Anda di halaman 1dari 10

2

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA YANG


TERKONTAMINASI BAHASA DAERAH TONGAS
PROPOSAL PENELITIAN BAHASA INDONESIA

Guru Pembimbing : Mamik Handayani, S. Pd.


Nama : Ogan Kurniawan
Kelas : XI IPA 2

SMA NEGERI 1 TONGAS


TAHUN AJARAN 2018/2019
Jalan Raya Lumbang, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

2
1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ` i

BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat Penelitian 1
1.4.1 Manfaat Teoritis 1
1.4.2 Manfaat Praktis 2

BAB II. DASAR TEORI 3


2.1 Sejarah Bahasa Indonesia 3
2.2 Pengertian Bahasa Daerah 3
2.3 Pengaruh Penggunaan Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia 3
2.4 Cara Mencegah Campurnya Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah 5

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 6


3.1 Jenis Penelitian 6
3.2 Subjek Penelitian 6
3.3 Data Penelitian dan Sumber Data 6
3.4 Teknik Pengumpulan Data 6
3.5 Teknik Analisis Data 6

BAB IV. PENUTUP 7


4.1 Kesimpulan 7
4.2 Saran 7

DAFTAR PUSTAKA 8

1
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak sekali bahasa daerah digunakan sebagai bahasa berkomunikasi setiap harinya di
masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat memahami penggunaan
bahasa Indonesia yang baku. Masyarakat merasa canggung menggunakan bahasa Indonesia
yang baku di luar acara formal atau resmi. Masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa
Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara pengucapaan maupun arti
bahasa tersebut. Kebiasaan penggunaan bahasa daerah ini sedikit banyak akan berpengaruh
terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi negara Indonesia.
Bahasa sangatlah berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan
perkembangan era globalisasi yang makin maju maka tingkat bahasa juga sangat penting.
Tapi kita lihat sekarang ini bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan dalam
melakukan komunikasi satu sama lain. Fenomena ini sangat banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari di kalangan orang tua,tapi yang lebih parahnya lagi para remaja atau
anak sekolah juga sudah mengikuti dialek-dialek tersebut.
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai sebuah pertimbangan agar tidak ada lagi
pengguna bahasa secara bersamaan dan perlu dapat perhatian yang lebih serius dalam rangka
membentuk remaja-remaja yang pandai menggunakan bahasa yang sesuai dengan tata bahasa
yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang digunakan dalam proposal bahasa indonesia terkontaminasi
bahasa daerah adalah :
1.2.1 Bagaimana peran orang tua untuk menerapkan berbahasa indonesia yang baik dan
benar ?
1.2.2 Bagaimana pengertian dari bahasa daerah ?
1.2.3 Bagaiamana manfaat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang digunakan dalam proposal bahasa indonesia terkontaminasi bahasa daerah
adalah :
1.3.1 Mengetahui peran orang tua untuk menerapkan berbahasa indonesia yang baik dan
benar
1.3.2 Mengetahui pengertian bahasa daerah
1.3.3 Mengetahui manfaat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan
wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai
gambaran pengetahuan tentang pengaruh bahasa daerah terhadap penggunaan bahasa

1
2

indonesia yang baik dan benar. Karya tulis ini dapat dijadikan bahan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat pembelajaran pengaruh bahasa daerah bterhadap penggunaan bahasa
indonesia yang baik dan benar bagi penulis yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penggunaan bahasa daerah terhadap penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Manfaat ditinjau dari tenaga pendidik yaitu sebagai referensi untuk mengoptimalkan
pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia. Manfaat bagi pembaca yaitu untuk merangsang
para pembaca agar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2
3

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.
Bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa kerja di Timor Leste.Sudut pandang linguistik,
bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa
Melayu Riau dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat
penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses
pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan bahasa Indonesia diawali sejak
dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme
bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Selanjutnya perkembangan bahasa
dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah
Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi,
Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan
kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia. Proses ini menyebabkan berbedanya
bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun
Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang
terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa
daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga
Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian
besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari
(kolokial) dan mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya.
Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di
media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik
lainnya,sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga
Indonesia (Badudu, 1987).

2.2 Pengertian Bahasa Daerah


Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah
negara kebangsaan. Tidak kterjadi hanya pada daerah kecil, negara bagian federal atau
provinsi, atau daerah yang lebih luas. Rumusan Piagam Eropa untuk bahasa-bahasa regional
atau minoritas (bahasa daerah) adalah bahasa-bahasa yang secara tradisional digunakan
dalam wilayah suatu negara, oleh warga negara dari negara tersebut, yang secara numerik
membentuk kelompok yang lebih kecil dari populasi lainnya di negara tersebut (Dewi, 2013).

2.3 Pengaruh Penggunaan Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia


Menurut Rusyana (1984), keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai
peranan dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan
berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh,
seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari
daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam

3
4

mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu
mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam
mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “mengapa” diucapkan
ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari
Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan
bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus
dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang
kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan
ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih
senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari daerah
yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara mereka. Tidak
jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang
tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah
juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat
(Minangkabau).
Dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia (Fajri Bahrul, 2013):
1. Dampak positif bahasa daerah :
a. Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata
b. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia
c. Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah
d. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi
2. Dampak negatif bahsa daerah :
a. Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
b. Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena
terlalu banyak kosakata.
c. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku
karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
d. Dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam
tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya:
1. Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak.
Abang dalam bahasa Jawa bermakna merah.
2. Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna buah mangga.
Mangga dalam bahasa Sunda bermakna silakan.
3. Gedang dalam bahasa Sunda bermakna pepaya.
Gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang.
4. Cungur dalam bahasa Sunda bermakna sejenis kikil.
Cungur dalam bahasa Jawa bermakna hidung.
5. Jagong dalam bahasa Sunda bermakna jagung.
Jagong dalam bahasa Jawa bermakna duduk.

2.4 Cara Mencegah Campurnya Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah

4
5

Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan bahasa daerah memiliki tafsiran yang
berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut digunakan dalam situasi formal seperti seminar,
lokakarya, simposium, proses belajar mengajar yang pesertanya beragam daerahnya akan
memiliki tafsiran makna yang beragam. Oleh karena itu, penggunaan bahasa daerah haruslah
pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi yang tepat (Usman, 1970).

BAB III

5
6

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian tentang bahsa indonesia terkontaminasi bahasa darah ini berkaitan dengan
suatu gejala kebahasaan yang sifatnya alamiah. Artinya data yang dikumpulkan berasal dari
lingkungan nyata dan situasi apa adanya, yaitu dialog antartokoh dalam kehidupan sehari-
hari. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hal ini
disebabkan oleh karena data yang terkumpul dan dianalisis dipaparkan secara deskriptif .
Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (1990: 194) yang menyatakan bahwa penelitian
deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, tetapi hanya
menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Dalam penelitian
ini, data yang terkumpul berupa kata-kata dan tidak dalam bentuk angka. Maka dari itu,
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

3.2 Subjek Penelitian


Berkaitan dengan hal di atas, yang dikaji dalam penelitian bahsa indonesia terkontainasi
bahsa daerah ini adalah dialog antartokoh dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut meliputi
pola bentuk morfologis dan pola makna bahasa daerah tersebut. Subyek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah masyarakat Indonesia yang cenderung menggunakan bahasa
daerah yang beragam.

3.3 Data Penelitian dan Sumber Data


Data dari penelitian ini berupa kata yang digunakan dalam berkomunikasi antar satu
tokoh dengan tokoh yang lainnya. Sumber data dari penelitian ini adalah percakapan
antartokoh sebagai interaksi komunikasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi sebagai
teknik utama. Observasi dilakukan dengan cara mendengar-mencatat, yaitu peneliti mencatat
data bahasa dan konteksnya yang meliputi (1) topiknya, (2) suasananya, (3) tempat
pembicaraan, serta (4) lawan bicaranya.
Melalui teknik observasi, dengan cara pengamatan partisipan oleh peneliti sendiri, maka
akan diperoleh data yang wajar dan alami. Berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam
observasi (1) gambaran keadaan tempat dan ruang berlangsungnya pembicaraan, (2) pelaku-
pelaku yang terlibat, (3) aktivitas atau kegiatan saat berlangsungnya percakapan, dan (4)
topik dari isi pembicaraan.

3.5 Teknik Analisis Data


Teknik deskriptif yang dipakai dalam penelitian ini menghasilkan dua macam analisis
data yaitu menganalisis bahsa indonesia yang terkontaminasi bahasa daerah. Pemakaian
bahasa daerah tersebut meliputi bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 4. PENUTUP

6
7

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari proposal bahasa indonesia terkontaminasi bahasa daerah yaitu sebagai
berikut :
4.1.1 Orang tua sangat berperan penting dalam mendidik anak agar berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
4.1.2 Bahasa daerah merupakan bahasa etnis yang harus dijaga sebagai budaya yang
menjadi pemersatu dalam etnis itu sendiri, namun penggunaannya harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tidak mempergunakan bahasa daerah
dan bahasa Indonesia secara bersamaan karena dapat mengurangi maupun
menambah makna dari kata yang di ucapkan dan juga sangat berpengaruh terhadap
etika berbahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4.1.3 Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dapat meningkatkan wawasan
pengetahuan siswa tentang bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar serta segala makna yang ada di dalamnya.

4.2 Saran
Beberapa uraian pembahasan, penulis memberikan saran bahwa diperlukan kesadaran
dari pembaca agar mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
beretika. Hindari penggunaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan karena
dapat megurangi makna dari bahasa itu sendiri dan juga agar suku lain tidak tersinggung akan
bahasa daerah dari suku yang satu dng adanya kata yang sama namun arti berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

7
8

Badudu. 1987. Pelik Pelik Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Prima.


Dewi, Ponco. 2013. Modul Ilmu Komunikasi. Jakarta : FEUNJ.
Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung : Diponegoro.
Usman, Zube. 1970. Bahasa Persatuan. Jakarta : Gunung Agung.

Anda mungkin juga menyukai