Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN KASUS

WESTERN CHEMICAL CORPORATION


(AKUNTANSI MANAJEMEN DAN BIAYA)

Disusun Oleh Kelompok 2:


1.
2.
3.
4.

Ricky Erri Thoiffur


Nindya Farah Dwi Puspitasari
Wulan Clara Kartini
Fitriyeni Oktavia

(1506701230)
(1506774226)
(1506774535)
(1506700783)

Kelas : H15-1S

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
2015

BAGIAN I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Western Chemical Corporation (WCC) adalah Perusahaan yang bergerak dalam industri kimia.
Perusahaan merayakan ulang tahun ke-75 pada tahun 1995, dan masuk dalam Fortune 300
Chemical Company.
Perusahaan mempunyai beberapa pabrik di berbagai belahan dunia diantaranya pabrik di Praha,
Pabrik di Polandia dan Pabrik di Malaysia.
BAGIAN II
ISSUE YANG ADA DI PERUSAHAAN
Informasi tentang kinerja keuangan operasi luar negeri WCC (entitas anak / cabang / joint
venture) dipersiapkan oleh akuntan yang sama (divisi akuntan di pusat) Sentralisasi
Terdapat beberapa bentuk afiliasi dan perjanjian kepemilikan baru yang digunakan dalam bentuk
usaha international saat ini untuk meminimalisasi resiko dan investasi.
Cara alternatif untuk mengukur kinerja keuangan operasi luar negeri WCC.
BAGIAN III
PEMBAHASAN KASUS
1. What is causing the problems in measuring divisions performance at WCC?
a. Informasi tentang kinerja keuangan operasi luar negeri WCC (entitas anak / cabang / joint
venture) dipersiapkan oleh akuntan yang sama (divisi akuntan di pusat) Sentralisasi.
Sentralisasi dalam proses penyusunan laporan keuangan akan menjadi tidak objektif
karena adanya perbedaan standar untuk setiap negara dalam penyusunan laporan
keuangannya.
Akuntan di WCC perlu menguasai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penyusunan laporan keuangan di masing-masing operasi luar negeri WCC.
Proses penyusunan laporan keuangan harus menggunakan standar yang sama yang diakui
international atau menggunakan standar entitas induk WCC dengan melakukan
penyesuaian yang diperlukan dengan melakukan translasi laporan keuangan dari masingmasing operasi luar negeri WCC ke entitas induk WCC.
b. Terdapat beberapa bentuk afiliasi dan perjanjian kepemilikan baru yang digunakan dalam
bentuk usaha international saat ini untuk meminimalisasi resiko dan investasi.
Bentu usaha, hukum, dan struktur kepemilikan dalam operasi luar negeri WCC
berpengaruh terhadap kinerja keuangan masing-masing operasi luar negeri WCC. Berikut
asumsi atas masing-masing pabrik yang berada di luar negeri:
Tabel 1 Struktur Kepemilikan
Keterangan
Prague
Poland
Malaysia
Foreign exchange
(60)
34
Struktur Kepemilikan
Joint Venture Entitas Anak
Cabang
Operating income
869
1.428
(4.832)
Net income (loss)
(1.178)
1.462
(4.832)
Atrributable to WCC
(646)
1.462
(4.832)
Non Controlling Interest
(532)
Tujuan
Independen
Independen
Part of WCC
Komersial
Komersial
Support

Pabrik di Praha merupakan hasil dari joint venture antara WCC dengan investment partner.
Laba (rugi) yang dihasilkan tidak sepenuhnya menjadi hak WCC. Dengan asumsi bahwa
joint venture untuk pabrik di Praha ini mempunyai struktur kepemilikan 50%:50%, maka
WCC hanya akan menanggung rugi sebesar 50% dari $1.178.000 atau setara dengan
$589.000. WCC juga mempunyai perjanjian dengan investment partner bahwa WCC akan
memperoleh management fee dengan syarat merupakan bagian dari penjualan. Jika kita
kaitkan antara rugi yang diatribusikan kepada WCC sebesar $532.000 dengan management
fee yang diperoleh WCC sebesar $867.000 maka secara tidak langsung WCC memperoleh
laba sebesar $221.000. Penilaian kinerja untuk pabrik di Praha akan menjadi sulit karena
adanya berbagai kondisi tersebut.
Tabel 2 Prague Factory Before and After
Prague
Keterangan
Before
After
Net income (loss)
(1.178)
(1.178)
Atrributable to WCC before
(646)
(646)
Management fee by WCC
867
Atrributable to WCC
(646)
221
Pabrik di Poland dimiliki 100% oleh WCC. Laba (rugi) yang dihasilkan sepenuhnya menjadi
hak WCC.Namun, tidak adanya interest expense dan management fee yang dibebankan
pada pabrik ini membuat laba bersih menjadi lebih baik dibanding kedua pabrik lainnya.
Pabrik di Poland membeli material dari pabrik lain milik WCC dimana didalamnya sudah
termasuk laba yang sudah diambil oleh pabrik penjual (transfer pricing). Pabrik di Poland
kemungkinan juga bisa menambah laba bersihnya menjadi sekitar $2 juta - $3 juta jika saja
mereka membeli material (bahan baku) dengan harga pasar. Namun, jika WCC
membebankan management fee sebesar 8% dari penjualan (setara $2.603.000) dan
interest expense atas utang sebesar $30.000.000 maka bisa dipastikan pabrik di Poland
juga akan mengalami kerugian sebesar $2 juta - $3 juta. Penilaian kinerja untuk pabrik di
Poland akan menjadi tidak konsisten dengan pabrik lainnya karena adanya berbagai kondisi
tersebut.
Tabel 3 Poland Factory Before and After

Keterangan
Net income (with transfer pricing in cost of sales)
Management fee by WCC
Estimate interest expense
Estimate net income (loss)

Poland
Before
After
1.462 $2 juta - $3 juta
(2.603)
$2,4 juta
1.462 ($2 juta-$3 juta)

Pabrik di Malaysia dimiliki 100% oleh WCC. Laba (rugi) yang dihasilkan sepenuhnya menjadi
hak WCC. Namun, tujuan utana WCC mendirikan pabrik di Malaysia adalah sebagai
pendukung atau penambah kapasitas produksi di wilayah Pasifik dan supaya WCC
mendapat keuntungan yang tinggi atas pembelian dari pabrik ini. Bisa dilihat dari data cost
of sales pabrik ini yang melebihi penjualannya. Namun, jika kita melihat region sale yang
dihasilkan dari pabrik di Malaysia, bisa dipastikan pabrik ini mempunyai laba bersih
tertinggi.Penilaian kinerja untuk pabrik di Malaysia akan sangat tidak adil karena tujuan
utama pendirian pabrik ini hanya sebagai support produksi atas pabrik WCC yang lain.

Tabel 4 Malaysia Factory Before and After


Malaysia
Keterangan
Before
After
Region manufactured
(4.832)
Region sale
2.564
Bisa disimpulkan bahwa penilaian kinerja atas operasi luar negeri WCC akan sulit dilakukan
karena adanya berbagai kondisi yang tidak seragam antara pabrik satu dengan yang
lainnya. Konsistensi, keseragaman dan persamaan standar penilaian harus ada supaya
objektifitas penilaian kinerja tercapai.
2. Are there alternative methods for measuring division performance that would avoid the
problems that WCC management is having with the method that they have been using?
Return on Investment (ROI)
ROI = operating income / operating assets
Tabel 5 Return on Investment
Keterangan
Prague
Polandia
Operating income
478
1.428
Operating assets / Working capital
5.000
5.000
Return on Investment
9,6%
28,6%

Malaysia
(4.832)
5.000
-96,6%

Operating income atas pabrik di Praha berdasarkan pada loss atrributable to WCC dengan
persentase sebesar 55%.
Residual Income
Residual Income = Operating Income [Minimum rate of return X Operating assets]
Tabel 6 Residual Income
Keterangan
Prague
Operating income
478
Minimum Return
(1.428)
Operating assets / Working capital
5.000
Target of ROI
28,6%
Residual Income
(950)

Polandia
1.428
(1.428)
5.000
28,6%
-

Malaysia
(4.832)
(1.428)
5.000
28,6%
(6.260)

Target ROI menggunakan asumsi pabrik Polandia dengan beberapa pertimbangan, antara lain:
ROI paling tinggi, kepemilikan penuh oleh WACC, bentuk hukum Perusahaannya.
WCC bisa menggunakan Economic Value Added (EVA) dalam mengukur kinerja operasi luar
negerinya. EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total annual cost of
capital.
EVA menggunakan asumsi WACC sebesar 12% yang digunakan pabrik Malaysia. Berikut rumus
dalam mencari perhitungan EVA:
EVA = After-tax operating income Capital charges

Tabel 7 Perhitungan Economic Value Added


Keterangan
Prague
Poland
Operating income
478
1.428
Taxes
NOPAT
478
1.428
Capital charges
(4.200)
(4.800)
Estimated WACC
12%
12%
Invested Capital
35.000
40.000
EVA
(3.722)
(3.372)

Malaysia
(4.832)
(4.832)
(3.600)
12%
30.000
(8.432)

3. Evaluate the approach to using EVA that WCC management is discussing and using
experimentally. What are the strengths and weaknesses of this approach?
a. Evaluasi atas pendekatan penilaian kinerja WACC
Konsistensi dan kinerja keuangan yang dapat diperbandingkan
Laporan kinerja keuangan masing-masing pabrik, mempunyai berbagai kondisi yang
berbeda. Misal, pabrik Praha mempunyai management fee yang harus dibayar ke WCC,
terdapat transfer pricing dalam cost of sales pabrik Polandia, dan pabrik Malaysia yang
dibangun hanya untuk mendukung operasi di kawasan Pasifik bukan untuk mencari
keuntungan tersendiri. Jika WCC ingin membebankan management fee, maka semua
pabrik juga harus dibebankan, semua pabrik juga harus menggunakan nilai transaksi yang
wajar (arms lenght transaction) dalam semua jenis transaksinya untuk pelaporan kinerja
keuangan internal (walaupun tidak untuk pelaporan eksternal), dan seterusnya.
Standar pelaporan kinerja keuangan internal
Perusahaan perlu menerapkan keseragaman standar atas pelaporan kinerja keuangan
internal kepada seluruh pabrik yang dimiliki. Pelaporan kinerja keuangan terhadap pihak
internal dan eksternal harus dibedakan.
Pemisahan sumber invested capital secara jelas
Invested capital bisa bersumber dari ekuitas internal perusahaan dan juga bisa berasal dari
pinjaman eksternal. Semakin besar invested capital yang bersumber dari pinjaman
eksternal maka akan menjadi semakin besar pula WACC yang diperoleh sebagai pengurang
EVA. Sumber cost of capital dari pinjaman ekternal juga berpotensi membuat adanya aliran
cash flow out dari Perusahaan. Cost of capital yang berasal investasi internal Perusahaan
memang akan mengurangi EVA tetapi, secara tidak langsung sebenarnya tidak ada potensi
aliran cash flow out dari Perusahaan.
b. Keunggulan dan kelemahan EVA:
Keunggulan EVA:
1) EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya
modal sebagai konsekuensi investasi;
2) Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan hanya yang menjadi persoalan adalah
perhitungan biaya modal yang memerlukan data yang lebih banyak analisa yang
mendalam;
3) EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar
atau perusahaan lain, sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisa ratio.

Kelemahan EVA:
1) Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan karena dana untuk
investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda
dan bahkan biaya modal mungkin merupakan biaya peluang;
2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan
fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli
saham tertentu, padahal factor-faktor lain terkadang justru lebih dominan;
3) Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara
akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam
mengemukakan kondisi internalnya;
4. How should the performance of divisions of WCC be measured?
Standarisasi dan konsistensi diperlukan dalam pelaporan kinerja keuangan internal WCC.
Pemisahaan akuntan penyusun laporan keuangan untuk internal dan pihak eksternal. Berikut
asumsi kami atas kinerja keuangan dan penilaian EVA yang seharusnya dilakukan WCC:

Keterangan
Revenue
Cost of Sales
Gross Margin

Tabel 8 Asumsi Kinerja Keuangan Ketiga Pabrik


Prague
Poland
11.510
32.536
(9.541)
(27.005)
1.969
5.531

Operating Expense
Other Income (Charges)
Operating Profit
Interest
Fee
Foreign exchange
Income before Tax
Tax
Net Income

Malaysia
14.930
(12.392)
2.538

(891)
(209)
869

(891)
(209)
4.431

(3.775)
(121)
(1.358)

(1.120)
(867)
(60)
(1.178)
(1.178)

(2.700)
(2.603)
34
(838)

(2.700)
(1.194)
(5.252)

(838)

(5.252)

Sales dan cost of sales


Perhitungan menggunakan dasar gross margin pabrik Praha, dimana cost of sales dan gross
margin terhadap sales masing-masing sebesar 83% dan 17%. Asumsi ini digunakan atas dasar
bahwa pabrik Praha tidak ada isu transfer pricing di sales maupun cost of sales sehingga akan
menjadi lebih objektif sebagai dasar perhitungan sales dan cost of sales pabrik lainnya.
Management fee dan interest expense
Management fee menggunakan basis 8% dari total sales seperti yang ada di pabrik Praha
sedangkan interest expense merupakan bunga atas utang merupakan bagian dari invested
capital yang dilakukan WCC.
Dengan adanya perubahan asumsi di atas maka EVA juga akan berubaha mengikuti perubahan
opearting profit dan capital charge nya. Berikut asumsi perhitungan EVA yang baru:

Keterangan
Operating income
Taxes
NOPAT
Capital charges
Estimated WACC
Invested Capital
EVA

Tabel 9 Asumsi EVA


Prague
Poland
478
4.431
478
4.431
(4.200)
(4.800)
12%
12%
35.000
40.000
(3.722)
(369)

Malaysia
(1.358)
(1.358)
(3.600)
12%
30.000
(4.958)

5. What should Samantha Chu tell the analysts if he ask specifically about the investment in the
Czech Republic, Poland and Malaysia?
a. Bentuk usaha, hukum, dan struktur kepemilikan dalam operasi luar negeri WCC.
Samantha Chu perlu menjelaskan bentuk usaha, hukum, dan struktur kepemilikan di masingmasing pabrik dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan pabrik tersebut.
b. Tujuan pendirian masing-masing pabrik.
Pabrik di Praha didirikan atas kerja sama dengan investment partner untuk tujuan
komersial umum dengan beberapa syarat misal, WCC mendapat management fee serta
memperoleh persentasi tertentu dari penjualan dengan menanggung atau menjamin utang
yang dimiliki pabrik di Praha, yang pasti berpengaruh terhadap kinerja keuangan pabrik
tersebut. Laba ataupun rugi atas pabrik ini akan ditanggung bersama sesuai hak dan
kewajiban masing-masing antara WCC dengan investment partner.
Pabrik di Polandia merupakan pabrik yang beroperasi penuh sebagai suatu Perusahaan
dengan tujuan komersial, karena dimiliki penuh maka tidak ada management fee yang
dibebankan oleh WCC. Laba ataupun rugi atas pabrik ini sepenuhnya menjadi hak WCC.
Pabrik di Malaysia didirikan bertujuan untuk mendukung kapasitas produksi di kawasan
Pasifik. Pabrik di Malaysia tidak mencari keuntungan sendiri melainkan mendukung seluruh
kawasan untuk mendapat keuntungan lebih besar.
c. Perbaikan proses pelaporan kinerja keuangan masing-masing pabrik.
Proses pelaporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan yang sama baik untuk pelaporan
terhadap pihak internal dan eksternal akan diperbaiki. Mulai tahun depan proses
pelaporan keuangan untuk pihak internal dan eksternal akan dilakukan oleh akuntan yang
berbeda supaya lebih fokus.
Proses pelaporan juga akan memiliki standar yang berbeda, untuk pihak eksternal
menggunakan standar umum yang memenag sudah ada dan diatur sedangkan untuk
pelaporan internal akan menggunakan standar manajemen WCC karena berkaitan dengan
kinerja masing-masing pabrik.

Anda mungkin juga menyukai