Anda di halaman 1dari 40

BAB 5

BIAYA UNIT DAN INFORMASI HARGA


Biaya produksi unit Rp 6
Biaya daur hidup unit Rp 10
Biaya keseluruhan hidup unit Rp 12
Harga jual unit yang dianggarkan Rp 15
BIAYA YANG DIANGGARKAN
ITEM 2005 2006 2007 TOTAL
Biaya Pengembangan 200.000 - - 200.000
Biaya Produksi - 240.000 360.000 600.000
Biaya Logistik - 80.000 120.000 200.000
Subtotal tahunan 200.000 320.000 480.000 1.000.000
Biaya Pasca pembelian - 80.000 120.000 200.000
Total tahunan 200.000 400.000 600.000 1.200.000
Unit yang diproduksi 40.000 60.000
LAPORAN LABA RUGI PRODUK YANG DIANGGARKAN
(dalam rupiah)
TAHUN PENDAPATAN BIAYA PENGHASILAN PENGHASILAN
TAHUNAN KUMULATIF
2005 - (200.000) (200.000) (200.000)
2006 600.000 (320.000) 280.000 80.000
2007 900.000 (480.000) 420.000 500.000

1. Perhatikan bahwa biaya daur hidup per unit adalah Rp 10,-, dibandingkan dengan definisi
konvensional sebesar Rp 6,- (yang hanya meliputi biaya produksi) dan biaya keseluruhan
hidup adalah Rp 12,-. Untuk dapat terus hidup, tentu saja produk harus menutup semua
biaya daur hidup dan menghasilkan laba yang dapat diterima (laba target). Harga target Rp
15,- dapat dibandingkan dengan laba target untuk memperoleh biaya target. Misalkan laba
target adalah Rp 6,50 per unit. Jadi, biaya target daur hidup adalah Rp 8,50.

LAPORAN KINERJA: Biaya Daur Hidup


(dalam rupiah)

TAHUN ITEM BIAYA BIAYA YANG


SELISIH
AKTUAL DIANGGARKAN
2005 Pengembangan 190.000 200.000 (200.000)
2006 Produksi 300.000 240.000 80.000
Logistik 75.000 80.000 500.000
2007 Produksi 435.000 360.000
Logistik 110.000 120.000
2. PT Andalas menyajikan data pendapatn dan biaya dua jenis produk TM200 untuk pasar
komersial dan TM800 untuk pelanggan indusrial. Kedua produk diharapkan mempunyai
siklus hidup selama tiga tahun.

Keterangan TM200
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Pendapatan $ 500.000 $ 2.000.000 $2.500.000
Biaya:
Riset dan Pengembangan $ 1.000.000 $0 $0
Prototipe 300.000 50.000 0
Pemasaran 60.000 320.000 475.000
Distribusi 80.000 120.000 130.000
Produksi 20.000 800.000 1.000.000
Pelayanan kepada 0 60.000 85.000
pelanggan
Laba (Rugi) $ (960.000) $ 650.000 $ 810.000

Keterangan TM800
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Pendapatan $ 900.000 $ 1.800.000 $ 2.000.000
Biaya:
Riset dan Pengembangan $ 1.150.000 $0 $0
Prototipe 550.000 30.000 10.000
Pemasaran 124.000 200.000 260.000
Distribusi 170.000 300.000 410.000
Produksi 85.000 600.000 700.000
Pelayanan kepada 0 20.000 10.000
pelanggan
Laba (Rugi) $ (1.179..000) $ 650.000 $ 610.000
Pertanyaan:

1. Apakah laporan rugi/laba selama siklus hidup produk berbeda dari laporan rugi/laba per tahun?

2. Buatlah laporan rugi/laba untuk tiga tahun kedua jenis produk tersebut, produk manakah yang
lebih menguntungkan? 3. Buatlah daftar yang menunjukkan setiap kategori biaya dalam bentuk
persentase terhadap biaya total per tahun. Berilah perhatian khusus untuk kategori riset &
pengembangan dan pelayanan kepada pelanggan.

Penyelesaian:

1. Laporan R/L selama siklus hidup produk berbeda dari laporan R/L per tahun, karena laporan R/L
siklus produk seharusnya memaparkan total dalam setiap kategori pendapatan dan biaya selama
siklus hidup produk. Apabila siklus hidup produk diharapkan selama 10 tahun, laporan ini
membutuhkan forecast selama 7 tahun ke depan.

2. Laporan R/L selama siklus hidup produk (3 tahun) dipaparkan sebagai berikut
Keterangan TM 200 TM 800

Pendapatan $ 5.000.000 $ 4.700.000


Biaya:
Riset dan Pengembangan 1.000.000 1.150.000
Prototipe 350.000 590.000
Pemasaran 855.000 584.000
Distribusi 330.000 880.000
Produksi 1.820.000 1.385.000
Pelayanan kepada 145.000 30.000
pelanggan
Laba (Rugi) $ 500.000 $ 81.000
Dari laporan R/L tersebut diketahui bahwa produk TM200 lebih menguntungkan.

TM 200 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

Riset dan Pengembangan 68,5% 0% 0%


Prototipe 20,5% 3,7% 0%
Pemasaran 4,1% 23,7% 28,1%
Distribusi 5,5% 8,9% 7,7%
Produksi 1,4% 59,3% 59,2%
Pelayanan kepada 0% 4,4% 5,0%
pelanggan
Total Biaya $ 1.460.000 $ 1.350.000 $ 1690.000

TM 800 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

Riset dan Pengembangan 55,3% 0% 0%


Prototipe 26,5% 2,6% 0,7%
Pemasaran 6,0% 17,4% 18,7%
Distribusi 8,2% 26,1% 29,5%
Produksi 4,0% 52,2% 50,4%
Pelayanan kepada 0% 1,7% 0,7%
pelanggan
Total Biaya $ 2.079.000 $ 1.150.000 $ 1.390.000

Produk TM200 memiliki total biaya lebih rendah dibanding produk TM800, akan tetapi
persentase biaya pelayanan pelanggan terhadap biaya total lebih tinggi jika dibandingkan dengan
produk TM800. Riset & Pengembangan dan Prototipe produk TM200 lebih rendah dibanding
produk TM800, akan tetapi kedua biaya tersebut dapat meningkatkan biaya pelayanan pada
pelanggan. Selanjutnya prediksi yang akurat tidak dapat dibuat hanya berdasarkan informasi ini,
karena perlu melihat juga prospek dari produk TM800 mengalokasikan biaya pada Riset &
Pengembangan dan Prototipe lebih besar dibanding produk TM200 dengan harapan tingkat
pengembalian yang lebih besar di masa mendatang.

3. Bagaimana pengaruh empat metode desain terhadap kecepatan desai, biaya desain dan pengaruh
pada biaya hilir ?

Jawab :

Metode Desain Kecepatan Desain Biaya Desain Pengaruh pada Biaya


Hilir
Basic Engineering Cepat Tergantung pada Bisa sangat tinggi, karena
kompleksitas dan pemasaran dan produksi
fungsionalitas yang bukan merupakan bagian
diharapkan, yang integral dalam proses
seharusnya relative desain
rendah
Prototyping Rendah Signifikan, bahan, Potensial untuk
tenaga langsung dan mengurangi biaya hilir
waktu secara signifikan
Templating Cepat Sedang Tidak diketahui: dapat
menimbulkan biaya tinggi
yang tidak diharapkan jika
penjadwalan yang telah
dibuat tidak terpenuhi
dipasar atau pada waktu
produksi
Conccurent Terus menerus Signifikan: desain Merupakan metode terbaik
Engineering (kontinu) merupakan bagian untuk mengurangi biaya
integral dengan hilir
proses yang
berlangsung

4. Asumsikan Confer Company menambah setengah shift untuk Departemen pengeboran yang
menaikkan jam pengeboran dari 120 menjadi 180 per minggu. Dengan tambahan 60 jam
pengeboran, Confer dapat meningkatkan produksi komponen Y dari 30 menjadi 50 unit, suatu
tambahan 20 unit per minggu (ingatlah bahwa komponen Y menggunakan 3 jam per unit yang
menghasilkan 20 unit tambahan (60/3). Karena komponen Y mempunyai margin kontribusi per
unit sebesar $600, hal ini akan menaikkan throughput sebesar $12.000 per minggu ($600 x 20).
Dengan asumsi bahwa Departemen Penggerindaan dan Pemolesan dapat menangani kenaikan 20
unit Y per minggu. Sebagai contoh, kita mengetahui bahwa penggurindaan mempunyai 80 jam
yang tersedia per minggu dan setiap komponen X dan Y menggunakan 1 jam penggurindaan.
Saat ini, baru 60 jam yang digunakan sehingga kenaikan 20 unit masih dimungkinkan.

Jawab :

Sekarang, asumsikan pemolesan mempunyai 160 jam yang tersedia. Komponen X menggunakan
2 jam per unit, sedangkan komponen Y menggunakan 1 jam per unit. Bauran (30X dan 30Y)
menggunakan 90 jam saat ini. Untuk menaikkan produksi Y sebanyak 20 unit, diperlukan
tambahan 20 jam yang tentu saja masih memungkinkan. Jadi, beralih dari bauran .30 unit X dan
30 unit Y menjadi bauran 30 unit X dan 50 unit Y dapat dilakukan. Apakah menambah setengah
shift menguntungkan? Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh dengan membandingkan biaya
penambahan setengah shift dengan kenaikan throughput sebesar $12.000 per minggu. Jika biaya
penambahan setengah shift adalah $50 per jam, maka biaya tamhahannya adalah $3.000 per
minggu dan keputusan menambah setengah shift tersebut adalah tepat.
BAB 6

1. Berikut ini standar per unit produk yang dihasilkan oleh CV. Anwar untuk periode tertentu yaitu
:
Harga bahan baku standar = 5400
Bahan langsung 4 kg @ Rp. 5.000,- = Rp. 20.000,- / unit output
T.K. langsung 2 jam @ Rp. 8.000,- = Rp. 16.000,- / unit output
Informasi tambahan yang diperoleh mengenai hal-hal yang sesungguhnya terjadi yaitu :
- Unit barang yang diproduksi 10.000 unit
- Biaya bahan baku Rp. 270.000,-
- Bahan baku yang dibeli dan digunakan 50.000 kg
- Harga bahan baku / kg Rp. 5.000,-
- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 171.600,-
- Jam Kerja sesungguhnya 22.000 jam
- Biaya tenaga kerja per jam Rp. 7.800,-
- Bahan baku yang dibeli sesungguhnya 55.000 kg
Diminta :
Hitunglah :
1. Selisih biaya bahan baku
2. Selisih biaya tenaga kerja
3. Jurnal
a. Untuk mencatat pembelian bahan baku
b. Mencatat penggunaan bahan baku
c. Mencatat upah gaji
Penyelesaian :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
a. Selisih harga bahan baku = (Harga standar/unit - Harga sesungguhnya/unit) x Kuantitas
sesungguhnya dibeli
Selisih harga bahan baku = (Rp. 5.400,- -Rp. 5.000,-) x 50.000 kg
= Rp.20.000.000,- (TM/UF).
a. Selisih efisiensi bahan baku = (Kuantitas standar - Kuantitas dipakai sesungguhnya) x
Harga standar/unit
Selisih Kwantitas = {50.000 kg (10.000 x 4 kg} x Rp. 5.000,-
2. Selisih Tenaga Kerja :
a. Selisih tariff upah langsung = (Tarip standar/jam - Tarip sesungguhnya/jam) x Jam kerja
sesungguhnya
Selisih Tarif = (Rp. 7.8000,- - Rp. 8.000,-) x 22.000 jam
= Rp.4.400.000,- (M/F).
b. Selisih efesiensi tenaga kerja langsung = (Jam kerja standar - Jam kerja sesungguhnya) x
Tarip standar/jam
Selisih Efisiensi= (22.000 Jam 20.000 Jam) x Rp. 8.000,-
= Rp.16.000.000,- (TM).
3. Jurnal :
a. Mencatat pembelian bahan baku
Bahan Baku Rp.275.000.000,-
Selisih Harga Rp 32.000.000,- (dari yang dibeli)
Hutang Dagang Rp.297.000.000,-
b. Mencatat penggunan bahan baku
B.D.P Rp.200.000.000,-
Selisih Efisiensi Rp. 16.000.000,-
Bahan Baku Rp.250.000.000,-
c. Mencatat upah dan gaji
B.D.P Rp.160.000.000,-
Selisih efisiensi tenaga kerja Rp. 16.000.000,-
Selisih tarif tenaga kerja Rp. 4.400.000,-
Hutang upah / gaji Rp.171.600.000,-

2. PT. CAHAYA MENTARI pada tahun 1996 memproduksi produk jadi sebanyak 120.000 unit.
Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg, sedangkan yang digunakan dalam
proses produksi sebanyak 700.000 kg. Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas
bahan baku sebanyak 6 kg / unit dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg, lalu ditentukan pula
standar efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam / unit dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- / jam .
Namun kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,- / kg dengan
jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 365.000 jam dengan tarif Rp. 2.500, / jam.
Diminta Carilah :
1. Selisih harga bahan baku.
2. Selisih kuantitas bahan baku.
3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar serta pengalokasian selisih gaji dan
upah dengan mengabaikan pajak atas gaji dan upah

Penyelesaian :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih Harga = ( Harga Ssg Harga Std ) x Kuantitas Ssg
= ( Rp. 2.100 Rp. 2.150 ) x 750.000
= Rp. 37.500.000,- ( Laba )
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas = [ Kuantitas Ssg Kuantitas Std yang ditetapkan ] x Harga Std
= [ 700.000 ( 6 x 120.000 ) ] x Rp. 2.150
= Rp. 43.000.000 ( Laba )
3. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Jam Kerja = [ Jam kerja Ssg Jam kerja Std yang ditetapkan ] x Tarif upah Std
= [ 365.000 ( 3 x 120.000 ) ] x Rp. 2.400
= Rp. 12.000.000,- ( Rugi )

4. Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung :


Selisih Tarif Upah = [ Tarif upah Ssg Tarif upah Std ] x Jam kerja Ssg
= [ Rp. 2.500 Rp. 2.400 ] x 365.000
= Rp. 36.500.000,- ( Rugi )
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar :
Gaji dan upah ( 2.500 x 365.000) Rp. 912.500.000,-
Berbagai perkiraan hutang Rp. 912.500.000,-
Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta selisih-selisihnya :
Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 ) Rp. 864.000.000,-
Selisih efisiensi TK langsung Rp. 12.000.000,-
Selisih tarif TL langsung Rp. 36.500.000,-
Gaji dan upah Rp. 912.500.000,-

3. PT. AJUAVIVA. Kapasitas normal yang dimiliki 10.000 jam kerja langsung (JKL) atau
sebanyak 2.500 unit produk.Biaya standar untuk mengolah satu unit produk adalah:Rp 150 yang
terdiri dari:
Biaya bahan baku (BB) = 2 kg @ Rp 20 = Rp 40,
Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) = 4jam @ 12,5 = Rp 50
Biaya overhead pabrik (BOP) = Rp 60 ( variabel = 4jam @ Rp 10 = Rp 40, tetap = 4jam @ Rp 5
= Rp 20 )
Data lain adalah:
1. Produk yang diselesaikan selama bln itu 2.400 unit
2. BB dibeli dengan kredit = 4.900 kg @ Rp19 = Rp 93.100
3. BTKL bulan itu 9.550 jam @ Rp 12 = Rp 114.600
4. BOP sesungguhnya Rp 145.000
5. Penjualan produk selesai= 2.000 unit @ Rp 250 = Rp 500.000
6. Biaya pemasaran Rp 50.000 dan biaya administrasi Rp 30.000

Buatlah analisis selisih BB, BTKL, dan BOP.

Penyelesaian:
1. selisih bahan baku
SHB = (HS HSt) KS = ( Rp 19 Rp 20 ) 4900 = Rp 4.900 ( L )
SKB = (KS KSt ) HSt = ( 4.900 4.800 ) Rp 20 = Rp 2.000 ( R )

2. selisih BTKL

Selisih tarif upah (STU)


STU = (TS-TSt)JS = (Rp12 Rp12,5) 9550 = Rp4775 ( L )
Selisih efisiensi upah langsung ( SEUL )
SEUL = ( JS JSt ) TSt = ( 9550 9600 ) Rp12,5 =Rp 625 ( L )

3. Selisih biaya overhead pabrik ( BOP )


1.Metode dua selisih
- Selisih terkendalikan ( ST ) = BOPS AFKSt
= BOPS { ( KN x TT ) + ( KSt x TV ) }
= Rp 145.000 { ( 10.000 x Rp5 ) + ( 9600 x Rp 10 ) }
= Rp 145.000 ( Rp 50.000 + Rp 96.000 )
= Rp 1.000 ( L )

- Selisih volume ( SV ) = ( KN KSt ) TT


= ( 10.000 9600 ) Rp 5
= Rp 2.000 ( R )
2. Metode tiga selisih.
- Selisih anggaran ( SA ) = BOPS AFKS
= BOPS { ( KN x TT ) + ( KS x TV ) }
= Rp 145.000 { ( 10.000 x Rp 5 ) + ( 9550 x Rp 10 ) }
= Rp 145.000 ( Rp 50.000 + Rp 95.500 )
= Rp 500 ( L )

- Selisih kapasitas ( SK ) = ( KN KS ) TT
= ( 10.000 9550 ) Rp 5
= Rp 2.250 ( R )

- Selisih efisiensi BOP ( SEBOP ) = ( KS KSt ) T


= ( 9550 9600 ) Rp 15
= Rp 750 ( L )

3. Metode empat selisih


- Sel;isih anggaran = Rp 500 ( L )
- Selisih kapasitas = Rp 2.250 ( R )
- Selisih efisiensi variabel
( SEBOPV ) = ( KS KSt ) TV = ( 9550 9600 ) Rp 10 = Rp 500 ( L )
- Selisih efisiensi BOP tetap ( SEBOPT )
SEBOPT = ( KS KSt ) TT = ( 9550 9600 ) Rp 5 = Rp 250 ( L )
4. PT Atma menetapkan standard cost bahan per unit sebagai berikut : 2 kg Bahan XYZ @ Rp.
15.000. Selama satu periode telah memproduksi 1.000 unit. Pembelian bahan selama periode tsb
adalah 2200 kg @ Rp. 16.000. Sedangkan pemakaian bahan actual adalah 1.980 kg. Hitunglah
Direct Material Variances!

Penyelesaian :

Quantity standard adalah : unit produksi actual X tarif standard quantity bahan.

Qstd : 1.000 unit X 2 kg = 2.000 kg.

Pstd : Rp. 15.000/kg atau Rp. 30.000/unit.

Qact : 1.980 kg

Direct Material Variances : (Qstd X Pstd) (Qact X Pact)

DMV = (2.000 X 15.000) (1.980 X 16.000)


DMV = (1.680.000) (Unfavourable)/tidak menguntungkan

Analisa Variances : - Material Price Variances


MPV = (Pstd Pact) X Qac
MPV = (15.000 16.000) X 1.980
MPV = (Rp. 1.980.000) unfavourable

- Material Efficiency Variances


MEV = (Qstd Qact) X Pstd
MEV = (2.000 1.980) X 15.000
MEV = Rp.300.000 Favourable
DMV = MPV + MEV
DMV = (1.980.000) + 300.000
= (Rp.1.680.000) unfavorable
5. PT. SINAR MENTARI pada tahun 2015 memproduksi produk jadi sebanyak 120.000 unit.
Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg, sedangkan yang digunakann dalam
proses produksi sebanyak 700.000 kg. Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas
bahan baku sebanyak 6 kg/unit dengan harga Rp. 2.150,-/kg, lalu ditentukan pula standar
efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam/unit dengan standar tarif upah Rp. 2.400,-/jam. Namun
kenyataan yang terjadi, haarga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,-/kg, dengan jumlah
jam tenaga kerja yang sesungguhnya selama 365.000 jam dengan tarif Rp. 2.500,-/jam.
Diminta:
1. Hitunglah selisih harga bahan baku dan kuantitas bahan baku?
2. Hitunglah selisih jam tenaga kerja langsung dan tarif upah tenaga kerja langsung?
Penyelesaian:
1. Selisih Harga Bahan Baku
Selisih Harga = (HSg HSt) x KSg
= (Rp. 2.100 Rp. 2.150) x 750.000
= Rp. 37.500.000,- (Laba)

Selisih Kuantitas Bahan Baku


Selisih Kuantitas = (KSg KSt yang ditetapkan) x HSt
= [700.000 (6 x 120.000)] x Rp. 2.150,-
= Rp. 43.000.000,- (Laba)

2. Selisih Efisiensi Jam TKL


Selisih Jam Kerja = ( Jam Kerja Ssg Jam Kerja Std ) x Tarif Upah Std
= [ 365.000 (3x 120.000)] x Rp. 2.400,-
= Rp. 12.000.000,- (Rugi)
Selisih Tarif Upah TKL
Selisih Tarif Upah = (Tarif Upah Ssg tarif Upah Std) x Jam Kerja Ssg
= (Rp. 2.500 Rp. 2.400) x 365.000
= Rp. 36.500.000,- (Rugi)
6. PT. REMBULAN dalam mengoilah produknya menggunakan 2 macam bahan baku untuk
produk A. Berikut data-data mengenai bahan baku X dan Y untuk tahun 2015.
Data-data Harga Standar dan Harga Sesungguhnya.

Bulan Bahan X Bahan Y

HSt HSg HSt HSg


Jan 1.200 1.220 750 770
Feb 1.200 1.220 750 770
Mar 1.225 1.250 750 770
Apr 1.225 1.250 750 770
Mei 1.225 1.250 750 770
Jun 1.225 1.250 750 770
Jul 1.225 1.250 780 810
Agst 1.225 1.250 780 810
Sep 1.225 1.250 780 810
Okt 1.240 1.300 780 810
Nov 1.240 1.300 780 810
Des 1.240 1.300 780 810

Data-data Kuantitas Pemakaian Standar dan Pemakaian Sesungguhnya

Bulan Bahan X Bahan Y

KSt KSg KSt KSg


Jan 1.500 1.550 2700 2.850
Feb 1.500 1.550 2700 2.800
Mar 1.500 1.600 2700 2.800
Apr 1.500 1.570 2700 2.825
Mei 1.500 1.570 2700 2.800
Jun 1.500 1.570 2700 2.850
Jul 1.500 1.600 2700 2.825
Agst 1.500 1.600 2700 2.850
Sep 1.500 1.575 2700 2.850
Okt 1.500 1.550 2700 2.870
Nov 1.500 1.600 2700 2.870
Des 1.500 1.575 2700 2.870

Diminta:

1. Hitunglah selisih harga bahan baku X dan Y untuk tahun 2015


2. Hitunglah selisih kuantitas bahan baku X dan Y untuk tahun 2015

Penyelesaian:
1.Tabel 1. Selisih Harga Bahan Baku X

Bulan KSg HSt HSg Selisih


(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Jan 1.550 1.200 1.220 31.000
Feb 1.550 1.200 1.220 31.000
Mar 1.600 1.225 1.250 77.500
Apr 1.570 1.225 1.250 40.000
Mei 1.570 1.225 1.250 39.250
Jun 1.570 1.225 1.250 39.350
Jul 1.600 1.225 1.250 40.000
Agst 1.600 1.225 1.250 40.000
Sep 1.575 1.225 1.250 39.375
Okt 1.550 1.240 1.300 93.000
Nov 1.600 1.240 1.300 96.000
Des 1.575 1.240 1.300 94.500

Jumlah 669.125

Tabel 2. Selisih Harga Bahan Baku Y

Bulan KSg (Rp) HSt (Rp) HSg(Rp) Selisih (Rp)


Jan 2.850 750 770 57.000
Feb 2.800 750 770 56.000
Mar 2.800 750 770 56.000
Apr 2.825 750 770 56.500
Mei 2.800 750 770 56.000
Jun 2.850 750 770 57.000
Jul 2.825 780 810 84.750
Agst 2.850 780 810 85.500
Sep 2.850 780 810 85.500
Okt 2.870 780 810 86.100
Nov 2.870 780 810 86.100
Des 2.870 780 810 85.500

Jumlah 851.950

2. Tabel 1. Selisih Kuantitas Bahan Baku X

Bulan HSt KSt KSg Selisih


(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Jan 1.200 1.500 1.550 60.000
Feb 1.200 1.500 1.550 60.000
Mar 1.225 1.500 1.600 122.500
Apr 1.225 1.500 1.570 85.750
Mei 1.225 1.500 1.570 85.750
Jun 1.225 1.500 1.570 85.750
Jul 1.225 1.500 1.600 122.500
Agst 1.225 1.500 1.600 122.500
Sep 1.225 1.500 1.575 91.875
Okt 1.240 1.500 1.550 62. 000
Nov 1.240 1.500 1.600 124.000
Des 1.240 1.500 1.575 93.000

Jumlah 1.115.625

Tabel 2. Selisih Kuantitas Bahan Baku Y

Bulan HSt KSt KSg Selisih


(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Jan 750 2700 2.850 112.500
Feb 750 2700 2.800 75.000
Mar 750 2700 2.800 75.000
Apr 750 2700 2.825 93.750
Mei 750 2700 2.800 75.000
Jun 750 2700 2.850 112.500
Jul 780 2700 2.825 97.500
Agst 780 2700 2.850 117.000
Sep 780 2700 2.850 117.000
Okt 780 2700 2.870 132.600
Nov 780 2700 2.870 132.600
Des 780 2700 2.870 132.600

Jumlah 1.273.050

7. Misalkan, suatu perusahaan mempertimbangkan produksi tencher (mesin penggali) baru.


Spesifikasi produk saat ini dan pangsa pasar yang ditarget meminta harga jual $250.000, laba
yang diminta adalah $50.000 per unit. Produk saat ini dan desain proses diperkirakan akan
mengeluarkan biaya sbesar $225.000 per unit. Analisis pembedahan pada tencher pesaing
mengungkap suatu perbaikan desain yang menjamin penghematan sebesar $5000 per unit.
Ketika dibandingkan dengan penurunan yang diperlukan, maka usaha tambahan dibutuhkan.
Studi pemasaran dari reaksi pelanggan terhadap fungsi produk menyatakan kecepatan ekstra
dalam desain baru relatif tidak penting. Pengubahan desain sehingga kecepatan tencher
berkurang, menghemat $10.000. Pemasok perusahaan juga mengusulkan untuk menggunakan
komponen yang distandarkan yang menurunkan biaya lagi sebesar $5000. Akhirnya, tim desain
dapat mengubah desain proses dan menurunkan waktu pengujian 50% sehingga menghemat
$6000 per unit.
Diminta:
1. Hitunglah biaya targetnya!
2. Apakah desain baru tersebut memenuhi target?

Penyelesaian:

1. Usaha penurunan biaya


- Perbaikan desain = $ 5.000
- Pengubahan kecepatan = $10.000
- Komponen yang distandarkan = $ 5.000
- Penurunan waktu pengujian = $ 6.000 +
Jumlah usaha Penurunan biaya $26.000
Biaya target = Harga Jual Laba Target
= $250.000 - $50.000 = $200.000
Penurunan biaya yang diperlukan
= Biaya Aktual Biaya Target
= $225.000 - $200.000
$25.000 +
Selisih $ 1.000

2. Karena, usaha penurunan biaya (desain baru) menghasilkan selisih yang positif sebsar $1.00,
maka desain baru memenuhi target, sehingga biaya target dan laba target terpenuhi.
8. Silverado Parts, Inc. Memproduksi berbagai produk elektronik yang siklus hidupnya singkat
(yaitu kurang dari 2 tahun). Pengembangan haruslah cepat, an profitabilitas produk sangat terkait
dengan kemampuan menemukan berbagai jenis desain yang membuat biaya produksi serta biaya
logistik rendah. Baru-baru ini, pihak manajemen perusahaan juga memutuskan biaya pasca
pembelian adalah biaya Yng penting dalam keputusan desain. Bulan lalu, sebuah proposal
mengenai produk baru di presentasikan di depan pihak manajemen. Pangsa pasar totalnya
diproyeksikaan sebesar 200.000 unit ( untuk periode 2 tahun). Harga jual yang diusulkan adalah
$130/unit, biaya produksi dan logistik diperkirakan sebsar $120/unit. Biaya pengembangan
sebesar $100.000. pemilik Silverado menginginikan pengembalian per unit sebesar $15.
Diminta:
1. Hitunglah biaya target
2. Apakah desain awal tersebut memenuhi target?

Penyelesaian:

1. Biaya Target = Harga Target Laba Target

= $130 - $15

= $115

Biaya Aktual = $120 + $100.000/50.000 unit

= $120 + $2

= $122
2. Karena desain awal menghasilkan biaya aktual lebih besar dari biaya target, maka desain
awal tidak memenuhi target dan perlu didesain ulang.

9. Jerry Goff, Presiden dari Harmonv Electronic, merasa perihatin atas laporan pemasaran akhir
tahun yang baru saja dia terima. Menurut Emily hagord, manajer pemasaran , penurunan harga
untuk tahun yang akan datang kembali diperlukan untuk mempertahankan volume penjualan
papan sirkuit (integrated Circuit Boards CBs) tahunan perusahaan. Ini dapat menyebabkan
situasi yang sudah buruk semakin bertambah buruk. Harga jual saat ini $18 per unit yang
menghasilkan keuntungan $2 per unit, setengah dari laba yang biasanya diperoleh sebesar $4 per
unit. Para pesaing asing terus menurunkan harga mereka. Penyesuaian dengan penurunan
terakhir akan menurunkan harga dari $18 sampai $14. Hal ini akan menempatkan harga
dibaawah biaya untuk memproduksi dan menjualnya. Bagaiman perusahaan ini dapat menjual
dengan harga yang rendah? Tertarik untuk mengetahui apakah ada masalah dengan operasi
perusahaan. Jerry memutuskan untuk menyewa Jan Booth, seorang konsultan terkenal yang
mengkhususkan diri dalam metode perbaikan terus-menerus, Jan menunjukan bahwa ia merasa
bahwa sebuah manajemen berbasis aktivitas dibutuhkan untuk diimplementasikan. Setelah tiga
minggu, Jan telah mengidentifikasi aktivitas dan biaya yang terjadi. Berikut aktivitas:
Aktivitas pada Tingkat Batch

Persiapan Awal Peralatan $125.000

Penangan Bahan $180.000

Pemeriksaaan Produk $122.000

Aktivitas untuk mempertahankan produk

Dukungan Teknik $120.000

Penangan Keluhan Pelanggan $100.000

Pemenuhan Garansi $170.000

Penyimpanan Barang $ 80.000

Pengekspedisian Barang $ 75.000

Aktivitas pada Tingkat Unit Level

Penggunaan Bahan $500.000

Penggunaan Listrik $ 48.000

Tenaga Kerja untuk Pemasaran

Secara Manual $250.000

Tenaga kerja langsung lainnya $150.000+

Total Biaya $1.920.000


Jan menunjukkan bahwa beberapa analisis aktiivtas pendahukuan menunjukkan bahwa biaya per
unit dapat dikurangi sedikitnya $7, semenjak Emilv telah menyatakan bahwa pangsa pasar
(volume penjualan) untuk papan sirkuit dapat ditingkatkan sebesar 50% jika harga dapat
dikurangi menjadi $12, dan Jerry menjadi cukup tertarik.

Diminta:

1. Identifikasi sebanyak mungkin biaya yang tidak bernilai tambah. Hitunglah penghematan
biaya per unit yang dapat direalisasikan jika biaya-biaya tersebut dieliminasi. Apakah Jan
benar dalam penilaian penahuluan penguranggan biaya? Diskusikan tindakan yang dapatb
diambuil perusahaan untuk mengurangi atau mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai
tambah.
2. Hitunlah biaya target yang diperlukan untuk mepertahankan pansa pasar saat ini, dengan
mendapatkan laba sebesar $4 per unit. Sekarang hitunglah biaay target yang diperlukan
untuk meperbesar penjualan sebsar 50%. Berapa pengurangan biaya yang diperlukan untuk
mencapai setiap target tersebut?
3. Asumsikan bahawa Jan menggunakan Kaizen costing untuk mengurangi biaya-biaya.
Analisis kaizen pertama kali diusulkan sebagai berikut: pengalihan ke pemasangan otomatis
akan menghemat $60.000 dukungan teknik dan $90.000 TKL. Sekarang berapa total
pengurangan biaya per unit potensial yang tersedia dari analisis aktivitas? Dengan
pengurangan tambahan ini, dapatkah Harmonv mencapai biaya target untuk
mempertahankan penjualan saat ini

Penyelesaian:

1. Aktivita-aktivitas yang tidak bernilai tambah


Persiapan awal peralatan $125.000
Penangan bahan $180.000
Pemeriksaan produk $122.000
Penanganan keluhan pelanggan $100.000
Pemenuhan garansi $170.000
Pemyimpanan barang $ 80.000
Pengekspedisian barang $ 75.000
Total biaya $852.000

Unit yang diproduksi dan dijual = $1.920.000/$16 =120.000 unit


Biaya potensial per unit yang dapat dihemat = $852.000/120.000 unit = $7.1/ unit

Penilaian konsultan mengenai aktivitas pendahuluan yang memperlihatkan bahwa biaya per
unitb dapat dikurangi setidaknyaa sebesar $7 adaalh benar dan sesuai target.

2. Biaya Target
Penurunan Harga Jual = $12
Laba per unit yang diinginkan = $4

Biaya target = $12 - $4


= $8
Pengurangan biaya yang diperlukan untuk mencapai setiap target
($16 $7.1) - $8 = $0.9

3. Total pengurangan biaya potensial per unit

$ 852.000 (total dari biaya yang tidak bernilai tambah yang dapat dihilangkan)
$ 60.000 (biaya yang dapat dihemat dari aktivitas dukungan teknik)
$ 90.000 (biaya yang dapat dihemat dari aktivitas tenaga kerja langsung)
$1.002.000
Biaya per unit potensial yang dapat dihemat/dikurangi = $ 1.002.000/120.000 unit
= $ 8.35

Biaya dapat dihemat atau dikurangi lebih dari yang awalnya dinilai sebesar $7. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya target sebesar $8 dan mempertahankan
penjualan saat ini dan meningkatkan 50% penjualan, jika semua aktivitas yang tidak bernilai
tambah dihilangkan atau dieliminasi.

10. Berikut ini standar per unit produk yang dihasilkan oleh CV. Anwar untuk periode tertentu
yaitu :

Harga bahan baku standar = 5400


Bahan langsung 4 kg @ Rp. 5.000,- = Rp. 20.000,- / unit output
T.K. langsung 2 jam @ Rp. 8.000,- = Rp. 16.000,- / unit output

Informasi tambahan yang diperoleh mengenai hal-hal yang sesungguhnya terjadi yaitu :
- Unit barang yang diproduksi 10.000 unit
- Biaya bahan baku Rp. 270.000,-
- Bahan baku yang dibeli dan digunakan 50.000 kg
- Harga bahan baku / kg Rp. 5.000,-
- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 171.600,-
- Jam Kerja sesungguhnya 22.000 jam
- Biaya tenaga kerja per jam Rp. 7.800,-
- Bahan baku yang dibeli sesungguhnya 55.000 kg
Diminta :
Hitunglah :
1. Selisih biaya bahan baku
2. Selisih biaya tenaga kerja
3. Jurnal a. Untuk mencatat pembelian bahan baku
b. Mencatat penggunaan bahan baku
c. Mencatat upah gaji
Penyelesaian:

1. Selisih Harga Bahan Baku :


a. Selisih harga bahan baku = (Harga standar/unit - Harga sesungguhnya/unit) x Kuantitas
sesungguhnya dibeli

Selisih harga bahan baku = (Rp. 5.400,- -Rp. 5.000,-) x 50.000 kg


= Rp.20.000.000,- (TM/UF).

b. Selisih efisiensi bahan baku = (Kuantitas standar - Kuantitas dipakai sesungguhnya) x


Harga standar/unit

Selisih Kwantitas = {50.000 kg (10.000 x 4 kg} x Rp. 5.000,-

2. Selisih Tenaga Kerja :

a. Selisih tariff upah langsung = (Tarip standar/jam - Tarip sesungguhnya/jam) x Jam kerja
sesungguhnya

Selisih Tarif = (Rp. 7.8000,- - Rp. 8.000,-) x 22.000 jam


= Rp.4.400.000,- (M/F).

b. Selisih efesiensi tenaga kerja langsung = (Jam kerja standar - Jam kerja sesungguhnya) x
Tarip standar/jam

Selisih Efisiensi = (22.000 Jam 20.000 Jam) x Rp. 8.000,-


= Rp.16.000.000,- (TM).

3. Jurnal :

a. Mencatat pembelian bahan baku


Bahan Baku Rp.275.000.000,-
Selisih Harga Rp 32.000.000,- (dari yang dibeli)
Hutang Dagang Rp.297.000.000,-

b. Mencatat penggunan bahan baku


B.D.P Rp.200.000.000,-
Selisih Efisiensi Rp. 16.000.000,-
Bahan Baku Rp.250.000.000,-

c. Mencatat upah dan gaji


B.D.P Rp.160.000.000,-
Selisih efisiensi tenaga kerja Rp. 16.000.000,-
Selisih tarif tenaga kerja Rp. 4.400.000,-
Hutang upah / gaji Rp.171.600.000,-
BAB 9

1. Perusahaan A memiliki satu jalur Produksi yang memproduksi kalkulator, Standard Time (ST)
yang telah diperhitungkan oleh para Product Designer adalah 10menit dalam menyelesaikan
perakitan 1 (satu) unit Kalkulator. Dalam memproduksinya, Perusahaan A memakai Tenaga
kerja sebanyak 23 orang, waktu kerja yang ditentukan oleh Pemerintah adalah 420 menit,
Jumlah Output yang berhasil diproduksi pada hari yang bersangkutan adalah 1,000 unit.
Berapakah Produktivitas yang dicapaik oleh Jalur Produksi Kalkulator Perusahaan A?
Penyelesaiannya :
Diketahui :Standard Time (ST) = 10 menit
Jumlah Tenaga Kerja = 23 orang
Waktu Kerja = 420 menit
Output yang dihasilkan = 1,000 unit
Ditanya :Berapakah Produktivitasnya ?
Jawab :Produktivitas(%) = (Output x Standard Time) / (Jumlah Tenaga Kerja
x Waktu Kerja) x 100
Produktivitas(%) =(1,000 unit x 10 menit) / (23 orang x 420 menit)
x 100
Produktivitas(%) =(10,000) / (9,660) x 100
Produktivitas(%) = 103,52%
Jadi Produktivitas yang dicapai oleh Jalur Produksi Kalkulator Perusahaan A pada hari
tersebut adalah 103,52%.

2. Horison Company telah memulasi suatu program perbaikan yang berkelanjutan untuk kegiatan
operasinya. Salah satu pabriknya melaporkan hasil berikut untuk periode dasar dan laporan
keuangan operasi tahun paling akhir:

1997 1998
Output 32.000 40.000
Energi (kuantitas yang digunakan) 4.000 2.000
Bahan baku (kuantitas yang digunakan) 8.000 9.000
Harga per unit (energi) $ 1,00 $ 2,00
Harga per unit (bahan baku) $ 8,00 $ 10,00
Harga jual per unit $ 3,00 $ 4,00
Diminta:

Hitung profil produktivitas untuk tiap tahun. Apakah produktivitas meningkat? Jelaskan.
Jawab:

1997 1998
Energi = output/energi (yg digunakan) = output/energi (yg digunakan)
= 32.000/4000 = 40.000/2000
=8 = 20
Bahan = output/ bahan baku (yg digunakan) = output/ bahan baku (yg digunakan)
baku = 32.000/8000 = 40.000/9000
=4 = 4,44

Berdasarkan perhitungan profil-profil diatas maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas


meningkat baik untuk energi (dari 8 menjadi 20) maupun bahan baku (dari 4 menjadi 4,44)

3. Hitung pengukuran produktivitas keterkaitan laba. Berapa kenaikan laba yang terjadi
berkenaan dengan produktivitas?
PQ adalah kuantitas input dari produktivitas netral= output lancar (1998) / rasio produktivitas
periode dasar (1997)

P adalah harga saat ini (1998)

AQ adalah kuantitas akrual

PQ (energi) = 40.000/8

= 5000

PQ (bahan baku) = 40.000/4

= 10.000

Biaya (energi) : PQ x P = 5000 x 2 = $ 10.000


Biaya (bahan baku) PQ x P : 10.000x 10 = $ 100.000
Total biaya PQ $ 110.000

Biaya (energi) : AQ x P = 2000 x 2 = $ 4.000


Biaya (bahan baku) AQ x P : 9.000x 10 = $ 90.000
Total biaya saat ini $ 94.000
Efek keterkaitan laba = Total biaya PQ Total biaya saat ini
= $ 110.000 - $ 94.000
= $ 16.000

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan laba
sebesar $ 16.000.

4. Data biaya produksi untuk bulan desember 1997 :

ELEMEN BIAYA SISTEM BIAYA


KONVENSIONAL JIT
Bahan Baku Rp 800 Rp 800
Tenaga kerja langsung 70 100
BOP Variabel berbasis unit 90 20
BOP Variabel berbasis non - 30
unit 30 30
BOP tetap langsung 100 20
BOP tetap bersama Rp 1.090 Rp 1.000

Diminta:
1. Hitunglah jumlah maksimum dari masing-masing sistem biaya yang harus dibayar
seandainya perusahaan memutuskan untuk membeli pada pemasok luar.
2. Bila diketahui perusahaan berproduksi pada kapasitas 1500 unit dengan harga jual Rp
1.100, susunlah laporan L/R untuk periode yang bersangkutan
3. Lakukan analisis terhadap kasus tersebut.

Jawab :

1. Jumlah maksimum yang harus dibayar kepada pemasok luar, biasa dianggap sebagai
biaya terhindarkan yang harus diputuskan oleh perusahaan tersebut.
Biaya yang dapat dihindarkan:
- Sistem biaya konvensional = Rp 800 + 70 + 90 + 30 = Rp 990
- Sistem biaya JIT = Rp 800 + 100 +30 +20 +30 = Rp 980
2. Laporan L/R

KETERANGAN SIST. SIST. JIT


KONVENSIONAL
Penjualan : Rp 1.650.000 Rp 1650.000
( 1500 u x Rp 1.100) 1.440.000 1.230.000
Biaya Variabel : 210.000 420.000
(Rp 9601) x 1.500 u) - 45.0003)
(Rp 8202) x 1.500 u) 45.000 195.004)
Laba Kontribusi 45.000 240.000
Biaya Tertelusur : 165.000 180.000
Bi. variabel berbasis non unit
Bi. tetap langsung
Jumlah Biaya Tertelusur
Laba Langsung Produk
1)
Rp 800 + Rp 70 + Rp 90 = Rp 960
2)
Rp 800 + Rp 20 = Rp 820
3)
Rp 30 x 1.500 u = Rp 45.000
4)
(Rp 100 + Rp 30) x 1.500 u = Rp 195.000
3. Sistem penentuan harga pokok konvensional menyediakan laporan yang menunjukkan
profitabilitas produk sedangkan sistem JIT menunjukkan adanya efisiensi karena JIT dapat
mengubah beberapa jenis biaya mis: Biaya tenaga kerja langsung menjadi biaya tetap
langsung.
5. Dimisalkan seorang pekerja pabrik sepatu kulit berpenghasilan sebesar Rp.15.000,00 per hari.
Dalam seharinya, dia mampu membuat sepatu sebanyak 15 unit. Kalau ukuran komponen
masukan dinyatakan dalam satuan kuantitas tenaga kerja, maka angka produktivitas tenaga
kerja adalah sebesar 15 unit per orang-hari (15 unit/1orang-hari = 15). Namun, bila ukuran
komponen masukan dinyatakan dalam satuan unit moneter, maka hasil perhitungan angka
produktivitas tenaga kerja sebesar 0,001 per rupiah per hari (15/15.000). Kemudian perusahaan
merekrut pekerja baru yang memiliki ketrampilan lebih rendah dengan penghasilan
Rp.10.000,00 per hari. Secara bersama-sama, setiap harinya mereka mampu menghasilkan 28
unit sepatu.
Ditanya:
Hitung angka produktivitas bila menggunakan ukuran kuantitas fisik untuk mengukur
komponen masukan dan unit moneter!
Jawab:
Bila digunakan ukuran kuantitas fisik untuk mengukur komponen masukan, maka angka
produktivitas menjadi 14 unit per orang-hari. Ini berarti bahwa produktivitas tenaga kerja
setelah ada penambahan tenaga kerja baru menunjukkan penurunan sebesar 6,7% (1/15 = 0,067
x 100%) dibanding sebelum ada tambahan tenaga kerja baru.
Bila ukuran masukannya adalah unit moneter, maka produktivitas tenaga kerja berada pada
angka 0,00112 per rupiah-hari atau mengalami kenaikan sebesar 12% (0,00012/0,001= 0,12 x
100%) dari sebelumnya.
6. Toko roti MGT memililki sebuah pabrik yang memproduksi roti untuk sarapan. Minggu lalu
fasilitas memproduksi 148.000 roti. Kapasitas efektif pabrik adalah 175.000 roti. Lini produksi
beroperasi 7 hari per minggu dengan 3 shift masing-masing 8 jam perhari. Lini dideasain untuk
memproduksi roti Deluxe isi kacang, rasa kayu manis, dan lapis gula dengan tingkat output
1.200 roti per jam.
Ditanya:
Tentukan kapasitas desain, utilisasi dan efisiensi pabrik ini saat memproduksi roti Deluxe!
Jawab:
Kapasitas desain = (7 hari x 3 shift x 8 jam ) x (1.200 roti per jam ) = 201.600 roti
Utilisasi = Output Aktual/Kapasitas Desain = 148.000 / 201.600 = 73,4%
Efisiensi = Output Aktual/Kapasitas Efektif = 148.000 / 175.000 = 84,6%

7. Pada akhir 1997, Homer Company mengimplementasikan suatu proses tenaga kerja baru dan
mendesain kembali produknya dengan harapan bahwa efisiensi pemakaian input dapat
ditingkatkan. Sekarang, pada akhir 1998, presiden perusahaan ingin adanya suatu penilaian
terhadap perubahan produktivitas perusahaan. Data yang diperlukan untuk penilaian tersebut
adalah sebagai berikut:

1997 1998
Output 10.000 12.000
Harga output $20 $20
Bahan baku (pon) 8.000 8.400
Harga per unit bahan baku $6 $8
Tenaga kerja (jam) 5.000 4.800
Tarif tenaga kerja per jam $10 $10
Energi (kwh) 2.000 3.000
Harga per kwh $2 $3

Hitung pengukuran operasional parsial untuk setiap input pada 1997 dan 1998. Apa yang dapat
dikatakan tentang perbaikan produktivitas?

Jawab:

Pengukuran parsial

1997 1998
Bahan baku 10.000 / 8.000 = 1,25 12.000 / 8.400 = 1,43
Tenaga kerja 10.000 / 5.000 = 2,00 12.000 / 4.800 = 2,50
Energi 10.000 / 2.000 = 5,00 12.000 / 3.000 = 4,00

Analisis profil menunjukkan bahwa efisiensi produktivitas telah meningkat untuk bahan baku
dan tenaga kerja, dan menurun untuk energi. Hasilnya adalah campuran, dan tidak ada
pernyataan mengenai perbaikan produktivitas keseluruhan yang dapat dibuat dapat menilai
pertukaran.

8. Modern Lumber, Inc., Art Binley (presiden dan produsen peti apel yg dijual kepada petani)
dapat memproduksi 240 peti dari 100 batang pohon dengan peralatan yang ada sekarang. Baru-
baru ini, ia membeli 100 batang pohon per hari. Setiap batang membutuhkan 3 jam kerja. Ia
dapat memperkerjakan pembeli profesional yang bisa membeli pohon dengan kualitas lebih
baik dengan harga sama. Jika demikian, ia dapat meningkatkan produksinya hingga 260 peti
per 100 batang dan jam kerjanya akan ber-tambah 8 jam per hari. Hitung produktivitasnya !

Jawab :

a. Produktivitas tenaga kerja sekarang


= 240 peti = 0,8 peti/jam kerja

100 btgx 3 jam btg

b. Produktivitas tenaga kerja dengan pembeli professional


= 260 peti = 0,84 peti/jam kerja

100 btg x 3 jam/btg + 8 jam

9. Art Binley memutuskan untuk meninjau kembali produktivitasnya dari berbagai perspektif
(produktivitas multifaktor) dgn mengacu pada Contoh-1. Untuk dapat melakukannya ia
menetapkan pekerja, modal, energi, dan penggunaan bahan baku (dlm satuan dollar). Total jam
kerja sekarang 300 per hari dan akan meningkat menjadi 308 jam per hari. Biaya modal dan
energi adalah $350 dan $150 per hari. Biaya bahan adalah $1.000 untuk 100 batang per hari.
Karena ia membayar rata-rata $10 per jam. Hitung produktivitasnya !

Jawab :

a. Biaya dengan sistem sekarang :

- Tenaga kerja : 300 jam @$10 = 3.000


- B-baku : 100btg/hari = 1.000

- Modal = 350

- Energi = 150

--------------------------------

Total = 4.500

Produktivitas = (240 peti)/4.500 = 0,053

b. Biaya dengan pembeli profesional :

- Tenaga kerja : 308 jam @$10 = 3.080

- B-baku : 100btg/hari = 1.000

- Modal = 350

- Energi = 150

-------------------------------

Total = 4.580

Produktivitas = (260 peti)/4.580 = 0,057

10. Tahun 2007 dari pabrik Ladd Lightening sebgai periode dasar dan standar produktivitas tenaga
kerja yaitu 3 lampu hias/jam. Setelah itu, dianggap pada tahun 2007, Ladd Lightening
memutuskan untuk mencoba prosedur baru untuk memproduksi dan merakit lampu hias dengan
harapan prosedur baru itu akan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit. Pada tahun 2008,
terdapat 150.000 lampu hias yang diproduksi dengan menggunakan 37.500 jam tenaga kerja.
Berapa perubahan produktivitas yang terjadi?
Jawab:
Rasio produktivitas tenaga kerja untuk tahun 2008 = 150.000/37.500
= 4 lampu hias/jam

Perubahan dalam produktivitas adalah kenaikan 1 unit per jam (dari 3 unit pada tahun 2007
menjadi 4 unit pada tahun 2008). Perubahan yang terjadi merupakan peningkatan yang
signifikan dalam produktivitas tenaga kerja dan menjadi bukti keefektifan prosedur tersebut.
BAB 10

1. PT LEWE mempunyai total nilai rata-rata aktiva operasional sebesar Rp. 25.000.000,- dengan
laba operasi neto Rp. 5.000.000,- dan tingkat pengembalian minimal yang ditetapkan 15%,
hitunglah besarnya laba residu ?
Besarnya laba residu dapat dihitung:
Laba Neto Operasi Rp. 5.000.000,-
Pengembalian Minimal 15 %
15% X Rp. 5.000.000,- Rp. 3.750.000,-
Laba Residu Rp. 1.250.000,-

2. Perusahaan sepatu boot memiliki dua divisi produksi yaitu divisi Sol (divisi yang menghasilkan
sol sepatu) dan divisi Boot (divisi yang menghasilkan sepatu boot dan membeli sol sepatu dari
divisi sol).
Variable Cost Sebagai Dasar Penetapan Harga Transfer
Divisi Sol (Divisi Penjual) Divisi Boot (Divisi Pembeli)

Selling price of sol Rp. 11.000 Selling price of sepatu boot Rp. 90.000
Variable cost per sol (11.000) Variable cost of manufacturing (35.000)
sepatu boot (tidak termasuk sol)
Cost (harga beli) per sol dari divisi (11.000)
Sol

Contribution Margin Rp. 0 Contribution Margin per unit Rp. 44.000


per unit sol sepatu boot
Total Contribution Margin adalah Rp 0 + Rp 44.000,- = Rp 44.000,-

Berdasarkan penetapan harga transfer di atas, maka tidak menguntungkan bagi Divisi Sol
karena selling price sama dengan variable cost sehingga tidak akan menghasilkan laba (zero
profit) bagi divisinya selamanya. Sedangkan bagi Divisi Boot mengalami keuntungan. Semakin
tinggi jumlah pasang sol yang ditransfer, maka semakin tinggi pula total CM nya. Cara
penetapan ini tidak tepat digunakan untuk mengukur kinerja setiap divisi.

3.

PERBANDINGAN RETURN ON INVESTMENT

DivisiElektronik DivisiAlatMedis
2005 :
Sales (a) Rp 300.000.000,- Rp 1.170.000.000,-
Operating income (b) 18.000.000,- 35.100.000,-
Avarage operating assets (c) 100.000.000,- 195.000.000,-
ROI (b) : (c) 18% 18%
2006 :
Sales (a) Rp 400. 000.000,- Rp 1.170.000.000,-
Operating income (b) 20. 000.000,- 29.250. 000,-
Avarage operating assets (c) 100. 000.000,- 195. 000.000,-
ROI (b) : (c) 20% 15%

PERBANDINGAN MARGIN & TURNOVER

DivisiElektronik DivisiAlatMedis
2005 2006 2005 2006
Margin (b) : (a) 6,00% 5,00% 3,00% 2,50%
Turnover (a) : (c) (x) 3,00 (x) 4,00 (x) 6,00 (x) 6,00
ROI 18,00% 20,00% 18,00% 15,00%

4. PT. SERUNAI MERDU mempunyai 2 sumber pendanaan yaitu long-term bonds, 9%, Rp
20.000.000,- dan common stock Rp 60.000.000,- dengan tingkat resiko rata-rata (average risk).
Tarif pajak perusahaan adalah 40% dan tingkat bunga obligasi pemerintah jangka panjang
adalah 6%.

Jumlah % x After-Tax Cost = Weighted


Cost
Bonds Rp 0,25 9%(140%) = 1,35%
Common 20.000.000,- 5,40%
Stock 0,75 9,00%
60.000.000,- 6% + 6% = 12%
Total Rp 1,00 10,35%
80.000.000,-
Weighted average cost of capital perusahaan adalah 10,35%. Bila laba operasi perusahaan Rp
14.800.000,- dengan modal dioperasikan Rp 40.000.000,-,
maka:

Operating income Rp 14.800.000,-


Income tax (40% x Rp 14.800.000,-) (-)5.920.000,-
After-tax operating income Rp 8.880.000,-
Cost of capital (10,35% x Rp (-)4.140.000,-
40.000.000,-)
Economic value added (EVA) Rp 4.740.000,-
===========

5. PT. ABC memiliki dua divisi yang di bentuk sebagai pusat laba: divisi A dan divisi B. Divisi A
menghasilkan suku cadang Q yang di jual di pasar luar sebanyak 5% dan sisanya di transfer ke
divisi B. Manajer divisi a dan divisi b sedang mempertimbangkan penentuan harga transfer
suku cadang Q untuk tahun anggaran 2015. Perusahaan menggunakan pendekatan variabel
costing dalam penentuan biaya penuh.
Menurut anggaran, Divisi A direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak
1.000.000 unit dengan taksiran biaya penuh standar untuk tahun anggaran yang akan datang
sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp 60.000.000
Biaya tenaga kerja Rp 120.000.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp 50.000.000
Biaya overhead pabrik tetap Rp 90.000.000
Biaya administrasi dan umum variabel Rp 70.000.000
Biaya administrasi dan umum tetap Rp 80.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 40.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 23.000.000
Total biaya penuh divisi Rp 453.000.000
*) Biaya pemasaran ini terdiri dari angkutan barang.

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar Rp 2.000.000.000,-
dan laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (rate of investment)
adalah sebesar 15%.
Diminta :
a. Berapa laba yang diperhitungkan dalam harga tansfer suku cadang Q dalam
tahun anggaran 2015?
Jawab:
Laba yang di harapkan = 15% x Rp.2.000.000.000=Rp.300.000.000
b. Berapakah Markup atas biaya produksi yang di perhitungkan ke dalam harga
transfer suku cadang Q dalam tahun anggaran 2015?
Jawab:
Biaya variabel:
BBB Rp 60.000.000
BTK Rp 120.000.000
BOP variabel Rp 50.000.000
Biaya adm & umum Rp. 70.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp. 40.000.000
Total biaya variabel Rp.340.000.000
Biaya tetap:
BOP tetap Rp.90.000.000
Biaya adm & umum tetap Rp.80.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp.23.000.000
Total biaya tetap Rp.193.000.000
Total biaya penuh Rp.533.000.000

Perhitungan markup:
Biaya tetap Rp.193.000.000
Laba yang di harapkan Rp.300.000.000
Jumlah Rp.493.000.000
Markup = Rp.493.000.000 x 100%=145%
Rp.340.000.000
c. Harga transfer suku cadang Q per unit dalam tahun anggaran 2015?
Jawab:
Perhitungan harga transfer :
Biaya variabel Rp.340.000.000
Markup 145%x Rp340.000.000 Rp.493.000.000
Jumlah harga jual Rp.833.000.000
Volume produk 1.000.000 unit
Harga transfer per unit Rp.833/unit
6. Perusahaan Bintang mempunyai 2 divisi, yaitu Divisi Batu dan Divisi Bata. Divisi Batu
merupakan divisi pemasok komponen utama Divisi Bata dengan harga transfer Rp 10/unit.
Divisi Batu juga menjual ke pasar dengan harga Rp 12,50 /unit. Biasanya penjualan ke pasar
berjumlah 25% dari penjualan sebanyak 2.000 unit komponen per tahun.
Berikut ini adalah data Laporan Laba/Rugi Divisi Batu untuk tahun 2007:
Penjualan Rp 21.250
Biaya Variabel 2000@ Rp 8 /unit Rp 16.000
Contribution Margin Rp 5.250
Biaya Tetap Rp 2.000
Laba Bersih Rp 3.250
Divisi Bata mendapat penawaran dari pihak luar untuk membeli komponen dengan harga Rp
9/unit. Divisi Batu menyatakan bahwa tidak mungkin untuk menjual dengan harga seperti
penawaran pihak luar karena tidak akan memperoleh laba sama sekali.

Diminta :
a. Jika anda seorang manajer, berilah komentar anda terhadap pernyataan Divisi Batu
tersebut. Asumsikan bahwa kapasitas Divisi Batu sudah dipakai secara maksimum!
Jawab :
Jika divisi batu menjual ke divisi Bata dengan harga Rp 9 /unit.
Penjualan produk ke pasar ekstern
Pendapatan penjualan
( 25% dari 2.000 unit = 500 unit @ Rp 12,50 ) = Rp 6.250
Biaya Variabel
( 25% dari 2.000 unit = 500 unit @ Rp 8,00 ) = (Rp 4.000)
Contribution Margin Rp 2.250
Biaya Tetap
( 500 unit @ Rp 1 /unit ) (Rp 500)
Laba Bersih Rp 1.750

Penjualan produk ke Divisi Bata


Pendapatan penjualan
( 2.000 unit 500 unit = 1.500 unit @ Rp 9,00 ) Rp 13.500
Biaya Variabel
( 2.000 unit 500 unit = 1.500 unit @ Rp 8,00 ) (Rp 12.000)
Contribution Margin Rp 1.500
Biaya Tetap
( 1.500 unit @ Rp 1 /unit ) (Rp 1.500)
Laba Bersih Rp 0
Total Laba bersih Rp 1.750

Jadi, dengan demikian Divisi Batu masih bisa menjual produk ke Divisi Bata dengan harga Rp
9 /unit, karena Divisi Batu masih mendapatkan laba sebesar Rp 1.750

b. Divisi Batu dapat menaikan penjualan produk ke pasar sebesar 1.500 unit komponen dengan
menaikan biaya tetap sebesar Rp 2.000 dan biaya Variabel Rp 1 /unit. Misalkan kapasitas
maksimum 2.000 unit komponen /tahun, apakah sebaiknya Divisi Batu memusatkan
penjualan produk ke luar dan mengabaikan transfer intern. Jelaskan dengan perhitungan !
Jawab :
Jika divisi Batu menjual ke pasar sebesar 1.500 unit
Penjualan produk ke pasar ekstern:
Pendapatan penjualan
( 1.500 unit @ Rp 12 /unit ) Rp 18.000
Biaya Variabel
( 1.500 unit @ Rp 9 /unit ) (Rp 13.500)
Contribution Margin Rp 4.500
Biaya Tetap
( 1.500 unit @ Rp 2 /unit ) (Rp 3.000)
Laba Bersih Rp 1.500

Penjualan produk ke Divisi Bata:


Pendapatan penjualan
( 500 unit @ Rp 9 /unit ) Rp 4.500
Biaya Variabel
( 500 unit @ Rp 9 /unit ) (Rp 4.500)
Contribution Margin Rp
Biaya Tetap
( 500 unit @ Rp 2 /unit ) ( Rp 1.000 )
Laba Bersih (rugi) ( Rp 1.000 )
Total Laba Bersih Rp 500

Maka, sebaiknya divisi Batu memusatkan penjualan produk ke pasar ekstern saja dan
mengabaikan transfer intern, karena penjualan produk ke divisi Bata ( transfer Intern ) hanya
mendapatkan laba sebesar Rp 500.
Jika divisi Batu memusatkan seluruh penjualan produk ke pasar ekstern, maka Laba Bersih
yang di peroleh adalah sebesar Rp 2.000. dengan perhitungan sebagai berikut :
Penjualan produk ke pasar ekstern:
Pendapatan penjualan (2.000 unit @ Rp 12 /unit ) Rp 24.000
Biaya variabel ( 2.000 unit @ Rp 9 /unit ) (Rp 18.000 )
Contribution Margin Rp 6.000
Biaya Tetap ( 2.000 unit @ Rp 2 /unit ) ( Rp 4.000 )
Laba Bersih Rp 2.000

7. OKKY Corp. memiliki dua divisi (Divisi A dan B) yang dibentuk sebagai pusat laba. Divisi A
menghasilkan suku cadang Q dan dijual di pasar luar sebanyak 10% dan sisanya ditransfer ke
divisi B. Manajer Divisi A dan B sedang mempertimbangkan penentuan harga transfer suku
cadang Q untuk tahun anggaran yad. Menurut anggaran, divisi A akan beroperasi pada kapasitas
normal sebanyak 1000 unit dengan taksiran biaya benuh untuk tahun anggaran yad sebagai
berikut :
Biaya produksi Rp. 200.000.000
Biaya administrasi dan umum Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran Rp. 20.000.000
-------------------- +
Total biaya penuh divisi A Rp. 270.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggarna adalah sebesar Rp. 1.000.000.000 dan
laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam ROI = 20%. Tentukan harga transfer untuk suku
cadang Q dengan pendekatan full costing!
Jawab :
Perhitungan Markup :
Biaya administrasi & umum Rp 50.000.000
Biaya pemasaran Rp 20.000.000
Laba yang diharapkan (20% x Rp. 1.000.000.000) Rp 200.000.000
-------------------- +
Jumlah Rp 270.000.000
Biaya Produksi Rp 200.000.000
---------------------
Markup 135%
Perhitungan Harga Transfer :
Biaya Produksi Rp 200.000.000
Markup (135% x Rp. 200.000.000) Rp 270.000.000
-------------------- +
Jumlah harga jual Rp 470.000.000
Volume produksi 1.000 unit
Harga transfer perunit Rp 470.000,-

8. PT. ABC memiliki dua divisi yang dibentuk sebagai pusat laba: divisi A dan divisi B. Divisi A
menghasilkan suku cadang Q yang di jual di pasar luar sebanyak 5% dan sisanya di transfer ke
divisi B. Manajer divisi A dan divisi B sedang mempertimbangkan penentuan harga transfer
suku cadang Q untuk tahun anggaran 20xx. Perusahaan menggunakan pendekatan full costing
dalam penentuan biaya. Menurut anggaran, divisi A di rencanakan akan beroperasi pada
kapasitas normal sebanyak 1.000.000 unit dengan taksiran biaya penuh standar untuk tahun
anggaran yang akan datang sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp 60.000.000
Biaya tenaga kerja Rp 120.000.000
Biaya overhead pabrik Rp 150.000.000
Biaya adm & umum Rp 90.000.000
Biaya pemasaran Rp 22.500.000
Total biaya penuh divisi A Rp 442.500.000
*) biaya pemasaran ini terdiri dari angkutan barang.

Total aktiva yang di perkirakan pada awal tahun anggaan adalah sebesar Rp. 2.000.000.000,- dan
laba yang di harapkan yang dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (rate of return on
investment) adalah sebesar 15%.
Diminta:
a. Hitunglah laba yang di perhitungkan ke dalam harga transfer suku cadang Q dalam tahun
anggaran 20x1!
Jawab:
Laba yang di harapkan = 15%x Rp.2.000.000.000= Rp.300.000.000
b. Hitung markup atas biaya produksi yang di perhitungkan ke dalam harga transfer suku
cadang Q dalam tahun anggaran 20x1!
Jawab:
Biaya produksi (bbb+btk+bop)=Rp.330.000.000
Perhitungan markup:
Biaya adm & umum Rp. 90.000.000
Biaya pemasaran Rp. 22.500.000
Laba yang di harapkan Rp.300.000.000
Jumlah Rp.412.500.
Markup = Rp.412.500.000 x 100% = 125%
Rp.330.000.000
c. Hitung harga transfers suku cadang Q per unit dalam tahun anggaran 20x11!
Jawab:
Perhitungan harga transfer:
Biaya produksi Rp. 330.000.000
Markup (125% x Rp.330.000.000) Rp.412.500.000
Jumlah harga jual Rp.742.500.000
Volume produk di transfer 1.000.000 unit
Harga transfer per unit Rp.742,50/unit

9. Departemn listrik menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan 3 Departemen produksi X, Y,


dan Z. Kapasitas Departemen listrik per tahun adalah 320.000 Kwh dengan jumlah biaya listrik
tersebut sebesar Rp 1.000.000 yang terdiri dari biaya tetap Rp 700.000 dan biaya variabel Rp
300.000. kebutuhan minimum departemen X, Y, dan Z masing-masing 80.000 Kwh, 70.000
Kwh, dan 50.000 Kwh.
Diminta:
Hitunglah biaya tanggungan biaya listrik berdasarkan kapasitas pelayanan, kapasitas pelayanan
dan pemakaian, dan kapasitas pemakaian!
Jawab:
Data Departemen Listrik:
Biaya Tetap Rp 700.000
Biaya Variabel Rp 300.000
Total Biaya Produksi Listrik Pertahun Rp 1.000.000
Data Pemakaian Listrik Per Tahun:
Kapasitas yang tersedia 320.000 Kwh
Kebutuhan Pokok Departemen:
Departemen X 80.000 Kwh
Departemen Y 70.000 Kwh
Departemen Z 50.000 Kwh
200.000 Kwh
Kapasitas yang bebas pakai 120.000 Kwh

METODE PEMBEBANAN TANGGUNG JAWAB BIAYA LISTRIK


Metode 1 (Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan)
Departemen X = (80.000/200.000) x Rp 1.000.000 Rp 400.000
Departemen Y = (70.000/200.000) x Rp 1.000.000 Rp 350.000
Departemen Z = (50.000/200.000) x Rp 1.000.000 Rp 250.000
Rp1.000.000
Metode 2 (Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan dan pemakaian)
Departemen X
Biaya Tetap = (80.000/200.000) x Rp 700.000 Rp 280.000
Biaya Variabel = (300.000/120.000) Rp 2,5 / Kwh
Departemen Y
Biaya Tetap = (70.000/200.000) x Rp 700.000 Rp 245.000
Biaya Variabel = (300.000/120.000) Rp 2,5 / Kwh
Departemen Z
Biaya Tetap = (50.000/200.000) x Rp 700.000 Rp 175.000
Biaya Variabel = (300.000/120.000) Rp 2,5 / Kwh

Metode 3 (Pembebanan Berdasarkan Pemakaian)


Departemen X (Rp 1.000.000 / 320.000) = Rp 3,125 / Kwh
Departemen Y (Rp 1.000.000 / 320.000) = Rp 3,125 / Kwh
Departemen Z (Rp 1.000.000 / 320.000) = Rp 3,125 / Kwh

10. PT. Agung Bakery membeli bahan baku sebanyak 40.000 kg dengan harga per kg aktual Rp
3500,00. Total bahan yang digunakan untuk memproduksi adalah 35.000 kg dan harga standar
per kg-nya adalah Rp. 3000,00.
Diminta:
Berapakah selisih penggunaan bahan yang timbul?
Jawab
Selisih Bahan Baku
Kuantitas Harga TOTAL
:Material

Standar 35.000 Rp 3000,00 Rp 105.000.000,00

Aktual 40.000 Rp 3500,00 Rp 140.000.000,00

Selisih 5.000 Rp 500,00 Rp 35.000.000,00 (U)

Selisih bahan baku sebesar Rp 35.000.000,00 merupakan selisih tidak menguntungkan karena
ji umlah bahan baku yang digunakan lebih besar dari standar yang telah ditetapkan.
BAB 11

1. Contoh bonus berdasarkan persentase tertentu dari laba.


Soal : Modal saham PT. Citra Nusa per 31 Desember 2009 Rp. 50 M (50.000 lebar saham) dan
utangnya Rp.30 M. Sebagian informasi laba rugi adalah sebagai berikut :
Laba usaha Rp. 16.000 Juta
Biaya Bunga = 15 % x Rp. 30 M Rp. 4.500 Juta
Laba sebelum pajak penghasilan Rp. 11.500 Juta
Pajak = 30 % x Rp. 11.500 Juta Rp. 3.450 Juta
Laba setelah pajak Rp. 8.050 Juta
Jika RUPS memutuskan besarnya bonus 4 % dari laba bersih, maka besarnya bonus adalah 4 % x
Rp. 8.050 Juta = Rp. 322 Juta. Besarnya laba per saham = ( 8.050 Juta Rp. 322 Juta ) : 50.000 = Rp.
154. 560
2. Contoh berdasar persentase tertentu dari laba setelah dikurangi return atas modal
Soal ( terusan no.1 ) : berdasar contoh diatas, jika RUPS memutuskan untuk memberikan bonus
sebesar ^ % dari laba setelah dikurangi laba minimal per lembar saham sebesar Rp. 100.000, maka
besarnya bonus dan laba per lembar saham adalah sebagai berikut :
Laba setelah pajak Rp. 8.050 Juta
Total Laba minimal per lembar saham
= Rp. 100. 000 x 50.000 = Rp. 5.000 Juta
Laba sebagai dasar bonus Rp. 3.050 Juta
= 6 % x Rp. 3.050 Juta Rp. 183 Juta
Total kenaikan laba untuk pemegang saham Rp. 2.867 Juta
Besarnya laba per saham = Rp. 100.000 + ( Rp. 2.876 Juta : 50.000) = Rp. 100.000 + Rp. 57.340. =
Rp. Rp. 157.340
3. Dalam suatu perusahaan, seorang pekerja umumnya dapat menghasilkan 1000 unit selama 7
jam kerja. Apabila upah umum perharinya adalah Rp 12.000,00 , hitunglah upah yang didapat
karyawan A jika dalam seharinya ia dapat menghasilkan 1200 unit dan karyawan B dapat
menghasilkan 850 unit menggukan metode Upah per potong proposional ?
jawaban :
Tarif per potong = Rp 12.000,00 : 1000 unit = Rp 12,00 per unit
Upah per potong proposional = produktivitas x tarif upah per potong
KARYAWAN A: 1200 unit x Rp 12,00 per unit = Rp 14.400,00
KARYAWAN B: 850 unit x Rp 12,00 per unit = Rp 10.200,00
4. Manajemen PT Oke Saja meminta bantuan kepada anda untuk menyusun struktur gaji pada
perusahaan yang baru berdiri ini. PT Oke Saja memiliki 6 tingkatan jabatan (golongan gaji). Gaji
terendah ditetapkan Rp500.000,00 dan gaji tertinggi Rp4.000.000,00.
Pertanyaan:
Tentukan interval antara midpoint golongan gaji !
Jawaban :
Jika PT Oke saja menginginkan penggolongan gaji berdasarkan tingkatan yang berbeda, susunlah
struktur gajinya.
I = (4.000.000 500.000)/6-1 = 700.000
Gol 1 : sd 700 rb
Gol 2 : 701 rb sd 1400rb
Gol 3 : 1401 rb sd 2100rb
Gol 4 : 2101 rb sd 2800rb
Gol 5 : 2801rb sd 3500rb
Gol 6 : 3501rb sd 4000rb
Dalam setiap golongan gaji perusahaan menghendaki terdapat perbedaan antara yang berprestasi
baik, cukup dan kurang berprestasi. Untuk itu anda diminta menentukan midpoint dari setiap
golongan dan susunlah struktur gajinya.
Gol 1 : sd 700rb midpoints 350rb
Gol 2 : 701 rb sd 1400rb 1050rb
Gol 3 : 1401 rb sd 2100rb 1750rb
Gol 4 : 2101 rb sd 2800rb 2450rb
Gol 5 : 2801rb sd 3500rb 3150rb
Gol 6 : 3501rb sd 4000rb 3850rb
Jika PT Oke saja menginginkan penggolongan gaji berdasarkan range dimana terdapat overlap
antara golongan yang satu dengan lainnya, buatlan struktur gajinya.
Insentif menghubungkan penghargaan dan kinerja dengan memberikan imbalan kinerja tidak
berdasarkan senioritas atau jam kerja. Meskipun insentif diberikan kepada kelompok, mereka
sering menghargai perilaku individu. Program insentif dirancang untuk meningkatkan motivasi
kerja. Program insentif dapt berupa insentif perorangan, insentif untuk seluruh perusahaan dan
program tunjangan
5. Bagaimana memberikan kompensasi berdasarkan data berikut :
karyawan dgn grade 2 = 70 orang
grade 5 = 30 org
grade 7 = 20 org,dan
grade 8 = 5 org.
basis grade jumlah terendah = rp. 250.000 dan selisih kenaikan grade adalah rp. 150.000,
sementara besarnya basis antara setiap grade adalah 30% dari basisnya. perhitungan kompensasi
besarnya berdasarkan grade masing-masing, jumlah job class yang diinginkan 3 point , skor
terbesar = 200, terkecil = 50, tentukan point sebaran panjang interval dan rangenya, jika :
score range grades
100 atau kurang 1
101 - 130 2
131 - 160 3
161 - 190 4
191 - 220 5
221 - 250 6
251 - 280 7
281 - 310 8
311 - 340 9
341 - 500 10
Jawaban :
Diketahui :
Jumlah Job Class yang diinginkan adalah 3
Point (skor) terbesar adalah 200
Point (skor) terkecil adalah 50
Sebarannya 200 - 50 = 150 point
Panjang intervalnya 150 : 3 = 50 point
Hasilnya adalah :
Job class poin range
1 51 s/d 100
2 101 s/d 150
3 151 s/d 200

Anda mungkin juga menyukai