Anda di halaman 1dari 16

POKOK BAHASAN 3

COST - VOLUME - PROFIT RELATIONSHIP

Keterkaitan antara cost, volume, dan profit merupakan alat analisis yang membantu manajer
dalam melakukan fungsi planning dan decision making seperti:
a. Penentuan harga jual dan volume penjualan atau perencanaan biaya untuk dapat mencapai
laba tertentu (target laba);
b. Menghitung titik impas, yaitu menghitung jumlah penjualan minimal yang harus dicapai agar
perusahaan tidak mengalami kerugian;
c. Memprediksi laba;

Untuk melakukan analisis CVP diperlukan pemahaman tentang:


1. Perilaku biaya (Cost behaviour)
2. Laporan laba rugi yang disusun berdasarkan perilaku biaya (contribution income statement).

Contoh, Sport company merencanakan akan memproduksi sepeda dengan harga jual perunit $250,
variable expenses perunit $150 dan fixed expenses $ 35,000 per bulan. Contribution margin dan net
income yang mungkin diperoleh pada tingkat penjualan 400 unit dan 300 unit dapat dilihat pada table:
3.1 dan 3.2.
Tabel : 3.1. Contribution Margin dan Net income pada rencana penjualan 400 unit

Description Total ($) Per Unit ($)

Sales (400 units) 100,000 250


Less: Variable expenses 60,000 150
Contribution margin 40,000 100
Less: Fixed expenses 35,000
Tabel : Net income 5,000 3.2.

Contribution Margin dan Net income pada rencana penjualan 300 unit

Description Total ($) Per Unit ($)


Sales (300 units) 75,000 250
Less: Variable expenses 45,000 150
Contribution margin 30,000 100
Less: Fixed expenses 35,000
Net income (Loss) (5,000)*

*)
Rugi $ 5,000 menunjukkan bahwa laba margin perusahaan (hasil operasional perusahaan) tidak
akan mampu menutupi seluruh kebutuhan tetap(biaya tetap) perusahaan.
CONTRIBUTION MARGIN (CM) adalah:

1. Sisa pengurangan antara sales dan variable expenses (sales – variable expenses)
2. Digunakan untuk memenuhi fixed expenses. Jika CM tidak cukup memenuhi fixed expenses maka
perusahaan akan menderita kerugian.

Jalan pintas untuk memprediksi perubahan laba kontribusi (CM) atau laba bersih (NI) dapat
dilakukan dengan mengacu pada perubahan sales atau perubahan variable expenses melalui :
a. CM perunit
b. CMR (contribution margin ratio)

Contribution margin (CM) per Unit


CM perunit adalah laba yang disumbangkan oleh setiap unit barang terjual. Dalam tabel: 3.1
ditunjukkan CM per unit adalah $100, artinya setiap unit barang terjual memberikan kontribusi laba
ke perusahaan sebesar $100. Jadi, jika barang terjual 100 unit maka perusahaan memperoleh laba
kontribusi senilai $10,000 (yaitu 100 unit x $100). Berdasarkan perhitungan CM perunit, kita dapat
mengetahui perubahan laba kontribusi dan laba bersih sebagai akibat dari perubahan penjualan
ataupun karena perubahan biaya variable.
1. Perubahan CM = perubahan unit penjualan x CM perunit
2. Perubahan laba = perubahan unit penjualan x CM perunit

Contoh:
a. Berdasarkan tabel: 3.1, jika unit penjualan naik 40 unit maka Total CM meningkat sebesar
40 unit x $ 100 = $ 4,000 , dan laba juga naik $ 4,000 .
b. Berdasarkan tabel: 3.1, jika unit penjualan turun 40 unit maka Total CM menurun sebesar 40
unit x $ 100 = $ 4,000, dan laba juga turun $ 4,000.

Contribution Margin Ratio (CMR)

CM ratio adalah persentase CM dari sales. CM ratio ini dapat digunakan untuk memprediksi
CM perusahaan pada berbagai tingkat penjualannya (sales volume). Oleh karena didasarkan pada CM
dan sales, maka CM ratio biasa juga disebut profit-volume ratio (P/V ratio). Rasio ini dapat
ditunjukkan sebagai berikut:

Contribution margin
CM ratio =
Sales

Berdasarkan data Sport company pada tingkat penjualan 400 unit sepeda, maka CM ratio-nya adalah:
Total CM = $40,000 Per Unit CM = $ 100
Total Sales = $100,000 atau Per unit sales (price) = $ 250
CMR = 40% CMR = 40% *)
*)
artinya: setiap unit barang terjual memberikan laba kontribusi sebesar 40% dari harga jualnya.
*)
artinya: setiap kenaikan/penurunan jumlah sales akan menaikkan/menurunkan CM sebesar 40%
dari kenaikan atau penurunan sales tersebut.

Contoh :
a. Berdasarkan tabel: 3.1, jika sales meningkat menjadi $150,000, maka CM juga meningkat
menjadi $60,000.
b. Berdasarkan tabel: 3.1, jika sales menurun menjadi $80,000, maka CM juga menurun menjadi
$32,000.

BREAK-EVEN ANALYSIS

Break-even point (BEP) atau titik impas adalah keadaan perusahaan yang tidak memperoleh laba
dan tidak pula menderita kerugian (net income = 0). BEP terjadi jika:
a) Sales revenue sama dengan total expenses, atau
b) Total CM sama dengan total fixed expenses.
Break-even analysis adalah salah satu bagian dari CVP analysis yang digunakan untuk
mengetahui pada angka penjualan berapa perusahaan mencapai titik impas atau BEP.

Break-even point dapat dihitung dengan menggunakan metode analisis berikut:


1. Equation Method (Metode persamaan)
2. Unit Contribution Method (Metode laba kontribusi perunit)

Equation Method

Format equation method dapat ditunjukkan dengan persamaan berikut ini:

Profits = Sales – (Variable expenses + Fixed expenses)


atau:

Sales = Variable expenses + Fixed expenses) + Profits.

Jika profits atau net income = $0, maka persamaannya menjadi:

Sales = Variable expenses + Fixed expenses


Contoh: Berdasarkan data pada table 3.1, hitunglah jumlah minimal yang harus terjual agar
perusahaan tidak mengalami kerugian (jumlah minimal atau BEP dapat diukur dalam unit barang
atau dalam $)

Perhitungan BEP dalam unit:

Sales = (Variable expenses + Fixed expenses)


$ 250 X = $ 150 X + $ 35,000
$ 100 X = $ 35,000
X = 350 unit sepeda.
Keterangan:

X = Sales dalam unit


$ 250 = Harga jual per unit
$ 150 = Variable expenses per unit
$ 35,000 = Total fixed expenses perbulan

Perhitungan BEP dalam mata uang $:

X = 60% X + fixed expenses + profits


40% X = $ 35,000 + 0
X = $ 35,000 / 40%
X = $ 87,500

Keterangan: X = Sales dalam jumlah uang ($)


0.60 = Variable expenses dalam persentase dari penjualan
$ 35,000 = Total fixed expenses dalam sebulan.

Unit Contribution Method

Metode ini memiliki dua persamaan dalam menentukan BEP, yaitu:

Fixed expenses Fixed expenses


BEP (unit) = atau BEP ($) =
Unit contribution margin CMR

Jika persamaan ini diaplikasikan pada Sport company, maka BEP dapat dihitung sebagai berikut:

Fixed expenses $ 35,000


BEP (unit) = = = 350 unit sepeda
Unit contribution margin $ 100
atau :
Fixed expenses $ 35,000
BEP ($) = = = $ 87,500
CM ratio 40%

CVP Relationship dalam bentuk Grafik

Grafik CVP dapat digunakan untuk menunjukkan CVP relationship sekaligus dengan BEP.
Sebagai contoh aplikasinya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 3.1. CVP Relationship


450,000

400,000
Total Sales
350,000
Dollars

300,000 Break-even point


250,000
Total Expenses
200,000

150,000 Fixed Expenses


100,000

50,000

-
- 100 200 300 400 500 600 700 800

Volume (unit)

Wilayah yang garis total expenses-nya lebih tinggi dari pada garis total sales-nya adalah wilayah
kerugian. Sebaliknya, wilayah yang garis total expenses-nya lebih rendah dari pada garis total sales-
nya adalah wilayah laba.

Grafik 3.2. Break Even Point

450,000

400,000 Laba
350,000
Break-even point
300,000

250,000
Dollars

200,000

Rugi
150,000

100,000

50,000

-
- 100 200 300 400 500 600 700 800

Volume (unit)
TARGET NET PROFIT ANALYSIS

Formula CVP dapat pula digunakan untuk menentukan berapa volume penjualan yang
dibutuhkan untuk mencapai target net profit (laba yang direncanakan). Sebagai contoh, Sport
company dapat menentukan berapa jumlah barang yang harus terjual jika direncanakan profit $
40,000. Hal ini dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan CVP:
Sales = Variable expenses + Fixed expenses + profits
$ 250 X = $150 X + $35,000 + $40,000
$ 100 X = $75,000
X = $75,000 / $100
X = 750 unit sepeda

MARGIN OF SAFETY

Margin of safety (MS) adalah kelebihan (selisih lebih) actual sales/budgeted sales di atas
break even sales. MS dapat dirumuskan sebagai berikut:
MS = Total sales (budgeted atau actual) – Breakeven sales

MS dapat juga digunakan untuk mengetahui berapa penurunan jumlah sales yang dapat
dilakukan tanpa mengalami kerugian. Mengacu pada contoh di atas, jika diasumsikan budgeted
sales atau actual sales adalah 500 unit maka MOS adalah: $ 50,000 (yaitu : $ 250,000 - $ 200,000)
atau 100 unit (yaitu: 500 unit – 400 unit).
Tabel 3.4. Break even sales dan actual sales

Break even sales Actual sales


(400 unit) (500 units)
Sales ($ 500 per unit) $ 200,000 $ 250,000
Variable expenses 120,000 150,000
Contribution Margin 80,000 100,000
Fixed expenses 80,000 80,000
Net operating income 0 20,000

Margin of safety dapat juga ditunjukkan dalam bentuk persentase dengan formula:

$250,000¿
MS( $ ) $50,000¿ ¿
Totalsales = ¿ = 20 % dari penjualan

COST STRUCTURE
Cost structure adalah proporsi antara fixed cost dan variable cost dalam suatu organisasi.
Perusahaan yang capital-intensive (terotomatisasi) memiliki proporsi fixed expense yang lebih besar
dari pada perusahaan yang labor-intensive (manual). Ini disebabkan karena pada capital-intensive
tidak lagi melakukan pembayaran upah direct labor (tenaga kerja langsung) secara variable.
Bagaimana pengaruh cost structure terhadap stabilitas profit, dapat dilihat pada perbandingan dua
perusahaan berikut ini.

Tabel 3.4. Pengaruh cost structure terhadap stabilitas profit

Perusahaan X Perusahaan Y
(VC tinggi & FC (VC rendah & FC
rendah) tinggi)
Jumlah Persen Jumlah Persen
Sales $ 100,000 100 $ 100,000 100
Less: Variable expenses 60,000 60 30,000 30
Contribution Margin 40,000 40 70,000 70
Less: Fixed expenses 30,000 60,000
Net income $ 10,000 $ 10,000

Jika sales mengalami kenaikan sebesar $ 10,000 maka net income mengalami kenaikan pula.
Akan tetapi, kenaikan laba lebih sensitif pada perusahaan Y yang struktur variabel cost-nya lebih
rendah. Lebih jelas dapat dibandingkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5. Pengaruh cost structure terhadap stabilitas profit

Perusahaan X Perusahaan Y
(VC tinggi & FC rendah) (VC rendah & FC tinggi)
Jumlah Persen Jumlah Persen
Sales $ 110,000 100 $ 110,000 100
Less: Variable expenses 66,000 60 33,000 30
Contribution Margin 44,000 40 77,000 70
Less: Fixed expenses 30,000 60,000
Net income $ 14,000 $ 17,000

Dari table 3.4 dan 3.5 di atas dapat dibandingkan pengaruh perubahan sales terhadap net income
antara perusahaan X dan perusahaan Y. Pada perusahaan X, kenaikan sales 10% dapat meningkatkan
laba sebesar $4,000, sedangkan pada perusahaan Y, kenaikan sales 10% dapat meningkatkan laba
lebih besar yaitu $7,000. Sebaliknya, pada perusahaan X, penurunan sales 10% akan menurunkan laba
$4,000, sedangkan pada perusahaan Y, penurunan tersebut dapat menurunkan laba lebih besar yaitu
$7,000.

OPERATING LEVERAGE
Operating leverage digunakan oleh manajer untuk mengetahui berapa besar kemampuan
penjualan menaikkan profit perusahaan. Berapa tingkat kemampuan sales merubah profit disebut
Degree of operating leverage.
Contribution margin
Degree of operating leverage (DOL) =
Net income
Contoh:
Actual sales
(500 unit)
Sales $ 250,000
Less: variable expenses 150,000
Contribution margin 100,000
Less: fixed expenses 80,000
Net income $ 20,000

$100,000
DOL = 20,000 = 5 kali

DOL perusahaan di atas adalah 5 kali, artinya jika sales perusahaan naik 10% dari sales
sebelumnya, maka profit perusahaan akan naik 50% (yaitu: 5 x 10%) dari profit sebelumnya. Ini
dapat diartikan juga bahwa kemampuan sales untuk merubah atau mempengaruhi jumlah profit adalah
5 kali. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada perhitungan sebagai berikut:
Tabel 3.6. Degree operating leverage

Actual sales Actual sales


500 unit 550 unit
(Meningkat 10% )
Sales $ 250,000 $ 275,000
Less: variable expenses 150,000 165,000
Contribution Margin 100,000 110,000
Less: fixed expenses 80,000 80,000
Net operating income 20,000 30,000

Pada table di atas, menunjukkan bahwa kenaikan sales 10% (10% x 500 unit = 50 unit) atau $ 25,000
dapat menaikkan profit 50% dari profit sebelumnya (50% x $20,000 = $ 10,000). Perusahaan yang
proporsi fixed cost-nya lebih tinggi dari pada variable cost-nya akan memiliki operating leverage yang
lebih besar, yaitu sales/asset memiliki kemampuan yang besar untuk merubah profit. Artinya,
kenaikan sales akan menaikkan profit perusahaan dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya,
perusahaan yang proporsi fixed cost-nya lebih rendah dari pada variable cost-nya akan memiliki
operating leverage yang lebih rendah. Penjelasan ini, dapat ditunjukkan dengan menampilkan
kembali perusahaan X dan perusahaan Y (table 3.5 dan 3.6).

Perusahaan X Perusahaan Y
DOL $ 40,000 / $ 10,000 = 4 $ 70,000 / $ 10,000 = 7
Peningkatan sales $ 10,000 $ 10,000
Peningkatan profit $ 4,000 $ 7,000

Ketika perusahaan X menaikkan sales 10% (yaitu dari $ 100,000.- menjadi $ 110,000) maka
profit-nya meningkat 40% yaitu $ 4,000. Adapun perusahaan Y, ketika menaikkan sales 10% maka
profitnya meningkat 70% yaitu $7,000.

Sales Mix dan Break-Even Analysis


Perusahaan tidak selalu menghasilkan produk tunggal. Beberapa perusahaan memproduksi
lebih dari satu jenis produk. Kombinasi relatif beberapa produk yang dijual disebut sales mix. Jika
perusahaan menjual lebih dari satu jenis produk, analisis BEP-nya lebih kompleks karena perbedaan
pada selling price, costs, dan contribution margin.

Konsep Sales Mix

1. Sales mix proporsi relatif produk-produk terjual.


2. Produk-produk yang berbeda memiliki selling prices, cost structures, and contribution margin
yang berbeda.
Contoh:
Sepeda anak-anak Kereta bayi Total
Sales $250,000 $ 350,000 $ 600,000
Variable expenses $150,000 60% 175,000 50% 325,000 54,17%
Contribution margin $100,000 40% 175,000 50% 275,000 45,83%
Fixed expenses 80,000
Net operating income 195,000

Sales mix $250,000 41,67% $ 350,000 58,33% $ 600,000 100%

Break-even sales = Fixed expenses / CM Ratio


= $ 80,000 / 45,83%
= $ 174,558

Dengan komposisi :
 BEP untuk sepeda anak-anak = 41,67% x $ 174,558 = $ 72,738 dan
 BEP untuk kereta bayi = 58,33% x $ 174,558 = $ 101,819

Asumsi yang digunakan pada analisis Cost-volume-profit


1. Fungsi pendapatan dan fungsi biaya adalah linier. Dengan merujuk ke pendapat ahli ekonomi,
maka perlu dipertimbangkan fungsi kurvalinier atas pendapatan dan biaya. Pada rentang volume
penjualan tertentu hubungan garis linier antara volume, pendapatan dan biaya adalah valid
(misalnya garis liniernya cenderung mendatar), tetapi ketika rentang volume penjualan berubah
maka hubungan linier antara volume, pendapatan, dan biaya akan berubah pula (boleh jadi garis
liniernya cenderung lebih tegak).
2. Harga, total biaya tetap, dan biaya variabel perunit dapat diidentifikasi secara akurat, serta tetap
konstan sepanjang rentang yang relevan. Ini berarti, batasan rentang relevan dapat diidentifikasi.
3. Jumlah yang diproduksi sama dengan yang dijual.
4. Pada analisis sales mix, komposisi atau bauran penjualan diketahui atau diprediksi dengan pasti.
5. Harga jual diasumsikan telah diketahui dengan pasti.

Pertanyaan

1) Jelaskanlah bagaimana analisis CVP dapat digunakan pada perencanaan manajerial.


2) Sebutkanlah definisi titik impas (BEP)
3) Jelaskanlah mengapa marjin kontribusi per unit menjadi laba per unit di atas titik impas.
4) Apabila marjin kontribusi per unit adalah $7 dan titik impas adalah 10.000 unit , berapa
laba yang akan dihasilkan perusahaan jika penjualan mencapai 15.000 unit?
5) Apakah yang dimaksud dengan variable cost ratio? MCR? Bagaimana hubungan di antara
keduanya ?
6) Misalkan suatu perusahaan memiliki biaya tetap sebesar $200.000 dan MCR = 0,4.
Berapa pendapatan penjualan yang harus dihasilkan perusahaan untuk mencapai titik
impas ?
7) Misalkan suatu perusahaan dengan rasio marjin kontribusi sebesar 0,3 meningkatkan
beban iklannya sebesar $10.000 dan karenanya penjualan naik $30.000. Apakah langkah
untuk meningkatkan beban iklan tersebut merupakan keputusan yang tepat ?
8) Sebutkanlah definisi sales mix dan berilah contoh untuk mendukung definisi anda .
9) Jelaskan bagaimana analisis CVP yang dikembangkan untuk produk tunggal dapat
digunakan dalam pengaturan multiproduk ?
10) Anggaplah suatu perusahaan memiliki dua produk A dan B . Pada tahun lalu telah dijual
2.000 unit produk A dan 1.000 unit produk B. Bauran penjualan yang serupa diharapkan
untuk tahun berikutnya . Total beban tetap adalah $30.000 , dan marjin kontribusi per unit
adalah $10 untuk A dan $5 untuk B . Berapa unit produk A dan B yang harus dijual
untuk mencapai titik impas ?
11) Wilson Company memiliki rasio marjin kontribusi sebesar 0,6 . Titik impasnya adalah
$100.000 . Selama tahun berjalan , Wilson menghasilkan total pendapatan sebesar
$200.000 . Berapakah laba Wilson ?
12) Jelaskan bagaimana perubahan bauran penjualan dapat mengubah titik impas
perusahaan .
13) Sebutkanlah definisi dari safety margin. Jelaskan bagaimana ia dapat digunakan sebagai
ukuran kasar pada risiko operasi .
14) Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan istilah leverage operasi . Apakah dampak
peningkatan leverage tersebut terhadap risiko?
15) Bagaimana analisis sensitivitas dapat digunakan dalam hubungannya dengan analisis CVP
?
16) Mengapa pendekatan ABC pada analisis CVP menawarkan hasil yang lebih baik daripada
pendekatan konvensional?

Soal 1

Tom Flannery telah menemukan resep ayam goreng baru dan berencana membuka restoran di
Oklahoma City. Mertuanya setuju untuk menginvestasikan modal sebesar $500.000 setelah Tom
menjanjikan laba 20 persen dari pendapatan penjualan. Tom mengestimasi bahwa total beban
tetap akan sekitar $24.000 per tahun dan beban variable diperkirakan 40 persen dari
pendapatan penjualan .
Diminta :
1. Berapakah penjualan yang harus dihasilkan Tom agar memperoleh laba sebesar 20
persen dari pendapatan penjualan?
2. Apabila Tom berencana menjual kotak ukuran 12 potong daging ayam dengan harga
$10 per kotak , berapa kotak yang harus dijual Tom untuk menghasilkan laba sebesar
20 persen dari penjualan?
3. Misalkan mertua Tom menuntut agar laba setelah pajak harus mencapai 20 persen dari
penjualan. Menurut asumsi ini, berapakah penjualan yang harus dihasilkan oleh bisnis
daging ayam tersebut? Asumsikan tarif pajak 5% dari net profit perusahaan.

Soal 2

Berikut ini disajikan anggaran laba rugi bulan depan dari dua perusahaan yang berbeda dalam industri
yang sama

Perusahaan A Perusahaan B
Penjualan $ 500.000 $ 500.000
Dikurangi : Beban variable (400.000) (200.000)
Marjin kontribusi $ 100.000 $ 300.000
Dikurangi : Beban tetap ( 50.000) (250.000)
Laba bersih $ 50.000 $ 50.000

Diminta :

1. Hitunglah titik impas masing-masing perusahaan . Jelaskan mengapa titik impas


perusahaan B lebih tinggi .
2. Misalkan kedua perusahaan mengalami kenaikan pendapatan sebesar 50 persen .
Hitunglah persentase perubahan laba masing-masing perusahaan . Jelaskan mengapa
persentase kenaikan laba perusahaan B jauh lebih besar dari perusahaan A .

Soal 3
Toko Indo Musik adalah distributor penjualan alat musik piano merk AA. Keuntungan perusahaan
selama dua bulan terakhir ditampilkan sebagai berikut:

Januari Februari
Per unit Total (15 unit) Per unit Total (20 unit)
Sales (penjualan) (Rp) 30.000.000,- 40.000.000,-
Cost of goods sold 18.000.000,- 24.000.000,-
Gross Margin 12.000.000,- 16.000.000,-
Operating expenses:
Salaries & commission expense 6.000.000,- 7.000.000,-
Delivery expense (angkut 300.000,- 400.000,-
penjualan) 600.000,- 600.000,-
Depreciation exp. 500.000,- 500.000,-
Rent exp. (sewa) 4.600.000,- 7.500.000,-
Net income

Diminta:

1. Isilah kolom per unit pada tabel di atas dan jelaskan setiap angka tersebut.
2. Pada bulan Maret, perusahaan berencana menaikkan variable expenses-nya sebanyak Rp
175.000 per piano, berapakah CM/unit, CMR, dan BEP (dalam unit dan Rp) yang baru?
3. Jelaskan maksud dari CM/unit, CMR, dan BEP pada jawaban no. 2 di atas.
4. Jika perusahaan menginginkan net profitnya pada bulan Maret sebesar Rp. 7.500.000 (sama
dengan bulan Februari), berapakah jumlah piano yang harus terjual ?
5. Jika perusahaan ingin menaikkan salesnya 20% dari jawaban no. 4, berapakah perkiraan
kenaikan net profit dari net profit bulan Februari (gunakan DOL)? apakah maksud dari DOL
tersebut?
Soal 4
Berikut ini adalah data manufacturing cost (biaya produksi) PT. Anggun selama 4 bulan pertama
tahun 2009. Susunlah Contribution Income Statement untuk bulan April harga jual per produk Rp.
15.000 dan beban administrasi dan penjualan terdiri atas:
Beban Fixed = 50.000 per bulan
Beban Variabel = 10.000 per produk terjual
(untuk mixed cost, harus diurai ke variable cost dan fixed cost, gunakan metode yang paling
sederhana)

Month Unit Direct Payroll Factory Overhead Costs (Rp)


product Material (Direct Payroll Indirect Mainten Deprect
labor) (Indirect Material ance .
labor)
Januari 60 60.000 35.000 75.000 24.000 41.000 10.000
Pebruari 70 70.000 40.000 75.000 28.000 47.600 10.000
Maret 90 90.000 50.000 75.000 36.000 55.100 10.000
April 120 120.000 60.000 75.000 48.000 78.700 10.000

b. PT Anggun merencanakan peningkatan penjualan pada bulan Mei 2009 sebanyak 15% lebih
tinggi dari penjualan bulan April. Jika rencana ini terealisasi, berapakah kenaikan net
income pada bulan Mei ? (gunakan DOL)
c. Manajer pembelian memperkirakan bahwa harga direct material akan naik mulai bulan Mei
sebesar 10% dari harga sebelumnya. Manajer SDM (HRD) juga merencanakan akan
menaikkan salary untuk indirect labor 5% pada bulan Juni. Jika demikian, berapakah
perkiraan BEP unit dan BEP sales pada bulan Juni?

Soal 5

COST STRUCTURE (Kasus PT. Anggun)

Direktur PT. Anggun (lihat soal 4) berencana merubah sistem produksinya dari labor-
intensive (padat karya=sistem manual) ke capital-intensive (padat modal=terotomatisasi). Perubahan
ini akan merubah payroll (untuk Direct labor) menjadi fixed cost sebesar Rp 75.000 per bulan. Selain
itu, depreciation akan bertambah dari Rp. 10.000 menjadi Rp. 20.000 per bulan. Menurut saudara,
apakah saudara setuju jika perusahaan tetap mempertahankan sistem labor-intensive atau merubah ke
capital intensif. Apa analisis atau dasar pertimbangan saudara.

Soal 6.

Etika dan Penerapan CVP

Nyonya Murni, manajer pemasaran untuk divisi yang memproduksi berbagai produk kertas.

Salah satu lini produk baru yang sedang dikembangkan adalah lini serbet kertas. Atas permintaan
manajer divisi, Ny. Murni melakukan analisis pemasaran untuk memproyeksikan prakiraan penjualan

untuk lini serbet kertas tersebut. Hasilnya adalah, diproyeksikan penjualan tahunan akan mencapai

30.000 kotak. Bersamaan dengan itu, manajer divisi sedang mempertimbangkan proses produksi

serbet kertas tersebut. Ada dua alternatif proses produksi, yaitu sistem produksi manual dan sistem

produksi terotomatisasi. Proses produksi pertama (manual) memerlukan variable cost sebesar $ 10 per

kotak dan fixed cost $ 100.000. Sedangkan proses produksi kedua (terotomatisasi) akan memerlukan

variable cost $ 6 per kotak dan fixed cost $ 200.000. Harga jual per kotak adalah $ 30.

Proses produksi yang pertama adalah proses padat karya (labor-intensive), sedangkan proses

produksi kedua adalah proses padat modal (capital-intensive) yang hanya memerlukan sedikit tenaga

manusia. Jika proses produksi kedua diterapkan akan banyak tenaga kerja yang terkena PHK, akan

tetapi mampu memproduksi 30.000 kotak sesuai dengan perkiraan penjualan. Sedangkan jika memilih

proses produksi pertama, maka tidak akan terjadi PHK, tetapi kapasitas produksinya tidak mampu

mencapai 30.000 kotak per tahun.

Setelah mempertimbangkan situasi tersebut, Ny. Murni merubah perkiraan penjualannya

menjadi 22.000 kotak pertahun, karena jika perkiraan penjualan tetap 30.000 kotak akan mendorong

manajer divisi untuk menerapkan proses produksi kedua, yang berarti juga akan menimbulkan PHK.

Manajer divisi lebih mementingkan kuantitatif dalam pengambilan keputusan dan biasanya

mengabaikan aspek kualitatif.

Diminta:

1. Hitunglah BEP untuk dua alternatif tersebut.


2. Apakah dengan menjual 30.000 kotak dengan proses produksi kedua akan menghasilkan laba
yang lebih besar dari pada menjual 22.000 kotak dengan menggunakan proses pertama?
3. Pada rentang penjualan berapakah proses produksi pertama lebih menguntungkan dari pada
proses produksi ke dua? Dan sebaliknya pada rentang penjualan berapa proses produksi kedua
lebih menguntungkan daripada proses pertama?
4. Bagaimanakah menurut saudara tindakan yang dilakukan oleh Ny. Murni yang merubah
perkiraan penjualannya? Apakah termasuk tindakan etis atau tidak berdasarkan kode etik
akuntan manajemen? (Kode etik akuntan manajemen dapat dilihat pada pokok bahasan I)
Soal 7
Perusahaan hiburan Metropolitan Ballets mempertunjukkan lima tarian per tahun, yaitu The
Dream, Petrushka, The Nutcracker, Sleeping Beauty, dan Bugaku. Pada musim yang akan datang, ke
lima tarian tersebut direncanakan akan ditampilkan. Rincian biaya untuk setiap jenis tarian adalah:
1) Biaya seragam, peralatan panggung, latihan, royalti, honor artis tamu, gaji staf produksi, alat
musik, dan lemari pakaian. Biaya-biaya ini adalah tetap untuk setiap tarian tanpa
memperhatikan jumlah pertunjukannya. Adapun fixed cost tersebut untuk setiap tarian sebagai
berikut:
The Dream, Petrushka, The Nutcracker, Sleeping Beauty, Bugaku
$ 275,500 $ 145,500 $ 70,500 $ 345.000 $ 155.500

2) Biaya Orkes Utah, Sewa Auditorium, Gaji Penari adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
setiap pertunjukkan masing-masing tarian. Jumlah biaya tersebut adalah:
Orkes Utah $ 3.800
Sewa Auditorium $ 700
Gaji Penari $ 4.000

Total $ 8.500 untuk setiap pertunjukan per tarian.

Jumlah atau jadwal sementara pertunjukan telah disusun oleh presiden direktur dan manajer
umum sbb:

The Dream 5
Petrushka 5
The Nutcracker 20
Sleeping Beauty 10
Bugaku 5

3) Fixed cost lainnya yang dikeluarkan yaitu: advertise, insurance, Administrative salaries, rent
for office, dan sebagainya. Biaya-biaya ini adalah biaya umum yang mendukung
berlangsungnya keseluruhan acara selama satu musim yang akan datang. Rincian biaya
diperkirakan sebagai berikut:
Advertise $ 80.000
Insurance $ 15.000
Administrative salaries $ 222.000
Rent for office, dan sebagainya $ 84.000
Total $ 401.000
4). Auditorium tempat tarian dipertunjukkan memiliki 1.854 kursi dengan harga tiket $35.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, rata-rata penjualan tiket untuk setiap tarian adalah:
Nutcracker 100% dari jumlah kursi
Lainnya 80% dari jumlah kursi
Diharapkan persentase penjualan tiket di atas masih berlaku untuk pertunjukan musim depan
ini.
Diminta:
 Susunlah contribution income statement untuk setiap tarian berdasarkan jumlah
sementara pertunjukan yang telah disusun oleh presiden direktur bersama manajer umum.
 Berapakah jumlah minimal pertunjukan setiap tarian yang dibutuhkan untuk menutupi
fixed cost setiap tarian?
 Berapakah jumlah pertunjukan setiap tarian yang dibutuhkan untuk dapat menutupi fixed
perusahaan secara keseluruhan (BEP sales mix).

The Petrushka The Sleeping Bugaku Total


Dream Nutcracker Beauty
Sales
Variable expenses

Contribt. Marg.
Fixed expenses danc.

Margin per dancing


General fixed cost

Net income

Anda mungkin juga menyukai