lansia Dan Pemeriksaan Kesehatan Di Kelurahan Talia

61

Anda mungkin juga menyukai