Oleh:
DEVINA PUTRI KHAIRANI
01044881719006
I. LATAR BELAKANG
1. Permasalahan
a. Informasi tentang kinerja keuangan operasi luar negeri WCC (entitas anak / cabang /
joint venture) dipersiapkan oleh akuntan yang sama (divisi akuntan di pusat)
sentralisasi.
b. Manajemen WCC belum mengetahui cara terbaik untuk mengukur kinerja operasi anak
perusahaan di Luar Negeri. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan struktur kepemilikan
yang mengakibatkan pelaporan keuangan yang berbeda yang menyebabkan net income
berbeda.
IV. PEMBAHASAN
1. Apa yang menyebabkan permasalahan dalam perhitungan performa di WCC?
Jawab:
a. Informasi tentang kinerja keuangan operasi luar negeri WCC (entitas anak
/cabang/joint venture) dipersiapkan oleh akuntan yang sama (divisi akuntan di pusat)
Sentralisasi.
Sentralisasi dalam proses penyusunan laporan keuangan akan menjadi tidak
objektif karena adanya perbedaan standar untuk setiap negara dalam penyusunan
laporan keuangannya.
Akuntan di WCC perlu menguasai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penyusunan laporan keuangan di masing-masing operasi luar negeri WCC.
Proses penyusunan laporan keuangan harus menggunakan standar yang sama yang
diakui international atau menggunakan standar entitas induk WCC dengan
melakukan penyesuaian yang diperlukan dengan melakukan translasi laporan
keuangan dari masing- masing operasi luar negeri WCC ke entitas induk WCC.
b. Terdapat beberapa bentuk afiliasi dan perjanjian kepemilikan baru yang digunakan
dalam bentuk usaha international saat ini untuk meminimalisasi resiko dan investasi.
Bentuk usaha, hukum, dan struktur kepemilikan dalam operasi luar negeri WCC
berpengaruh terhadap kinerja keuangan masing-masing operasi luar negeri WCC.
Berikut asumsi atas masing-masing pabrik yang berada di luar negeri.
Pabrik di Praha merupakan hasil dari joint venture antara WCC dengan investment
partner. Laba (rugi) yang dihasilkan tidak sepenuhnya menjadi hak WCC. Dengan
asumsi bahwa joint venture untuk pabrik di Praha ini mempunyai struktur
kepemilikan 50%:50%, maka WCC hanya akan menanggung rugi sebesar 50%
dari $1.178.000 atau setara dengan
$589.000. WCC juga mempunyai perjanjian dengan investment partner bahwa
WCC akan memperoleh management fee dengan syarat merupakan bagian dari
penjualan. Jika kita kaitkan antara rugi yang diatribusikan kepada WCC sebesar
$532.000 dengan management fee yang diperoleh WCC sebesar $867.000 maka
secara tidak langsung WCC memperoleh laba sebesar $221.000. Penilaian kinerja
untuk pabrik di Praha akan menjadi sulit karena adanya berbagai kondisi tersebut.
Pabrik di Poland dimiliki 100% oleh WCC. Laba (rugi) yang dihasilkan
sepenuhnya menjadi hak WCC.Namun, tidak adanya interest expense dan
management fee yang dibebankan pada pabrik ini membuat laba bersih menjadi
lebih baik dibanding kedua pabrik lainnya. Pabrik di Poland membeli material dari
pabrik lain milik WCC dimana didalamnya sudah termasuk laba yang sudah
diambil oleh pabrik penjual (transfer pricing). Pabrik di Poland kemungkinan juga
bisa menambah laba bersihnya menjadi sekitar $2 juta - $3 juta jika saja mereka
membeli material (bahan baku) dengan harga pasar. Namun, jika WCC
membebankan management fee sebesar 8% dari penjualan (setara $2.603.000) dan
interest expense atas utang sebesar $30.000.000 maka bisa dipastikan pabrik di
Poland juga akan mengalami kerugian sebesar $2 juta - $3 juta. Penilaian kinerja
untuk pabrik di Poland akan menjadi tidak konsisten dengan pabrik lainnya karena
adanya berbagai kondisi tersebut.
Tabel 3 Poland Factory Before and After
Keterangan
Before After
Net income (with transfer pricing in 1.462 $2 juta - $3 juta
cost of sales)
Management fee by WCC - (2.603)
Estimate interest expense - $2,4 juta
Estimate net income (loss) 1.462 ($2 juta-$3 juta)
Bisa disimpulkan bahwa penilaian kinerja atas operasi luar negeri WCC akan sulit
dilakukan karena adanya berbagai kondisi yang tidak seragam antara pabrik satu
dengan yang lainnya. Konsistensi, keseragaman dan persamaan standar penilaian
harus ada supaya objektifitas penilaian kinerja tercapai.
Tabel 4 Malaysia Factory Before and After
Malaysia
Keterangan
Before After
Region manufactured (4.832) -
Region sale - 2.564
2. Apakah ada metode alternatif dalam menghitung performa anak perusahaan yang bisa
menghindarkan WCC dari permasalahan yang ada sst ini?
Jawab:
Return on Investment (ROI = operating income / operating assets)
Tabel 5 Return on Investment
Keterangan Prague Polandia Malaysia
Operating income 478 1.428 (4.832)
Operating assets / Working capital 5.000 5.000 5.000
Return on Investment 9,6% 28,6% -96,6%
Operating income atas pabrik di Praha berdasarkan pada loss atrributable to WCC
dengan persentase sebesar 55%.
Residual Income
Residual Income = Operating Income [Minimum rate of return X Operating
assets]
Tabel 6 Residual Income
Keterangan Prague Polandia Malaysia
Operating income 478 1.428 (4.832)
Minimum Return (1.428) (1.428) (1.428)
Operating assets / Working 5.000 5.000 5.000
capital
Target of ROI 28,6% 28,6% 28,6%
Residual Income (950) - (6.260)
Target ROI menggunakan asumsi pabrik Polandia dengan beberapa pertimbangan,
antara lain: ROI paling tinggi, kepemilikan penuh oleh WACC, bentuk hukum
Perusahaannya.
WCC bisa menggunakan Economic Value Added (EVA) dalam mengukur kinerja
operasi luar negerinya. EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi dengan
total annual cost of capital.
EVA menggunakan asumsi WACC sebesar 12% yang digunakan pabrik Malaysia.
Berikut rumus dalam mencari perhitungan EVA:
3. Apa kekuatan dan kelemahan dalam implementasi EVA sebagai salahsatu metode
pengukuran performa anak perusahaan WCC?
Jawab:
a. Evaluasi atas pendekatan penilaian kinerja WACC
Konsistensi dan kinerja keuangan yang dapat diperbandingkan
Laporan kinerja keuangan masing-masing pabrik, mempunyai berbagai kondisi
yang berbeda. Misal, pabrik Praha mempunyai management fee yang harus dibayar
ke WCC, terdapat transfer pricing dalam cost of sales pabrik Polandia, dan pabrik
Malaysia yang dibangun hanya untuk mendukung operasi di kawasan Pasifik bukan
untuk mencari keuntungan tersendiri. Jika WCC ingin membebankan management
fee, maka semua pabrik juga harus dibebankan, semua pabrik juga harus
menggunakan nilai transaksi yang wajar (arms lenght transaction) dalam semua
jenis transaksinya untuk pelaporan kinerja keuangan internal (walaupun tidak untuk
pelaporan eksternal), dan seterusnya.
5. Apa yang akan dijelaskan mengenai investasi yang ada di pabrik Praha, Polandia, dan
Malaysia?
Jawab:
a. Bentuk usaha, hukum, dan struktur kepemilikan dalam operasi luar negeri WCC.
Samantha Chu perlu menjelaskan bentuk usaha, hukum, dan struktur kepemilikan di
masing- masing pabrik dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan pabrik tersebut.
b. Tujuan pendirian masing-masing pabrik.
Pabrik di Praha didirikan atas kerja sama dengan investment partner untuk tujuan
komersial umum dengan beberapa syarat misal, WCC mendapat management fee
serta memperoleh persentasi tertentu dari penjualan dengan menanggung atau
menjamin utang yang dimiliki pabrik di Praha, yang pasti berpengaruh terhadap
kinerja keuangan pabrik tersebut. Laba ataupun rugi atas pabrik ini akan
ditanggung bersama sesuai hak dan kewajiban masing-masing antara WCC dengan
investment partner.
Pabrik di Polandia merupakan pabrik yang beroperasi penuh sebagai suatu
Perusahaan dengan tujuan komersial, karena dimiliki penuh maka tidak ada
management fee yang dibebankan oleh WCC. Laba ataupun rugi atas pabrik ini
sepenuhnya menjadi hak WCC.
Pabrik di Malaysia didirikan bertujuan untuk mendukung kapasitas produksi di
kawasan Pasifik. Pabrik di Malaysia tidak mencari keuntungan sendiri melainkan
mendukung seluruh kawasan untuk mendapat keuntungan lebih besar.