Anda di halaman 1dari 14

SAP 11

MENGELOLA OPERASI INTERNAL: TINDAKAN YANG MENDORONG


PELAKSANAAN STRATEGI

I. Pendahuluan
Proses manajemen strategis tidak berakhir ketika perusahaan memutuskan
strategi apa yang akan dijalankan. Harus ada pewujudan pemikiran strategis ke dalam
tindakan strategis, yang dimana pewujudan ini akan lebih mudah jika manajer dan
karyawan perusahaan memahami bisnis dan berkomitmen untuk membantu
keberhasilan perusahaan. Tanpa pemahaman dan komitmen, upaya pelaksanaan
strategi akan menghadapi masalah yang besar.
Perlu adanya pemahaman mengenai pentingnya membangun kemampuan
perusahaan serta mengembangkan upaya-upaya untuk memastikan pelaksanaan
aktivitas-aktivitas mata rantai nilai melalui cara-cara yang terkoordinasi dan penuh
kompetensi. Para manajer dan karyawan di seluruh bagian organisasi harus
berpartisipasi sejak awal dan secara langsung di dalam keputusan pelaksanaan strategi.
Peran mereka dalam pelaksanaan strategi bisa didasarkan pada keterlibatan mereka
sebelumnya dalam aktivitas perumusan strategi. Dasar pemikiran untuk tujuan dan
strategi harus dipahami dan dikomunikasikan secara jelas di seluruh organisasi.
Tindakan manajerial yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung
pelaksanaan strategi yang baik dan efektif, yaitu:
1. Alokasi sumber daya ke faktor pendorong eksekusi strategi yang baik.
2. Melembagakan kebijakan serta prosedur yang dapat memfasilitasi pelaksanaan
strategi.
3. Menggunakan alat-alat manajemen proses untuk menggerakkkan perbaikan
terus-menerus pada bagaimana aktivitas-aktivitas mata rantai nilai dikerjakan.
4. Menciptakan sistem operasi serta informasi yang memampukan karyawan
perusahaan dalam menjalankan peran strategik mereka dengan baik.
5. Menggunakan pendekatan insentif serta penghargaan (hadiah) untuk
mempromosikan pelaksanaan strategi serta pencapaian target-target strategik
dan finansial yang lebih baik.

1
II. Mengalokasikan Sumber Daya untuk Pelaksanaan Strategi
Alokasi sumber daya merupakan aktivitas utama manajemen yang
memungkinkan pelaksanaan strategi. Manajemen strategis memampukan sumber daya
dialokasikan berdasarkan prioritas yang ditetapkan dalam tujuan tahunan. Tidak ada
yang lebih menghambat manajemen strategis dan keberhasilan organisasi melebihi
sumber daya yang dialokasikan secara tidak konsisten dengan prioritas yang
ditetapkan dalam tujuan tahunan.
Semua organisasi mempunyai setidak-tidaknya empat jenis sumber daya yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu: sumber daya
keuangan, sumber daya fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya teknologi.
Pengalokasian sumber daya ke divisi atau departemen tertentu tidak berarti bahwa
strategi akan mampu diterapkan secara berhasil. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah
faktor yang menghambat alokasi sumber daya yang efektif, seperti perlindungan yang
berlebihan atas sumber daya, penekanan yang terlalu besar pada kriteria keuangan
jangka pendek, politik organiasasi, sasaran strategi yang kabur, keenggenan untuk
mengambil risiko, dan kurangnya pengetahuan.
Nilai nyata dari program alokasi sumber daya terletak dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Alokasi sumber daya yang efektif tidak menjamin keberhasilan
pelaksanaan strategi karena program, personel, pengendalian, dan komitmen harus
mampu menghidupkan sumber daya yang disediakan.

III. Menetapkan Kebijakan dan Prosedur untuk Memfasilitasi Pelaksanaan Strategi


Perubahan dalam arah strategis perusahaan tidak terjadi secara otomatis.
Kebijakan diperlukan untuk membuat suatu strategi berjalan. Kebijakan memfasilitasi
pemecahan masalah yang berulang kali muncul dan memandu pelaksanaan strategi.
Secara luas, kebijakan mengacu pada pedoman, metode, prosedur, aturan, bentuk, dan
praktik administratif spesifik yang ditetapkan untuk mendukung dan mendorong
upaya menuju pencapaian tujuan perusahaan. Kebijakan menetapkan batas-batas,
hambatan, dan limit atas beragam jenis tindakan administratif yang dapat diambil
untuk memberi penghargaan dan sanksi atas perilaku, serta kebijakan mengklarifikasi
apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
Sebisa mungkin, kebijakan harus dinyatakan dalam bentuk tulisan.

2
Kebijakan memungkinkan baik karyawan maupun manajer mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa strategi akan
mampu diterapkan dengan baik. Kebijakan memberikan dasar bagi pengendalian
manajemen, memungkinkan koordinasi antarunit organisasi, dan menekan waktu yang
dihabiskan para manajer dalam pengambilan keputusan. Kebijakan juga mendorong
delegasi pengambilan keputusan kepada tingkat manajer yang tepat dimana persoalan
biasanya muncul.
Kebijakan dan prosedur dapat dipahami dengan baik dalam memfasilitasi
pelaksanaan strategi melalui tiga cara:
1. Memberikan bimbingan bagaimana hal-hal perlu dilakukan.
2. Membantu memastikan konsistensi terkait bagaimana kegiatan eksekusi
penting dilakukan.
3. Mendorong terciptanya iklim kerja yang memfasilitasi pelaksanaan strategi
yang baik.
Contoh-contoh kebijakan yang mendukung strategi perusahaan ditampilkan di
Tabel 1.
Tabel 1
Kebijakan yang Mendukung Strategi Perusahaan
Strategi Perusahaan
Mengakuisisi sebuah jaringan toko ritel untuk memenuhi tujuan pertumbuhan
penjualan dan tingkat keuntungan (profitabilitas).
Kebijakan yang mendukung
1. Semua toko dibuka dari pukul 08.00 sampai dengan 20.00 (Senin sampai dengan
Sabtu).
(Kebijakan ini dapat meningkatkan penjualan ritel jika toko saat ini hanya buka 40
jam seminggu)
2. Semua toko harus menyerahkan Laporan Data Pengendalian Bulanan.
(Kebijakan ini dapat menurunkan rasio beban terhadap penjualan)
3. Semua toko harus mendukung iklan perusahaan dengan memberi kontribusi
sebanyak 5% dari total pendapatan bulanan mereka untuk tujuan ini.
(Kebijakan ini dapat membantu perusahaan membangun reputasi nasional)
4. Semua toko harus mengikuti petunjuk penetapan harga yang seragam yang
ditetapkan dalam Buku Panduan Perusahaan.
(Kebijakan ini dapat membantu meyakinkan konsumen bahwa perusahaan
menawarkan produk yang konsisten dalam hal harga dan kualitas di semua
tokonya)
Sumber: David, Fred R. (2011; 394-395)

3
IV. Menggunakan Perangkat Manajemen Proses untuk Perbaikan
Berkesinambungan
1. Benchmarking
Benchmarking adalah proses pengukuran secara berkesinambungan dan
membandingkan satu atau lebih proses bisnis perusahaan dengan perusahaan
yang terbaik di proses bisnis tersebut, untuk mendapatkan informasi yang
dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan
mengimplementasikan peningkatan proses bisnis (Andersen, 1996).
Benchmarking juga merupakan suatu proses yang membandingkan dan
mengukur kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain guna mendapatkan
keuntungan informasi yang akan digunakan untuk perbaikan secara kontinyu
(Tatterson, 1996). Andersen dan Pettersen (1996) menjelaskan tahapan proses
benchmarking dalam lima tahapan, yang biasa disebut juga dengan
benchmarking wheel. Yang terdiri dari:
1) Plan
Pada tahapan perencanaan ini, aktivitas-aktivitas yang dilakukan antara
lain adalah melakukan penilaian performa periode yang telah berjalan, dan
menetapkan kinerja perusahaan yang akan dibandingkan dengan
perusahaan yang dipilih menjadi acuan kinerja perusahaan.
2) Search
Pada tahapan kedua ini, aktivitas-aktivitas yang dilakukan antara lain
adalah mencari perusahaan yang potensial sebagai partner untuk
melakukan benchmark. Setelah itu, dilakukan pembandingan antara
kandidat-kandidat tersebut, manakah perusahaan yang paling potensial
sebagai mitra untuk melakukan benchmark. Dan kemudian, dilakukan
kontak terhadap perusahaan yang paling potensial sebagai mitra
benchmark untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut menerima untuk
dilakukan benchmark.
3) Observe
Pada tahapan ketiga ini, aktivitas-aktivitas yang dilakukan antara lain
adalah mengumpulkan berbagai informasi mengenai faktor-faktor kunci
sukses dari perusahaan yang mempunyai kinerja superior sebagai acuan
kinerja perusahaan. Pengumpulan informasi ini dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu melakukan observasi langsung ke perusahan mitra benchmark,

4
mecari informasi melalui internet, dan melakukan wawancara langsung
dengan manajer perusahaan mitra benchmark tersebut.
4) Analyze
Pada tahapan keempat ini, aktivitas-aktivitas yang dilakukan antara lain
adalah melakukan analisa informasi yang telah dikumpulkan dari
perusahaan yang dipilih sebagai acuan kinerja perusahaan untuk melihat
perbedaan kinerja dengan perusahaan tersebut. Dan juga dilakukan analisa
informasi mengenai faktor-faktor kunci sukses yang membuat perusahaan
yang dipilih sebagai acuan kinerja perusahaan mempunyai kinerja superior,
sebagai dasar untuk menyusun program perbaikan kinerja perusahaan.
5) Adapt
Pada tahapan kelima ini, aktivitas-aktivitas yang dilakukan antara lain
adalah menyusun dan mengimplementasikan program perbaikan kinerja
perusahaan, agar memiliki kinerja superior seperti perusahaan yang dipilih
sebagai acuan kinerja perusahaan. Dan juga dilakukan, evaluasi terhadap
program perbaikan kinerja perusahaan yang telah diimplementasikan.
2. Rekayasa Ulang (Reengineering)
Rekayasa ulang yang disebut juga manajemen proses, inovasi proses,
atau merancang ulang proses, merupakan menyusun ulang atau merancang
ulang tugas, kerja, dan proses demi peningkatan atau perbaikan biaya, kualitas,
layanan, dan kecepatan. Tiga jenis perusahaan yang cocok untuk penetapan
rekayasa ulang, yaitu:
1) Unit organisasi perusahaan yang mengalami masalah besar sehingga
diperlukan sebuah terobosan pengembangan jika mereka ingin tetap
bertahan. Contoh : sebuah perusahaan yang mengalami penurunan kinerja
drastis dalam persaingan mereka karena adanya pesaing baru.
2) Unit organisasi yang dalam posisi stabil tetapi menyadari diperlukannya
rekayasa ulang untuk mengantisipasi permasalahan yang akan dihadapi di
masa mendatang. Contoh : suatu perusahaan yang peka terhadap
perkembangan pasar dimana munculnya pesaing-pesaing baru yang
mempunyai potensi dalam persaingan.
3) Unit organisasi yang dalam kondisi puncak dimana sekarang mereka tidak
memiliki masalah utama dan dimasa mendatang kondisi seperti ini
diperlukan proses rekayasa ulang sebagai cara untuk memperluas

5
keuntungan dalam berkompetisi dan menciptakan batasan bagi pesaing-
pesaing lainnya.
3. Program Total Quality Management (Perencanaan, Pengorganisasian,
Pelaksanaan, dan Pengendalian)
TQM dapat diartikan sebagai pengelolaan kualitas semua komponen
(stakeholder) yang berkepentingan dengan visi dan misi organisasi dalam
rangka memperbaiki mutu dari produk dan pelayanan yang dihasilkan oleh
suatu organisasi. Agar sukses dalam menerapkan TQM, suatu organisasi harus
berkonsentrasi pada 8 elemen kunci berikut:
1) Etika 5) Kerjasama Tim
2) Integritas / Kejujuran 6) Kepemimpinan
3) Kepercayaan 7) Pengakuan
4) Pelatihan 8) Komunikasi
4. Six Sigma Process
Six Sigma adalah suatu alat manajemen yang digunakan untuk
mengganti Total Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap
pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara
keseluruhan. Six Sigma memiliki tujuan untuk menghilangkan cacat produksi,
memangkas waktu pembuatan produk, dan menghilangkan biaya. Ada lima
tahap atau langkah dasar dalam menerapkan strategi six sigma, yaitu:
1) Define, menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.
2) Measure, mengukur proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang
atau sebelum mengalami perbaikan.
3) Analyze, menganalisa dan menentukan akar permasalahan dari
kegagalan.
4) Improve, memperbaiki proses menghilangkan atau mengurangi
kegagalan.
5) Control, mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah
mengalami perbaikan.
Lima tahapan ini merupakan tahapan yang berulang atau membentuk
siklus peningkatan kualitas dengan Six Sigma.

6
V. Menempatkan Sistem Operasi dan Informasi
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang
yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam
arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada
interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini,
istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi
dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
Sistem informasi menyediakan sarana bagi manajer untuk memantau kinerja
pekerja, untuk melihat bahwa mereka bertindak dalam batas-batas yang telah
ditentukan. Dengan sistem informasi dapat melindungi data seperti customer data,
operations data, employee data, supplier / partner / collaborative data, dan financial
performance data.
Fungsi Sistem Informasi :
a. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi
perusahaan.
b. Memproses data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen.
c. Memanajemen data-data yang ada ke dalam kelompok-kelompok yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
d. Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi
atau perusahaan terjaga.
e. Penghasil informasi yang menyediakan informasi yang cukup bagi pihak
manajemen untuk melakukan perencanaan, mengeksekusi perencanaan dan
mengontrol aktivitas.
Contoh :
1) Internet Commerce
Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti
iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di
internet antara lain pemesanan / pembelian barang dimana barang akan dikirim
melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual.
Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti
mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih

7
sesuai ditawarkan melalui internet; harga lebih murah mengingat membuat
situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet
retail di berbagai tempat; internet merupakan media promosi perusahaan dan
produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah; serta
pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang
sampai di tempat pemesan.
2) Kontrak melalui e-mail
Kontrak melalui e-mail adalah salah satu kontrak on-line yang sangat populer
karena pengguna e-mail saat ini sangat banyak dan mendunia dengan biaya
yang sangat murah dan waktu yang efisien. Untuk memperoleh alamat e-mail
dapat dilakukan dengan cara mendaftarkan diri kepada penyedia layanan e-
mail gratis atau dengan mendaftarkan diri sebagai subscriber pada server atau
ISP tertentu. Kontrak e-mail dapat berupa penawaran yang dikirimkan kepada
seseorang atau kepada banyak orang yang tergabung dalam sebuah mailing
list, serta penerimaan dan pemberitahuan penerimaan yang seluruhnya
dikirimkan melalui e-mail. Di samping itu, kontrak e-mail dapat dilakukan
dengan penawaran barangnya diberikan melalui situs web yang memposting
penawarannya, sedangkan penerimaannya dilakukan melalui e-mail.

VI. Mengaitkan Imbalan dan Insentif dalam Pelaksanaan Strategi


Struktur reward yang dirancang dengan baik adalah alat yang paling kuat bagi
manajemen untuk memobilisasi komitmen karyawan untuk sukses dalam pelaksanaan
strategi dan menyelaraskan upaya seluruh organisasi dengan prioritas strategis. Kunci
untuk menciptakan sistem reward yang mempromosikan pelaksanaan strategi yang
baik adalah membuat ukuran kinerja bisnis yang baik dan eksekusi strategi yang baik,
berdasar dominasi dalam merancang insentif, mengevaluasi upaya individu dan
kelompok, dan membagi-bagikan hadiah.
Insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas
dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi
terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi (perusahaan). Insentif
merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena prestasi
melebihi standar yang ditentukan. Prinsip pertama dalam merancang sebuah sistem
kompensasi insentif yang efektif adalah mengikat imbalan untuk hasil kinerja secara

8
langsung terkait dengan pelaksanaan strategi dan pencapaian tujuan keuangan dan
strategis.
Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat mendorong karyawan bekerja lebih
giat lagi, maka mereka yang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan
hasil kerja. Insentif juga merupakan perangsang yang ditawarkan kepada para
karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang
telah ditetapkan.

Jenis-jenis Insentif
Jenis-jenis insentif dalam suatu perusahaan / instansi harus dituangkan secara
jelas sehingga dapat diketahui oleh pegawai dan oleh perusahaan tersebut dapat
dijadikan kontribusi yang baik untuk dapat menambah gairah kerja bagi pegawai yang
bersangkutan. Jenis-jenis insentif adalah:
a. Piece work
Piece work adalah teknik yang digunakan untuk mendorong kinerja kerja
pegawai berdasarkan hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam jumlah
unit produksi.
b. Bonus
Bonus adalah insentif yang diberikan kepada pegawai yang mampu bekerja
sedemikian rupa sehingga tingkat produksi terlampaui.
c. Komisi
Komisi adalah bonus yang diterima karena berhasil melaksanakan tugas dan
sering diterapkan oleh tenaga-tenaga penjualan.
d. Insentif bagi eksekutif
Insentif bagi eksekutif adalah insentif yang diberikan kepada pegawai
khususnya manajer atau pegawai yang memiliki kedudukan tinggi dalam suatu
perusahaan, misalnya untuk membayar cicilan rumah, kendaraan bermotor
atau biaya pendidikan anak.
e. Kurva Kematangan
Diberikan kepada tenaga kerja yang karena masa kerja dan golongan pangkat
serta gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilan yang lebih tinggi lagi,
misalnya dalam bentuk penelitian ilmiah atau dalam bentuk beban mengajar
yang lebih besar dan sebagainya.

9
f. Rencana Insentif Kelompok
Rencana insentif kelompok adalah kenyataan bahwa dalam banyak organisasi,
kinerja bukan karena keberhasilan individual melainkan karena keberhasilan
kelompok kerja yang mampu bekerja sebagai suatu tim.
Tujuan pemberian insentif adalah untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak,
yaitu:
a. Bagi perusahaan:
a) Mempertahankan tenaga kerja yang terampil dan cakap agar loyalitasnya
tinggi terhadap perusahaan.
b) Mempertahankan dan meningkatkan moral kerja pegawai yang ditunjukkan
akan menurunnya tingkat perputaran tenaga kerja dan absensi.
c) Meningkatkan produktivitas perusahaan yang berarti hasil produksi
bertambah untuk setiap unit per satuan waktu dan penjualan yang
meningkat.
b. Bagi pegawai:
a) Meningkatkan standar kehidupannya dengan diterimanya pembayaran di
luar gaji pokok.
b) Meningkatkan semangat kerja pegawai sehingga mendorong mereka untuk
berprestasi lebih baik.

10
REVIEW JURNAL

Judul Pengelolaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada PT.


Aneka Sejahtera Engineering
Jurnal Manajemen Bisnis
Volume dan Halaman Volume 1, Nomor 2
Tahun 2013
Penulis Eric Alamzah Limawandoyo dan Augustinus Simanjutak

1. Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan dalam jurnal, penulis menjelaskan bahwa sumber
daya manusia merupakan hal yang penting dalam kegiatan usaha apapun, maka
dari itu pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia menjadi penentu
keberhasilan dalam suatu perusahaan terutama dalam hal persaingan di era
globalisasi yang semakin ketat ini. Menurut Cahayani (2005), dengan mengetahui
tingkat keterampilan dan kemampuan karyawan maka perusahaan dapat
menentukan arah strategi sumber daya manusia melalui tiga konsep utama yaitu
keunggulan kompetitif, kapabilitas khusus, dan kesesuaian strategi.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis meneliti faktor sumber daya manusia
yang dimiliki oleh PT. Aneka Sejahtera Engineering. PT. Aneka Sejahtera
Engineering merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa bongkar
muatan kapal yang berada di jalan Prapat Kurung Pelabuhan Berlian Perak
Surabaya. Usaha bongkar muat barang yang dilakukan oleh PT. Aneka Sejahtera
Engineering mencakup pada kegiatan stevedoring, cargodoring dan
receiving/delivery.
Penulis mengharapkan bahwa produktivitas karyawan di semua divisi yang
ada pada PT. Aneka Sejahtera Engineering dapat memberikan peranan yang sama
penting dan kuat antara divisi yang satu dengan divisi yang lain, dengan demikian
tujuan organisasi yang ditetapkan oleh PT. Aneka Sejahtera Engineering dapat
tercapai. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas karyawan tersebut
adalah dengan menentukan strategi sumber daya manusia dan pengelolaan sumber
daya manusia itu sendiri dengan cara yang lebih baik. Hal tersebut dilakukan agar
perusahaan keluarga tersebut dapat menunjukkan peningkatan di aspek
produktivitas karyawannya.

2. Tujuan Penelitian

11
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen sumber daya
manusia, untuk menganalisa lingkungan internal dan eksternal bisnis pada PT.
Aneka Sejahtera Enginering serta untuk menyusun rencana pengembangan bisnis
pada aspek sumber daya manusia pada PT. Aneka Sejahtera Enginering.

3. Metode
Pada bagian metode penelitian, penulis telah menjelaskan mengenai:
1. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif Menurut Sugiyono
(2011), metode kualitatif dapat berfungsi untuk menggambarkan dan
memahami makna di balik datadata yang tampak.
2. Definisi konseptual pada PT. Aneka Sejahtera Enginering dengan
menggunakan analisis fungsi manajemen, analisis lingkungan internal, analisis
lingkungan eksternal yang lebih ditekankan pada lima kekuatan porter, dan
analisis SWOT.
3. Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan penulis adalah
hasil wawancara dengan beberapa karyawan dan manajer PT. Aneka Sejahtera
Enginering, sedangkan data sekunder berupa company profile dan laporan
tahunan perusahaan.
4. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu menggunakan
teknik wawancara dan dokumentasi.
5. Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yaitu penentuan sumber data dengan pertimbangan dan
tujuan tertentu, dan informan dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan
oleh peneliti.
6. Teknik pengujian keabsahan data pada penelitian ini penulis menggunakan
trianggulasi sumber, yaitu dengan membandingkan atau mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda. Cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penulis
membandingkan data hasil wawancara dengan observasi yang dilakukan dalam
PT. Aneka Sejahtera Enginering (Moleong, 2002).
7. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data
(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan.

4. Hasil dan Pembahasan

12
Pemaparan yang disampaikan pada bagian hasil dan pembahasan sudah
sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan manajemen sumber
daya manusia, untuk menganalisa lingkungan internal dan eksternal bisnis pada
PT. Aneka Sejahtera Enginering serta untuk menyusun rencana pengembangan
bisnis pada aspek sumber daya manusia pada PT. Aneka Sejahtera Enginering. PT.
Aneka Sejahtera Engineering dalam melakukan aktivitas operasionalnya telah
menerapkan fungsi manajemen yang mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian dan pengawasan.
Penulis juga menjelaskan secara rinci dalam hal produksi dan operasional
jasa layanan bongkar muat kapal dan pemeliharaan serta perbaikan alat-alat berat
pelabuhan, pemasaran, pengelolaan keuangan yang berkaitan dengan keputusan
masalah investasi yang terdapat di perusahaan, dan untuk pengelolaan sumber daya
manusia yang berkaitan dengan pembuatan strategi sumber daya manusia,
perencanaan sumber daya manusia, rekruitmen dan seleksi sumber daya manusia,
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, kompensasi, evaluasi kinerja,
dan produktivitas karyawan.
Penulis juga telah merekomendasikan untuk menggunakan strategi model
rekanan bisnis karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan yaitu adanya
beberapa kekuatan dalam perusahaan yang bisa digunakan untuk memanfaatkan
beberapa peluang dan menghadapi beberapa ancaman bagi perusahaan.

5. Kritik dan Saran


Secara keseluruhan, jurnal ini sudah cukup baik dalam hal mendeskripsikan
apa yang disampaikan oleh penulis. Ketika membaca halaman awal jurnal yaitu
pada bagian abstrak, sudah ada gambaran tentang tujuan penelitian, metode
penelitian, dan hasil penelitian, jadi sebelum membaca keseluruhan isi jurnal kita
merasa bahwa tulisan ini sudah lengkap. Namun, ada baiknya penulis menyertakan
kajian teori dan penelitian-penelitian sebelumnya, serta contoh perusahaan-
perusahaan yang telah menerapkan pengelolaan dan pengembangan sumber daya
manusia dengan baik, sehingga bisa dijadikan bahan acuan dan pembanding bagi
objek yang diteliti. Kemudian dari segi struktural, meskipun dalam penelitian
kualitatif deskriptif yang disampaikan berdasarkan dengan kebutuhan penelitian,
namun akan lebih baik lagi jika ditambahkan poin masalah atau pertanyaan

13
penelitian. Hal ini tentunya akan membantu peneliti untuk mempermudah dalam
hal mengkategorikan atau mengklasifikasikan tujuan penelitiannya.

14

Anda mungkin juga menyukai